Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 128 Serpihan Ingatan (2)

Dia bukan Jonathan, mengapa dia berpura-pura menjadi suamiku?

Siapa dia? ada maksud apa dia?

Di mana aku sekarang, apakah ini rumah sakit, atau ...

Mengapa Tuhan ingin aku menderita rasa sakit seperti ini, bahkan jika mataku diambil, mengapa aku juga bisa hilang ingatan, dan aku harus berusaha keras untuk menyatukan ini semua, kapan aku bisa menyatukan semua kepingan kepingan ingatanku ini.

Ketika perawat datang untuk memberikanku pemeriksaan rutin, aku baru tahu aku dimana, Dia berkata aku sangat beruntung, suamiku selalu menemaniku.

Tetapi aku tahu bahwa lelaki itu sama sekali bukan suami aku. Setiap kali dia menyentuh tangan aku, ada semacam keraguan dan kegugupan yang menandakan ketika dia menyentuhku ada rasa bersalah.

Aku tidak ingin menikamnya, hanya karena aku masih tidak dapat mengingat banyak hal dan mataku buta. Jika semua orang tempatku bersandar sekarang pergi, aku bagaimana bisa mengingat diri sendiri.

Telingaku menjadi sangat sensitif, dan aku bisa mendengar langkah kaki lain masuk ketika perawat membuka pintu.

Itu dia.

"Kamu datang." Aku berbalik dan memandang ke arahnya. Meskipun gelap, aku yakin dia berdiri tepat di hadapanku. "Apakah dokter mengatakan kapan aku bisa keluar?"

"Ya, kapan saja."

Aku bisa merasakan bahwa ketika dia mengatakan ini, dia dalam suasana hati yang baik. Aku pura-pura tersenyum simpatik dan berkata, "benarkah? wah sangat bagus."

Tiba-tiba, ketika tangannya menyentuhku, aku menarik tanpa sadar, menarik tangannya dari telapak tangannya, dia bertanya dengan bingung, "Ada apa?"

"Tidak, aku tidak terbiasa dengan itu." Aku menjawab, "Jonathan, aku ingin pergi ketempat yang sering kita kunjungi. Aku ingin memikirkan setiap bagian dari kamu sesegera mungkin."

"Baiklah," jawabnya.

Kemudian mengambil tangan aku, dan aku hanya mengikutinya keluar dari rumah sakit dengan mobil.

Aku tidak tahu ke mana dia membawaku. Ketika aku turun dari mobil, aku mencium aroma bunga yang samar dan suara air yang mengalir. Seharusnya ada bebatuan di dekatnya. Pada saat ini, suara seorang wanita paruh baya memanggil dan berkata: "Tuan, istrimu kembali?"

“Bibi Chang?” Aku bertanya dengan curiga, beberapa orang tanpa sadar menyebutkan beberapa nama, “Apakah kamu Bibi Chang?”

Pertanyaanku yang tiba-tiba membuat wanita paruh baya itu tertegun, mungkin karena dia diperintahkan, dia segera berkata dia adalah Bibi Chang

Sayangnya sudah terlambat.

Akhirnya, ketika "Jonathan" palsu itu membantuku masuk ke aula, aktingku tidak bisa lagi dilanjutkan, dalam sekejap mendorongnya, lalu bertanya dengan suara dingin: "Siapa kamu, mengapa kamu menyamar sebagai Jonathan?"

"Christine ..." Pria itu meneriakkan namaku.

"Jangan panggil aku, aku tahu kamu pasti mengenal aku, dan aku juga seharusnya mengenal kamu, tetapi kamu bukan Jonathan tetapi kamu berpura-pura menjadi Jonathan, yang berarti kamu tidak bermaksud baik." Apa tujuannya? "

“Aku tidak punya tujuan, hanya ingin menjagamu dengan baik,” suara pria itu terdengar tulus.

Aku menggelengkan kepalaku dan sedikit menyeringai, "Kamu ingin memanfaatkan kekurangan ingatanku sekarang, jadi menipuku, kamu katakan padaku, siapa kamu, aku memilih mempercayaimu."

Orang itu mungkin tidak lagi bisa berpura-pura, dan dengan jujur berkata: "Aku Yoga, teman sekelasmu."

"Yoga?" Aku mengerutkan kening, serpihan ingatanku berusaha mengingat, dan tiba-tiba mengunci saat Yoga SMA, pria gendut itu, dan ketika aku berpikir kembali ke wajah kurus yang kusentuh, aku segera menggelengkan kepalaku, " Tidak, kamu bukan. "

"Aku," jawab Yoga dengan tegas lagi.

"Aku tahu, dia gemuk, dia harus berjalan ke samping ketika dia memasuki pintu, tetapi kamu tidak gemuk." Jawabanku membuat orang itu tidak tahu ingin berekspresi apa. Dia melangkah maju dan mengambil tanganku dengan putus asa dan meletakkannya kembali di wajahnya.

"Aku sudah kurus. Ingatan kamu adalah saat SMA, dari dulu aku sudah kurus. karena kamu aku aku jadi kurus sekarang." Suara tulus Yoga terdengar.

Aku membeku untuk waktu yang lama, tidak tahu apakah harus percaya kata-katanya.

"Aku tidak tahu apakah apa yang kamu katakan itu benar atau salah." Aku menunduk dan panik, "Jika kamu benar-benar Yoga, mengapa kamu tidak menunjukan identitasmu sejak awal, mengapa kamu menyamar sebagai Jonathan?"

"Kamu hanya ingat Jonathan dari awal, dan kamu tidak bisa mengingatku," kata Yoga itu benar. Yang pertama di benakku dan muncul di benakku. Wajah yang sangat familiar saat malam dan pagi tidur disampingku

Mungkin aku harus percaya padanya, lagipula, aku tidak punya apa-apa sekarang, dan tidak ada yang bisa dia gunakan.

"Yoga, di mana Jonathan, dan aku ingin melihatnya." Aku tidak tahu siapa yang kucari sekarang, duniaku hanya gelap sekarang.

Karena dia mau mengakui identitasnya, walaupun dia tidak tahu apakah itu benar atau hanya tipuan, tapi aku mau bertarung sekali lagi.

Sebelum ingatan aku disatukan, aku ingin bertaruh sekali lagi.

"Oke, aku akan membawamu padanya," Yoga menyetujui.

Tapi aku bisa mendengar keengganan dalam nadanya. Kurasa dia sangat enggan untuk membantuku, tapi aku tidak bisa menebak apa alasan sebenarnya?

Jika otakku tidak terbentur, ingatanku tidak hilang, aku percaya bahwa aku bisa menemukan semua sendiri dan aku tidak harus menggantungkan harapanku kepada Yoga.

Aku curiga dan aku brhati-hati akan semuanya.

Dalam beberapa hari berikutnya, Yoga menuntun aku untuk berbalik. Aku tahu dia sengaja mencoba untuk menghentikanku, tetapi aku tahu satu hal di hatiku. Dia ingin membuatku bersamanya.

Aku tidak mengatakan apa-apa kepadanya lagi. bagaimana dia peduli atau bertanya, aku tidak menjawab satu katapun.

Sampai seorang wanita tiba-tiba masuk, dia mengatakan kepadaku bahwa dia akan membawaku ke Jonathan.