Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 10 Membuat Kesepakatan

Kenapa Jonathan bisa menelepon? Aku ragu sebentar, menekan tombol menerima panggilan, setelah berkata "Halo" dengan hambar, baru terdengar suara yang dalam itu.

"Kenapa tidak bertenaga?" Telinga Jonathan sangat sensitif, membuat aku kagum.

"Kalau kamu kelaparan sehari dua hari, lihat apa masih ada tenaga?" Aku tertawa tidak bertenaga, saat berhadapan dengan Jonathan, aku mungkin tidak bisa rileks seperti ini, di telepon, aku ternyata bisa bercanda dengan dia.

"Kamu mogok makan?" Dia terkejut dari dalam telepon.

"Ya, aku mogok makan. Awalnya aku ingin menggunakan kematian untuk mendapatkan kebebasan, tapi aku sungguh sangat menderita.“ Setelah aku berkata dengan sangat melebih-lebihkan, lalu aku tertawa, "Aku baru tahu ternyata aku tidak bisa diet."

"Kamu tidak perlu diet." Suara Jonathan yang tidak bersemangat terdengar di telingaku, aku ingin menangis tanpa alasan, menggengam telepon, lama tidak bersuara.

Setelah Jonathan menyadari tidak ada suara lagi dari dalam telepon, dia bertanya: "Kelaparan sampai pusing ya?"

Aku menggelengkan kepala, jelas-jelas tahu dia tidak bisa melihatnya, "Tidak pusing, setelah kelaparan dua hari ini membuat aku berpikir jernih, nyawa itu milik sendiri, jangan sampai membuat diri sendiri menderita, wanita bodoh yang dulu mengharapkan suami pulang itu sudah mati."

Ucapan berlalu, aku mendengar suara tawa Jonathan dari dalam telepon.

Laki-laki yang tidak punya perasaan, mendengar aku hampir mati kelaparan ternyata masih bisa tertawa.

"Tuan Jonathan......” Aku memanggilnya dengan sungkan dan pelan, "Boleh membuat sebuah kesepakatan denganmu?"

"Kesepakatan apa, coba katakan?"

"Kamu cari cara membantuku lepas dari pernikahan ini." Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan, kenapa bisa memilih percaya pada Jonathan, atau aku sudah lelah dengan lingkaran hidup ini, ingin lepas.

"Keuntungan apa yang bisa aku dapatkan?" Dia bertanya dari dalam telepon, pebisnis kalau berdiskusi pasti harus saling menguntungkan, siapa yang mau melakukan sesuatu yang tidak menguntungkan.

"Anggap aku berhutang budi padamu, aku akan mengembalikannya, aku tidak bisa melakukan hal yang melanggar hukum, hal lainnya, asal kamu memintanya, aku akan melakukannya." Keberanian yang muncul, tidak disangka aku bisa berkata seperti ini pada laki-laki yang hanya pernah aku temui satu dua kali, aku tidak tahu apakah Jonathan akan menyetujuinya.

"Kalau aku menginginkan kamu, apa kamu bisa menyanggupinya?" Saat ucapan Jonathan terdengar ditelingaku, seluruh tubuhku terpaku sesaat, otakku sama sekali tidak bisa memikirkan arti perkataannya.

Menginginkan aku karena terpikat pada tubuhku, atau setelah bertemu denganku, dia merasa aku menarik, ingin bermain lagi beberapa waktu? Aku tidak mengerti jalan pikiran Jonathan, tapi aku sudah sangat ingin bercerai dari Ardy.

Ardy yang tidak berperasaan, berkhianat juga kekerasan yang dia lakukan, membuat hatiku dingin, hidup bersamanya, aku lebih baik bertarung dengan masa depan yang belum aku ketahui.

"Bisa." Aku menjawabnya setelah aku ragu, Jonathan juga tidak bersuara di dalam telepon, aku tidak tahu kenapa aku tidak mendengar suara apapun dari seberang telepon, tapi telepon juga masih tersambung, apakah tadi dia bercanda dan sekarang menyesal?

"Tunggu Ardy mencarimu untuk bercerai!" Jonathan mengatakan ini setelah terdiam sekian lama, aku terkejut kemudian duduk di atas ranjang, memandang ke arah depan dengan tatapan yang kabur.

Aku tidak berterima kasih, karena aku melakukan kesepakatan dengan menggunakan diriku, hanya demi meninggalkan Ardy, aku menunggu Jonathan bertanggung jawab pada ucapannya, sehari, dua hari, sampai seminggu kemudian, Ardy dengan sekuat tenaga membuka pintu kamar, berjalan maju, dan melemparkan beberapa lembar kertas A4 ke wajahku.

Kertas berceceran dan jatuh ke lantai, aku menundukkan kepala melihat sebentar, salah satu kertas tertulis "Perjanjian perceraian", aku membungkuk dan mengambilnya selembar demi selembar, saat mengambil kertas yang berada di samping kaki Ardy, dia dengan keras menarikku bangkit, dengan mata suram melihatku berkata dengan tegas: “Kamu begitu tidak sabar ingin bercerai, sampai meminta Jonathan datang menggangu perusahaanku?"

Aku tidak bersuara, memandang Ardy dengan emosi.

"Christine, tiga tahun ini, aku baik padamu, aku tidak menyangka kamu bisa begitu menakutkan?" Ucapan Ardy langsung membuatku emosi, aku menghempaskan tangannya sekuat tenaga, berjalan mundur dan tersenyum dingin.

"Aku menakutkan?" Aku menertawakan diri sendiri, "Kamu baik, kamu bilang kamu punya kelainan, aku memaafkan kamu, pernikahan ini, tidak harus ada seks baru bisa menjadi suami istri, aku mengerti. Tapi kamu, ibumu bersikap lebih baik pada anjing daripada terhadap aku, aku juga bersabar, kamu memukul aku, juga mungkin karena terlalu emosi, aku juga bisa mengerti. Tapi aku tidak bisa mengerti pengkhianatanmu, kamu membohongi aku selama tiga tahun, meminta aku tidur dengan orang lain untuk menyelamatkan perusahaanmu, kalau bukan karena kamu, bagaimana aku bisa mengenal Jonathan, intinya, bukannya ini semua karena kamu sendiri?"

"Kamu peganglah hati nuranimu sendiri, bagaimana perlakuanku Ardy terhadap keluarga kalian Tanjaya selama ini?" Ardy berteriak marah padaku.

"Hati nuraniku sudah mati dimakan anjing, bagaimana dengan kamu, hati nurani kamu dimakan apa?"

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu