Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
"Kamu sudah datang?" suara Frederik Ouyang sangat lelah. Dia tersenyum kecil, wajahnya penuh dengan kerutan. Dia menunjuk kursi di samping ranjang dan menyuruhku duduk.
Aku duduk dalam pandangan matanya, menatapnya dengan perasaan sangat berat dan berkata, "Aku sudah akan menikah dengan Jonathan. Pesta pernikahan diselenggarakan Hotel Imperial."
Selesai berkata, Frederik Ouyang tertawa pahit, "Aku seperti ini tidak cocok menghadiri pesta pernikahan. Apalagi Jonathan tidak menyambutku, tapi aku mengucapkan selamat pada kamu dan Jonathan."
"Terima kasih." aku menjawab dengan formal. Jujur saja, aku ingin memanggil pria kasihan ini ayah, tapi pangggilan akrab itu tercekat di tenggorokan, tidak bisa keluar.
"Waktu itu Thia pernah kembali. Katanya kamu membantunya mendapatkan ulang Justin. Aku sangat berterima kasih." perkataan Frederik Ouyang terlalu formal, sama sekali menganggap aku sebagai orang luar.
Aku menjilat bibir dengan canggung, "Sudah seharusnya. Dia adalah kakak iparku. Tidak bisa melihatnya ditindas oleh orang lain dan tidak mempedulikannya bukan."
"Kamu menganggapnya keluarga?" mata Frederik Ouyang menatapku dengan tidak percaya, "Nona Mo, aku dulu bersikap seperti itu padamu, kamu tidak menyalahkanku bukan?"
"Kalau karena perkataan beberapa orang menyakitiku, dan aku menyalahkan orang-orang itu, maka aku yakin separuh orang di dunia ini adalah musuhku." aku menjawab perkataan Frederik Ouyang dengan nada bicara bercanda.
Selesai berkata, Frederik Ouyang tertawa, "Nona Mo lumayan lucu juga."
"Benar, beginilah caraku mendapatkan Jonathan." aku tersenyum datar.
"Bagus sekali." Frederik Ouyang berkata sambil merenung, "Sebenarnya hidup harus seperti ini. Senang, satu hari berlalu, ada masalah, satu hari juga berlalu."
Mendengar pertanyaan itu, aku terdiam. Melihat wajahnya yang pucat, perasaanku bercampur aduk. Dia pasti tidak menyangka, ketika tua, dia akan menjadi seperti ini bukan?
Aku mengundang Frederik Ouyang menghadiri pernikahanku. Meskipun dia berkata tidak efisien datang, tapi aku tahu dalam lubuk hatinya, dia berharap ada orang yang bisa mengharapkan dia datang.
Aku mengajaknya, mengundangnya dengan sangat tulus. Ketika aku melihat matanya berkaca-kaca, perasaanku juga ikut sedih.
Setelah aku pulang ke rumah, benakku penuh dengan kondisi menyedihkan Frederik Ouyang yang sudah tua. Jonathan pulang, menemukanku di balkon rumah, lalu memelukku.
Wajahnya menempel di wajahku dan bertanya ringan, "Sedang memikirkan apa?"
"Hari ini aku melihat Frederik." setelah aku berkata, Jonathan segera menarik tangannya dan bertanya dingin, "Kenapa kamu mencarinya?"
"Dia benar-benar sangat kasihan. Aku mengundangnya menghadiri pernikahan kita." aku berkata sambil mengerutkan dahi. Jelas sekali merasakan ketidaksenangan di wajah Jonathan, jadi segera menjelaskan, "Jonathan, meskipun dia dulu melakukan terlalu banyak kesalahan. Tapi dia sudah menerima balasannya sendiri. Istrinya pergi dengan orang lain. Putranya masuk penjara. Sekarang dia di rumah tidak memiliki sandaran. Yang seharusnya dia terima sudah dia terima ..." sebelum aku menyelesaikan perkataanku, Jonathan sudah memelototiku dengan marah.
"Lalu?" suaranya sangat berat, dan nada bicaranya mengandung rasa menyalahkan, "Sekarang kamu sedang memberitahuku kalau dia akan menghadiri pernikahan kita, atau mendiskusikan denganku mau membiarkan dia datang atau tidak?"
Ditanya begitu oleh Jonathan, aku seketika kehabisan kata-kata. Aku memang melakukan dulu tanpa bertanya.
"Maaf." ucapku.
Jonathan juga terdiam. Dia menatap malam gelap sambil berpikir. Lama kemudian baru berkata, "Karena dia mau datang, biarkan saja dia datang."
Selesai berkata, dia membalikkan badan dan berjalan masuk ke dalam kamar.
Perkataannya tadi membuat aku tersentak. Lama kemudian aku baru tersadar. Aku segera masuk ke dalam kamar. Sambil menatap Jonathan yang melepaskan baju, aku bertanya dengan terkejut, "Jonathan, yang tadi kamu katakan beneran?"
"Apa yang tadi aku katakan?" Jonathan pura-pura bingung menatapku.
"Yang jelas aku mengerti saja." aku tersenyum senang, berjalan mendekat padanya, lalu memberikan kecupan di pipinya dan memuji, "Suamiku kenapa begitu tampan!"
"Puji lagi, puji lagi." alis Jonathan naik. Aku segera menemukan kata ** di dalam matanya. Seketika dia berjalan mundur dua langkah. Baru saja mau berbalik dan kabur, aku ditangkap kembali oleh Jonathan.
"Lepaskan aku." aku sangat takut geli. Saat tangannya menyentuhku, aku ingin tertawa. Dulu tidak seperti ini, akhir-akhir ini berubah menjadi begitu sensitif.
"Sudah membuat masalah sebesar ini, hanya berkata dua kalimat saja sudah ingin mendapat pengampunan dariku. Christine, siapa yang memberikan keberanian padamu." Jonathan melingkarkan tangan di pinggangku, dengan mudah menggendongku, lalu melemparkanku ke atas ranjang.
Aku tahu dia tidak begitu mudah melupakan amarah dan seketika menelan air liur, berpura-pura menatapnya dengan ketakutan dan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan. Jangan sembarangan ya. Aku beritahu, aku tidak ada uang. Tapi kalau seks bisa diberikan kapan pun."
Selesai berkata, Jonathan dibuat tertawa pasrah, "Christine, kamu ... terlalu mesum."
Terlalu mesum? Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Memangnya iya? Apa yang tadi aku katakan.
Jonathan menimpa tubuhku. Tanganku menahan dadanya, dan menatapnya sambil berkata dengan suara bergetar, "Kamu belum mandi nih!"
"Kamu sudah mandi?" Jonathan balik menatapku. Wajahnya yang tampan, juga matanya yang kelihatan dalam, seketika membuatku terpesona.
Aku menggelengkan kepala, "Belum!"
"Ayo bareng-bareng." begitu Jonathan selesai berkata, aku seketika menggelengkan kepala dan menolak, "Tidak bisa."
"Apa yang kamu takutkan. Tempat mana di tubuhmu yang aku tidak kenali." selesai berkata, dia langsung menggendongku dari atas ranjang. Wajahku merona, lalu masuk ke dalam pelukannya.
Begitu pintu kamar mandi tertutup, seketika ada keributan di dalam.
Pernikahan kami berlangsung sesuai jadwal. Pagi hari Keluarga Yi sibuk, aku pagi-pagi sudah didandani oleh juru rias yang dikenalkan oleh Refaldy Ying.
Yuna Mai menjadi pengiring pengantinku. Hari ini dia tidak mengenakan kacamatanya. Setelah berdandan, dia muncul di hadapanku dan Refaldy Ying dengan tampilang berubah total.
Aku bisa melihat mata Refaldy Ying bersinar tidak biasa. Itu adalah perasaan jatuh cinta.
Aku menepuk pelan bahunya dan mengejek, "Jangan lihat lagi. Kalau melihat lagi, langsung nikahi saja."
Ejekanku bersamaan membuat Refaldy Ying malu, juga membuat Yuna Mai merona. Yuna Mai berkata dengan malu, "Kakak Mo, jangan menertawakanku lagi."
"Aku tidak bercanda. Aku selalu sangat serius. Kalau pria dan wanita ingin memastikan hubungan, sangat mudah. Cari kamar, melepas baju lalu tidur. Setelah nasi sudah menjadi bubur, semuanya terasa mudah." setelah selesai berkata, mata Refaldy Ying melotot dengan tidak percaya.
"Christine, kamu begitu mesum, apakah CEO Yi tahu?"
"Kak Christine, kamu di mataku adalah wanita yang sangat cantik seperti artis, tapi perkataanmu tadi ..." wajah Yuna Mai sangat merah seperti apel.
"Yang aku katakan adalah kebenaran. Kalau suka lebih baik langsung bergerak." ejekanku naik level, dan melihat mereka sebentar. Setelah itu aku segera tertawa, "Sudahlah, tidak bercanda lagi. Kalau lanjut lagi, aku rasa kalian akan masuk dalam lubang yang aku gali.
Saat ini, anak-anakku juga mengenakan gaun yang lucu. Mereka berjalan dengan mahkota di kepala mereka, aku berjongkok dengan gaun pengantingku, baru menyadari gaun ini terlalu berlebihan, sampai sama sekali tidak bisa memeluk anakku.
Refaldy Ying dan Yuna Mai mendekat, satu orang menggendong satu.
Yuna Mai mencium ringan wajah Bernice yang bulat dan berkata, "Lucu sekali. Aku suka."
Aku sekalian berkata, "Kalau suka, lahirkan saja sendiri."
Yuna Mai melihat ke arahku sebentar, melihat ke arah Refaldy Ying lalu segera merona, "Kakak Mo, kalau kamu bercanda lagi, aku marah ya."
Aku menatap lurus Yuna Mai dan bertanya, "Coba kamu marah padku. Aku ingin lihat bagaimana bentuknya saat orang yang sabar marah."
"Aku .... tidak mau meladenimu lagi." Yuna Mai sudah malu sampai tidak tahu harus berkata apa lagi, "Aku gendong anakmu pergi, biar kamu kesal." selesai berkata, dia menggendong Bernice keluar.
Bella melihatku, lalu melihat ke Refaldy Ying lagi. Dia memeluk Refaldy Ying erat-erat dan berkata, "Paman Ying adalah milikku. Aku tidak mengizinkan siapapun merebutnya pergi dariku."
Aku benar-benar dibuat kesal oleh perkataan Bella. Anak-anak sekarang, baru sebesar ini sudah mulai membicarakan cinta. Memangnya karena pewarisan gen milikku dan Jonathan.
Refaldy Ying malah tidak keberatan. Dia menggendong Bella dengan penuh kasih dan berkata kecil, "Paman Ying mengajakmu pergi makan yang enak. Kita tinggalkan ibumu seorang diri, lihat apakah kedepannya dia masih berani mengejek orang atau tidak."
Selesai berkata, Refaldy Ying membawa Bella keluar.
Seketika ruangan hening. Aku menutup mata, bersiap untuk beristirahat sebentar. Takut pagi hari terlalu sibuk, lalu malam hari terlalu heboh, takutnya tubuh tidak akan tahan.
Ketika aku sedang bersiap menutup mata, pintu terketuk.
Aku terbangun, menatap pintu, seketika bangun dengan terkejut dan memanggil, "Kakak ipar ...."
Kakak ipar memandangku dengan sedih lalu tertawa canggung, "Jarang-jarang kamu memanggilku kakak ipar."
"Kamu pergi kemana. Aku mencarimu di rumah orang tua, tapi kamu hilang seperti udara." disaat aku mengatakan hal itu, bersamaan aku juga melihat kesenangan di mata kakak ipar.
Dia tersenyum kecil dan berkata, "Aku melihat berita pernikahanmu. Aku tahu kalau aku pas malam pergi ke Hotel Imperial, kalau tidak ada undangan, pasti tidak boleh masuk, jadi aku datang saja ke rumah Keluarga Yi."
"Kamu adalah keluargaku. Apapun kejadian besar di hidupku, aku menyambut kehadiranmu." aku menghampirinya dan menggenggam tangannya.
"Jangan menangis. Nanti kalau make-upnya luntur, jadi tidak cantik lagi." kakak ipar mengingatkan.
Aku mati-matian menahan air mataku. Suasana hatiku lama kemudian baru tenang, "Kakak ipar, tidak peduli kamu dan kakakku kedepannya bagaimana, aku harus ingat, kita adalah keluarga. Kalau mau pergi jauh, ingat kabari aku."
"Christine ..." ketika kakak ipar mendengar perkataanku, air matanya mengalir turun. Dia menganggukan kepala dan menjawab "baik".
Aku menarik kakak ipar duduk di seberangku. Aku membiarkan dia mengatakan dengan jujur dalam jangka waktu ini dia pergi kemana. Tapi baru berkata setengah, kemunculan Christopher Mo yang tiba-tiba membuat kami diam.
Kakak ipar berdiri dengan canggung, dan matanya tidak tahu harus menatap ke mana.
Christopher Mo juga tidak tahu harus berbuat apa. Karena sebagai pria, dia buka mulut duluan, "Andrea, lama tidak jumpa."
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiCEO Daddy
TantoPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeLoving The Pain
AmardaInventing A Millionaire
EdisonDiamond Lover
LenaWaiting For Love
SnowLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)