Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)

Aku menyipitkan mataku dan melihat seseorang yang tidak asing, dia adalah Linda, wanita yang menghancurkan hubungan pernikahan pertamaku, wanita yang saat ini sedang meringkuk dalam pelukan seorang pria dengan bahagia.

Keduanya sedang berciuman mesra, tangan pria itu berpindah pada pinggulnya dan meremasnya dengan lembut.

Awalnya aku tidak ingin memedulikannya, namun aku tidak bisa melihat mereka berdua yang mengabaikan pandangan orang lain di depan umum, sehingga aku pura-pura terbatuk.

Ketika Linda melihatku, dia terkejut dan langsung mendorong pria itu menjauh.

Ketika aku melangkah maju, aku melirik pria tersebut yang kelihatan tinggi dan kurus, wajahnya sedikit pasaran, tidak tembem, bukan tipe pria tampan.

“Kenapa kamu bisa di sini?” Linda menatapku panik.

Ketika melihat ekspresinya yang panik, aku menebak bahwa dia mungkin takut aku akan memberitahu Ardy Lu, karena setelah aku turun dari mobil, aku langsung mendapatkan adegan seorang wanita sedang selingkuh, apakah ini sebenarnya nasib malang atau beruntung.

“Maaf karena telah melihat dirimu yang begitu terbuka.” Aku mengangkat sudut bibirku dan tersenyum tipis.

Linda buru-buru memberi isyarat pada pria itu dan berkata: "Kamu naik ke dalam mobil dulu, kabarin aku setelah kamu tiba."

Setelah itu, pria tersebut langsung pergi. Setelah Linda memperhatikan pria itu pergi, tatapannya mengarah padaku, ekspresinya seketika serius dan bertanya: "Jika kamu ingin mengancamku, maka kamu sudah salah sangka."

Ekspresi dan nada bicara Linda saat ini telah berbeda dengan ketika aku pertama kali bertemu dengannya. Saat ini dia bahkan tidak takut ketika ketahuan selingkuh oleh diriku, ekspresi panik di matanya segera ditutupinya.

“Apakah aku mengatakan bahwa aku ingin mengancammu?” Aku menaikkan kedua alisku dan mencibir, kemudian menatap tubuhnya dari atas sampai bawah yang telah berubah dahsyat, selama beberapa tahun ini dia telah berturut-turut melahirkan beberapa anak perempuan, kehidupannya selama ini sepertinya tidak berjalan dengan baik.

Nasibku hampir sama seperti dia yang terus menerus melahirkan anak perempuan, tetapi ada satu perbedaan yaitu bahkan jika ibu mertuaku memiliki keluhan, dia tidak berani bersikap emosi padaku karena dia adalah orang yang berpendidikan.

"Hei Nona Mo, kamu berkata dengan sangat mudah, jika kamu tidak memiliki cara yang licik, bagaimana kamu bisa menempati posisi Nyonya Yi dengan begitu lama?" Linda menatapku dengan tatapan menghina.

Cara yang licik?

Apakah dia mendeskripsikan diriku dengan tepat? Aku dengan Linda hanya bertemu beberapa kali, tetapi dia sangat pintar dalam menebak.

Aku menatap lekat pada wajahnya yang lumayan berisi dan berkata: "Jika kamu menilaiku sebagai orang yang tidak bermoral, maka aku harus melakukan sesuatu yang tidak bermoral supaya bisa disesuaikan dengan penilaianmu."

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Linda menatapku dengan waspada.

"Aku tidak ingin melakukan apapun, hanya ingin mengatakan yang sebenarnya dan memberitahu mantan suamiku apa yang baru saja aku lihat.” Aku tersenyum dengan merapatkan bibirku.

Ketika aku berbalik dan ingin pergi, Linda menahan diriku dan memohon: "Christine Mo, tolong jangan memberitahunya."

Tubuhku sedikit miring kemudian menatapnya sekilas dari sudut mataku, berkata dengan datar: "Jika kamu tidak menyukai Ardy Lu, kamu harus mempertimbangkan anak-anak, tadi kamu bermesraan pada pria itu di depan banyak orang, apakah ini tidak menjijikkan?"

Linda terdiam, matanya sedikit merah dan menundukkan kepalanya.

Aku mengesampingkan tangannya dan menoleh menatapnya, "Apa yang terjadi padamu dengan Ardy Lu, ada apa dengan Keluarga Lu?"

"Keluarga Lu?" Linda mencibir sinis, "Awalnya aku berpikir jika aku menikah dan masuk ke dalam Keluarga Lu, maka aku akan sangat menikmati kehidupanku, aku pikir setelah mengusirmu, aku akan lebih baik lagi, tapi aku tidak menyangka semuanya malah berkebalikan."

"Mengapa kehidupanmu harus bergantung pada pria? Kamu memiliki dua tangan yang bisa menciptakan kehidupanmu sendiri, mengapa kamu harus bergantung pada pria?" Aku tidak mengerti, apakah jika seorang wanita memiliki kehidupan yang buruk merupakan kesalahan seorang pria?

Mengapa hingga saat ini wanita masih harus bergantung pada pria, mengapa harus merasa bahwa jika mereka menikah dengan orang kaya maka kehidupan mereka akan berjalan dengan baik?

Aku tersenyum lemas karena aku tidak bisa menggoyahkan pemikiran orang lain.

"Jika bukan Yoga Yin ingin balas dendam, jika bukan kakakmu yang datang ke rumah setelah perceraianmu, bagaimana Keluarga Lu bisa menjadi seperti hari ini?" Linda mulai mengeluh.

Setelah seorang wanita frustrasi, dia akan terbiasa terus mengeluh.

Kali ini aku kembali ke Kota F bukan untuk berdebat dengan Linda mengenai reputasi Keluarga Lu, tetapi mencari Jonathan mengenai ruang kelas Desa A.

"Sudahlah, aku tidak ingin melanjutkan lagi, aku akan mengganggap hari ini tidak melihat apa-apa, sudah oke!" Setelah itu, aku hanya ingin pergi, tetapi aku tidak menyangka Linda masih bersikeras menahanku.

"Tidak, kamu bersumpah dulu." Dia sedang dalam kondisi dikasih hati minta jantung.

Aku sedang tidak dalam suasana hati yang baik, sangat tidak ingin memedulikannya, kemudian berkata dengan sedikit tidak sabar: "Lepaskan tanganku, kalau tidak sebentar lagi aku akan langsung memberitahu Ardy Lu."

Ancamanku sepertinya dicerna olehnya, Linda langsung melepaskanku.

Aku mengabaikannya dan berjalan keluar dari halte bus dan melambaikan tanganku pada sebuah taksi. Aku masuk ke dalam mobil kemudian melaju perlahan, tidak lama kemudian, tepat pada simpang rambu lalu lintas, sebuah mobil sedan berwarna merah di hadapannya menerobos lampu merah dan menabrak sebuah bus.

Aku terkejut ketika mendengar suara tabrakan yang keras, persimpangan itu langsung berubah menjadi lokasi kecelakaan mobil.