Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 13 Pesta

Akhirnya aku mendapatkan sebuah pekerjaan, menjadi seorang staff di sebuah perusahaan logistik, walaupun gaji tidak tinggi, tapi sudah cukup, hal ini aku tidak memberitahukan pada Jonathan, ada dua shift kerja di perusahaan logistik, pagi dan malam, shift malam sampai jam dua malam, saat sebelum aku masuk kerja, aku pernah berkata, aku tidak bisa masuk shift malam, kalau bisa, maka aku akan kerja.

Aku tidak tahu kenapa atasan bisa setuju, tapi aku benar-benar membutuhkan sebuah pekerjaan, kalau seperti ini terus, aku hanya bisa makan angin saja.

Bekerja seharian, hubunganku dengan teman kerja juga baik, semuanya bersikap ramah padaku, kalau ada yang aku tidak mengerti aku bertanya, mereka akan mengajari aku.

Pulang kerja jam enam, aku naik bus, aku turun di stasiun dekat rumah, dari stasiun itu aku harus berjalan dua ratusan meter baru sampai apartemen, begitu masuk, aku terkejut dengan kehadiran Jonathan yang duduk di ruang tamu.

Malam di musim gugur agak gelap, dia juga tidak menyalakan lampu, seperti menyukai kegelapan, sama seperti dia, tidak sering tertawa, jarang berbicara.

Aku menyalakan lampu, memandangnya sekilas, meletakkan tas, setelah melepaskan sepatu, aku bertanya: "Kenapa, tidak bicara?"

"Pergi kemana?" Jonathan bertanya dengan sedikit marah.

"Tidak pergi kemana." Aku memandangnya, dengan serius menjawab, aku tahu dia berharap aku tinggal di apartemen, kemudian setiap kali dia datang, dia bisa melihat aku.

Jonathan beranjak dari kursi, berjalan maju, perasaan yang terasa menekan, aku berjalan mundur, bertanya: "Sebenarnya kamu kenapa?"

"Aku sudah menunggu kamu satu jam.“ Jonathan berkata dengan perasaan yang sangat menyedihkan, hanya satu jam saja, aku juga bukan sengaja, aku harus bekerja, menghidupi diri sendiri, tidak bisa sehari dua puluh empat jam menunggunya kan!

Ucapan ini tentu saja aku tidak bisa mengatakan di depan dia, melihat sikapnya aku membujuknya dengan lembut berkata: "Baiklah, lain kali kalau janjian sama kamu, kamu boleh terlambat dua jam, menghukumku dua kali lipat, boleh kan!"

"Mulut begitu manis?" Jari Jonathan dengan pelan bergerak turun hidungku, aku mengangkat kepala memandangnya, tertawa sedikit.

"Mulutku selalu begitu manis, kamu baru tahu ya?" Ucapanku berlalu, langsung menyadari pandangan matanya berubah.

"Manis atau tidak, harus dicoba dulu baru tahu." Selesai berbicara, dia mencium aku, setelah menghisapnya dengan sekuat tenaga, perlahan melepaskan lalu berkata: "Hm, lumayan, ada rasa manis."

Aku melirikkan mata padanya, rupanya dia juga punya sisi humoris.

"Christine, pakai gaun ini, aku mau membawa kamu keluar." Jonathan menunjuk sebuah kotak hadiah yang bagus dan berkata padaku, aku melihat sekilas, memandangnya kembali dengan kebingungan.

"Kamu mau membawaku kemana?"

"Malam perayaan hari jadi Perusahaan Ouyang yang ke dua puluh tahun, aku ingin membawamu pergi kesana." Begitu Jonathan selesai berbicara, raut wajahku berubah, menggelengkan kepala, berkata: "Aku tidak mau pergi."

"Takut ketemu Ardy?" Jonathan bertanya.

Benar yang Jonathan katakan, setelah beberapa lama meninggalkan Ardy, perlahan aku sudah melupakan dia, luka sudah hampir sembuh, kenapa aku harus pergi menghadiri pesta itu, aku tidak mau bertemu lagi dengannya.

"Bukan." Aku menyangkal, bukan takut, tapi tidak ingin.

"Kamu pendampingku, aku mau membuat kamu menjadi wanita yang paling cantik di pesta itu." Jonathan berkata berlebihan kemudian melihatku dengan percaya diri, menaikkan bibirnya lalu mengeluarkan tawanya yang jahil.

Aku menatap dia dalam diam, tidak tahu harus berkata apa.

Jonathan menggandeng tanganku, mengambil gaun malam yang diletakkan diatas meja, dengan begini aku ditariknya pergi, turun ke bawah dan naik ke atas mobil. Dia membawaku pergi berdandan, bahkan dia juga sudah mempersiapkan kalung berlian untukku.

Aku didandani sampai cantik sekali, selama tiga tahun, ini pertama kalinya aku mengenakan pakaian yang begitu bagus dan kekinian.

Melihat diriku sendiri yang memakai ungu muda dari dalam cermin, pinggangku terlihat begitu ramping, rambut yang panjang dan lebar jatuh disamping kedua pundakku, kulit yang putih dan sempurna, membuatku terlihat lebih cantik lagi.

Aku tidak dapat menyangkal, rupanya aku masih bisa begitu bersinar.

Aku bengong, kedua tangan Jonathan melewati pinggangku, sampai ke depan, kedua tangannya menyatu dan memelukku, bibir Jonathan perlahan menyentuh bahuku, aku memandang dia dan aku dari dalam cermin.

"Sangat cantik sekali." Jonathan memuji aku.

Aku memandang dia yang tersenyum dari dalam cermin, wanita memang perlu pujian dari laki-laki, Jonathan sangat mengerti wanita.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu