Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 99. Keluar (2)

Bella juga memelukku, "Bella tidak akan membuat ibu marah lagi, Bella tidak mau makan daging sapi lagi."

Kita anak ibu berdua menangis bersama, sangat memalukan. Orang-orang yang lewat mungkin berpikir kita mengalami masalah besar yang tidak akan bisa diselesaikan.

Demi menghilangkan perasaan bersalah setelah 'membuang' Bella tadi, aku membawa Bella pergi makan daging sapi, ternyata restoran itu selalu memberikan mainan kecil, pantas saja Bella terus ribut ingin makan daging sapi, ternyata ada alasannya.

Setelah selesai makan dan bermain, sudah jam 7 malam, Jonathan sampai sekarang tidak menghubungiku, bisa diketahui, dia belum pulang, belum menyadari kalau kita berdua tidak dirumah.

Dia sekarang seharusnya di tempat Vivian, perempuan yang lemah dan kasihan itu selalu ada sinar yang menggoda. Pantas saja orang-orang bilang berpura-pura kasihan bisa mendapatkan hati orang, aku kenapa tidak bisa berpura-pura kasihan?

Aku rasa sekarang ini aku dan Jonathan sedang berada di fase saling membenci, sudah tidak ada perasaan di saat baru kenalan, hanya terbiasa dengan keberadaan satu sama lain, aku dengan hening melihat keramaian di luar jendela, merenung.

Seorang perempuan yang hamil, tidak bisa memuaskan kebutuhan suami, di saat ini cinta pertamanya muncul, mencari mati demi lelaki itu, pastinya hati sensitif yang terletak paling dalam juga tergerak!

Jonathan tidak ingin menemuinya, pasti karena takut goyah.

Aku tersenyum sinis, aku, Christine Mo bukanlah perempuan yang berpikiran tidak terbuka seperti itu, tapi aku sudah pasti tidak akan memperbolehkan Jonathan selingkuh.

"Ibu, sudah mau pulang?" Bella sudah lelah bermain, dia menarik tanganku dan bertanya.

Aku sadar dari lamunan, melihat Bella dan mengangguk, "Baik, kita pulang, tapi pulang ke rumah paman."

"Paman?" Bella melihatku bingung, "Rumah nenek kemarin?"

Aku mengangguk, "Benar, tapi nenek sudah tidak ada, sekarang ada paman dan bibi di rumah!"

Sudah lama tidak pulang, aku ingin pulang melihat Christoper dan kakak ipar, aku awalnya berpikir setelah ayah dan ibu pergi, aku akan tidak ingin mempedulikan Christoper seumur hidup, tapi aku begitu merasa sedih, secara terbiasa pulang ke rumah ibu.

Aku membawa Bella memanggil taksi pulang ke rumah ibu, ketika mengetuk pintu dan masuk, hanya ada kakak ipar di rumah, begitu melihatku hamil dan membawa Bella pulang, dia lebih dulu kaget, kemudian gembira.

Dia menggendong Bella dan melihatku, bertanya: "Hari ini kenapa kemari?"

Aku melihat sekeliling, kemudian kembali melihat kakak ipar, bertanya: "Mana Christoper?"

"Oh, dia keluar kerja dengan beberapa temannya di luar kota." kakak ipar berkata ringan, matanya bersinar sejenak, meskipun sangat kecil, tapi kelihatan olehku.

"Kerja?" aku mengejek, "Kakakku sendiri aku tidak mengerti?"

Christoper kalau bisa tenang dikit di rumah sudah sangat baik, kalau berharap dia bisa membanggakan keluarga, lebih baik lupakan saja!

"Sudah makan?" Kakak ipar bertanya sopan.

"Sudah." Bella menjawab, "Aku dan ibu pergi makan daging sapi, aku diberi mainan!"

"Bella paling menurut." Kakak ipar mencium ringan wajah Bella yang penuh daging, kemudian melihat perutku yang menonjol, bertanya: "Sudah mau lahir, kan?"

Aku menunduk melihat perutku sendiri, "Bulan depan."

Kakak ipar tertawa iri, berkata: "Aku kapan bisa mempunyai anakku sendiri?"

Aku membeku, melihat wajah kakak ipar, segera mengganti topik pembicaraan: "Kakak ipar, kamarku masih ada, kan?!"

"Kenapa, malam ini mau tidur disini?" Kakak ipar melihatku dengan pandangan kaget, mungkin merasa aku kemungkinan sudah tidak akan pulang, langsung memasukkan barang-barang tidak berguna ke kamarku!

Aku mengangguk, "Iya, aku bermaksud tinggal 1-2 hari."

"Berantem dengan Direktur Yi?" Kakak ipar bertanya.

Aku menggeleng, "Tidak berantem."

"Kalau begitu mengapa......" Setelah melihat ekspresiku, Kakak ipar langsung menghentikan pertanyaannya, kemudian berkata: "Kamarmu masih ada, nanti aku pasang sprei dan selimut untukmu."

Kakak ipar sangat menyukai anak kecil, sambil menggendong Bella berjalan kesana kemari, sama sekali tidak merasa lelah. Sedangkan aku terus menggenggam ponselku dengan otak penuh pikiran, Jonathan tidak akan tidak pulang rumah kan malam ini?!

Alasanku memilih pulang ke rumah ibu, adalah ingin melihat kapan dia baru bisa tahu kita hilang.

Tapi aku kecewa, ponselku baru berbunyi ketika waktu sudah menunjukkan jam 1 malam.

Nomor telepon Jonathan terus muncul di layar ponselku, aku balas dendam dan menolak panggilannya, kemudian berbalik badan dan menutup Bella dengan selimut.

Ponsel kembali berbunyi, aku bangun, membawa ponsel ke ruang tamu dan menekan tombol terima, tidak berani berbicara terlalu keras.

"Dimana?" Jonathan bertanya khawatir.

"Aku dimana apa hubungannya denganmu." Aku menjawab dengan hati sakit, setelah menemani VIvian satu sorean ditambah satu malam, hal yang seharusnya terjadi mungkin sudah terjadi.

Aku kadang sangat membenci diriku sendiri, di atap tadi, aku seharusnya maju dan memisahkan mereka, kenapa harus pergi, malah membiarkan mereka bersama.

"Christine Mo, kamu lagi-lagi emosi tidak jelas." Jonathan memperingatkan dengan nada dingin.

"Benar, aku tidak hanya emosi tidak jelas, aku aneh." Aku mengejek, "Jonathan Yi, memeluk Vivian di atap, apakah kamu merasa sangat berdebar-debar?"

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu