Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)

“Seluruh hidupku telah berakhir di tanganmu.” Suara Jonathan sedikit serak berbicara di samping telinganya, aku memalingkan muka, melihatinya, mencium wajahnya.

“Saling terkalahkan saja.” Aku mencium rambutnya dengan lembut, berkata dengan pelan.

Suami istri dalam seumur hidup ini, hidup biasa saja, aku tau sendiri tidak begitu memenuhi syarat sebagai seorang ibu, sebagai istri banyak berperhitungan, sebagai menantu perempuan, tidak cukup patuh, tapi aku dapat menjamin satu hal, adalah menjaga keluarga sendiri dengan baik.

Pilek Jonathan sangat cepat sudah sembuh, keadaan fisiknya bagus, hari kedua pagi-pagi sudah dinamis dan bergairah, dia semulanya ingin mencium Bernice, tapi ditolak olehku, aku khawatir pilek belum baik total, nanti ada squela apa.

Terpaksa, dia hanya dapat mengalihkan semua kerindukannya kepada Bella.

Bella sedang minum susu di meja makan, melihat Jonathan mendekat, segera melakukan satu gerakan “STOP”, sepasang tangannya bersilang menolak Jonathan untuk mendekat, berkata: “Ayah, kamu jangan kemari.”

“Kenapa?” Jonathan melihat Bella dengan ekspresi tidak mengerti.

“Nenek bilang, kamu sakit, harus diisolasi.” Bella kecil tapi pintar, satu jawaban yang sangat cerdas membuat Jonathan sangat terluka. Aduh, sakit saja, sampai putrinya pun memandang rendah dia.

Jonathan memalingkan muka gantengnya, melihat ke ibu kandungnya yang di samping, berkata: “Ibu, aku ini anak kandung kamu.”

Mertua dengan tenang melihatinya, menjawab: “Aku tau. Tapi Bella adalah cucu perempuan aku, generasi kakek nenek, tau tidak?”

Aku melihati wajah seriusnya Bella itu, ekspresi bercanda mertuanya itu, ekspresi Jonathan yang tak berdaya, memang benar ada ibu seperti apa pasti ada putra seperti apa juga, ada ayah seperti apa pasti ada putri seperti apa juga.

“Aku pergi mencari uang saja, di dalam negara perempuan ini, sepertinya sudah tidak ada kedudukan aku lagi.” Setelah Jonathan dengan berolok-olok selesai bicara, waktu berbalik badan, lalu empat mata berhadapan denganku.

“Negara perempuan apanya?” Aku menanyai, ”Apa kamu menghina aku telah melahirkan putri untukmu?”

Jonathan melotot sepasang matanya, pasti sudah menyadari dirinya tadi tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata yang bermakna tidak bagus, segera menggeleng-geleng kepala, “Sarafnya jangan terlalu sensitif.”

“Perkataan kamu memang tidak salah, ibu perempuan, aku perempuan, melahirkan dua anak perempuan lagi untukmu, kamu benar-benar berkeliaran di dalam negara perempuan.” Aku dengan sindiran memandangnya dengan sinis, hanya melihat dia berbalik badan, dengan cepat lewat dari samping aku, sangat cepat sudah hilang di depan mata aku.

Sebenarnya aku sangat ingin melahirkan satu lagi, melahirkan satu anak laki-laki untuk Jonathan, bukan lebih suka cowok daripada cewek, setidaknya juga harus menyeimbangkan feminin dan negatifnya, putri bagaimana akrab, tumbuh besar juga akan menikah untuk orang.

pada saat itu… …aku merasa dirinya benar-benar khawatir, anak kedua baru lahir tidak lama, rasa sakit tetap begitu dalam di ingantanku, mulutnya teriak tidak mau lahir lagi, sekarang malah sendiri ingin melahirkan satu lagi.

Aku benar-benar sakit parah.

Setelah aku mengantar Bella pergi ke taman kanak-kanak, menyuruh supir untuk menyetir ke hotel sebentar, sudah tidak ada Jonathan, aku ingin menemui Vivian, dia sama seperti ngengat, kapanpun dimanapun ingin mengikis seluruhnya aku.

Ada beberapa kata, menurutku sekarang mesti membuka kartu dengannya.

Aku tiba di hotel, tidak diberitahu sebelumnya, baru sampai di lobby, sudah melihat Vivian sedang bertarik-tarikan dengan pria kekar, aku dengan waspada bersembunyi di pinggir, hanya melihat Vivian di tarik keluar oleh pria itu.

“Toni Yuan, kamu lepaskan aku, main tangan lagi, aku lapor polisi.”

“Lapor saja, kamu cepatan lapor, aku malahan ingin lihat polisi akan berpihak di penipu kamu ini, atau bersimpati pada korban aku ini?”

“Kita sudah cerai, sebenarnya maunya kamu apa?” Vivian meminta pengampunan.

“Kembalikan uang, uang yang kamu peras dari aku, kembalikan satu persatu sen.”

“Aku tidak ada uang, tapi kamu tenang saja, aku sudah terpikir cara mengumpulkan uangnya.” Vivian berwajah dingin, dengan tenang melihati pria itu.

“Hng, ada cara, jangan-jangan akan menipu pria bodoh yang mana lagi?” Pria itu menyindirnya.

“Bukan urusan kamu, kamu mau lepas tidak, kalau tidak lepas, sepersen uang pun tidak ada.” Vivian mengancamnya, pria itu melepaskannya, Vivian segera berbalik badan untuk pergi.

Dia menolehkan kepala, melihat sekali pria itu, dengan sangat galak mengingatnya sekali lagi: “Tunggu telepon aku, berani ke hotel mengganggu aku lagi, sepersen uang pun tidak ada, sekalipun kamu membunuh aku, juga tidak ada.”

Pria itu berdiam, sangat sial menepuk-nepuk debu di tubuhnya, merapikan bawah bajunya, dengan sangat peduli berbalik badan pergi.

Aku sudah melihat semua adegan ini, ternyata Vivian masih berhubungan dengan mantan suaminya.

Melihat mantan suaminya berjalan di depan mata, aku segera maju memanggil menghentikannya, “Toni Yuan… …”

Pria itu menghentikan kaki, menolehkan kepala, mengamati atas bawah aku, bertanya: “Apa kita kenal?”

Aku menggelengkan kepala, “Tidak kenal, tapi aku mengenal mantan istri kamu, Vivian, dia pernah mengungkit kamu ke aku, juga pernah kasih lihat fotomu, ini bukannya, aku baru ingin pergi mencarinya, sudah melihat kamu.”

“Oh… …” Toni Yuan tiba-tiba menjawab dengan panjang, “Kamu adalah temannya Vivian busuk…… itu, pantesan bisa tau aku?”

“Apa ada waktu, kita cari tempat duduk untuk ngobrol?” Aku dengan tulus memandang Toni Yuan, pria didepan mata yang berbadan kekar ini melihati aku beberapa kali dengan pandangan curiga, kemungkinan merasa aku seharusnya tidak akan membuatnya terancam, lalu menyetujuinya.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu