Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 40 Martabat seorang pria

Aku melihat Jonathan dengan tatapan ringan, tersenyum dengan perasaan aman dan senang.

Setelah meninggalkan hotel, dia mengantarku ke apartemennya, membuka kamar, di dalamnya sangat bersih dan rapi, sepertinya ada pekerja yang biasa membersihkannya.

Jonathan memberikan kunci kepadaku, mencium pipiku sebentar, dan berkata masalah kantor lumayan banyak, dia harus pergi.

Begitu dia pergi, aku menutup pintu, memanggil taksi untuk pulang ke rumah, begitu masuk, aku melihat Yoga yang tidak bersemangat duduk di atas sofa, beberapa hari tidak bertemu, dia yang tidak peduli dengan penampilannya berdiri di hadapanku, melangkah mendekat, memelukku ke dalam dekapannya.

"Christine, kamu sudah tidak marah? " Suara Yoga terdengar di telingaku, aku terpaku, saat itu aku belum mengatakan dengan jelas?

Aku mengatakan seumur hidup aku lebih memilih untuk menikah dengan babi atau anjing daripada menikah dengannya, perkataan yang begitu jelas apakah masih ambigu?

Aku mendorong Yoga, dengan serius melihat dia, hanya melihat lipatan matanya layu, mungkin beberapa hari ini tidak tidur dengan baik, kumis janggut yang di dagu juga terlihat, matanya bersinar, meskipun keadaan dia seperti ini, tapi aku masih dengan kejam berkata: "Yoga, kamu pulang saja, lain kali jangan datang kemari lagi. "

Mamaku berdiri di sebelah, begitu mendengar ucapanku ini, naik ke atas dan memukul lenganku, memarahi aku: "Seberapa benci kamu, menghukum Yoga seperti ini, kamu tahu tidak setelah kamu membatalkan pertunangan itu, banyak orang yang menertawakan keluarga Yoga, bahkan……"

Aku tahu apa yang akan dikatakan mamaku, bahkan barang bekas saja tidak jelas.

Aku tidak ingin membiarkan masalah yang sudah dibuat Yoga diungkit lagi di hadapan mama, kenapa aku bisa menjadi barang bekas, semua ini bukannya ulah Yoga, tidak ada dia, aku mungkin akan melewati dengan bebas.

Apalagi, aku sudah menikah dengan Jonathan.

Sekarang aku istrinya, aku harus lebih menjaga jarak dengan Yoga.

Aku tidak ingin menjelaskan lebih banyak, membalikkan badan baru saja mau masuk kamar, lalu mendengar dibelakang suara jatuh di lantai, dengan terkejut aku melihat Yoga berlutut.

Aku meremehkan cintanya terhadapku, seorang pria yang tinggi gagah berani, demi meminta permohonanku, tidak disangka berlutut di hadapanku, hatiku gugup, dengan benci menggertakkan gigi melihat dia.

Yoga begitu menginjak martabat harga dirinya sendiri, melakukan segala cara agar aku memaafkan dia.

Mama dengan sekuat tenaga membantu dia berdiri, tidak bisa apa-apa, aku juga hanya melangkah, menarik dia untuk berdiri, tapi dia terlalu keras kepala, memaksa aku untuk memaafkan dia, dia baru mau berdiri.

Mamaku menangis dan memarahi aku: "Christine, apa hatimu terbuat dari batu? Meskipun Yoga sudah melakukan kesalahan yang sangat besar, dia sudah seperti ini, kamu maafkan dia!

Hatiku sudah sangat tidak tenang, aku melonggarkan tarikan tangannya, berkata: "Kalau kamu suka berlutut, berlutut saja, hatiku tidak akan lunak. "

Begitu kata-kata ini aku lontarkan, aku langsung masuk ke kamar, dan menutup pintu kamar dengan kencang.

Hatiku panik bingung, apa seharusnya aku memberitahu Yoga kalau aku sudah menikah?

Tidak bisa, dia dan Cynthia teman baik, kalau masalah ini dia tahu, seluruh kota F juga akan tahu, kalau seperti itu untuk apa aku menyembunyikan pernikahanku, bukankah langsung memberitahu ke seluruh dunia itu lebih efisien?

Mama mengetuk pintu kamarku dengan sekuat tenaga, mama dari luar pintu terus memarahiku, mengatakan aku tidak punya perasaan, keras kepala, ada masalah tidak bisa menyelesaikan dengan baik, kenapa harus menyakiti pria yang baik.

Pria yang baik? Aku tertawa dengan pahit.

Benar juga, reputasiku di kota F semua orang tahu aku bukan wanita baik-baik!

Pintu terus menerus dipukul, aku takut pintunya dipukul sampai rusak, aku melangkah untuk membuka pintu, tangan ibu berhenti di udara, sedikit lagi hampir terkena dadaku, untungnya masih sempat berhenti.

"Christine, mama tidak peduli alasanmu kenapa menghukum Yoga seperti ini, dia sudah datang untuk mengakui kesalahannya, kamu harus mengampuni dia." Mama dengan keras menasehatiku.

Aku dengan diam melihat dia, dengan sudut mata melayangkan tatapanku ke Yoga, melangkah mendekat, dengan terpaksa aku berkata: "Kamu boleh berdiri, aku sudah memaafkanmu."

Yoga setelah mendengar ucapanku ini, langsung berdiri, dengan senang menarik tanganku, melihat aku yang tidak berperasaan ini, berkata: "Christine, lain kali aku kan memperlakukanmu dengan baik."

Aku berusaha melepas tanganku dari tangannya, dengan tatapan dingin melihat dia, "Memaafkanmu bukan berarti aku bisa kembali menerima kamu."

"Aku mengerti." Yoga tersenyum bodoh, "Aku akan mengejarmu kembali, kamu boleh melampiaskan amarah selama tiga tahun itu ke diriku, asal kamu memberiku kesempatan."

Mempertimbangkan ada mama disana, aku tidak membiarkan kata-kataku terlalu kasar, aku hanya memalingkan wajahku, dengan dingin berkata: "Kamu sudah boleh pulang, aku ingin beristirahat sebentar."

"Baik." Yoga dengan senang melambaikan tangannya kepadaku, dia takut kalau mengganggu aku lebih lagi, bisa membuat aku marah lagi, jadi dia tahu dia harus pergi.

Mama memukul punggungku dan memarahi aku: "Kamu benar-benar orang yang tidak punya hati nurani, Yoga pria yang begitu baik, kamu malah menyakiti dia seperti itu, lakukan, lakukan saja sampai mati dan di saat itu kamu baru tahu menyesal. "

Aku tidak berbicara, terlalu banyak menjelaskan hanya akan membuat masalah makin rumit.

"Ma, aku sudah berpikir dengan matang ingin pindah keluar. " Saat mama sedang membalikkan badanku, aku berkata dengan ringan.

Mama membalikkan kepalanya, dengan tidak mengerti melihat aku, bertanya: "Pindah kemana?"

"Tinggal di rumah juga bukan hal yang bagus, aku harus mencari kerja, kalau pindah keluar akan lebih mudah kalau mau pergi bekerja." Aku berbohong, aku tidak akan mungkin mengatakan kalau aku akan pindah ke apartemen Jonathan.

Di dalam hatinya, mama hanya mengakui Yoga sebagai menantunya, kalau aku mengatakan, sepertinya mama akan kembali menyeka air matanya.

"Tunggu kamu menikah, langsung pindah ke rumah Yoga, sekarang jangan pindah dulu." Mama memerintahku, sayangnya aku dilahirkan sebagai anak yang pemberontak.

Mama tidak membiarkan aku pindah, memangnya aku tidak bisa diam-diam pindah.

Keesokan harinya, pagi-pagi aku sudah membereskan koperku, awalnya ingin berpamitan dengan papa, tapi takut membangunkan mama, jadi aku diam-diam pergi menuju ke apartemen Jonathan.

Aku membersihkan toilet, membuka tirai jendela, setelah menghirup udara, aku mengambil ponselku, sebenarnya beberapa hari ini sudah berpikir banyak, kalau ingin mendpaatkan gaji tinggi harus kembali menjadi model, dan harus mencari Kak Dewi.

Kak Dewi adalah orang yang sangat tidak setuju aku menikah dengan Ardy, dia mengatakan wanita sebelum umur 35, tidak boleh menikah, sebelum umur 40, jangan melahirkan anak, bisa membekukan sel telur dulu, nanti baru melahirkan anak.

Masa kejayaan seorang model hanya beberapa tahun saja, jangan sampai masuk ke dalam tali pernikahan.

Sedangkan aku, tidak mendengarkan saran Kak Dewi, di masa-masa kejayaanku, aku memilih untuk menikah, dan menikah dengan manusia bengis. Sekarang Jonathan setuju aku kembali ke profesiku yang dulu, tentu saja aku ingat dengan teman lamaku itu.

Setelah menemukan nomor telepon Kak Dewi, aku ragu mau telepon apa tidak.

Sejujurnya, aku tidak ingin seperti ini, tapi kalau mengandalkan pekerjaan sebagai karyawan biasa, untuk bisa mengumpulkan uang 1 Milyar, aku percaya seumur hidup tidak akan bisa. Tapi model tidak sama, kalau mendapat beberapa orderan, tampil beberapa kali, foto beberapa kali, uang yang datang lebih cepat.

Aku mengumpukan keberanian, akhirnya menelepon no Kak Dewi.

Suaranya masih sama dingin seperti dulu, aku tebak dia tidak menyimpan nomor baruku, oleh karena itu dia dengan dingin berkata: "Halo?"

Aku merapatkan bibirku, memanggil, "Kak Dewi, ini aku."

Kak Dewi mengenali suaraku, di tengah banyaknya artis profesional, penampilan, postur tubuhku semuanya masuk kriterianya, oleh karena itu dia sangat meninggikanku, semakin meninggikanku, semakin dia kecewa.

"Christine?"

"Iya ini aku, Kak Dewi, sudah lama kita tidak berkomunikasi. "

"Kamu sekarang sudah terkenal, setelah cerai langsung bertunangan dengan Yoga, kemudian membatalkan pertunangan, di kota F ini siapa yang tidak kenal denganmu. " Cara bicara Kak Dewi masih sangat tajam.

Aku tersenyum pahit, langsung mengganti topik pembicaraan, bertanya: "Kak Dewi, apa kamu masih membutuhkan model?"

Baru aku selesai mengucapkan, aku merasa hatiku sangat tidak tahan, ada ketakutan mendalam Kak Dewi akan menyerangku, tapi aku tidak menyangka dia tertawa, dengan cepat dan lembut menjawab: “Baik, kalau kamu mau kembali, kembali saja!"

Aku tidak tahu kenapa Kak Dewi menjawabku dengan cepat dan lembut, tapi aku mengerti satu hal, dia seorang wanita bijaksana, tidak pernah merugikan orang.

Dia meminta aku besok pagi ke kantor mencari dia, aku mengiyakan.

Setelah menutup telepon, hatiku tidak tenang, apakah aku masih bisa mencari uang dari pekerjaan sebagai model? Tidak salah, Christopher mengecewakanku dan memaksa aku kembali ke jalan ini, seharusnya aku tidak memiliki beban keuangan, aku hanya ingin menjadi pegawai biasa, tapi sekarang tidak bisa lagi.

Tanpa berpikir panjang, kapal dengan sendirinya akan berlayar ke pelabuhan, wanita harus mandiri secara finansial, dengan begini hidup tidak akan begitu menyedihkan.

Aku turun ke lantai bawah, pergi ke supermarket membeli beberapa seafood, sayur hijau, daging babi, aku menelepon Jonathan, menanyakan apakah malam ini dia akan datang untuk makan.

Dia bilang mengatakan akan pulang dan makan, tapi sepertinya dia sibuk, tidak ada kata-kata lainnya, langsung menutup teleponnya.

Kenapa rasanya setelah menikah, setelah sudah resmi, Jonathan menjadi dingin, sebelumnya dia yang menelepon aku, kenapa sekarang menjadi terbalik.

Aku kembali ke rumah, setelah selesai mencuci seafood, sayur, daging babi, menghitung sebentar jam Jonathan pulang bekerja, kemudian mulai memasak.

Setelah selesai memasak, aku menutup makanan, menunggu Jonathan datang untuk makan bersama.

Aku tidak tahu aku sudah menunggu berapa lama, sayur sudah dingin, aku memanaskannya lagi, memanaskan sampai tiga kali, aku dengan kesepian duduk sendiri di meja makan, dengan mulut besar dan marah memakan semuanya.

Jam di ponsel menunjukkan pukul 22:42, Jonathan mengatakan akan datang untuk makan, tapi dia tidak datang, juga tidak menelepon aku.

Semakin aku makan semakin aku marah, aku langsung melemparkan sumpit ke atas meja, berdiri, masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar, setelah mandi dengan menggunakan air panas, aku langsung naik ke kasur dan tidur.

Aku berbalik kesana kemari tidak bisa tidur, tidak tahu kapan, mungkin sudah lelah, perlahan aku menutup mataku.

Di dalam mimpi, sepasang tangan yang besar dari betis perlahan bergerak, jemari tangannya berlabuh di tubuh, membuat sekujur tubuhku bergetar, mimpi ini sangat nyata, bibirku ditutup, dengan perlahan dibuka dan dihisap.

Gerakannya makin ganas, aku dengan keadaan tidak sadar membuka mata, terkejut, cahaya sinar lampu kuning di sebelah kasur mendarat di wajah, dia menundukkan kepala dengan penuh perasaan melihat aku.

"Ulat kecil, setelah makan tidak membereskannya langsung pergi tidur, tidak bisa kalau tidak menghukummu." Ucapannya baru saja terlontar, dia langsung menundukkan kepala dan menghisap bibirku.

"Sekarang sudah jam berapa?" Aku mengulurkan tangan dan memegang ponsel, membuka layar dan melihat sebentar, sudah subuh jam 3 pagi hampir jam 4.

"Kamu sudah menunggu aku berapa lama?" Ciuman Jonathan mendarat di tubuhku, kedua tangannya mengembara dengan tidak tenang. Digoda dia seperti ini, seluruh tubuhku gemetar, ingin mendorong dia.

"Jangan seperti ini, aku mau istirahat." Aku berkata dengan ringan.

"Puaskan aku dulu baru tidur." Begitu kata-kata ini terlontar, wajahnya mendarat di bagian leher, perlahan turun.

"Jonathan, kamu kenapa baru datang?" Pertanyaanku membuat dia tiba-tiba terdiam, lalu berbaring di sebelahku, menghembuskan nafas.

"Semalam Cynthia mencari aku." Jonathan dengan suara rendahnya dalam malam yang sunyi itu terasa diperbesar berkali kali.

Cynthia?

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu