Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)

Sepertinya ada banyak orang di dalam bus, banyak orang mengalami luka ringan, orang yang membawa mobil merah sepertinya tidak seberuntung mereka yang berada dalam bus.

"Mereka yang menerobos lampu merah, benar-benar tidak menyayangi nyawa mereka sendiri." Supir taksi menggelengkan kepalanya dengan pasrah kemudian menatapku yang duduk di kursi belakang dan berkata: "Kemungkinan akan mulai macet, kamu bisa turun di sini!"

Aku mengangguk dan turun dari mobil, aku tidak menyangka akan terjadi banyak insiden ketika aku baru berinjak kembali ke Kota F.

Lokasi kecelakaan masih jauh dari PT. Weiss, kemungkinan aku harus melintasi persimpangan agar bisa mencapai sisi lain agar aku bisa memanggil taksi lain. Ketika aku melewati lokasi kecelakaan mobil, aku melihat bahwa kepala orang yang mengendarai mobil merah tersebut berdarah, kondisinya sangat mengerikan.

Mobil ambulans tiba dengan cepat di lokasi kejadian, semua personil sedang melakukan pertolongan.

Aku tidak ingin ikut campur dalam urusan ini, setelah aku melewati persimpangan jalan, aku cukup beruntung karena telah mendapatkan taksi lain, setelah duduk di dalam mobil taksi, aku menutup mata dan memijat pelipisku kemudian bersandar pada jendela mobil.

Saat ini, terdengar siaran radio di dalam mobil yang mengatakan bahwa Rumah Sakit Kota F menerima banyak orang yang cedera akibat kecelakaan mobil, golongan darah AB rh-negatif sangat dibutuhkan dan membutuhkan pendonor yang bergolongan darah tersebut.

Ketika supir mendengarnya, dia seketika tersenyum, "Saat ini, darah sangat berharga, siapa yang akan mendonornya!"

Aku membuka mata perlahan-lahan, perasaan di hatiku bercampur aduk, perkataan supir seketika membuatku terasa lelah, aku berpikir sesaat, menepuk kursi supir dan memberitahunya, “Pak, antar aku ke rumah sakit."

“Apakah kamu tidak pergi ke PT. Weiss?” Tanya supir bingung.

“Tidak.” Jawabku dengan ekspresi datar.

Aku tidak tahu mengapa aku harus ikut campur, tetapi aku tahu bahwa golongan darah jenis ini terlalu sedikit dimiliki orang, jika aku tidak membantu, seseorang yang mengalami kecelakaan mungkin bisa meninggal akibat kekurangan darah.

Ketika aku tiba di rumah sakit dan mengatakan bahwa aku memiliki golongan darah rhesus negatif, kemudian aku langsung melakukan tes darah, setelah lulus tes darah, aku mendonor darah sebanyak empat ratus cc, kemudian otakku terasa kosong, kepalaku pusing dan hampir terjatuh ke bawah.

Saat ini ada sepasang tangan kekar menahan tubuhku.

Aku memijat pelan dahiku kemudian mengucapkan terima kasih, berusaha berdiri tegak dengan menjauhkan tangan itu kemudian ingin berjalan pergi.

"Siapa namamu?"

Setelah aku berjalan dua langkah, aku mendengar sebuah suara di belakangku, aku menoleh dan melihat sekilas pria itu, aku tidak menjawabnya kemudian berbalik badan dan langsung berjalan pergi.

"Nona Mo ..." Saat ini terdengar suara seorang perawat, dia melangkah maju menghalangiku dan berkata: "Masih dibutuhkan dua ratus cc darah untuk pasien, aku tahu tubuhmu mungkin tidak kuat, tapi ..."

“Aku mengerti, aku bisa.” Aku merapatkan bibirku yang sedikit kering, sepertinya hampir kehabisan tenaga. Aku menyembunyikan insiden pendarahanku yang terjadi beberapa saat yang lalu, berusaha menguatkan tubuhku untuk masuk kembali ke ruang perawat.

Aku tidak tahu apakah tubuhku memiliki darah yang cukup atau tidak, namun tubuhku tidak menahan dan akhirnya pingsan.

Ketika aku bangun, aku menyadari bahwa diriku sedang diinfus, berbaring di kamar pasien yang bersih, aku tertawa lemas, tahun ini aku telah dirawat di rumah sakit selama beberapa kali, sungguh memalukan.

Aku bangun, jarum infus perlahan menusuk tanganku.

Aku mengerutkan alis, merobek kain kasa, melepaskan jarumnya, ketika aku menginjak lantai, kepalaku terasa pusing, sepertinya aku harus banyak mengonsumsi vitamin supaya bisa menambah darahku.

Aku menarik napas dalam-dalam, membiarkan diriku lebih sadar lagi sebelum perlahan-lahan mengambil langkah pertama.

Saat ini pintu kamar terbuka, seorang pria tinggi berjas hitam masuk ke dalam, penampilan wajahnya sangat bagus, terutama hidungnya yang kelihatan sangat mancung.

Aku terbengong sesaat, menatapnya curiga dan bertanya: "Apakah kamu salah kamar?"

Sudut bibir pria itu sedikit terangkat, dia tersenyum dan terlihat dua lesung pipi di wajahnya yang tampan, suaranya sedikit serak tetapi enak didengar seperti suara penyiar radio, "Nona Mo, terima kasih telah menyelamatkan ibuku hari ini."

Aku kebingungan, "Aku tidak mengerti."

"Ibuku adalah orang yang bergolongan darah AB-rh-negatif, terima kasih telah mendonor darah menyelamatkannya, aku bermarga Ying, namaku Refaldy Ying." Setelah pria itu memperkenalkan dirinya dengan sopan, kedua matanya menatap lekat diriku.

Aku tersenyum, sedikit merapatkan bibirku: "Ini hanya hal kecil, kamu tidak perlu begitu sungkan."

"Aku wajib berterima kasih padamu, ibuku adalah seorang dewi bagiku, kamu telah menyelamatkannya, sama dengan telah menyelamatkan dewi di dalam hatiku." Pria ini terlalu pintar bercakap.

Aku terkejut mendengar perkataannya. Sepertinya dia adalah orang pertama yang mengumpamakan ibunya seperti dewi.

“Oh iya, apakah margamu Ying berasal dari kata yingyang?” Awalnya aku ingin bertanya dengan sopan, karena marga ini jarang ada yang punya, aku tidak menyangka pria itu akan tertawa setelah mendengar pertanyaanku.

“Kamu adalah orang pertama yang mendeskripsikan margaku dengan yingyang.” Refaldy Ying tersenyum menyipitkan matanya, “Apa pekerjaan Nona Mo?”

"Pekerjaanku adalah guru sekolah dasar." Setelah aku menjawab dengan tidak santai, aku melihat sekeliling dengan tidak nyaman dan berkata, "Tuan Ying, aku harus pergi sekarang, ada sesuatu yang harus aku lakukan."

“Aku bisa mengantarmu.” Refaldy Ying menawarkan dengan ramah, namun aku menggelengkan kepala untuk menolak tawaran tersebut.

"Tidak perlu, aku bisa naik taksi."

“Nona Mo sepertinya takut padaku.” Pernyataan Refaldy Ying sangat aneh, aku mengernyit bingung kemudian bertanya: “Kenapa aku harus takut padamu?”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu