Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)

"Kepalaku sakit, temani aku pulang," kata Jonathan menghampiriku, tangannya diletakkan di bahuku, dengan kesakitan meremas erat ujung matanya.

"Ada apa, apakah kamu flu?" tanyaku. Tangan kecilku kuletakkan di dahinya, tidak demam.

"Karena kau buat kesal, kalau kamu penurut dan diam sedikit di rumah, aku tidak akan sakit kepala," kata Jonathan mengambek pelan, aku memapahnya berjalan keluar dari kantor, mengantarnya pulang.

Aku memapahnya naik ke atas, meyuruhnya berbaring, kemudian turun mengambil sebutir motrin untuknya, untuk mengurangi rasa sakit sementara. Kulihat Jonathan memejamkan matanya dan tidur.

Aku duduk di sisi ranjang, dengan pikiran kosong menatap Jonathan, mengelus lembut dahinya. Ia saat ini, saat tidur sangat membuat orang menyukainya, hanya saja akhir-akhir ini ia berubah menjadi orang bermuka dua.

Pemikiran pria dewasa, yaitu suka menanggung segalanya sendirian, memangnya kenapa kalau membiarkan istri memiliki kemampuan sedikit? Aku juga ingin suatu hari nanti bisa sekali saja ada ideologi wanita.

Mengapa setiap kali berada di hadapannya, aku selalu berada di satu tingkat lebih rendah?

Aku berdiri, menunduk, mencium bibirnya, kemudian kembali ke kantor.

Malamnya, aku pulang agak awal, Jonathan sudah bekerja lagi di ruang baca, ia sepertinya sibuk, aku juga sibuk, aku mengurus dan menjaga anak, meskipun Bibi Chang juga datang membantu, namun ia masih sering pergi ke rumah sakit untuk menjenguk putranya.

Saat aku mengantarkan anak untuk tidur, Jonathan belum menyelesaikan kesibukannya.

Keesokan paginya, saat aku bangun, Jonathan lagi-lagi sudah pergi ke perusahaan, setiap hari sesibuk ini, bagaimana mungkin ia tidak sakit kepala, saat siang aku ke perusahaannya nanti, jangan sampai ada bagian yang tidak enak lagi.

Siangnya, aku menyetir ke PT. Weiss, di pintu masuk perusahaan kulihat Jonathan memapah Vivian turun dari mobil, tampaknya mereka berdua pagi ini bertemu lagi.

Saat sedang bersamaku, ia sakit kepala, saat bersama Vivian, kepalanya langsung tidak sakit.

Sepertinya akulah alasan yang membuat kepala Jonathan sakit.

Dengan wajah dingin, aku memutar mobilku dan kembali ke kantor.

Henry dan Clarissa melihatku masuk dengan wajah kaku, wajah mereka yang awalnya gembira itu mereka hilangkan, namun terlambat, aku telah melihatnya.

"Ada apa yang membuat kalian sesenang ini?" Tanyaku dengan suara kasar.

Henry dan Clarissa menatapku lemas, setelah mereka berdua saling berbisik, Henry akhirnya buka bicara, "Kak Justin besok lusa mengadakan konser, barusan kami ingin mengatakan padamu, kami ingin izin."

"Konser?" Tanyaku menanggapi, seketika aku tersenyum dan berkata, "Aku juga pergi."

"Tetapi hanya ada 2 tiket," kata Henry berkata dengan nada kesulitan.

"Memangnya kenapa?" Tanyaku sambil mengangkat alis.

Henry dan Clarissa menatapku dengan bingung.

Malamnya, saat Jonathan pulang, aku sedang membuka sebuah gulungan di aula, ia menghampiriku, begitu melihatnya, dengan wajah suram ia berkata, "Christine, berapa umurmu?"

Aku berdiri, memandangnya dengan tidak peduli, aku berkata, "Aku masih muda, kalau tidak sedikit menggila selagi masih bisa sekarang, nanti saat sudah tua tidak bisa lagi."

Selesai mengatakannya, aku berbalik, setelah menempelkan huruf terakhir "kamu", kerja kerasku selesai, aku telah membuat sebuah banner, di atasnya tertulis "Justin, aku cinta kamu!"

"Kekanakan," kata Jonathan maju, kemudian merusakkan banner itu dengan kasar, "Kau semakin lama semakin tidak masuk akal, membuka kantor, menjadi fans, kamu bisa tidak sih diam saja menjadi perempuan baik-baik."

"Perempuan baik-baik?" Ucapku lalu tertawa dingin, seluruh kesabaranku, seluruh cintaku, di saat aku melihat Vivian turun dari mobilnya saat itu juga, semua melebur menjadi abu, "Kalau perempuan tidak nakal, tidak akan dicintai oleh pria tuh! Kamu mau seorang perempuan tidak baik, aku akan menjadi tidak baik untukmu."

"Katakan sekali lagi," kata Jonathan dengan pandangan penuh api kemarahan, namun aku tidak peduli.

Mengapa ia tidak bisa memutuskan hubungan dengan Vivian, benar, Vivian punya penyakit jantung, sok memelas, kalau dari awal sebegitunya tidak bisa melupakannya, mengapa harus memancingku.

Mungkin sekarang kalau aku bujang, bahkan misalkanpun aku dipermainkan selama 5 tahun, paling tidak aku tidak perlu sakit hati seperti saat ini.

Suamiku sendiri, menopang wanita lain turun dari mobil, memperhatikannya dengan sepenuh hati, menjaganya dengan begitu peduli.

Sedangkan aku, apapun harus kutanggung sendiri, salahku aku hidup dengan begini lelah, salahku melahirkan 2 orang anak, aku sudah mengerti, kantor tetap harus dipertahankan, saatnya menggila harus menggila.

Ia boleh memiliki Vivian, aku boleh menjadi fans seorang idol, kalau tidak perlu menurutinya, maka aku tidak perlu sakit hati begini.

"Aku suka Justin, ia tampan, juga bisa menyanyi, mungkin ia juga bisa menjadi duta iklan kantor kami, pria baik seperti ini, sangat susah ditemukan," kataku sengaja memancing amarah Jonathan, "Aku berdandan dulu, siapa tahu juga bisa membuat seseorang berdebar, benar kan!"

"Semakin lama semakin keterlaluan," ujar Jonathan dengan marah menarik tanganku, menarikku ke atas, kemudian langsung mendorongku ke dalam kamar. Aku melihatnya membanting pintu kamar, menimbulkan suara keras.

Aku menatapnya dengan tenang, dan berkata, "Ada apa, marah?"

"Menurutmu?" Ucap Jonathan mengernyitkan dahi, perlahan mendekatiku.

Dengan sedikit ketakutan aku mundur, lalu dengan panik bertanya, "Mau apa kau?"

"Bukannya barusan ini kamu begitu hebat?" Katanya sambil tersenyum menyindirku, "Sudah takut?"

Takut? Aku menegakkan tubuhku, menghadap padanya, kulihat ia menunduk, bibirnya yang mempesona itu tersenyum, dan bertanya, "Aku dan orang bernama Justin itu, siapa yang lebih tampan?"

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu