Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 40 Martabat seorang pria
Aku melihat Jonathan dengan tatapan ringan, tersenyum dengan perasaan aman dan senang.
Setelah meninggalkan hotel, dia mengantarku ke apartemennya, membuka kamar, di dalamnya sangat bersih dan rapi, sepertinya ada pekerja yang biasa membersihkannya.
Jonathan memberikan kunci kepadaku, mencium pipiku sebentar, dan berkata masalah kantor lumayan banyak, dia harus pergi.
Begitu dia pergi, aku menutup pintu, memanggil taksi untuk pulang ke rumah, begitu masuk, aku melihat Yoga yang tidak bersemangat duduk di atas sofa, beberapa hari tidak bertemu, dia yang tidak peduli dengan penampilannya berdiri di hadapanku, melangkah mendekat, memelukku ke dalam dekapannya.
"Christine, kamu sudah tidak marah? " Suara Yoga terdengar di telingaku, aku terpaku, saat itu aku belum mengatakan dengan jelas?
Aku mengatakan seumur hidup aku lebih memilih untuk menikah dengan babi atau anjing daripada menikah dengannya, perkataan yang begitu jelas apakah masih ambigu?
Aku mendorong Yoga, dengan serius melihat dia, hanya melihat lipatan matanya layu, mungkin beberapa hari ini tidak tidur dengan baik, kumis janggut yang di dagu juga terlihat, matanya bersinar, meskipun keadaan dia seperti ini, tapi aku masih dengan kejam berkata: "Yoga, kamu pulang saja, lain kali jangan datang kemari lagi. "
Mamaku berdiri di sebelah, begitu mendengar ucapanku ini, naik ke atas dan memukul lenganku, memarahi aku: "Seberapa benci kamu, menghukum Yoga seperti ini, kamu tahu tidak setelah kamu membatalkan pertunangan itu, banyak orang yang menertawakan keluarga Yoga, bahkan……"
Aku tahu apa yang akan dikatakan mamaku, bahkan barang bekas saja tidak jelas.
Aku tidak ingin membiarkan masalah yang sudah dibuat Yoga diungkit lagi di hadapan mama, kenapa aku bisa menjadi barang bekas, semua ini bukannya ulah Yoga, tidak ada dia, aku mungkin akan melewati dengan bebas.
Apalagi, aku sudah menikah dengan Jonathan.
Sekarang aku istrinya, aku harus lebih menjaga jarak dengan Yoga.
Aku tidak ingin menjelaskan lebih banyak, membalikkan badan baru saja mau masuk kamar, lalu mendengar dibelakang suara jatuh di lantai, dengan terkejut aku melihat Yoga berlutut.
Aku meremehkan cintanya terhadapku, seorang pria yang tinggi gagah berani, demi meminta permohonanku, tidak disangka berlutut di hadapanku, hatiku gugup, dengan benci menggertakkan gigi melihat dia.
Yoga begitu menginjak martabat harga dirinya sendiri, melakukan segala cara agar aku memaafkan dia.
Mama dengan sekuat tenaga membantu dia berdiri, tidak bisa apa-apa, aku juga hanya melangkah, menarik dia untuk berdiri, tapi dia terlalu keras kepala, memaksa aku untuk memaafkan dia, dia baru mau berdiri.
Mamaku menangis dan memarahi aku: "Christine, apa hatimu terbuat dari batu? Meskipun Yoga sudah melakukan kesalahan yang sangat besar, dia sudah seperti ini, kamu maafkan dia!
Hatiku sudah sangat tidak tenang, aku melonggarkan tarikan tangannya, berkata: "Kalau kamu suka berlutut, berlutut saja, hatiku tidak akan lunak. "
Begitu kata-kata ini aku lontarkan, aku langsung masuk ke kamar, dan menutup pintu kamar dengan kencang.
Hatiku panik bingung, apa seharusnya aku memberitahu Yoga kalau aku sudah menikah?
Tidak bisa, dia dan Cynthia teman baik, kalau masalah ini dia tahu, seluruh kota F juga akan tahu, kalau seperti itu untuk apa aku menyembunyikan pernikahanku, bukankah langsung memberitahu ke seluruh dunia itu lebih efisien?
Mama mengetuk pintu kamarku dengan sekuat tenaga, mama dari luar pintu terus memarahiku, mengatakan aku tidak punya perasaan, keras kepala, ada masalah tidak bisa menyelesaikan dengan baik, kenapa harus menyakiti pria yang baik.
Pria yang baik? Aku tertawa dengan pahit.
Benar juga, reputasiku di kota F semua orang tahu aku bukan wanita baik-baik!
Pintu terus menerus dipukul, aku takut pintunya dipukul sampai rusak, aku melangkah untuk membuka pintu, tangan ibu berhenti di udara, sedikit lagi hampir terkena dadaku, untungnya masih sempat berhenti.
"Christine, mama tidak peduli alasanmu kenapa menghukum Yoga seperti ini, dia sudah datang untuk mengakui kesalahannya, kamu harus mengampuni dia." Mama dengan keras menasehatiku.
Aku dengan diam melihat dia, dengan sudut mata melayangkan tatapanku ke Yoga, melangkah mendekat, dengan terpaksa aku berkata: "Kamu boleh berdiri, aku sudah memaafkanmu."
Yoga setelah mendengar ucapanku ini, langsung berdiri, dengan senang menarik tanganku, melihat aku yang tidak berperasaan ini, berkata: "Christine, lain kali aku kan memperlakukanmu dengan baik."
Aku berusaha melepas tanganku dari tangannya, dengan tatapan dingin melihat dia, "Memaafkanmu bukan berarti aku bisa kembali menerima kamu."
"Aku mengerti." Yoga tersenyum bodoh, "Aku akan mengejarmu kembali, kamu boleh melampiaskan amarah selama tiga tahun itu ke diriku, asal kamu memberiku kesempatan."
Mempertimbangkan ada mama disana, aku tidak membiarkan kata-kataku terlalu kasar, aku hanya memalingkan wajahku, dengan dingin berkata: "Kamu sudah boleh pulang, aku ingin beristirahat sebentar."
"Baik." Yoga dengan senang melambaikan tangannya kepadaku, dia takut kalau mengganggu aku lebih lagi, bisa membuat aku marah lagi, jadi dia tahu dia harus pergi.
Mama memukul punggungku dan memarahi aku: "Kamu benar-benar orang yang tidak punya hati nurani, Yoga pria yang begitu baik, kamu malah menyakiti dia seperti itu, lakukan, lakukan saja sampai mati dan di saat itu kamu baru tahu menyesal. "
Aku tidak berbicara, terlalu banyak menjelaskan hanya akan membuat masalah makin rumit.
"Ma, aku sudah berpikir dengan matang ingin pindah keluar. " Saat mama sedang membalikkan badanku, aku berkata dengan ringan.
Mama membalikkan kepalanya, dengan tidak mengerti melihat aku, bertanya: "Pindah kemana?"
"Tinggal di rumah juga bukan hal yang bagus, aku harus mencari kerja, kalau pindah keluar akan lebih mudah kalau mau pergi bekerja." Aku berbohong, aku tidak akan mungkin mengatakan kalau aku akan pindah ke apartemen Jonathan.
Di dalam hatinya, mama hanya mengakui Yoga sebagai menantunya, kalau aku mengatakan, sepertinya mama akan kembali menyeka air matanya.
"Tunggu kamu menikah, langsung pindah ke rumah Yoga, sekarang jangan pindah dulu." Mama memerintahku, sayangnya aku dilahirkan sebagai anak yang pemberontak.
Mama tidak membiarkan aku pindah, memangnya aku tidak bisa diam-diam pindah.
Keesokan harinya, pagi-pagi aku sudah membereskan koperku, awalnya ingin berpamitan dengan papa, tapi takut membangunkan mama, jadi aku diam-diam pergi menuju ke apartemen Jonathan.
Aku membersihkan toilet, membuka tirai jendela, setelah menghirup udara, aku mengambil ponselku, sebenarnya beberapa hari ini sudah berpikir banyak, kalau ingin mendpaatkan gaji tinggi harus kembali menjadi model, dan harus mencari Kak Dewi.
Kak Dewi adalah orang yang sangat tidak setuju aku menikah dengan Ardy, dia mengatakan wanita sebelum umur 35, tidak boleh menikah, sebelum umur 40, jangan melahirkan anak, bisa membekukan sel telur dulu, nanti baru melahirkan anak.
Masa kejayaan seorang model hanya beberapa tahun saja, jangan sampai masuk ke dalam tali pernikahan.
Sedangkan aku, tidak mendengarkan saran Kak Dewi, di masa-masa kejayaanku, aku memilih untuk menikah, dan menikah dengan manusia bengis. Sekarang Jonathan setuju aku kembali ke profesiku yang dulu, tentu saja aku ingat dengan teman lamaku itu.
Setelah menemukan nomor telepon Kak Dewi, aku ragu mau telepon apa tidak.
Sejujurnya, aku tidak ingin seperti ini, tapi kalau mengandalkan pekerjaan sebagai karyawan biasa, untuk bisa mengumpulkan uang 1 Milyar, aku percaya seumur hidup tidak akan bisa. Tapi model tidak sama, kalau mendapat beberapa orderan, tampil beberapa kali, foto beberapa kali, uang yang datang lebih cepat.
Aku mengumpukan keberanian, akhirnya menelepon no Kak Dewi.
Suaranya masih sama dingin seperti dulu, aku tebak dia tidak menyimpan nomor baruku, oleh karena itu dia dengan dingin berkata: "Halo?"
Aku merapatkan bibirku, memanggil, "Kak Dewi, ini aku."
Kak Dewi mengenali suaraku, di tengah banyaknya artis profesional, penampilan, postur tubuhku semuanya masuk kriterianya, oleh karena itu dia sangat meninggikanku, semakin meninggikanku, semakin dia kecewa.
"Christine?"
"Iya ini aku, Kak Dewi, sudah lama kita tidak berkomunikasi. "
"Kamu sekarang sudah terkenal, setelah cerai langsung bertunangan dengan Yoga, kemudian membatalkan pertunangan, di kota F ini siapa yang tidak kenal denganmu. " Cara bicara Kak Dewi masih sangat tajam.
Aku tersenyum pahit, langsung mengganti topik pembicaraan, bertanya: "Kak Dewi, apa kamu masih membutuhkan model?"
Baru aku selesai mengucapkan, aku merasa hatiku sangat tidak tahan, ada ketakutan mendalam Kak Dewi akan menyerangku, tapi aku tidak menyangka dia tertawa, dengan cepat dan lembut menjawab: “Baik, kalau kamu mau kembali, kembali saja!"
Aku tidak tahu kenapa Kak Dewi menjawabku dengan cepat dan lembut, tapi aku mengerti satu hal, dia seorang wanita bijaksana, tidak pernah merugikan orang.
Dia meminta aku besok pagi ke kantor mencari dia, aku mengiyakan.
Setelah menutup telepon, hatiku tidak tenang, apakah aku masih bisa mencari uang dari pekerjaan sebagai model? Tidak salah, Christopher mengecewakanku dan memaksa aku kembali ke jalan ini, seharusnya aku tidak memiliki beban keuangan, aku hanya ingin menjadi pegawai biasa, tapi sekarang tidak bisa lagi.
Tanpa berpikir panjang, kapal dengan sendirinya akan berlayar ke pelabuhan, wanita harus mandiri secara finansial, dengan begini hidup tidak akan begitu menyedihkan.
Aku turun ke lantai bawah, pergi ke supermarket membeli beberapa seafood, sayur hijau, daging babi, aku menelepon Jonathan, menanyakan apakah malam ini dia akan datang untuk makan.
Dia bilang mengatakan akan pulang dan makan, tapi sepertinya dia sibuk, tidak ada kata-kata lainnya, langsung menutup teleponnya.
Kenapa rasanya setelah menikah, setelah sudah resmi, Jonathan menjadi dingin, sebelumnya dia yang menelepon aku, kenapa sekarang menjadi terbalik.
Aku kembali ke rumah, setelah selesai mencuci seafood, sayur, daging babi, menghitung sebentar jam Jonathan pulang bekerja, kemudian mulai memasak.
Setelah selesai memasak, aku menutup makanan, menunggu Jonathan datang untuk makan bersama.
Aku tidak tahu aku sudah menunggu berapa lama, sayur sudah dingin, aku memanaskannya lagi, memanaskan sampai tiga kali, aku dengan kesepian duduk sendiri di meja makan, dengan mulut besar dan marah memakan semuanya.
Jam di ponsel menunjukkan pukul 22:42, Jonathan mengatakan akan datang untuk makan, tapi dia tidak datang, juga tidak menelepon aku.
Semakin aku makan semakin aku marah, aku langsung melemparkan sumpit ke atas meja, berdiri, masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar, setelah mandi dengan menggunakan air panas, aku langsung naik ke kasur dan tidur.
Aku berbalik kesana kemari tidak bisa tidur, tidak tahu kapan, mungkin sudah lelah, perlahan aku menutup mataku.
Di dalam mimpi, sepasang tangan yang besar dari betis perlahan bergerak, jemari tangannya berlabuh di tubuh, membuat sekujur tubuhku bergetar, mimpi ini sangat nyata, bibirku ditutup, dengan perlahan dibuka dan dihisap.
Gerakannya makin ganas, aku dengan keadaan tidak sadar membuka mata, terkejut, cahaya sinar lampu kuning di sebelah kasur mendarat di wajah, dia menundukkan kepala dengan penuh perasaan melihat aku.
"Ulat kecil, setelah makan tidak membereskannya langsung pergi tidur, tidak bisa kalau tidak menghukummu." Ucapannya baru saja terlontar, dia langsung menundukkan kepala dan menghisap bibirku.
"Sekarang sudah jam berapa?" Aku mengulurkan tangan dan memegang ponsel, membuka layar dan melihat sebentar, sudah subuh jam 3 pagi hampir jam 4.
"Kamu sudah menunggu aku berapa lama?" Ciuman Jonathan mendarat di tubuhku, kedua tangannya mengembara dengan tidak tenang. Digoda dia seperti ini, seluruh tubuhku gemetar, ingin mendorong dia.
"Jangan seperti ini, aku mau istirahat." Aku berkata dengan ringan.
"Puaskan aku dulu baru tidur." Begitu kata-kata ini terlontar, wajahnya mendarat di bagian leher, perlahan turun.
"Jonathan, kamu kenapa baru datang?" Pertanyaanku membuat dia tiba-tiba terdiam, lalu berbaring di sebelahku, menghembuskan nafas.
"Semalam Cynthia mencari aku." Jonathan dengan suara rendahnya dalam malam yang sunyi itu terasa diperbesar berkali kali.
Cynthia?
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeSomeday Unexpected Love
AlexanderMenantu Hebat
Alwi GoLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaPejuang Hati
Marry SuMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)