Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
"Kamu harus menemuinya." Justin Lin tertawa pelan, "Mengapa orang harus bertumbuh dewasa, mengapa harus mengalami hal-hal seperti ini."
Aku tidak menjawabnya melainkan langsung meninggalkan ruang rapat.
Aku berpikir banyak ketika mengemudi mobil kembali ke rumah Keluarga Yi, sejujurnya Yoga Yin selalu bertingkah dibelakangku, setelah insiden terakhir aku sebenarnya tidak ingin lagi peduli padanya.
Setelah Lucy membawaku ke dalam ruangan yang dipenuhi gantungan fotoku, akhirnya aku mengerti bahwa seseorang akan terdistorsi secara psikologis jika mencapai titik puncak, seperti Lucy yang memilih bunuh diri karena putus cinta, apakah dia sama sekali tidak memikirkan kondisi anaknya ketika ibunya telah meninggal dunia?
Aku memegang setir dan memutar balik di jalan depan kemudian melaju ke rumah Keluarga Yin.
Setelah diantar oleh pelayan, aku tiba di depan pintu kamar Yoga Yin, pelayan itu mengatakan padaku bahwa CEO Yin selama beberapa hari tidak turun ke bawah, mereka hanya mengantar makanan untuknya dan langsung meninggalkannya.
Aku bertanya dimana Bapak Yin dan Ibu Yin.
Pelayan itu menjawab mereka telah pergi ke perusahaan, CEO Yin mengabaikan semua hal sehingga mereka berdua harus mewakili dirinya untuk mengurus semuanya.
Aku mengangguk dan berterima kasih kepada pelayan yang telah menjawab dengan jujur, dia sudah pergi, aku melihat kearah pintu kamar, tidak tahu apa yang aku pikirkan sehingga aku bisa tiba disini?
Aku ragu sesaat kemudian mengetuk pintu, tidak ada jawaban, aku memutar pegangan pintu dan mendorong pintu masuk ke dalam, kamarnya dipenuhi aroma asap rokok dan bau yang menyengat.
Tirai tertutup rapat, sinar matahari di luar sama sekali tidak terlihat, aku melangkah maju dan membuka tirai, ternyata Yoga Yin sedang duduk di sudut kamarnya.
Sebelumnya Yoga Yin adalah orang yang sangat bersemangat, namun saat ini dia seperti gelandangan, jenggotnya bertumbuh semakin tebal, perubahannya cukup dahsyat.
Ketika aku berada di hadapannya, dia mengangkat kepalanya dan menyindirku: "Apakah kamu datang untuk melihat aku sudah mati atau belum?"
"Justin Lin memberitahuku bahwa Lucy sudah meninggalkan dunia ini." Jawabku tenang, aku mendadak mengasihani pria ini.
Dia terus memperjuangkan cinta yang bukan miliknya, kemudian mendorong orang di sisinya semakin jauh, apakah ini adalah karma?
Yoga Yin mengangkat kepalanya yang kelihatan putus asa, dia tersenyum dengan memperlihatkan air matanya, "Sudah pergi, semuanya sudah pergi, segala hal yang telah aku kejar dan lindungi seketika musnah tak berbekas."
“Tidak ada yang mau pergi, namun kamu memaksakannya.” Suaraku mulai serak, “Lucy telah menunggumu seumur hidupnya, melahirkan seorang putra untukmu, tidak memiliki posisi di dalam Keluarga Yin, tetapi apa yang kamu lakukan padanya? Siapa yang memaksanya pergi? Jangan mengatakan semuanya karena diriku, sepertinya aku sudah menjelaskan padamu bahwa kita berdua sudah tidak mungkin."
“Apa guna membahasnya saat ini?” Yoga Yin menatapku dingin.
"Tidak ada gunanya, aku merasa aku datang kesini adalah kesalahan yang fatal, kamu anggap saja aku tidak pernah datang kesini." Aku berbalik, ketika tanganku baru menyentuh pegangan pintu, Yoga Yin bergegas memelukku dari belakang.
Aku diam tak bergerak, hanya merasakan dilema.
“Christine Mo, sejak aku jatuh cinta kepadamu, segala yang telah terjadi sudah merupakan takdir.” Yoga Yin menarik napas dalam-dalam dan berbisik di telingaku, terdengar suaranya yang sangat putus asa.
Aku hanya diam.
"Tusukan yang kamu berikan telah menyadarkan diriku." Yoga Yin melepaskan pelukannya, kemudian berjalan menuju ke arah jendela, dia menatap pemandangan indah dari kejauhan dan mendengus.
Ketika aku menoleh dan melihat punggungnya, aku kehilangan kata-kata.
Dia telah melalui banyak hal, kematian Lucy membuatnya sangat terpuruk, termasuk diriku, hampir semua orang melewati hidupnya dengan sulit, jarang sekali orang yang hidupnya tidak sulit. Aku merasa diriku sudah gila karena bisa berbicara seperti ini dengannya.
Yoga Yin berbalik, menatapku dengan datar: "Aku tidak mengerti, dulunya aku dengan Jonathan adalah teman baik, aku pernah bertanya kepada Jonathan, apa yang akan terjadi jika suatu saat kami jatuh cinta pada wanita yang sama?"
Aku menatapnya bingung, apakah mereka telah memprediksi masa depan mereka?
"Jonathan memberitahuku bahwa penilaian kami terhadap wanita berbeda, dia tidak akan jatuh cinta pada wanita yang aku sukai, ini benar-benar konyol, sebelumnya hubungan pertemanan kami sangat baik, tetapi hubungan kami berubah setelah dirimu muncul." Yoga Yin tertawa pasrah, suaranya terdengar sangat serak.
“Wanita bukanlah hal yang baik.” Aku menertawakan diriku sendiri, “Yoga Yin, bagaimanapun kita pernah menjadi teman sekolah, aku menyarankanmu untuk menjaga anak kamu dengan Lucy, wanita yang sudah putus asa karena terus menunggu dirimu, jangan upakan dia ... "
Ketika aku berbalik untuk pergi, Yoga Yin berkata lagi: "Mengapa Frederik Ouyang memberikan saham kepada Jonathan, aku telah memikirkan banyak kemungkinan, namun tidak pernah ku pikirkan mengenai kemungkinan ini."
"Hubungan keluarga." Aku hanya bisa menjawab dua kata ini, aku membuka pintu dan pergi meninggalkannya, aku tahu dia akan segera mengetahuinya, karena Cynthia Ouyang tidak akan membiarkan begitu saja.
Selanjutnya aku kemungkinan akan menghadapi wanita ini.
Aku kembali ke rumah Keluarga Yi, tidak memberitahu siapa pun ke mana aku pergi hari ini, aku berpura-pura tidak ada yang terjadi, menemani anak-anak dan membantu Bibi Chang memasak.
Masa pemulihan di rumah telah lewat dengan begitu cepat.
Setelah aku tinggal di rumah ini, Jonathan takut aku akan bosan kemudian menjanjikan satu hal padaku yaitu dia akan transfer uang sebesar dua ratus ribu rupiah ke dalam rekeningku setiap hari, kemudian pada akhir tahun kami bisa menarik keluar uang tersebut dan pergi bertamasya.
Dia seorang CEO di PT Weiss, namun memilih menggunakan cara begini untuk pergi bertamasya.
Aku tidak memberitahunya secara langsung, hanya mengangguk setuju.
Aku tidak ingin tinggal di rumah, tetapi aku tidak tahu pekerjaan apa yang bisa dilakukan di rumah, kecuali membuat rancangan desain, Guru Michael telah membatalkan banyak kegiatan di studionya akibat melarikan diri dengan seorang wanita.
Ketika sedang bosan, aku ingin meluangkan waktu untuk kembali ke rumah ibuku, tetapi dikarenakan kondisi tubuhku dan tidak mendapat persetujuan dari ibu mertuaku, rencana ini dibatalkan.
Dalam hatiku berpikir, tidak ada kabar seharusnya bisa dikatakan tidak ada terjadi sesuatu yang buruk.
Tetapi aku salah, kakak iparku meneleponku dan mengatakan bahwa dia sudah bercerai, kemarin Christopher Mo membawa seorang wanita ke rumah Keluarga Mo, kemudian dia bercerai dengannya.
Aku terkejut, tidak menyangka bahwa pernikahan mereka bisa berakhir seperti itu juga.
Kakak ipar bertanya padaku apakah aku akan pulang, karena wanita yang merupakan anggota baru Keluarga Mo yang baru tidak suka barang-barang orang lain berada dalam rumah Keluarga Mo, dia telah membuang banyak barang.
Dia menyarankanku untuk membawa pergi beberapa pakaian dan sepatu yang aku taruh di rumah, takutnya semua akan dibuang.
Wanita Keluarga Mo?
Apakah dia berani membuang barang-barang aku bahkan sebelum berkenalan denganku? Aku mencibir: "Baiklah, aku akan kembali."
Aku bergegas memberitahu ibu mertuaku bahwa aku ada urusan dan harus pulang ke rumah.
Ibu mertuaku sangat kesal dan mengatakan bahwa aku baru saja pulih tidak lama, sudah lari sana sini.
Aku tersenyum menjelaskan kepadanya, "Aku kembali ke rumah untuk mengambil sesuatu yang sangat berharga, jika aku tidak mengambilnya, kemungkinan akan dibuang." Setelah itu, aku bergegas pergi secepatnya tanpa menunggu jawaban ibu mertuaku.
Setelah aku kembali ke rumah Keluarga Mo dan memasuki pintu, aku melihat banyak barang di depan pintu, setelah aku mengganti sandal rumah dan berjalan masuk, aku melihat seorang wanita asing sedang membersihkan kamar yang aku tinggali sebelumnya.
Aku berdiri di belakangnya dan batuk pelan, wanita itu terkejut, menoleh menatapku dan bertanya: "Siapa kamu?"
Aku menatap wanita ini dengan tidak santai, "Sebelum kamu datang kesini, apakah kamu tidak mencari tahu siapa aku?"
“Aku tidak peduli siapa kamu, segera keluar dari sini.” Wanita itu berteriak padaku, dia menunjuk ke arah pintu dmenyuruhku pergi.
“Kamu yang harus pergi.” Aku berteriak padanya. “Kamu yang telah merusak hubungan orang masih saja berani berteriak di hadapanku.” Setelah itu, aku melirik ke dinding yang biasanya terdapat gantungan foto orang tuaku.
Aku mendadak emosi kemudian menunjuk ke dinding dan bertanya: "Dimana kamu meletakkan foto-foto yang sebelumnya digantungkan di dinding?"
"Aku takut melihatnya, sudah ku buang." Wanita itu sangat sengaja, "Ini adalah rumahku, aku akan mengatur sesuai keinginanku."
Aku melangkah maju dan menamparnya: "Apakah kamu memiliki hak menggeser foto orang tuaku, jika kamu takut, seharusnya kamu tidak tinggal di sini karena mereka selalu ada disini, kamu dapat menggeser fotonya, tetapi kamu tidak bisa menyingkirkan keberadaan mereka yang tak terlihat kasat mata. "
"Kamu ..." Wanita itu sedang menebak identitasku, kemungkinan Christopher Mo pernah memberitahunya mengenai diriku, ditambahkan posisi keluarga suamiku di Kota F, sudut bibirnya terangkat dan tersenyum padaku.
"Ternyata adik sudah kembali." Ekspresi wanita itu seketika berubah tiga ratus enam puluh derajat, dia menepuk debu yang tersisa di tangannya dan tersenyum: "Mengapa tidak memberitahu Christopher Mo jika mau kesini, sehingga aku bisa menyiapkan makanan untukmu, saat ini rumah tidak ada penyediaan makanan apapun ... "
Sebelum wanita itu selesai berbicara, aku sengaja memotong pembicaraannya.
"Bukan tidak ada persediaan apapun, tetapi sudah dibuang olehmu, kamu bahkan membuang segala foto orang tuaku, tentu saja kamu tidak akan memiliki apa-apa." Aku memiliki kesan yang sangat buruk terhadap wanita ini.
Jika kakak iparku sebelumnya membuat kesalahan, sikapnya tidak akan seperti itu, dia tidak akan pernah berteriak, sangat menghormati orang tuaku, tidak seperti wanita ini yang akan berani sembarangan membuang semua barang.
Wanita itu seketika terdiam, dia menggosok tangannya dengan tidak nyaman dan tersenyum kepadaku.
Tidak lama kemudian, pintu telah terbuka, Christopher Mo mulai berteriak dari arah luar pintu: "Sayang, lihat apa yang aku bawa pulang."
Saat dia memasuki pintu dan melihat diriku, dia tertegun dan bertanya: "Mengapa kamu bisa pulang?"
Aku menatap Christopher Mo dengan tatapan dingin dan bertanya: "Kenapa aku tidak boleh pulang, ini juga rumahku."
"Aku tidak bilang kamu tidak boleh pulang, maksudku ..." Christopher Mo sangat tidak sabar, aku masih ingat persis terakhir kali dia menamparku.
Aku bukan tipe pendendam, terutama terhadap keluargaku, aku bisa memaafkan orang luar dengan mudah, apalagi anggota keluarga.
Christopher Mo berhutang kepada rentenir, dia berulang kali mengambil uangku, aku bisa memaafkannya, tetapi aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia membawa wanita seperti itu kesini, bahkan seorang wanita yang berani membuang foto orang tuanya, bagaimana aku bisa menerimanya.
Jadi aku memotongnya dan berkata dengan serius: "Christopher Mo, aku bahkan tidak ingin mengomentari wanita yang kamu bawa pulang, tetapi jika kamu ingin bersama wanita ini, maka aku akan mengusir kalian dari rumah. "
Novel Terkait
Beautiful Lady
ElsaBehind The Lie
Fiona LeeHanya Kamu Hidupku
RenataCintaku Pada Presdir
NingsiSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiHis Soft Side
RiseMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)