Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku

Aku mengerutkan kening dan memandang Jonathan, di depan begitu banyak orang, mengapa dia harus mengajak aku berdansa dengannya? Sekarang situasinya sangat mirip dengan sandiwara antara Pangeran dan Cinderella, para kolega perempuan yang tidak mengetahui soal percintaan ini pun, iri kepadaku.

Aku menundukkan kepalaku, menatap Jonathan, perlahan-lahan aku mengulurkan tanganku, saat aku masih belum menyentuh tangannya, dia malah menarikku, aku mengambil keuntungan untuk mengejar ketinggalan darinya, menariku ke tengah-tengah untuk berdansa.

Terakhir kali di hotel, untuk menyenangkan dia, kami saling menari internasional, menari dan menari, dan kemudian berdansa di tempat tidur. Namun, hari ini, pertama kalinya secara resmi, kami berdansa di hadapan orang banyak.

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Ketika aku berhadapan dengan Jonathan, aku menggertakkan gigi, bertanya melalui celah di antara gigi ku.

“Ingin berdansa,” kata Jonathan tanpa sadar dan masih berdansa.

“Omong kosong,” Aku merendahkan suara ku.

Tiba-tiba wajah Jonathan mendekati telingaku, gerakannya ini terlalu ambigu, kolega-kolega wanita yang berada di samping sekilas menjerit. "Jangan terlalu fokus menari, dan lagipula, orang lain berpikir bahwa kamu dekat denganku."

“Apanya yang dekat.” Begitu mengatakan ini, dengan sengaja, aku berpura-pura tidak berdansa dengan baik, lalu menginjak kaki Jonathan.

Dia jelas-jelas merasa kesakitan, tetapi berpura-pura tidak apa-apa lalu mengulum bibirnya dan menatapku, saat menyilangkan kaki waktu berdansa, dia mendekatkan bibirnya ke telingaku lagi, lalu mengancam: "Jika berani menginjak kakiku lagi, malam nanti tidak ada ampun untukmu. "

Tidak ada cara lain, dengan enggan aku berdansa dengan Jonathan sampai selesai.

Setelah melepaskan tangannya, aku segera berbalik meninggalkan dia, berjalan ke meja makan, mengambil segelas anggur merah dan langsung meminumnya.

"Christine Mo..." Julie Xu yang tidak tahu muncul dari mana, ternyata berdiri di belakangku.

Aku terkejut, lalu tiba-tiba tersedak anggur, seluruh wajah ku memerah, Julie Xu yang melihatnya, maju ke depan untuk menepuk-nepuk punggung ku, dan tertawa: "Tanganmu disentuh oleh Direktur Yi, dan pinggangmu juga di sentuh, apakah kamu merasa bahwa nilai kamu akan segara naik? "

Aku dengan susah payah menelan air liur, aku bernafas lebih lancar, aku menatap Julie Xu dengan tatapan lemah, berkata, "Apakah aku bangga jika Direktur Yi menyentuh tanganku, dan menyentuh pinggangku? Apakah aku tidak perlu mencuci tanganku, lalu langsung dibingkai sebagai kenangan.”

"Di acara tahunan ini, Direktur Yi tidak pernah berdansa dengan kolega wanita mana pun, kamu lah yang pertama, lihatlah wanita yang ada di sekitarmu, semuanya iri padamu!" Kata Julie Xu dengan bercanda.

Aku menghela nafas, barulah menyadari bahwa kolega wanita dari departemen lain mulai menunjuk-nunjuk ke arahku, terutama karena gaun ku yang pendek, mereka mungkin menebak, karena gaun ini jadi menarik perhatian Direktur Yi.

Topik pembicaraan wanita selalu terdiri dari banyak gosip.

Setelah aku minum alkohol, aku baru menyadari bahwa aku harus mengemudi, pada dasarnya takaran minum alkohol ku tidak begitu baik, jika sampai terjadi, dan ada polisi yang menghentikan ku, aku tidak akan bisa menghabiskan tahun baru.

Sekali lagi Julie Xu bergabung ke tengah-tengah lantai dansa, sebelum meninggalkan PT. Weiss, dia ingin sekali lagi menyombongkan diri.

Aku berjalan keluar dari tempat pesta, di luar sangat dingin, aku sedikit gemetar, aku berlari ke mobil dengan dua tangan memeluk dadaku, kemudian aku mengirim pesan WeChat kepada Jonathan, berkata bahwa aku minum anggur, tidak bisa mengemudi, menunggunya untuk pulang bersama-sama.

Tidak perlu waktu lama, ada seseorang yang mengetuk jendela mobil, aku lihat Jonathan, hanya melihatnya langsung duduk langsung di kursi pengemudi, menatap wajah aku yang memerah, dan bertanya, "Ingin menyuruhku mengantar kamu, jadi sengaja minum anggur?”

Aku menggelengkan kepala, "Aku hanya minum segelas, aku takut walau hanya minum segelas, nantinya akan melebihi batas minum ku.”

Perlahan-lahan pandangan mata Jonathan yang menatap wajahku, lalu beralih ke gaunku, menatapku dengan sedikit meringis, dan berkata, "Apakah sprei aku dipotong menjadi rok?"

"Sprei kamu?" Aku terkejut, lalu untuk sementara merasa lega, "Untungnya, itu milik kamu, apabila itu punya orang lain, ketika baru saja menari, ada suara yang berteriak, bahwa ada seseorang yang mengenakan sprei untuk menghadiri pertemuan tahunan, bisa diperkirakan jika satu tahun pun tidak cukup untuk ditertawakan orang-orang. "

“Kamu benar-benar berkulit tebal, masih peduli ditertawakan oleh orang lain?” Jonathan mencemoohku, menyalakan mobil dan perlahan keluar dari tempat parkir.

Tidak tahu mengapa, tiba-tiba aku merasa sedikit dingin, mungkin karena aku tidak memikirkan cuaca hari ini dan membuat diriku kedinginan. Di sepanjang jalan, aku bersandar di kursi, tiba-tiba tubuh ku menjadi panas dingin.

Sekarang kesehatan fisik ku buruk, jika ditukar seperti sebelumnya, ada pertunjukkan baju renang saat musim dingin, mungkin aku masih bisa menanggungnya, tetapi sekarang aku menyadari bahwa aku merasa sedikit kedinginan, seluruh badanku merasa tidak nyaman.

Ketika tiba di rumah kediaman keluarga Yi, setelah mobil diparkir, Jonathan melihat ada sesuatu yang salah dengan ku, telapak tangan yang hangat itu berada di atas dahi aku, lalu bertanya pelan: “ Sepertinya sedikit demam."

Seluruh badanku terasa lemah, aku memincingkan mataku yang terasa berat, menatapnya dan berkata, "Aku merasa sangat tidak nyaman."

“Ingin aku menggendongmu?” Alis Jonathan sedikit terangkat.

Aku mengangguk, "Lantas kamu menyuruhku merangkak?"

Jonathan tersenyum, "Masih bisa bercanda, menunjukkan bahwa demamnya tidak parah.”

“Aku lihat kamu mengharapkan aku demam sampai membakar sarafku, barulah kamu bahagia.” Rasa dingin mulai muncul dari telapak kaki sampai ke dadaku, dan secara tidak sadar, aku memeluk diriku.

Jonathan melihat gelagat ini, segera turun dari mobil, berjalan memutar, lalu membuka pintu mobil, dan menggendong aku keluar dari mobil.

Setelah masuk ke dalam, aku melihat bahwa Ibu mertua yang telah lama tidak terlihat telah kembali dari perjalanan. Begitu dia melihat Jonathan menggendongku masuk ke dalam ruangan, segera ke aula, mukanya berubah menjadi dingin, "Kamu sudah umur berapa, begitu munafik, tidak mungkin jika saat aku tidak ada di rumah, setiap hari kamu menyuruh Jonathan untuk menggendong kamu kan?”

“Christine Mo demam.” Jonathan tidak terlalu mempermasalahkan Ibu Mertua, lalu menggendongku naik ke atas.

Dia meletakkanku di ranjang dengan hati-hati, lalu menarik selimut, sekali lagi memeriksa suhu tubuhku dengan telapak tangannya, berkata: "Aku akan meminta dokter untuk datang, jika saat tengah malam mulai demam tinggi, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan padamu?"

Aku mengangguk, mulutku terasa kering lalu menjawab “Baik”.

Jonathan meminta dokter keluarga untuk datang dan melihat keadaan ku, berkata bahwa aku kedinginan, tidak ada lainnya, lalu membuat obat antipiretik, dan dia pergi.

Jonathan menuangkan air, menyuruhku untuk minum obat, lalu menyuruhku untuk tidur, kemudian bersiap pergi.

Aku segera menarik Jonatha, bertanya, "Kamu pergi ke mana?"

"Kamar Belajar."

"Duduk di sini temani aku, setidaknya kamu temani aku sampai tertidur, kemudian kamu baru pergi, oke tidak?" Aku memohon.

“Baiklah.” Jonathan setuju, lalu duduk di tepi tempat tidur, matanya memandangku lekat-lekat.

Aku tersenyum simpul padanya, berkata, "Apakah kamu tahu, hari ini ketika kamu masuk ke tempat pesta, kamu sangat tampan."

Jonathan tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya tersenyum.

"Kamu terlihat sangat tampan," Aku memujinya. " Pria yang terlihat tampan, mereka memberikan tekanan yang tidak terlihat kepada wanita."

“Apakah kamu ada perasaan krisis?” Jonathan menatapku dalam diam, suaranya terdengar sangat dalam dan terdengar sangat magnetis, membuatku merasa sangat aman, melihatku mengangguk, dia tersenyum.

Dia mengulurkan tangannya yang besar dan menyentuh rambutku dengan lembut, berkata dengan manja, "Baik-baiklah terhadapku, tidak boleh suka pada orang lain."

"Aku tahu." Aku agak mengantuk, tidak tahu apa penyebab obatnya, atau kelelahan karena sakit, lagi pula, aku sedang mengobrol dengan Jonathan, aku berjuang, lalu perlahan, aku menutup mataku dan tertidur.

Aku tertidur sampai hari kembali cerah, saat aku terbangun, Jonathan sudah tidak lagi berada di sisiku. Aku mengambil jam alarm, sekali melihatnya, jam itu menunjukkan sudah jam sembilan pagi lebih, aku sudah sangat terlambat.

Aku segera menyingkirkan selimut, masuk ke kamar mandi lalu segera mencuci muka dan sikat gigi, aku mengenakan pakaian kerja ku yang bernuansa warna hitam, mengenakan sepatu hak tinggi, lalu dengan cepat turun ke bawah, dan bahkan tidak sempat makan, aku langsung mengendarai mobil ke perusahaan.

Begitu mobil berhenti, aku cepat-cepat masuk ke dalam lift, berlari ke tempat duduk aku. Aku terkesiap, setelah menyalakan komputer, Greyson Lin yang ada di kursinya meluncur ke tempatku.

"Untuk apa begitu tergesa-gesa, sekarang kamu adalah wanita pilihan Direktur Yi, jika setiap hati terlambat pun tidak ada orang yang akan membicarakannya." Kata Greyson Lin dengan sinis, dengan kata-katanya, jelas-jelas terdengar tidak senang.

Aku tidak punya waktu untuk memperdulikan sarkasme-nya, tidak peduli bagaimana divisi perusahaan menyebarkan kejadian tadi malam, aku hanya ingin mengerjakan pekerjaan ku dengan baik.

Aku melihat posisi Julie Xu, ternyata dia tidak datang, kemarin malam setelah menggila, dia benar-benar meninggalkan PT. Weiss untuk mengikuti Tuan Bai.

Sekali seorang wanita sudah terbiasa bergantung, dia tidak bisa menjadi mandiri.

Tepat ketika aku sedang terjebak di pikiran ku, tiba-tiba kotak email ku menerima sebuah email yang masuk, aku menekan untuk membukanya, di dalamnya terdapat foto-foto aku dan Jonathan, serta hubungan aku dengan Jonathan, semua yang masuk ke dalam email, juga masuk ke dalam sistem internal perusahaan.

Dalam sekejap, seluruh kantor mulai berisik, ada banyak yang mendiskusikan soal ini, aku tidak tahu siapa di balik semua ini, tetapi aku percaya bahwa email ini ada hubungannya dengan Yoga Yin.

Setelah dia melihat aku pada hari itu, dia pasti bertindak.

Kepergian Manajer Bai jelas-jelas salah satu tindakannya untuk menghancurkan aku, tetapi dia mengirim email saat ini untuk memberi tahu orang-orang di seluruh perusahaan tentang hubungan aku dengan Jonathan, jela-jelas dia memberi tahu orang lain, bahwa PT. Weiss itu tidak adil dan hanya bisa tergantung pada hubungan personal baru bisa naik jabatan.

Greyson Lin menatapku dengan curiga, dia "mendesis" dua kali saat memanggilku, bertanya, "Apakah benar? Kamu benar-benar wanita yang berada di sebelah Direktur Yi?"

Aku tidak mengatakan apa-apa, pikiran ku berantakan. Aku yang baru sembuh dari sakit, benar-benar tidak ada energi untuk menghadapi masalah seperti ini.

Dengan cepat ada panggilan yang datang dari Jonathan, dia menyuruh aku untuk naik.

Biasanya aku sangat takut naik, sangat takut jika ada seseorang yang akan mengetahui rahasiaku, tetapi sekarang sudah diketahui oleh publik, aku tidak perlu menyembunyikannya lagi, aku bangkit dan pergi ke kantor Jonathan.

Rupanya Jonathan juga menerima email ini, di kantor yang besar itu, Manajer Li duduk di samping, saat melihat aku datang, dia menyambut aku dan menyapa dengan sopan.

Ekspresi Jonathan terlihat serius saat memandang layar computer, aku tidak tahu apa yang sedang dia pertimbangkan, aku mengerti bahwa jenis email seperti ini yang disebarkan ke publik, berpengaruh kepada nama PT. Weiss, dan merugikan sistem tenaga kerja para karyawan.

Tidak berharap bahwa pekerjaan yang sederhana, aku terbiasa mengandalkan kemampuan ku sendiri, tapi sekarang itu membuat Jonathan kesusahan.

“Aku tidak ingin membuat kamu kesulitan , aku akan meninggalkan PT. Weiss,” Aku menjawab dengan tenang, dan Manajer Li yang ada di samping menatapku terkejut.

Pandangan mata Jonathan tidak teralihkan, tatapanya masih fokus di layar, aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, mengapa aku tidak bisa melihat emosi yang tersirat di wajahnya.

“Tuan Li, sebaiknya kamu keluar dulu.” Jonathan melirik Manajer Li, melambaikan tangan, menyuruhnya pergi.

Di dalam kantor hanya tersisa aku dan Jonathan, dia berdiri, lalu berjalan ke arahku.

Pandangan mata kami bertemu, bertanya, "Apakah kamu sudah memikirkan solusinya?"

“Cukup dengan menaikan jabatan kamu sebagai Manajer.”Jonathan menatapku dengan tenang, “Apakah menurutmu komentar di dalam email itu dapat menyakiti aku?”

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu