Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
Refaldy mengapa bisa ada disini? Benar-benar apa yang ditakutkan malah itu yang terjadi. Datang untuk menghadiri acara persahabatan seperti ini paling takut bertemu dengan orang yang dikenal, tapi nasib selalu bercanda denganku.
Saat Refaldy melihatku, pandangan terkejutnya tidak kurang dari aku, perlahan dia jalan menuju ke arahku.
Julie tiba-tiba menarik lenganku, dengan sangat gembira berkata : “Christine, lihatlah, ada seorang cowok tampan datang ke arahku, sepertinya malam ini kesucianku tidak bisa dijaga lagi.”
Melihat Refaldy datang, masih belum membuka mulut, Julie sudah berdiri lebih dulu, mengulurkan tangan dan berkenalan : “Halo, namaku Julie, kamu?”
“Refaldy.” Setelah Refaldy mengenalkan diri sepintas, dia melihatku, dan bertanya : “Christine, kebetulan sekali?”
Aku menunduk, ingin menggali satu lubang dan terkubur di dalamnya. Keadaan sekarang ini, jika aku masih bungkam, bukankah akan tampak jelas begitu picik.
Apa boleh buat, aku memaksakan diri untuk berdiri, dengan senyum paksa, berkata : “Iya kebetulan sekali, mengapa kamu bisa ada di sini?”
“Diajak teman untuk ikut meramaikan.” Refaldy mengatakan yang sebenarnya.
“Aku juga.” jawabku segera.
“Christine, teman kamu?” Mata Julie menatap lekat pada Refaldy, tampak jelas dia telah terpikat oleh ketampanan Refaldy, di antara banyak cowok, tidak bisa disangkal, Refaldy sungguh lebih dari mereka.
Nyaris semua wanita di sekitar mempunyai ketertarikan pada Refaldy, hanya saja karena dia ada di samping kami, tidak ada yang mengerumuninya.
Teman yang mengajak Refaldy datang untuk meramaikan, agaknya akan sangat menyesal, menarik datang seorang yang luar biasa ini yang berarti telah membuat rendah nilai ketampanan dirinya sendiri.
Saat ini tuan rumah yang mengadakan acara sedang naik ke panggung, melihat itu tanpa bicara apa-apa Refaldy menarik aku meninggalkan clubhouse ini.
Sampai di luar, Refaldy melepaskan tanganku, dan mengejek : “Barusan melihatmu tadi, aku pikir seseorang yang mirip denganmu, diam-diam aku senang dalam hati.”
Aku merapatkan bibir, dengan senyum dangkal, “Bagaimana lagi, aku diajak oleh rekan kerjaku.”
“Rekan kerja?” Refaldy mengernyitkan dahi, “Kamu sudah bekerja?”
“Aku bekerja di perusahaan Jonathan, rekan kerja yang di dalam tidak mengetahui identitasku, kalau tidak dia tidak akan mengajakku datang.” Kataku tenang, dan segera berpesan padanya : “Kamu tidak boleh membocorkan ini, aku hanya ingin bekerja dengan tenang, mempunyai grup pertemanan, bisa menjalani hidup yang lebih berarti.”
“Apakah CEO Yi tahu kamu ikut acara ini?” Tanya Refaldy ingin tahu, melihat ekspresi wajahku yang berubah perlahan, dia bisa dengan cepat menebak, “Sudah kuduga kamu menyembunyikan ini darinya.”
Tanpa daya aku tersenyum tawar, dan mengikuti Refaldy berjalan di sekitar clubhouse ini.
Cuaca bulan dua belas di kota F ada sedikit dingin, hiasan pernak-pernik natal sudah mulai menghias di sekeliling, Refaldy teringat kembali hari-harinya di luar negeri, dan mengeluh : “Waktu lewat begitu cepat.”
Aku mengerling ke arahnya, berkata : “Tidak perlu menemaniku, kamu masih sendiri, cepatlah masuk dan coba cari gadis yang cocok denganmu, barusan tadi para gadis melihatmu dengan mata yang bersinar.”
“Apakah kamu juga bersinar?” Mendadak Refaldy balik bertanya hingga membuatku sedikit bingung.
Aku terdiam dan menghentikan langkah lalu menatapnya, dengan ikhlas dan sungguh-sungguh berkata : “Kilauan sinar di mataku selamanya hanya untuk satu orang, aku pikir walau aku tidak mengatakannya, mestinya kamu sudah tahu.”
“Anggap saja aku tidak pernah bertanya.” Dengan bosan Refaldy membalikkan wajahnya, melihat ke depan, “Sudah lumayan malam, kamu pulang saja dulu.”
Baru saja Refaldy berkata, ponselku berdering, telepon dari Jonathan.
Aku memberi isyarat agar Refaldy tidak bicara, baru menekan terima panggilan, dengan suara ringan menyapa "hallo”.
“Lagi di mana?” Terdengar suara Jonathan dari seberang yang sedikit buru-buru.
“Makan di luar sama teman, sebentar lagi pulang.” jawabku.
“Benar cuma makan saja?” tanya Jonathan curiga.
Aku panik, mengapa terasa sepertinya Jonathan mengetahui aku ke acara persahabatan ini, karenanya aku mengujinya : “Kalau tidak, kamu pikir aku akan pergi kemana?”
“Pergi kemana, hati kamu yang paling jelas.” Api kemarahan yang terdengar dari nada bicara Jonathan seakan bisa menyembur keluar dari ponsel.
Diam-diam aku menelan ludah, tidak tahu apa harus berterus terang padanya, lalu dengan suara pelan berkata : “Aku segera pulang, segera.”
“Benarkah?” Sindir Jonathan, “Sepertinya kalau kamu berbalik akan lebih cepat.”
Berbalik? Aku tidak mengerti apa maksudnya berbalik, tiba-tiba otakku bekerja, dan dengan cepat berbalik, lalu mendapati Jonathan menatapku dengan tajam.
Ponselnya masih tetap di telinga, “Baru kerja beberapa hari, sudah mulai berbohong tanpa ada persiapan dan tanpa rasa bersalah.”
Aku menurunkan ponsel dari telinga, berdiri di tempat sambil termangu. Mengapa Jonathan bisa ke sini, bagaimana bisa tahu aku mengikuti acara persahabatan ini, apakah dia meletakkan sesuatu di badanku untuk mengetahui posisiku.
Mestinya dia tidak akan sampai seperti itu kan, melihatnya perlahan jalan ke arahku, dan melototkan matanya pada Refaldy : “Mengapa sampai di manapun ada kamu?”
“Kebetulan.” Jawab Refaldy, “Sepertinya Christine ada dimana, disitu juga kelihatan CEO Yi.”
“Dia adalah wanita aku, dia ada di mana, aku juga di situ apa yang aneh dari hal itu.” Selesai bicara, tangan besar Jonathan menarik dan merangkul aku dalam pelukannya, sepertinya menunjukkan dia lebih berhak seutuhnya atas diriku..
“Aku ngerti.” Refaldy tersenyum canggung, “Christine, segeralah pulang bersama CEO Yi!”
Aku mengangguk, Jonathan tidak memberi sedikit pun muka pada Refaldy, langsung menggandengku dan berlalu pergi.
Aku tahu Jonathan sedang marah, otot tangannya sangat kencang. Barusan tadi mendadak muncul di belakangku, aku melihat kernyitan dalam di dahinya, manik mata yang teduh mengeluarkan api kemarahan dari dalam, juga bersikap kasar pada Refaldy, dan aku tahu aku sudah tamat.
“Kamu marah?” tanyaku sambil berlari kecil mengikuti langkah Jonathan. Dia berjalan cepat sekali, aku memakai high heels jadi sedikit berat untuk mengikuti langkahnya.
Jonathan tidak menggubris pertanyaanku, langsung memasukkan aku ke dalam mobilnya, “Berikan kunci mobil padaku.”
Dengan tertegun aku mengeluarkan kunci dan memberikan padanya, hanya melihat dia meminta sopir untuk keluar, dan memberikan kunci pada sopir, berkata : “Bawa pulang mobil nyonya ke rumah keluarga Yi.”
Setelah itu, dia sendiri duduk di balik kemudi, dengan elegan menjalankan dan memundurkan mobil, dan berlalu pergi.
Sepanjang jalan, Jonathan tetap diam, dia konsentrasi mengendarai mobil, matanya selalu melihat ke depan, tangannya yang panjang ada di atas setir, dan tidak peduli padaku.
“Kamu ingin marah, marah saja. Aku tahu aku salah telah mengikuti acara tersebut, aku sudah menyiapkan diri untuk dimarahin sama kamu.” Aku menunduk, sebagai ibu dari dua orang anak, aku malah ikut anak muda mudi yang belum menikah untuk mengikuti acara persahabatan, meskipun terpaksa, tapi pantas untuk mendapat hukuman.
“Sikap mengaku salahnya bagus.” Jonathan mengerling ke arahku, berkata : “Angkat kepalanya, biar aku lihat sudah seberapa tingkat ketebalan kulit mukamu?”
“Ketebalan?” Aku tidak mengerti sambil mengangkat kepala dan menyambut pandangan mata Jonathan.
“Sekarang berbohong wajah sudah tidak merah lagi, berjalan bersama pria lain masih berani bilang lagi makan.” Sindir Jonathan dengan sinar mata yang tajam melotot padaku.
“Mohon tuan hukumlah aku, jangan menyindir dengan pedas dan tajam, hatiku sangat sakit.” Aku kecewa dengan bibir berkerut, aku tidak melakukan hal di luar batas, selalu sesuai batasan, tapi ada satu hal yang aku tidak mengerti, bagaimana Jonathan bisa tahu aku mengikuti acara persahabatan itu.
Pertanyaan ini selalu mengganjal di pikiranku, tidak ditanya akan terasa menjadi beban.
“Bagaimana kamu bisa tahu aku mengikuti acara itu?” Akhirnya aku bertanya juga.
“Manajer Li yang beri tahu aku.” Tanpa peduli Jonathan berkata, “Jangan tanya manajer Li tahu dari mana, perbuatanmu malam ini sudah melewati batas dari aku.”
Di dunia ini tidak ada dinding yang kedap udara, aku bisa menebak siapa yang memberi tahu manajer Li, sepertinya dari mulut ke mulut.
Sekonyong-konyong aku merasa kehidupanku gelap setengah, tidak ada kenikmatan dalam hidup.
Jonathan tidak langsung pulang ke rumah, tapi membawa mobil menuju pesisir sungai di kota F, lalu membuka pintu dan keluar dari mobil.
Aku tidak mengerti dan tetap duduk di dalam mobil, melihat Jonathan berjalan menuju pagar pesisir sungai, sangat tidak biasa, cuma melihat dia tiba-tiba memanjat pagar tersebut, sepertinya akan melompat ke bawah.
Aku bergegas membuka pintu mobil dan menyusul ke arahnya, dengan cemas berteriak : “Jonathan, apa yang kamu lakukan?”
Hanya melihatnya menoleh, sepertinya badannya tidak berdiri dengan stabil, aku ketakutan hingga jantung serasa mau copot, setelah terhuyung-huyung dia sudah berdiri lagi dengan mantap.
Aku melangkah maju, melihatnya sudah aman, seketika menjadi lega, dan berkata : “Apa kamu sudah gila, cepat turun, nanti tertiup angin masuk ke sungai.”
“Cari pelampiasan.” Kata Jonathan datar sambil melihatku, “Atau tidak, kamu juga ikut naik dan sama-sama melampiaskan yang ada dalam hati ini.”
“Kamu ada masalah apa yang ingin dilampiaskan, jika karena masalah aku yang mengikuti acara persahabatan, aku minta maaf padamu, kamu mau bagaimana baru tidak akan marah lagi?” Angin di sungai sedikit kencang, kata-kataku berpencar tertiup angin, namun Jonathan dengar dengan jelas.
Dia melompat turun dari atas pagar, berdiri di depanku, maju satu langkah dan tiba-tiba memeluk aku.
Aku dipeluk dengan wajah bingung, bahkan tidak tahu Jonathan sekarang marah atau ……
“Kelak jangan melakukan hal bodoh lagi, paham?” Tangan besarnya membelai rambut panjangku, aku dengan patuh mengganggukkan kepala, dan mendehem “Um”.
“Baiklah, masalah malam ini selesai.” Dia melepaskan pelukan, lalu berbalik dan berjalan menuju ke mobil.
Aku termangu-mangu melihat bayangan perawakan tingginya yang bergerak, Jonathan tanpa sebab dan alasan berhenti dan keluar dari mobil, sebenarnya apa yang dia lakukan?
Mengapa aku semakin tidak memahami dirinya?
“Mau pulang apa tidak?” Teriak Jonathan, aku tersadar dan lekas menyusulnya.
Waktu kerja di hari kedua, pertama Julie mencari tahu tentang Refaldy, juga bertanya apa hubunganku dengan Refaldy.
Aku berbohong kalau Refaldy adik dari pacarku, mendengar itu Julie segera membujuk dan mengedipkan matanya padaku, lalu berkata : “Christine, kelak jika ingin kopi, boleh panggil aku kapan saja.”
Aku sedikit geli melihat Julie, ekspresi wajah wanita ini berubah sangat cepat. Tidak hanya dengan serius mengajari aku hal-hal di departemen operasi, tapi menghormatiku layaknya kakak ipar.
Ketika Julie melaksanakan tugas ke luar kantor, Greyson datang mengejekku dan berkata : “Tulang Julie tidak gampang digerogoti, tidak di sangka dalam waktu yang singkat kamu bisa taklukkan dia.”
“Aku bukan seekor anjing.” Aku mengerling Greyson, “Aku pikir wajar saja kamu tidak memiliki pacar.”
Greyson menatapku tidak mengerti, bertanya : “Mengapa?”
“Karena kamu lebih suka bergosip dari wanita.” Selesai bicara, aku tertawa, Greyson benar-benar seperti wanita, banyak bicara, namun orang seperti ini tidak licik, hal apapun selalu dia ceritakan padaku dengan jujur.
“Christine, lidahmu sungguh beracun.” Greyson dengan sedih kembali ke meja kerjanya.
Lidahku beracun? Tidak merasa, aku cuma mengatakan yang sebenarnya.
Tepat saat kami lagi bekerja, seorang wanita bertubuh besar datang ke kantor, dengan suara keras dia berteriak : “Siapa yang bernama Julie Xu?”
Suara wanita ini sangat kencang, membuat semua rekan kerja mendongakkan kepala dan membicarakannya.
Aku berdiri dengan ragu, dan melangkah maju, bertanya : “Halo, ada hal apa mencari Julie?”
“Kamu Julie?” Mata wanita itu membesar dan bertanya dengan suara keras.
Novel Terkait
Cinta Dan Rahasia
JesslynHanya Kamu Hidupku
RenataPernikahan Tak Sempurna
Azalea_The Winner Of Your Heart
ShintaBack To You
CC LennyThe Gravity between Us
Vella PinkyLove and Trouble
Mimi XuUntouchable Love
Devil BuddyMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)