Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini

"Kamu harus menemuinya." Justin Lin tertawa pelan, "Mengapa orang harus bertumbuh dewasa, mengapa harus mengalami hal-hal seperti ini."

Aku tidak menjawabnya melainkan langsung meninggalkan ruang rapat.

Aku berpikir banyak ketika mengemudi mobil kembali ke rumah Keluarga Yi, sejujurnya Yoga Yin selalu bertingkah dibelakangku, setelah insiden terakhir aku sebenarnya tidak ingin lagi peduli padanya.

Setelah Lucy membawaku ke dalam ruangan yang dipenuhi gantungan fotoku, akhirnya aku mengerti bahwa seseorang akan terdistorsi secara psikologis jika mencapai titik puncak, seperti Lucy yang memilih bunuh diri karena putus cinta, apakah dia sama sekali tidak memikirkan kondisi anaknya ketika ibunya telah meninggal dunia?

Aku memegang setir dan memutar balik di jalan depan kemudian melaju ke rumah Keluarga Yin.

Setelah diantar oleh pelayan, aku tiba di depan pintu kamar Yoga Yin, pelayan itu mengatakan padaku bahwa CEO Yin selama beberapa hari tidak turun ke bawah, mereka hanya mengantar makanan untuknya dan langsung meninggalkannya.

Aku bertanya dimana Bapak Yin dan Ibu Yin.

Pelayan itu menjawab mereka telah pergi ke perusahaan, CEO Yin mengabaikan semua hal sehingga mereka berdua harus mewakili dirinya untuk mengurus semuanya.

Aku mengangguk dan berterima kasih kepada pelayan yang telah menjawab dengan jujur, dia sudah pergi, aku melihat kearah pintu kamar, tidak tahu apa yang aku pikirkan sehingga aku bisa tiba disini?

Aku ragu sesaat kemudian mengetuk pintu, tidak ada jawaban, aku memutar pegangan pintu dan mendorong pintu masuk ke dalam, kamarnya dipenuhi aroma asap rokok dan bau yang menyengat.

Tirai tertutup rapat, sinar matahari di luar sama sekali tidak terlihat, aku melangkah maju dan membuka tirai, ternyata Yoga Yin sedang duduk di sudut kamarnya.

Sebelumnya Yoga Yin adalah orang yang sangat bersemangat, namun saat ini dia seperti gelandangan, jenggotnya bertumbuh semakin tebal, perubahannya cukup dahsyat.

Ketika aku berada di hadapannya, dia mengangkat kepalanya dan menyindirku: "Apakah kamu datang untuk melihat aku sudah mati atau belum?"

"Justin Lin memberitahuku bahwa Lucy sudah meninggalkan dunia ini." Jawabku tenang, aku mendadak mengasihani pria ini.

Dia terus memperjuangkan cinta yang bukan miliknya, kemudian mendorong orang di sisinya semakin jauh, apakah ini adalah karma?

Yoga Yin mengangkat kepalanya yang kelihatan putus asa, dia tersenyum dengan memperlihatkan air matanya, "Sudah pergi, semuanya sudah pergi, segala hal yang telah aku kejar dan lindungi seketika musnah tak berbekas."

“Tidak ada yang mau pergi, namun kamu memaksakannya.” Suaraku mulai serak, “Lucy telah menunggumu seumur hidupnya, melahirkan seorang putra untukmu, tidak memiliki posisi di dalam Keluarga Yin, tetapi apa yang kamu lakukan padanya? Siapa yang memaksanya pergi? Jangan mengatakan semuanya karena diriku, sepertinya aku sudah menjelaskan padamu bahwa kita berdua sudah tidak mungkin."

“Apa guna membahasnya saat ini?” Yoga Yin menatapku dingin.

"Tidak ada gunanya, aku merasa aku datang kesini adalah kesalahan yang fatal, kamu anggap saja aku tidak pernah datang kesini." Aku berbalik, ketika tanganku baru menyentuh pegangan pintu, Yoga Yin bergegas memelukku dari belakang.

Aku diam tak bergerak, hanya merasakan dilema.

“Christine Mo, sejak aku jatuh cinta kepadamu, segala yang telah terjadi sudah merupakan takdir.” Yoga Yin menarik napas dalam-dalam dan berbisik di telingaku, terdengar suaranya yang sangat putus asa.

Aku hanya diam.

"Tusukan yang kamu berikan telah menyadarkan diriku." Yoga Yin melepaskan pelukannya, kemudian berjalan menuju ke arah jendela, dia menatap pemandangan indah dari kejauhan dan mendengus.

Ketika aku menoleh dan melihat punggungnya, aku kehilangan kata-kata.

Dia telah melalui banyak hal, kematian Lucy membuatnya sangat terpuruk, termasuk diriku, hampir semua orang melewati hidupnya dengan sulit, jarang sekali orang yang hidupnya tidak sulit. Aku merasa diriku sudah gila karena bisa berbicara seperti ini dengannya.

Yoga Yin berbalik, menatapku dengan datar: "Aku tidak mengerti, dulunya aku dengan Jonathan adalah teman baik, aku pernah bertanya kepada Jonathan, apa yang akan terjadi jika suatu saat kami jatuh cinta pada wanita yang sama?"

Aku menatapnya bingung, apakah mereka telah memprediksi masa depan mereka?

"Jonathan memberitahuku bahwa penilaian kami terhadap wanita berbeda, dia tidak akan jatuh cinta pada wanita yang aku sukai, ini benar-benar konyol, sebelumnya hubungan pertemanan kami sangat baik, tetapi hubungan kami berubah setelah dirimu muncul." Yoga Yin tertawa pasrah, suaranya terdengar sangat serak.

“Wanita bukanlah hal yang baik.” Aku menertawakan diriku sendiri, “Yoga Yin, bagaimanapun kita pernah menjadi teman sekolah, aku menyarankanmu untuk menjaga anak kamu dengan Lucy, wanita yang sudah putus asa karena terus menunggu dirimu, jangan upakan dia ... "

Ketika aku berbalik untuk pergi, Yoga Yin berkata lagi: "Mengapa Frederik Ouyang memberikan saham kepada Jonathan, aku telah memikirkan banyak kemungkinan, namun tidak pernah ku pikirkan mengenai kemungkinan ini."

"Hubungan keluarga." Aku hanya bisa menjawab dua kata ini, aku membuka pintu dan pergi meninggalkannya, aku tahu dia akan segera mengetahuinya, karena Cynthia Ouyang tidak akan membiarkan begitu saja.

Selanjutnya aku kemungkinan akan menghadapi wanita ini.

Aku kembali ke rumah Keluarga Yi, tidak memberitahu siapa pun ke mana aku pergi hari ini, aku berpura-pura tidak ada yang terjadi, menemani anak-anak dan membantu Bibi Chang memasak.

Masa pemulihan di rumah telah lewat dengan begitu cepat.

Setelah aku tinggal di rumah ini, Jonathan takut aku akan bosan kemudian menjanjikan satu hal padaku yaitu dia akan transfer uang sebesar dua ratus ribu rupiah ke dalam rekeningku setiap hari, kemudian pada akhir tahun kami bisa menarik keluar uang tersebut dan pergi bertamasya.

Dia seorang CEO di PT Weiss, namun memilih menggunakan cara begini untuk pergi bertamasya.

Aku tidak memberitahunya secara langsung, hanya mengangguk setuju.

Aku tidak ingin tinggal di rumah, tetapi aku tidak tahu pekerjaan apa yang bisa dilakukan di rumah, kecuali membuat rancangan desain, Guru Michael telah membatalkan banyak kegiatan di studionya akibat melarikan diri dengan seorang wanita.

Ketika sedang bosan, aku ingin meluangkan waktu untuk kembali ke rumah ibuku, tetapi dikarenakan kondisi tubuhku dan tidak mendapat persetujuan dari ibu mertuaku, rencana ini dibatalkan.

Dalam hatiku berpikir, tidak ada kabar seharusnya bisa dikatakan tidak ada terjadi sesuatu yang buruk.

Tetapi aku salah, kakak iparku meneleponku dan mengatakan bahwa dia sudah bercerai, kemarin Christopher Mo membawa seorang wanita ke rumah Keluarga Mo, kemudian dia bercerai dengannya.

Aku terkejut, tidak menyangka bahwa pernikahan mereka bisa berakhir seperti itu juga.

Kakak ipar bertanya padaku apakah aku akan pulang, karena wanita yang merupakan anggota baru Keluarga Mo yang baru tidak suka barang-barang orang lain berada dalam rumah Keluarga Mo, dia telah membuang banyak barang.

Dia menyarankanku untuk membawa pergi beberapa pakaian dan sepatu yang aku taruh di rumah, takutnya semua akan dibuang.

Wanita Keluarga Mo?

Apakah dia berani membuang barang-barang aku bahkan sebelum berkenalan denganku? Aku mencibir: "Baiklah, aku akan kembali."

Aku bergegas memberitahu ibu mertuaku bahwa aku ada urusan dan harus pulang ke rumah.

Ibu mertuaku sangat kesal dan mengatakan bahwa aku baru saja pulih tidak lama, sudah lari sana sini.

Aku tersenyum menjelaskan kepadanya, "Aku kembali ke rumah untuk mengambil sesuatu yang sangat berharga, jika aku tidak mengambilnya, kemungkinan akan dibuang." Setelah itu, aku bergegas pergi secepatnya tanpa menunggu jawaban ibu mertuaku.

Setelah aku kembali ke rumah Keluarga Mo dan memasuki pintu, aku melihat banyak barang di depan pintu, setelah aku mengganti sandal rumah dan berjalan masuk, aku melihat seorang wanita asing sedang membersihkan kamar yang aku tinggali sebelumnya.

Aku berdiri di belakangnya dan batuk pelan, wanita itu terkejut, menoleh menatapku dan bertanya: "Siapa kamu?"

Aku menatap wanita ini dengan tidak santai, "Sebelum kamu datang kesini, apakah kamu tidak mencari tahu siapa aku?"

“Aku tidak peduli siapa kamu, segera keluar dari sini.” Wanita itu berteriak padaku, dia menunjuk ke arah pintu dmenyuruhku pergi.

“Kamu yang harus pergi.” Aku berteriak padanya. “Kamu yang telah merusak hubungan orang masih saja berani berteriak di hadapanku.” Setelah itu, aku melirik ke dinding yang biasanya terdapat gantungan foto orang tuaku.

Aku mendadak emosi kemudian menunjuk ke dinding dan bertanya: "Dimana kamu meletakkan foto-foto yang sebelumnya digantungkan di dinding?"

"Aku takut melihatnya, sudah ku buang." Wanita itu sangat sengaja, "Ini adalah rumahku, aku akan mengatur sesuai keinginanku."

Aku melangkah maju dan menamparnya: "Apakah kamu memiliki hak menggeser foto orang tuaku, jika kamu takut, seharusnya kamu tidak tinggal di sini karena mereka selalu ada disini, kamu dapat menggeser fotonya, tetapi kamu tidak bisa menyingkirkan keberadaan mereka yang tak terlihat kasat mata. "

"Kamu ..." Wanita itu sedang menebak identitasku, kemungkinan Christopher Mo pernah memberitahunya mengenai diriku, ditambahkan posisi keluarga suamiku di Kota F, sudut bibirnya terangkat dan tersenyum padaku.

"Ternyata adik sudah kembali." Ekspresi wanita itu seketika berubah tiga ratus enam puluh derajat, dia menepuk debu yang tersisa di tangannya dan tersenyum: "Mengapa tidak memberitahu Christopher Mo jika mau kesini, sehingga aku bisa menyiapkan makanan untukmu, saat ini rumah tidak ada penyediaan makanan apapun ... "

Sebelum wanita itu selesai berbicara, aku sengaja memotong pembicaraannya.

"Bukan tidak ada persediaan apapun, tetapi sudah dibuang olehmu, kamu bahkan membuang segala foto orang tuaku, tentu saja kamu tidak akan memiliki apa-apa." Aku memiliki kesan yang sangat buruk terhadap wanita ini.

Jika kakak iparku sebelumnya membuat kesalahan, sikapnya tidak akan seperti itu, dia tidak akan pernah berteriak, sangat menghormati orang tuaku, tidak seperti wanita ini yang akan berani sembarangan membuang semua barang.

Wanita itu seketika terdiam, dia menggosok tangannya dengan tidak nyaman dan tersenyum kepadaku.

Tidak lama kemudian, pintu telah terbuka, Christopher Mo mulai berteriak dari arah luar pintu: "Sayang, lihat apa yang aku bawa pulang."

Saat dia memasuki pintu dan melihat diriku, dia tertegun dan bertanya: "Mengapa kamu bisa pulang?"

Aku menatap Christopher Mo dengan tatapan dingin dan bertanya: "Kenapa aku tidak boleh pulang, ini juga rumahku."

"Aku tidak bilang kamu tidak boleh pulang, maksudku ..." Christopher Mo sangat tidak sabar, aku masih ingat persis terakhir kali dia menamparku.

Aku bukan tipe pendendam, terutama terhadap keluargaku, aku bisa memaafkan orang luar dengan mudah, apalagi anggota keluarga.

Christopher Mo berhutang kepada rentenir, dia berulang kali mengambil uangku, aku bisa memaafkannya, tetapi aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia membawa wanita seperti itu kesini, bahkan seorang wanita yang berani membuang foto orang tuanya, bagaimana aku bisa menerimanya.

Jadi aku memotongnya dan berkata dengan serius: "Christopher Mo, aku bahkan tidak ingin mengomentari wanita yang kamu bawa pulang, tetapi jika kamu ingin bersama wanita ini, maka aku akan mengusir kalian dari rumah. "

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu