Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki

Foto itu jatuh di dekat kakiku, aku membungkuk dan mengambilnya, lalu menatap Yuna Mai yang kecewa.

"Refaldy Ying, kamu tanda tangan saja, itu tidak akan mengurangi daging kamu.” Aku memberikan foto itu ke Refaldy Ying, dan kemudian mengambil pena dari tangan Yuna Mai, "Tanda tangan, anggap saja aku adalah penggemar kamu. "

Refaldy Ying mengambil nya dengan perasaan tidak senang, lalu menandatangani namanya.

Aku melihatnya setelah tanda tangan, mengambil foto itu, lalu mengopernya ke arah Yuna Mai, berkata: “Nantinya jika kamu ingin tanda tangannya, langsung berikan saja ke Refaldy Ying, jika dia tidak mau tanda tangan, kamu datang cari aku.”

“Terima kasih, kakak.” Setelah Yuna Mai mengucapkan terima kasih, dia meninggalkan mereka dengan perasaan puas.

Aku melihat ekspresi Refaldy Ying yang kusam, mengejeknya: "Jelas-jelas tahu bahwa gadis itu suka padamu, ingin menolaknya, tapi takut akan menyakiti hatinya yang baik hati, jadi kamu sengaja menjauhinya, cara seperti ini tidak benar.”

Aku mengetahui isi pikiran Refaldy Ying, sebagai seorang pria, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui isi hati Yuna Mai yang seperti penggemarnya.

“Ayo pergi, aku akan mengantar kamu pulang.” Refaldy Ying berjalan dulu di depan, lalu aku bergegas mengikutinya dari belakang.

Dengan begini, dia mengantarku kembali ke pintu gerbang kediaman Yi, dia bilang dia tidak akan masuk, takut akan ada salah paham, dan membuatku kesusahan, aku turun dari mobil, lalu mengucapkan selamat tinggal padaku dan pergi.

Ketika saya memasuki ruangan tamu, Ibu mertua sedang menemani Bella bermain,begitu melihat aku, segera menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda, bertanya : “Mengapa hari ini tidak mengendarai mobil?"

“Mobil itu rusak,” Aku menjawabnya, lalu melangkah maju, melihat, Bella sedang menggambar seluruh anggota keluarga, dia sedang menggambar Neneknya, gambarnya terlihat sangat berlebihan, dan sangat lucu.

Bernice tersandung saat belajar berjalan, lalu perlahan-lahan mendekat ke arah aku saya, setelah itu memeluk aku dan terkikik.

Tiba-tiba, aku teringat percakapan antara dua wanita di kamar mandi pada hari ini, membicarakan soal bahwa aku hanya bisa melahirkan anak perempuan bukan anak laki-laki, seketika aku langsung panik.

Walaupun kedua wanita itu mengatakan hal yang mengandung sarkasme, tetapi omongan mereka sangat masuk akal, jika di keluarga berada, tidak ada laki-laki, adalah sebuah masalah yang benar-benar berbahaya.

Tiba-tiba aku merasa sangat sedih, sekarang sudah abad berapa, dan aku masih seperti orang bodoh yang ingin memiliki seorang anak laki-laki.

Aku sendiri ada seorang wanita yang memandang rendah wanita, kalau begitu berharap kepada siapa untuk bisa mengandalkan diri sendiri?

Saat menemani anak-anak, aku sangat senang.

Menunggu sampai anak-anak tertidur, Ibu mertua memberitahu aku, bahwa nanti lain kali jika dia pergi menyembah Buddha, dia akan mengajak aku pergi, berkata bahwa aku memiliki semangat yang kuat, harus menyembah Buddha dengan taat, sehingga dapat membawa kekayaan dan ketenangan bagi keluarga Yi.

Aku menyetujuinya.

Setelah kembali ke kamar, aku mandi dengan air panas, dan lebih awal berbaring di tempat tidur, bisa diperkirakan bahwa karena aku sudah tidur di mobil, jadi sampai sekarang pun aku tidak mengantuk.

Aku melihat berita hiburan, lalu baru menyadari bahwa aku melihat berita tentang Justin Lin dan Cynthia Ouyang yang menjadi berita utama, curiga bahwa Justin Lin ada kekasih rahasianya.

Sebagai seorang seniman, bahkan di dalam hubungan percintaan dan pernikahan pun tidak ada privasi, bisa diperkirakan bahwa sekarang, perut Cynthia Ouyang masih rata, jika mulai ada tonjolan, mungkin sudah ada berita yang menulis tentang itu.

Berita lain dari Michael, dalam sebulan, produk barunya akan dirilis.

Ketika aku meletakkan telepon ku, aku merasa sangat berat, benar-benar iri jika aku tahu bahwa mereka adalah teman perjuangan ku, sekarang aku benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi situasi sekarang.

Apakah benar-benar harus menjadi manajer departemen bisnis pakaian seperti yang dikatakan Jonathan? Apakah aku benar-benar bisa berkompeten? Dalam situasi seperti sekarang, apakah parah karyawan itu bisa melayani aku?

Semua ini adalah masalahnya, memperparah masalah yang sudah ada.

Sekitar jam sebelah malam lebih, Jonathan kembali ke rumah, membuka pintu, dia penasaran melihat aku yang masih duduk.

“Masih belum tidur?” Dia bertanya, sambil berjalan, dia menarik dasinya.

“Aku akan membantumu menyalakan air panas, kamu mandi dulu.” Ketika kata-kata itu terucap, aku membuka selimut, lalu bangkit dari tempat tidur, masuk ke dalam kamar mandi, setelah menyalakan air panas, lalu keluar.

“Kenapa mobilmu tidak ada di bawah?” Jonathan juga memperhatikan masalah ini.

Aku tidak ingin menyembunyikan ini dari Jonatha, dan berkata: “Hari ini saat mengendarai mobil, aku sedikit tidak sadar, jadi menabrak mobil lain."

Setelah mendengar ini, Jonathan melangkah maju ke depan, tangannya mengenggam erat pundakku, dan menundukkan kepalanya menatap ku dari atas ke bawah, bertanya dengan nada khawatir, "Apakah kamu baik-baik saja?"

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum, dan menjawab: "Tidak apa-apa, tiba-tiba saja aku menginjak rem, orang lain juga kaget jadi menabrak bagian belakang mobil, tidak ada masalah besar.”

“Kalau begitu bagus.” Jonathan menghela nafas lega, mengulurkan tangannya yang besar, merapikan rambut yang berantakan di pipiku, berkata, “Kenapa kamu terlihat begitu lelah?”

"Tidak lelah." Aku berbohong, jelas-jelas lelah, tetapi aku pura-pura tidak keberatan, "Pergilah mandi, ada yang ingin aku katakan."

“Ada apa?” Jonathan mengerutkan kening.

“Kamu pergi mandi dulu, masalah ini hanya bisa dikatakan setelah kamu mandi.” Aku mendorong Jonathan, dan mendesaknya untuk sesegera mungkin pergi mandi.

Aku menyiapkan pengering rambut, handuk kering, menunggu Jonathan keluar. Sekitar lima belas menit, Jonathan keluar dari kamar mandi, aku melangkah maju ke depan, menyeka rambutnya, mengeringkan rambutnya, melayaninya seperti ini bisa dikatakan aku cukup perhatian.

Jonathan kaget dengan keramahan ku, dan bertanya: "Christine Mo, sebenarnya ada apa, kamu tiba-tiba menjadi sangat rajin, membuatku menjadi panik."

Tanganku memeriksa apakah rambut Jonathan sudah cukup kering atau belum, setelah kering, aku segera merapikan pengering rambut.

“Apakah kamu haus?” Tanyaku dengan hati-hati, setelah aku merapikan semuanya.

"Sedikit."

“Aku akan menuangkan secangkir air hangat untukmu.” Ketika kata-kata itu terlontar, aku membuka pintu, lalu turun memberikan secangkir air hangat untuk Jonathan.

Setelah kembali ke kamar, aku menyerahkan air itu kepada Jonathan, setelah melihatnya menyesap air minumnya, dia mengerutkan kening, bertanya dengan serius, "Sebenarnya ada apa?"

"Jonathan, aku sudah memikirkan masalah ini sejak lama ..." Aku terdiam, tidak tahu harus bagaimana melanjutkan topik ini.

“Katakan saja!” kata Jonathan mendesak ku, lalu minum air putih.

“Mari kita memiliki seorang anak laki-laki!” Begitu kata-kata itu terlontar, air yang belum ditelan oleh Jonathan, menyebur keluar, dia tersedak.

Dia menyingkirkan gelas itu, menunggu sampai batuknya berhenti, lalu dia mengulurkan tangan dan memeriksa suhu dahiku, berkata, "Tidak demam."

Aku memandangnya dengan dingin, bertanya, "Kenapa, kamu pikir sarafku tidak normal?"

“Mengapa tiba-tiba kamu memiliki ide seperti itu?” Jonathan bingung, memang ini sangat tiba-tiba, awalnya aku tidak ingin melahirkan, tetapi karena karena kedua wanita tadi mengatakannya, aku merasa seperti tidak bisa apa-apa, bahkan tidak bisa melahirkan anak laki-laki, bahkan merasa diriku gagal.

“Aku ingin melahirkan lagi,” kataku dengan sungguh-sungguh, menundukkan kepalaku, aku berkata dengan nada tidak menyenangkan.

Jonathan tersenyum tipis, lalu dengan tangannya yang besar, dia mengangkat daguku, menatapku, dan berkata, "Takut aku akan meninggalkanmu?"

"Tidak."

"Takut ibu akan mengomeli kamu?"

“Aku sudah mati rasa,” Jawabku, ada sebagian Ibu mertua selalu berpikir soal cucu laki-laki, kemudian, setelah kejadian Bibi Cheng, dia tidak mendesak lagi seperti sebelumnya.

" Christine Mo, kita sudah memiliki dua anak, sudah cukup, aku tidak berharap kamu melahirkan lagi, dalam kehidupan ini, siapa yang bangga jika mempunyai anak terbanyak?” Alis Jonathan terangkat, "Aku Jonathan Yi ditakdirkan untuk memiliki empat wanita di kehidupan ini. "

Aku mengerti empat wanita itu, Ibu Mertua, aku, dan dua anak perempuan, tetapi apakah hidup nya sempurna? Tidak mungkin ada penyesalan di hati Jonathan kan?

Sudut mataku memerah, aku mengulurkan tangan, lalu memeluk Jonathan, dan meletakkan wajahku di dadanya, sambil mendengarkan detak jantungnya yang kuat, hatiku terasa hambar, "Jonathan, aku hanya ingin melahirkan, tidak ada orang yang teraniaya, aku tidak mau ada penyesalan di hidupmu. "

“Bodoh,” kata Jonathan dengan sabar.

"Aku takut jika umur ku semakin tua, aku tidak bisa melahirkan lagi.” kataku dengan sedih, "Kita telah bersama selama ini, juga belum melakukan kontrasepsi, tetapi selalu belum hamil, aku pikir itu mungkin karena aku telah berkali-kali hamil, mungkin ada masalah dengan tubuhku, jadi sudah selama ini masih belum ada pergerakan. "

Jonathan tidak mengatakan apa-apa.

Aku melanjutkan: "Aku ingin memilih waktu pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes."

“Benar-benar ingin melahirkan seorang anak laki-laki?” Jonathan berbisik di telingaku.

Aku mengangguk, "Aku ingin melahirkan."

“Jika masih anak perempuan?” Jonathan meledek ku, memang pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat tidak serius, persoalan melahirkan anak laki-laki dan perempuan ini tidak bisa dikontrol, apabila anak ketiga masih anak perempuan, bukankah itu di luar pemikiranku?

Aku tidak mengatakan apa-apa, aku juga tidak dapat menjamin bahwa anak yang ketiga pasti anak laki-laki.

Melihat aku diam, Jonathan tersenyum, mengulurkan tangannya ke ujung hidungku, dan berkata, "Pembuatan ini adalah hal yang alami, bisa saling menikmari adalah pemahaman di antara suami dan istri, apakah kamu mengerti?"

Aku masih belum memberikan reaksi, Jonathan menggendong ku, sepertinya aku terbiasa dibuat kaget olehnya, langsung saja aku melingkarkan tanganku pada lehernya, menikmati pesona pria yang unik di dalam dirinya.

Kami terjalin erat, dan saling memiliki satu sama lain.

Dalam beberapa hari ini, departemen personalia memberitahukan, bahwa aku berhasil menjadi manajer departemen bisnis pakaian, ruang kantor ku juga yang berada di luar dekat pojok kecil, dipindahkan, dan mempunyai kantor sendiri.

Meskipun terlalu banyak orang yang tidak yakin, tidak mungkin untuk ku, setiap orang tidak berani membicarakan aku.

Pada akhir pekan, aku menyembunyikan dari Jonathan bahwa aku pergi ke rumah sakit, aku aku mengambil nomor dan pergi memeriksa ke dokter kandungan, untuk memeriksa tentang masalah hamil atau tidak, setelah melewati pemeriksaan, kecuali ada sedikit peradangan, tubuh ku tidak ada perbedaan.

Aku bertanya kepada dokter, mengapa sebelumnya aku begitu mudah hamil, sekarang ingin tetapi selalu tidak bisa hamil.

Dokter menyuruh aku buat santai, jangan terlalu gugup.

Memang, bisa diperkirakan bahwa aku bisa tertekan, barulah pikiran ku bisa kacau.

Setelah aku keluar dari rumah sakit, aku menyalakan mobil untuk pergi, baru saja kembali, masih belum berbalik, mobil ku sudah ditabrak lagi, kali ini bukan aku yang menabraknya, rasanya orang itu sengaja menabraknya.

Mobil baru ini saja kembali dua hari lalu, dan tidak mungkin sebelum saatnya tiba, akan dikirim lagi untuk perbaikan.

Aku keluar dari mobil, bergegas ke Land Rover itu, lalu memakinya: "Kamu buta ya, apakah kamu membawa memiliki SIM sehingga dapat menabrak?"

Pada saat ini, ketika pintu terbuka, aku melihat seorang pria dengan rambut pirang, mengenakan pakaian denim warna biru muda, mengenakan kacamata hitam, pria yang mengunyah permen karet itu keluar, sekali lihat, aku tahu bahwa dia tahu bahwa tidak mudah untuk diprovokasi.

Jika tahu dari awal, barusan aku harusnya lebih sungkan sedikit, tidak akan menunggu dulu lalu turun dari mobil tanpa memberi kompensasi, apakah orang-orang juga masih harus dipukuli?

Aku diam-diam menelan ludah, ternyata aku juga orang yang suka bullying dan kekerasan.

“Apa kamu bermarga Mo?” Pria itu melepas kacamata hitamnya, menatapku dingin.

Aku mengerutkan kening pada pria asing di depanku ini, aku yakin bahwa aku tidak mengenalnya, tetapi karena dia tahu aku bermarga Mo, dia pasti mengenal aku.

“Apakah kita saling mengenal?” Aku bertanya ragu, sejujurnya, aku pikir orang ini adalah pendatang yang buruk, kalau tidak, dia tidak akan bertemu denganku, dalam tabrakan mobil.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu