Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
Aku mengerutkan kening dan memandang Jonathan, di depan begitu banyak orang, mengapa dia harus mengajak aku berdansa dengannya? Sekarang situasinya sangat mirip dengan sandiwara antara Pangeran dan Cinderella, para kolega perempuan yang tidak mengetahui soal percintaan ini pun, iri kepadaku.
Aku menundukkan kepalaku, menatap Jonathan, perlahan-lahan aku mengulurkan tanganku, saat aku masih belum menyentuh tangannya, dia malah menarikku, aku mengambil keuntungan untuk mengejar ketinggalan darinya, menariku ke tengah-tengah untuk berdansa.
Terakhir kali di hotel, untuk menyenangkan dia, kami saling menari internasional, menari dan menari, dan kemudian berdansa di tempat tidur. Namun, hari ini, pertama kalinya secara resmi, kami berdansa di hadapan orang banyak.
“Apa yang ingin kamu lakukan?” Ketika aku berhadapan dengan Jonathan, aku menggertakkan gigi, bertanya melalui celah di antara gigi ku.
“Ingin berdansa,” kata Jonathan tanpa sadar dan masih berdansa.
“Omong kosong,” Aku merendahkan suara ku.
Tiba-tiba wajah Jonathan mendekati telingaku, gerakannya ini terlalu ambigu, kolega-kolega wanita yang berada di samping sekilas menjerit. "Jangan terlalu fokus menari, dan lagipula, orang lain berpikir bahwa kamu dekat denganku."
“Apanya yang dekat.” Begitu mengatakan ini, dengan sengaja, aku berpura-pura tidak berdansa dengan baik, lalu menginjak kaki Jonathan.
Dia jelas-jelas merasa kesakitan, tetapi berpura-pura tidak apa-apa lalu mengulum bibirnya dan menatapku, saat menyilangkan kaki waktu berdansa, dia mendekatkan bibirnya ke telingaku lagi, lalu mengancam: "Jika berani menginjak kakiku lagi, malam nanti tidak ada ampun untukmu. "
Tidak ada cara lain, dengan enggan aku berdansa dengan Jonathan sampai selesai.
Setelah melepaskan tangannya, aku segera berbalik meninggalkan dia, berjalan ke meja makan, mengambil segelas anggur merah dan langsung meminumnya.
"Christine Mo..." Julie Xu yang tidak tahu muncul dari mana, ternyata berdiri di belakangku.
Aku terkejut, lalu tiba-tiba tersedak anggur, seluruh wajah ku memerah, Julie Xu yang melihatnya, maju ke depan untuk menepuk-nepuk punggung ku, dan tertawa: "Tanganmu disentuh oleh Direktur Yi, dan pinggangmu juga di sentuh, apakah kamu merasa bahwa nilai kamu akan segara naik? "
Aku dengan susah payah menelan air liur, aku bernafas lebih lancar, aku menatap Julie Xu dengan tatapan lemah, berkata, "Apakah aku bangga jika Direktur Yi menyentuh tanganku, dan menyentuh pinggangku? Apakah aku tidak perlu mencuci tanganku, lalu langsung dibingkai sebagai kenangan.”
"Di acara tahunan ini, Direktur Yi tidak pernah berdansa dengan kolega wanita mana pun, kamu lah yang pertama, lihatlah wanita yang ada di sekitarmu, semuanya iri padamu!" Kata Julie Xu dengan bercanda.
Aku menghela nafas, barulah menyadari bahwa kolega wanita dari departemen lain mulai menunjuk-nunjuk ke arahku, terutama karena gaun ku yang pendek, mereka mungkin menebak, karena gaun ini jadi menarik perhatian Direktur Yi.
Topik pembicaraan wanita selalu terdiri dari banyak gosip.
Setelah aku minum alkohol, aku baru menyadari bahwa aku harus mengemudi, pada dasarnya takaran minum alkohol ku tidak begitu baik, jika sampai terjadi, dan ada polisi yang menghentikan ku, aku tidak akan bisa menghabiskan tahun baru.
Sekali lagi Julie Xu bergabung ke tengah-tengah lantai dansa, sebelum meninggalkan PT. Weiss, dia ingin sekali lagi menyombongkan diri.
Aku berjalan keluar dari tempat pesta, di luar sangat dingin, aku sedikit gemetar, aku berlari ke mobil dengan dua tangan memeluk dadaku, kemudian aku mengirim pesan WeChat kepada Jonathan, berkata bahwa aku minum anggur, tidak bisa mengemudi, menunggunya untuk pulang bersama-sama.
Tidak perlu waktu lama, ada seseorang yang mengetuk jendela mobil, aku lihat Jonathan, hanya melihatnya langsung duduk langsung di kursi pengemudi, menatap wajah aku yang memerah, dan bertanya, "Ingin menyuruhku mengantar kamu, jadi sengaja minum anggur?”
Aku menggelengkan kepala, "Aku hanya minum segelas, aku takut walau hanya minum segelas, nantinya akan melebihi batas minum ku.”
Perlahan-lahan pandangan mata Jonathan yang menatap wajahku, lalu beralih ke gaunku, menatapku dengan sedikit meringis, dan berkata, "Apakah sprei aku dipotong menjadi rok?"
"Sprei kamu?" Aku terkejut, lalu untuk sementara merasa lega, "Untungnya, itu milik kamu, apabila itu punya orang lain, ketika baru saja menari, ada suara yang berteriak, bahwa ada seseorang yang mengenakan sprei untuk menghadiri pertemuan tahunan, bisa diperkirakan jika satu tahun pun tidak cukup untuk ditertawakan orang-orang. "
“Kamu benar-benar berkulit tebal, masih peduli ditertawakan oleh orang lain?” Jonathan mencemoohku, menyalakan mobil dan perlahan keluar dari tempat parkir.
Tidak tahu mengapa, tiba-tiba aku merasa sedikit dingin, mungkin karena aku tidak memikirkan cuaca hari ini dan membuat diriku kedinginan. Di sepanjang jalan, aku bersandar di kursi, tiba-tiba tubuh ku menjadi panas dingin.
Sekarang kesehatan fisik ku buruk, jika ditukar seperti sebelumnya, ada pertunjukkan baju renang saat musim dingin, mungkin aku masih bisa menanggungnya, tetapi sekarang aku menyadari bahwa aku merasa sedikit kedinginan, seluruh badanku merasa tidak nyaman.
Ketika tiba di rumah kediaman keluarga Yi, setelah mobil diparkir, Jonathan melihat ada sesuatu yang salah dengan ku, telapak tangan yang hangat itu berada di atas dahi aku, lalu bertanya pelan: “ Sepertinya sedikit demam."
Seluruh badanku terasa lemah, aku memincingkan mataku yang terasa berat, menatapnya dan berkata, "Aku merasa sangat tidak nyaman."
“Ingin aku menggendongmu?” Alis Jonathan sedikit terangkat.
Aku mengangguk, "Lantas kamu menyuruhku merangkak?"
Jonathan tersenyum, "Masih bisa bercanda, menunjukkan bahwa demamnya tidak parah.”
“Aku lihat kamu mengharapkan aku demam sampai membakar sarafku, barulah kamu bahagia.” Rasa dingin mulai muncul dari telapak kaki sampai ke dadaku, dan secara tidak sadar, aku memeluk diriku.
Jonathan melihat gelagat ini, segera turun dari mobil, berjalan memutar, lalu membuka pintu mobil, dan menggendong aku keluar dari mobil.
Setelah masuk ke dalam, aku melihat bahwa Ibu mertua yang telah lama tidak terlihat telah kembali dari perjalanan. Begitu dia melihat Jonathan menggendongku masuk ke dalam ruangan, segera ke aula, mukanya berubah menjadi dingin, "Kamu sudah umur berapa, begitu munafik, tidak mungkin jika saat aku tidak ada di rumah, setiap hari kamu menyuruh Jonathan untuk menggendong kamu kan?”
“Christine Mo demam.” Jonathan tidak terlalu mempermasalahkan Ibu Mertua, lalu menggendongku naik ke atas.
Dia meletakkanku di ranjang dengan hati-hati, lalu menarik selimut, sekali lagi memeriksa suhu tubuhku dengan telapak tangannya, berkata: "Aku akan meminta dokter untuk datang, jika saat tengah malam mulai demam tinggi, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan padamu?"
Aku mengangguk, mulutku terasa kering lalu menjawab “Baik”.
Jonathan meminta dokter keluarga untuk datang dan melihat keadaan ku, berkata bahwa aku kedinginan, tidak ada lainnya, lalu membuat obat antipiretik, dan dia pergi.
Jonathan menuangkan air, menyuruhku untuk minum obat, lalu menyuruhku untuk tidur, kemudian bersiap pergi.
Aku segera menarik Jonatha, bertanya, "Kamu pergi ke mana?"
"Kamar Belajar."
"Duduk di sini temani aku, setidaknya kamu temani aku sampai tertidur, kemudian kamu baru pergi, oke tidak?" Aku memohon.
“Baiklah.” Jonathan setuju, lalu duduk di tepi tempat tidur, matanya memandangku lekat-lekat.
Aku tersenyum simpul padanya, berkata, "Apakah kamu tahu, hari ini ketika kamu masuk ke tempat pesta, kamu sangat tampan."
Jonathan tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya tersenyum.
"Kamu terlihat sangat tampan," Aku memujinya. " Pria yang terlihat tampan, mereka memberikan tekanan yang tidak terlihat kepada wanita."
“Apakah kamu ada perasaan krisis?” Jonathan menatapku dalam diam, suaranya terdengar sangat dalam dan terdengar sangat magnetis, membuatku merasa sangat aman, melihatku mengangguk, dia tersenyum.
Dia mengulurkan tangannya yang besar dan menyentuh rambutku dengan lembut, berkata dengan manja, "Baik-baiklah terhadapku, tidak boleh suka pada orang lain."
"Aku tahu." Aku agak mengantuk, tidak tahu apa penyebab obatnya, atau kelelahan karena sakit, lagi pula, aku sedang mengobrol dengan Jonathan, aku berjuang, lalu perlahan, aku menutup mataku dan tertidur.
Aku tertidur sampai hari kembali cerah, saat aku terbangun, Jonathan sudah tidak lagi berada di sisiku. Aku mengambil jam alarm, sekali melihatnya, jam itu menunjukkan sudah jam sembilan pagi lebih, aku sudah sangat terlambat.
Aku segera menyingkirkan selimut, masuk ke kamar mandi lalu segera mencuci muka dan sikat gigi, aku mengenakan pakaian kerja ku yang bernuansa warna hitam, mengenakan sepatu hak tinggi, lalu dengan cepat turun ke bawah, dan bahkan tidak sempat makan, aku langsung mengendarai mobil ke perusahaan.
Begitu mobil berhenti, aku cepat-cepat masuk ke dalam lift, berlari ke tempat duduk aku. Aku terkesiap, setelah menyalakan komputer, Greyson Lin yang ada di kursinya meluncur ke tempatku.
"Untuk apa begitu tergesa-gesa, sekarang kamu adalah wanita pilihan Direktur Yi, jika setiap hati terlambat pun tidak ada orang yang akan membicarakannya." Kata Greyson Lin dengan sinis, dengan kata-katanya, jelas-jelas terdengar tidak senang.
Aku tidak punya waktu untuk memperdulikan sarkasme-nya, tidak peduli bagaimana divisi perusahaan menyebarkan kejadian tadi malam, aku hanya ingin mengerjakan pekerjaan ku dengan baik.
Aku melihat posisi Julie Xu, ternyata dia tidak datang, kemarin malam setelah menggila, dia benar-benar meninggalkan PT. Weiss untuk mengikuti Tuan Bai.
Sekali seorang wanita sudah terbiasa bergantung, dia tidak bisa menjadi mandiri.
Tepat ketika aku sedang terjebak di pikiran ku, tiba-tiba kotak email ku menerima sebuah email yang masuk, aku menekan untuk membukanya, di dalamnya terdapat foto-foto aku dan Jonathan, serta hubungan aku dengan Jonathan, semua yang masuk ke dalam email, juga masuk ke dalam sistem internal perusahaan.
Dalam sekejap, seluruh kantor mulai berisik, ada banyak yang mendiskusikan soal ini, aku tidak tahu siapa di balik semua ini, tetapi aku percaya bahwa email ini ada hubungannya dengan Yoga Yin.
Setelah dia melihat aku pada hari itu, dia pasti bertindak.
Kepergian Manajer Bai jelas-jelas salah satu tindakannya untuk menghancurkan aku, tetapi dia mengirim email saat ini untuk memberi tahu orang-orang di seluruh perusahaan tentang hubungan aku dengan Jonathan, jela-jelas dia memberi tahu orang lain, bahwa PT. Weiss itu tidak adil dan hanya bisa tergantung pada hubungan personal baru bisa naik jabatan.
Greyson Lin menatapku dengan curiga, dia "mendesis" dua kali saat memanggilku, bertanya, "Apakah benar? Kamu benar-benar wanita yang berada di sebelah Direktur Yi?"
Aku tidak mengatakan apa-apa, pikiran ku berantakan. Aku yang baru sembuh dari sakit, benar-benar tidak ada energi untuk menghadapi masalah seperti ini.
Dengan cepat ada panggilan yang datang dari Jonathan, dia menyuruh aku untuk naik.
Biasanya aku sangat takut naik, sangat takut jika ada seseorang yang akan mengetahui rahasiaku, tetapi sekarang sudah diketahui oleh publik, aku tidak perlu menyembunyikannya lagi, aku bangkit dan pergi ke kantor Jonathan.
Rupanya Jonathan juga menerima email ini, di kantor yang besar itu, Manajer Li duduk di samping, saat melihat aku datang, dia menyambut aku dan menyapa dengan sopan.
Ekspresi Jonathan terlihat serius saat memandang layar computer, aku tidak tahu apa yang sedang dia pertimbangkan, aku mengerti bahwa jenis email seperti ini yang disebarkan ke publik, berpengaruh kepada nama PT. Weiss, dan merugikan sistem tenaga kerja para karyawan.
Tidak berharap bahwa pekerjaan yang sederhana, aku terbiasa mengandalkan kemampuan ku sendiri, tapi sekarang itu membuat Jonathan kesusahan.
“Aku tidak ingin membuat kamu kesulitan , aku akan meninggalkan PT. Weiss,” Aku menjawab dengan tenang, dan Manajer Li yang ada di samping menatapku terkejut.
Pandangan mata Jonathan tidak teralihkan, tatapanya masih fokus di layar, aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, mengapa aku tidak bisa melihat emosi yang tersirat di wajahnya.
“Tuan Li, sebaiknya kamu keluar dulu.” Jonathan melirik Manajer Li, melambaikan tangan, menyuruhnya pergi.
Di dalam kantor hanya tersisa aku dan Jonathan, dia berdiri, lalu berjalan ke arahku.
Pandangan mata kami bertemu, bertanya, "Apakah kamu sudah memikirkan solusinya?"
“Cukup dengan menaikan jabatan kamu sebagai Manajer.”Jonathan menatapku dengan tenang, “Apakah menurutmu komentar di dalam email itu dapat menyakiti aku?”
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JayVillain's Giving Up
Axe AshciellyLove at First Sight
Laura VanessaBehind The Lie
Fiona LeeIstri ke-7
Sweety GirlI'm Rich Man
HartantoCintaku Pada Presdir
NingsiMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)