Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
Foto itu jatuh di dekat kakiku, aku membungkuk dan mengambilnya, lalu menatap Yuna Mai yang kecewa.
"Refaldy Ying, kamu tanda tangan saja, itu tidak akan mengurangi daging kamu.” Aku memberikan foto itu ke Refaldy Ying, dan kemudian mengambil pena dari tangan Yuna Mai, "Tanda tangan, anggap saja aku adalah penggemar kamu. "
Refaldy Ying mengambil nya dengan perasaan tidak senang, lalu menandatangani namanya.
Aku melihatnya setelah tanda tangan, mengambil foto itu, lalu mengopernya ke arah Yuna Mai, berkata: “Nantinya jika kamu ingin tanda tangannya, langsung berikan saja ke Refaldy Ying, jika dia tidak mau tanda tangan, kamu datang cari aku.”
“Terima kasih, kakak.” Setelah Yuna Mai mengucapkan terima kasih, dia meninggalkan mereka dengan perasaan puas.
Aku melihat ekspresi Refaldy Ying yang kusam, mengejeknya: "Jelas-jelas tahu bahwa gadis itu suka padamu, ingin menolaknya, tapi takut akan menyakiti hatinya yang baik hati, jadi kamu sengaja menjauhinya, cara seperti ini tidak benar.”
Aku mengetahui isi pikiran Refaldy Ying, sebagai seorang pria, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui isi hati Yuna Mai yang seperti penggemarnya.
“Ayo pergi, aku akan mengantar kamu pulang.” Refaldy Ying berjalan dulu di depan, lalu aku bergegas mengikutinya dari belakang.
Dengan begini, dia mengantarku kembali ke pintu gerbang kediaman Yi, dia bilang dia tidak akan masuk, takut akan ada salah paham, dan membuatku kesusahan, aku turun dari mobil, lalu mengucapkan selamat tinggal padaku dan pergi.
Ketika saya memasuki ruangan tamu, Ibu mertua sedang menemani Bella bermain,begitu melihat aku, segera menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda, bertanya : “Mengapa hari ini tidak mengendarai mobil?"
“Mobil itu rusak,” Aku menjawabnya, lalu melangkah maju, melihat, Bella sedang menggambar seluruh anggota keluarga, dia sedang menggambar Neneknya, gambarnya terlihat sangat berlebihan, dan sangat lucu.
Bernice tersandung saat belajar berjalan, lalu perlahan-lahan mendekat ke arah aku saya, setelah itu memeluk aku dan terkikik.
Tiba-tiba, aku teringat percakapan antara dua wanita di kamar mandi pada hari ini, membicarakan soal bahwa aku hanya bisa melahirkan anak perempuan bukan anak laki-laki, seketika aku langsung panik.
Walaupun kedua wanita itu mengatakan hal yang mengandung sarkasme, tetapi omongan mereka sangat masuk akal, jika di keluarga berada, tidak ada laki-laki, adalah sebuah masalah yang benar-benar berbahaya.
Tiba-tiba aku merasa sangat sedih, sekarang sudah abad berapa, dan aku masih seperti orang bodoh yang ingin memiliki seorang anak laki-laki.
Aku sendiri ada seorang wanita yang memandang rendah wanita, kalau begitu berharap kepada siapa untuk bisa mengandalkan diri sendiri?
Saat menemani anak-anak, aku sangat senang.
Menunggu sampai anak-anak tertidur, Ibu mertua memberitahu aku, bahwa nanti lain kali jika dia pergi menyembah Buddha, dia akan mengajak aku pergi, berkata bahwa aku memiliki semangat yang kuat, harus menyembah Buddha dengan taat, sehingga dapat membawa kekayaan dan ketenangan bagi keluarga Yi.
Aku menyetujuinya.
Setelah kembali ke kamar, aku mandi dengan air panas, dan lebih awal berbaring di tempat tidur, bisa diperkirakan bahwa karena aku sudah tidur di mobil, jadi sampai sekarang pun aku tidak mengantuk.
Aku melihat berita hiburan, lalu baru menyadari bahwa aku melihat berita tentang Justin Lin dan Cynthia Ouyang yang menjadi berita utama, curiga bahwa Justin Lin ada kekasih rahasianya.
Sebagai seorang seniman, bahkan di dalam hubungan percintaan dan pernikahan pun tidak ada privasi, bisa diperkirakan bahwa sekarang, perut Cynthia Ouyang masih rata, jika mulai ada tonjolan, mungkin sudah ada berita yang menulis tentang itu.
Berita lain dari Michael, dalam sebulan, produk barunya akan dirilis.
Ketika aku meletakkan telepon ku, aku merasa sangat berat, benar-benar iri jika aku tahu bahwa mereka adalah teman perjuangan ku, sekarang aku benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi situasi sekarang.
Apakah benar-benar harus menjadi manajer departemen bisnis pakaian seperti yang dikatakan Jonathan? Apakah aku benar-benar bisa berkompeten? Dalam situasi seperti sekarang, apakah parah karyawan itu bisa melayani aku?
Semua ini adalah masalahnya, memperparah masalah yang sudah ada.
Sekitar jam sebelah malam lebih, Jonathan kembali ke rumah, membuka pintu, dia penasaran melihat aku yang masih duduk.
“Masih belum tidur?” Dia bertanya, sambil berjalan, dia menarik dasinya.
“Aku akan membantumu menyalakan air panas, kamu mandi dulu.” Ketika kata-kata itu terucap, aku membuka selimut, lalu bangkit dari tempat tidur, masuk ke dalam kamar mandi, setelah menyalakan air panas, lalu keluar.
“Kenapa mobilmu tidak ada di bawah?” Jonathan juga memperhatikan masalah ini.
Aku tidak ingin menyembunyikan ini dari Jonatha, dan berkata: “Hari ini saat mengendarai mobil, aku sedikit tidak sadar, jadi menabrak mobil lain."
Setelah mendengar ini, Jonathan melangkah maju ke depan, tangannya mengenggam erat pundakku, dan menundukkan kepalanya menatap ku dari atas ke bawah, bertanya dengan nada khawatir, "Apakah kamu baik-baik saja?"
Aku menggelengkan kepala dan tersenyum, dan menjawab: "Tidak apa-apa, tiba-tiba saja aku menginjak rem, orang lain juga kaget jadi menabrak bagian belakang mobil, tidak ada masalah besar.”
“Kalau begitu bagus.” Jonathan menghela nafas lega, mengulurkan tangannya yang besar, merapikan rambut yang berantakan di pipiku, berkata, “Kenapa kamu terlihat begitu lelah?”
"Tidak lelah." Aku berbohong, jelas-jelas lelah, tetapi aku pura-pura tidak keberatan, "Pergilah mandi, ada yang ingin aku katakan."
“Ada apa?” Jonathan mengerutkan kening.
“Kamu pergi mandi dulu, masalah ini hanya bisa dikatakan setelah kamu mandi.” Aku mendorong Jonathan, dan mendesaknya untuk sesegera mungkin pergi mandi.
Aku menyiapkan pengering rambut, handuk kering, menunggu Jonathan keluar. Sekitar lima belas menit, Jonathan keluar dari kamar mandi, aku melangkah maju ke depan, menyeka rambutnya, mengeringkan rambutnya, melayaninya seperti ini bisa dikatakan aku cukup perhatian.
Jonathan kaget dengan keramahan ku, dan bertanya: "Christine Mo, sebenarnya ada apa, kamu tiba-tiba menjadi sangat rajin, membuatku menjadi panik."
Tanganku memeriksa apakah rambut Jonathan sudah cukup kering atau belum, setelah kering, aku segera merapikan pengering rambut.
“Apakah kamu haus?” Tanyaku dengan hati-hati, setelah aku merapikan semuanya.
"Sedikit."
“Aku akan menuangkan secangkir air hangat untukmu.” Ketika kata-kata itu terlontar, aku membuka pintu, lalu turun memberikan secangkir air hangat untuk Jonathan.
Setelah kembali ke kamar, aku menyerahkan air itu kepada Jonathan, setelah melihatnya menyesap air minumnya, dia mengerutkan kening, bertanya dengan serius, "Sebenarnya ada apa?"
"Jonathan, aku sudah memikirkan masalah ini sejak lama ..." Aku terdiam, tidak tahu harus bagaimana melanjutkan topik ini.
“Katakan saja!” kata Jonathan mendesak ku, lalu minum air putih.
“Mari kita memiliki seorang anak laki-laki!” Begitu kata-kata itu terlontar, air yang belum ditelan oleh Jonathan, menyebur keluar, dia tersedak.
Dia menyingkirkan gelas itu, menunggu sampai batuknya berhenti, lalu dia mengulurkan tangan dan memeriksa suhu dahiku, berkata, "Tidak demam."
Aku memandangnya dengan dingin, bertanya, "Kenapa, kamu pikir sarafku tidak normal?"
“Mengapa tiba-tiba kamu memiliki ide seperti itu?” Jonathan bingung, memang ini sangat tiba-tiba, awalnya aku tidak ingin melahirkan, tetapi karena karena kedua wanita tadi mengatakannya, aku merasa seperti tidak bisa apa-apa, bahkan tidak bisa melahirkan anak laki-laki, bahkan merasa diriku gagal.
“Aku ingin melahirkan lagi,” kataku dengan sungguh-sungguh, menundukkan kepalaku, aku berkata dengan nada tidak menyenangkan.
Jonathan tersenyum tipis, lalu dengan tangannya yang besar, dia mengangkat daguku, menatapku, dan berkata, "Takut aku akan meninggalkanmu?"
"Tidak."
"Takut ibu akan mengomeli kamu?"
“Aku sudah mati rasa,” Jawabku, ada sebagian Ibu mertua selalu berpikir soal cucu laki-laki, kemudian, setelah kejadian Bibi Cheng, dia tidak mendesak lagi seperti sebelumnya.
" Christine Mo, kita sudah memiliki dua anak, sudah cukup, aku tidak berharap kamu melahirkan lagi, dalam kehidupan ini, siapa yang bangga jika mempunyai anak terbanyak?” Alis Jonathan terangkat, "Aku Jonathan Yi ditakdirkan untuk memiliki empat wanita di kehidupan ini. "
Aku mengerti empat wanita itu, Ibu Mertua, aku, dan dua anak perempuan, tetapi apakah hidup nya sempurna? Tidak mungkin ada penyesalan di hati Jonathan kan?
Sudut mataku memerah, aku mengulurkan tangan, lalu memeluk Jonathan, dan meletakkan wajahku di dadanya, sambil mendengarkan detak jantungnya yang kuat, hatiku terasa hambar, "Jonathan, aku hanya ingin melahirkan, tidak ada orang yang teraniaya, aku tidak mau ada penyesalan di hidupmu. "
“Bodoh,” kata Jonathan dengan sabar.
"Aku takut jika umur ku semakin tua, aku tidak bisa melahirkan lagi.” kataku dengan sedih, "Kita telah bersama selama ini, juga belum melakukan kontrasepsi, tetapi selalu belum hamil, aku pikir itu mungkin karena aku telah berkali-kali hamil, mungkin ada masalah dengan tubuhku, jadi sudah selama ini masih belum ada pergerakan. "
Jonathan tidak mengatakan apa-apa.
Aku melanjutkan: "Aku ingin memilih waktu pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes."
“Benar-benar ingin melahirkan seorang anak laki-laki?” Jonathan berbisik di telingaku.
Aku mengangguk, "Aku ingin melahirkan."
“Jika masih anak perempuan?” Jonathan meledek ku, memang pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat tidak serius, persoalan melahirkan anak laki-laki dan perempuan ini tidak bisa dikontrol, apabila anak ketiga masih anak perempuan, bukankah itu di luar pemikiranku?
Aku tidak mengatakan apa-apa, aku juga tidak dapat menjamin bahwa anak yang ketiga pasti anak laki-laki.
Melihat aku diam, Jonathan tersenyum, mengulurkan tangannya ke ujung hidungku, dan berkata, "Pembuatan ini adalah hal yang alami, bisa saling menikmari adalah pemahaman di antara suami dan istri, apakah kamu mengerti?"
Aku masih belum memberikan reaksi, Jonathan menggendong ku, sepertinya aku terbiasa dibuat kaget olehnya, langsung saja aku melingkarkan tanganku pada lehernya, menikmati pesona pria yang unik di dalam dirinya.
Kami terjalin erat, dan saling memiliki satu sama lain.
Dalam beberapa hari ini, departemen personalia memberitahukan, bahwa aku berhasil menjadi manajer departemen bisnis pakaian, ruang kantor ku juga yang berada di luar dekat pojok kecil, dipindahkan, dan mempunyai kantor sendiri.
Meskipun terlalu banyak orang yang tidak yakin, tidak mungkin untuk ku, setiap orang tidak berani membicarakan aku.
Pada akhir pekan, aku menyembunyikan dari Jonathan bahwa aku pergi ke rumah sakit, aku aku mengambil nomor dan pergi memeriksa ke dokter kandungan, untuk memeriksa tentang masalah hamil atau tidak, setelah melewati pemeriksaan, kecuali ada sedikit peradangan, tubuh ku tidak ada perbedaan.
Aku bertanya kepada dokter, mengapa sebelumnya aku begitu mudah hamil, sekarang ingin tetapi selalu tidak bisa hamil.
Dokter menyuruh aku buat santai, jangan terlalu gugup.
Memang, bisa diperkirakan bahwa aku bisa tertekan, barulah pikiran ku bisa kacau.
Setelah aku keluar dari rumah sakit, aku menyalakan mobil untuk pergi, baru saja kembali, masih belum berbalik, mobil ku sudah ditabrak lagi, kali ini bukan aku yang menabraknya, rasanya orang itu sengaja menabraknya.
Mobil baru ini saja kembali dua hari lalu, dan tidak mungkin sebelum saatnya tiba, akan dikirim lagi untuk perbaikan.
Aku keluar dari mobil, bergegas ke Land Rover itu, lalu memakinya: "Kamu buta ya, apakah kamu membawa memiliki SIM sehingga dapat menabrak?"
Pada saat ini, ketika pintu terbuka, aku melihat seorang pria dengan rambut pirang, mengenakan pakaian denim warna biru muda, mengenakan kacamata hitam, pria yang mengunyah permen karet itu keluar, sekali lihat, aku tahu bahwa dia tahu bahwa tidak mudah untuk diprovokasi.
Jika tahu dari awal, barusan aku harusnya lebih sungkan sedikit, tidak akan menunggu dulu lalu turun dari mobil tanpa memberi kompensasi, apakah orang-orang juga masih harus dipukuli?
Aku diam-diam menelan ludah, ternyata aku juga orang yang suka bullying dan kekerasan.
“Apa kamu bermarga Mo?” Pria itu melepas kacamata hitamnya, menatapku dingin.
Aku mengerutkan kening pada pria asing di depanku ini, aku yakin bahwa aku tidak mengenalnya, tetapi karena dia tahu aku bermarga Mo, dia pasti mengenal aku.
“Apakah kita saling mengenal?” Aku bertanya ragu, sejujurnya, aku pikir orang ini adalah pendatang yang buruk, kalau tidak, dia tidak akan bertemu denganku, dalam tabrakan mobil.
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCutie Mom
AlexiaKisah Si Dewa Perang
Daron JayBretta’s Diary
DaniellePenyucian Pernikahan
Glen ValoraMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)