Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 1 Malam Yang Menyedihkan

Aku sama sekali tidak pernah terpikir, suami yang aku nikahi selama 3 tahun, Ardy Santoso, berlutut di hadapanku, memohon padaku untuk menemani laki-laki lain tidur.

Hari itu merupakan hari ulang tahunku, jarang sekali Ardy pulang lebih awal.

Aku memegang jaketnya, Ardy tiba-tiba memegang tanganku, berkata: Christine, bisa bantu aku?"

Tubuhku bergetar, tersenyum datar, tidak ada pikiran apa-apa bertanya: "Apa yang bisa aku bantu, tinggal di rumah beberapa tahun ini, aku menjadi tidak bisa apa-apa lagi."

"Tidak, kamu bisa, cuma kamu yang bisa melakukannya." Suara Ardy sedikit cepat, "Perusahaanku sudah hampir tidak bisa bertahan lagi, kamu harus membantu aku."

Aku terkejut dan melihat dia, "Kamu mau aku membantu apa?"

"Temani seseorang, hanya semalam saja, kamu cukup anggukkan kepala." Ucapan Ardy membuat aku sangat terkejut, aku tidak menyangka dia bisa mengucapkan kalimat seperti ini, siapapun yang mendengar ucapan seperti itu pasti mengerti apa yang dimaksud.

"Kenapa aku harus menganggukkan kepala?" Aku menghempaskan tanganku dari genggaman tangannya, membalikkan badan membelakangi dia, bertanya dengan nada yang dingin: "Ardy, apa kamu menganggap aku ini istrimu?"

"Christine, kamu juga tahu aku punya kelainan, selama kita menikah aku tahu sangat merugikan kamu, tapi kamu juga tolong mengerti sedikit keadaanku, perusahaan ini merupakan aset satu-satunya keluargaku, keluarga Santoso, apa kamu tega melihat perusahaan ini hancur?" Ardy mendekat, dari belakang menarik tanganku, tiba-tiba berlutut di hadapanku.

Aku membalikkan badan menghadap ke dia, dengan keras menampar wajahnya.

Dia terjatuh ke bawah, menarik tanganku, tubuhnya terus bergetar.

Aku melihat air mata menetes dari matanya, hatiku yang semula keras sekarang menjadi luluh.

Meskipun secara hukum kami adalah suami istri, dalam kenyataannya sama sekali tidak ada hubungan suami istri, selama tiga tahun ini, dia berkata padaku, dia sangat baik terhadap keluargaku, keluarga Tanjaya.

Demi agar aku memenuhi permintaannya, dia tidak mempedulikan harga diri seorang laki-laki, berlutut di hadapanku, hatiku terasa sangat sakit sekali, dengan terpaksa akhirnya aku menganggukkan kepala.

Hari ulang tahunku, Ardy malah menjadikanku sebagai hadiah dan memberikannya kepada laki-laki lain, hatiku hancur.

Ardy dengan gembira bangkit berdiri, meletakkan kartu kamar diatas tanganku, aku terdiam melihat kartu kamar yang berwarna emas itu, dengan sekuat tenaga meremas kartu kamar yang ada di tanganku.

"Christine, aku tahu beberapa tahun ini kamu menderita, aku mohon kamu bantu aku, sekali saja."

Aku tersenyum sinis, mengusap air mata dan mendorong dia, diatas bumi ini hanya ada Ardy manusia tidak berguna yang menyerahkan istrinya sendiri ke laki-laki lain.

Ardy mengendarai mobill mengantar aku sampai ke hotel, saat turun mobil, aku sengaja melihat telepon genggam, setengah sebelas malam, Ardy menurunkan kaca mobil, mengeluarkan kepala, berkata: "Christine, jangan kecewakan aku."

Aku terdiam, aku sangat tidak ingin menghiraukan dia.

Mobil Ardy sudah pergi, sama sekali tidak terlihat ada rasa khawatir di wajahnya, aku masih terdiam menatap bayangan mobil yang hampir tidak terlihat.

Aku mengenakan sepatu hak tinggi, bentuk tubuh yang ramping, rambut panjang sebahu, kulit yang putih dan mulus.

Bentuk wajah oval dengan poni yang terurai, melihat bayangan diriku di kaca lift, pelan-pelan aku mengusap wajah, apa aku sungguh mau mendengar perkataan Ardy, menemani seorang laki-laki asing? Meskipun hanya sekali ini, tapi aku benar-benar akan kehilangan seluruh harga diriku.

'Ting' suara lift berbunyi, pintu lift terbuka, aku melihat cahaya lampu yang sedikit kekuning-kuningan, koridor yang panjang berwarna emas, langkah kakiku terasa berat.

Aku memilih membantu Ardy, beberapa tahun ini, dia sama sekali tidak melakukan tanggung jawabnya sebagai suami, tapi dia masih melakukan tanggung jawab sebagai menantu, aku tidak bisa melihat perusahaannya hancur.

Setelah menemukan kamar yang dituju, aku membuka pintu dengan menggunakan kartu kamar, pintu kamar terbuka, di dalam gelap sekali, begitu aku masuk, aku bersiap ingin menyalakan lampu dengan kartu kamar.

"Jangan nyalakan lampu." Terdengar suara yang berat, aku terkejut, pintu kamar otomatis tertutup, seluruh ruangan gelap sekali, aku sama sekali tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam kamar.

"Siapa kamu?" Aku bertanya dengan ketakutan, aku takut gelap.

"Jangan bertanya, berdiri disana." Suara itu terdengar lagi, malam yang hening, karena tidak menyalakan listrik kamar itu menjadi terasa panas, aku sedikit tidak tahan, menggunakan tanganku mengipasi wajahku.

Tiba-tiba, tanganku ditarik seseorang, tubuhku terjatuh dalam pelukannya, aku terkejut ingin melepaskan diri, tapi malah dipeluk erat olehnya. Dia mendorong aku sampai ke tembok, salah satu tangannya memegang wajahku dan tangan satunya memegang erat pinggangku.

Aku tegang, suaraku bergetar: "Jangan……"

"Sebelum datang kesini, apa kamu tidak tahu mau melakukan apa?" Bibir laki-laki itu mendekat ke telingaku.

Aku menutup mata ketakutan, merasa sangat memalukan sekali, tidak terasa air mata mengalir keluar. Belum sampai aku merespon, bibirnya yang dingin dengan nafas yang hangat mendarat di bibirku.

Tubuhku bergetar, ciumannya berhenti di samping telingaku, menjillat dengan pelan, dia berkata: "Kalau menyesal sekarang masih belum terlambat."

Aku menggelengkan kepala, berkata: "Aku tidak bisa pergi."

"Bagus sekali." Suaranya berat, kali ini ciumannya lebih hebat daripada yang barusan, dalam sekejap dia melepaskan bajuku!

Tangannya mulai meraba seluruh bagian tubuhku, bibirnya juga tidak berhenti menjelajah tubuhku, tubuhku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Tiba-tiba, dia memeluk aku, aku terkejut dan berteriak kecil, membuat dia memeluk aku lebih erat.

Aku yang sama sekali belum pernah mengalami hal seperti ini, tidak tahu harus bagaimana, dalam kegelapan aku juga tidak bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki itu, dia meletakkan aku di ranjang, tubuhnya yang panas menindih tubuhku.

TIba-tiba, kedua kakiku direntangkan, aku tidak tahan dan berteriak, tanpa sadar aku memeluk erat dia.

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu