Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 81 Wanita yang kasihan (1)

“Aku hanya ingin mentraktirmu makan lalu membicarakan rencana kariermu kedepannya.” Sean menatapku dengan serius sambil menjawabku dengan serius.

Ekspresi wajahnya memberi tahuku dia tidak sedang berbohong, tetapi ada satu hal yang aku tidak bisa ku pahami, kenapa dia sangat baik terhadapku? Apakah dia memiliki rencana jangka panjang untuk mendapatkan hasil yang besar?

Dia adalah mata-mata Cynthia Ouyang, dia tidak bisa dikerasi, dia hanya bisa hadapi dengan cara lembut.

Mengatakan mataku mirip dengan cinta pertamanya, jelas-jelas semua itu hanyalah omong kosong, dia adalah playboy, dia akan berubah karena cinta pertamanya?, aku tidak percaya.

“Tahukah kamu kenapa aku datang hari ini?” Aku menatap wajah tampan Sean yang sedikit genit sambil bertanya dengan tenang. Dia menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?"

“Demi foto Cynthia Ouyang yang ada di tanganmu.” Begitu aku selesai berbicara, aku melihat sudut bibir Sean terangkat.

“Christine Mo, apakah kamu benar-benar mengira kamu sangat penting hingga aku akan memperlihatkan semua informasi yang aku ketahui kepadamu?” Sean menatapku dengan misterius sambil tersenyum.

"Kalau begitu, tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi." aku langsung berbalik. Baru saja aku melangkahkan kakiku aku sudah ditarik olehnya. Karena tidak berdiri dengan seimbang aku langsung jatuh ke dalam pelukannya. Aku berusaha melepaskan diri darinya lalu berdiri di hadapannya, "Kedepannya jika ada sesuatu, katakan dengan mulutmu, jangan menarikku."

“Kamu benar-benar tidak mau pergi ke perusahaan yang aku atur?” Sean bertanya sekali lagi.

“Tidak,” jawabku tegas.

“Selain foto yang ada di tanganku, tidak ada hal lain yang kamu inginkan, misalkan Bibi Lee.” Sean mengangkat alisnya sambil tersenyum.

Aku menatapnya dengan kaget, "Apakah kamu tahu di mana keberadaan Bibi Lee?"

"Duduk dan makan, aku akan memberitahumu pelan-pelan."

Aku terpaksa duduk di seberang Sean. Aku melihat pria itu menuangkan segelas wine untukku, lalu dia mengangkat gelasnya sedikit dan mengajakku bersulang.

Tidak ada pilihan lain, aku hanya bisa minum segelas wine ini.

Semakin banyak hal mencurigakan yang ada pada diri Sean, kenapa pena perekam itu bisa dengan sangat kebetulan berada di hadapanku, seolah-olah sengaja membiarkanku menemukannya, lalu kenapa bisa dengan mudah mengatakan pena perekam itu adalah milik Cynthia Ouyang.

Dari luar, dia dan Cynthia Ouyang berada di pihak yang sama, tetapi sebenarnya diam-diam dia ingin Cynthia Ouyang mati.

Tiba-tiba aku teringat dengan perkataan Cynthia Ouyang. Sean banyak memerasnya. Sebenarnya Sean ini memiliki kemampuan seperti apa, entah kenapa aku merasa dia sedang mempermainkan semua orang?

“Jangan terlalu banyak berpikir, pikiranku mudah ditebak.” Sean tersenyum dan berbicara tidak serius lagi.

Justru karena senyumannya yang sulit di tebak inilah aku jadi menyadari dia sedang berpura-pura, sikapnya yang berandalan dan playboy ini sebenarnya ada tujuannya, semua ini dia lakukan agar orang memandangnya sebelah mata.

Apa yang ingin dia lakukan, apa yang ingin dia dapatkan, kenapa dia kelihatannya sangat sederhana, tetapi memiliki banyak rahasia yang tersembunyi pada dirinya, misalnya, bagaimana dia tahu tentang Bibi Lee , apakah Cynthia Ouyang yang memberitahunya?

Dari luar Sean terlihat suka bermain-main, tetapi sepertinya dia tahu segalanya.

Aku kebingungan.

"Sean, sebenarnya kamu siapa?" Tiba-tiba aku merasa takut. Kelihatannya sepertinya targetnya adalah aku, tetapi sebenarnya orang yang menjadi targetnya adalah orang lain, dan siapa yang berdiri di belakangku, Jonathan ?

Aku berharap aku berpikir terlalu banyak, mungkin aku terlalu banyak menonton sinetron dan terlalu banyak membaca novel, sehingga pemikiranku menjadi sangat aneh.

“Aku pria yang mempesona,” dia tertawa dan bercanda, tapi aku sama sekali tidak bisa tertawa .

“Bagaimana kamu bisa tahu soal Bibi Lee , masih ada berapa banyak hal yang kamu ketahui tentang keluarga Yi?” Aku berdiri karena ketakutan, sambil menatap Sean aku bertanya, “Apa yang kamu inginkan, orang yang kamu inginkan bukan aku kan?”

Sean berdiri, dia mengambil bingkai foto yang berada di samping lalu berjalan ke arahku dan menunjukkannya kepadaku.

Di bingkai foto aku melihat seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, mereka masih sangat kecil, tetapi bentuk wajah anak laki-laki itu sepertinya tidak banyak berubah. Jika tebakanku benar, anak laki-laki itu adalah Sean, tapi siapa anak gadis kurus yang berdiri di sebelahnya?

“Adikku cantik kan!” Sean menunduk sambil bertanya dengan lembut di telingaku.

Mendengar pertanyaannya, aku kembali melihat gadis kecil di dalam foto dengan lebih seksama, bentuk wajahnya sangat proporsional, matanya sangat hidup, kulitnya putih, gadis kecil ini pasti disukai setiap orang yang melihatnya.

“Di mana dia sekarang?” tanyaku.

“Mati.” Nada bicara Sean tiba-tiba menjadi berat, dia seperti sedang mengingat sesuatu.

Sangat disayangkan dia meninggal di usia yang sangat muda, setiap kehidupan yang meninggal sangatlah menyedihkan. aku pernah mencicipi bagaimana rasanya ditinggalkan oleh orang yang aku cintai. Detik itu, aku semakin memahami penderitaan Sean.

“Dia mati karena ditenggelamkan,” Sean berkata dengan datar, lalu dia menatap wajah aku , mengamati dan memuji, “Sangat cantik, semakin lama semakin mirip.”

“Mirip siapa?” Aku mengerutkan kening, dan menatapnya dengan bingung, entah kenapa aku merasa Sean yang seperti ini sedikit mirip dengan Yoga Yin.

“Mirip dengan wanita yang kucintai.” Sean langsung tertawa terbahak-bahak, lalu dia kembali menatapku dan berkata, “Aku bohong, lihat betapa takutnya dirimu. Apakah aku adalah tipe pria yang bisa menyembunyikan sesuatu di dalam hatiku?”

Pria yang kelihatannya tidak peduli dengan semuanya malah semakin berbahaya, saat ini tawanya yang disengaja menimbulkan kecurigaan yang mendalam di dalam lubuk hatiku .