Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
“Urusan besar perusahaan kamu yang bertanggung jawab, hal-hal kecil biar aku yang bertanggung jawab.” Aku menatap wajah tampan Jonathan, lalu aku menurunkan kepalaku dan mengecup bibirnya.
Dengan lembut jari telunjukku membuat lingkaran kecil di pipinya, kenapa kulit pria bisa sebagus ini? Apakah untuk membuat wanita yang melihatnya jatuh hati, bahkan aku yang melihatnya dari jarak sedekat ini saja, tidak bisa menahan diri dan ingin menggigitnya.
“Aku rasa sorot matamu sedikit aneh?” Jonathan mengerutkan dahinya dan menatapku dengan curiga.
"Apakah iya?" Aku mengedipkan mataku, mengangkat alis, mengangkat sudut bibirku dan berkata, "Karena di mataku hanya ada kamu, dan juga apakah kamu tidak bisa melihatnya saat ini mata ku penuh dengan cinta?"
"Aku ingin muntah." Jonathan mengatupkan bibirnya dengan erat. "Christine Mo , saat kamu sedang mengatakan kata-kata menjijikkan kamu benar-benar seperti minta di pukul."
“Coba kamu ulangi sekali lagi?”wajahku berubah menjadi serius dan mengancamnya dengan suara dingin.
“Aku tidak akan mengatakannya lagi, sekarang kamu berada di posisi yang tinggi, dan aku tidak bisa bergerak.” Jonathan menggambarkan posisi tubuhku saat ini dengan sangat tepat. Aku menggerakkan tubuhku dan mengangkat tanganku, setelah itu aku bergerak menjauhinya dan berdiri.
“Kamu tidur dulu, aku pergi mandi dulu.” selesai berbicara, aku berbalik dan membuka lemari, untuk mengeluarkan piyama. Lalu aku melihat Jonathan memiringkan tubuhnya, dan satu tangannya menopang kepalanya.
“Apakah kamu membutuhkan layanan tambahan?” Jonathan bertanya dengan bersungguh-sungguh.
Aku tersenyum, "Berapa harganya?"
"Terserah kamu mau memberikan berapa."
Mendengar perkataan Jonathan aku tertawa hingga mengeluarkan air mata. Dia tidak pernah membuat lelucon seperti ini. Aku tidak menyangka seorang direktur yang bermartabat, begitu pulang dari perusahaan dan sampai dirumah, akan mengatakan sesuatu yang kekanak-kanakan dan konyol seperti ini.
"Karena melihat kecantikanmu, bangun dan perlihatkan tubuhmu supaya aku bisa melihatnya." Aku menggoda Jonathan dengan penuh minat. Aku pikir malam ini dia akan sangat marah , tapi aku tidak menyangka suasana hatinya sangat baik.
Aku sengaja mempersulitnya dengan menyuruhnya memperlihatkan tubuhnya, aku tahu dia tidak akan setuju.
Tapi tak kusangka begitu aku selesai berbicara, dia berdiri dan langsung melepaskan bajunya dan memperlihatkan dadanya yang bidang, setelah itu dia melakukan satu gerakan yang sering dilakukan oleh binaraga, sangat berlebihan dan sangat lucu, gerakannya ini langsung membuatku tertawa.
Jika orang yang melakukannya, mungkin tidak akan memiliki efek seperti ini, tapi Jonathan berbeda. Dia selalu serius, dan setiap hari ekspresi wajahnya selalu dingin. Saat tiba-tiba dia melakukan gerakan seperti ini, terlihat sangat lucu.
“Kamu tidak memujiku dan hanya tahu tertawa saja, bagaimana tubuhku, setidaknya kamu harus memberikan penilaian?” begitu selesai berbicara, Jonathan mendekat. Aku sedang mengenggam perutku yang sudah kram akibat kebanyakan tertawa, dan aku tidak bisa berbicara sama sekali.
Jonathan berkata sambil mengenggam tubuhku yang lemas akibat kebanyakan tertawa, "Sudah, jangan bercanda lagi, cepat pergi mandi, dan tidur lebih awal, besok harus menemani Bella ke taman bermain ."
Aku berdiri tegak dan menjawab dengan serius, "Siap pak."
Jonathan melepaskan tangannya, tangannya yang besar mengelus rambutku, lalu dia tersenyum dengan penuh kasih sayang seperti sedang menghibur anak kecil.
Ketika aku keluar dari kamar mandi, Jonathan sudah tertidur. Mungkin hari ini dia kelelahan karena menungguku terlalu lama. Aku menarik selimut dan menutupi tubuhnya, setelah itu aku berbaring dengan lembut di sampingnya, menutup mataku, dan perlahan-lahan tertidur.
Keesokan paginya, aku membalikkan tubuhku ke samping, lalu aku membuka mataku dengan pelahan-lahan, saat mataku terbuka, aku melihat Jonathan sedang menatapku.
Aku mengusap sudut mulutku dan mengatupkan bibirku, apakah semalam aku ngiler ?
“Ada apa?” dengan mataku yang masih mengantuk aku melihat Jonathan bangkit dengan perlahan-lahan.
“Hari ini aku baru tahu menyadari bulu matamu sangat panjang dan juga lentik alami.” begitu mendengar kata-kata Jonathan, aku menepuk lengannya yang kokoh.
“Bulu matamu yang lentik alami, sekarang sudah jam berapa?” selesai berbicara, aku mengambil ponselku dan melihatnya, saat aku menguap, air mataku ikut keluar dari mataku, dan mataku langsung kabur, setelah beberapa saat aku baru bisa melihat dengan jelas layar ponsel menunjukkan sudah jam tujuh.
Aku tertidur hingga langit terang, aku benar-benar jago tidur. Aku langsung membuka selimut dan bersiap untuk bangun, tapi Jonathan memelukkku dari belakang, lalu dia menyandarkan wajahnya di leherku, dan menggigitku dengan pelan, aku merasa sangat geli, dan langsung tertawa, aku bergegas memohon ampun kepadanya.
"Sudah, jangan seperti ini, hari sudah terang, jika ada orang yang melihat pasti akan sangat memalukan" Semakin aku memberontak, dia semakin menolak untuk melepaskanku.
“Apakah kamu takut aku akan melahapmu?” Jonathan menjilati telingaku sambil menggodaku.
Aku tersipu dan langsung menjawab: "Aku terlalu besar untuk dilahap."
“Mari kita coba.” Begitu dia selesai berbicara, selimut langsung menutupi tubuhku, tangan Jonathan yang nakal terus menjelajahi tubuhku, aku merasa geli hingga terus tertawa dan meminta ampun.
Tiba-tiba, tangan Jonathan berhenti, dan selimut perlahan-lahan terangkat. Aku tidak berhenti terengah-engah, wajahku memerah, Jonathan menindih tubuhku, dan tangannya yang besar dengan lembut menyentuh rambut panjangku yang berantakan, dengan suara rendah dia berkata: "Aku tidak akan bermain-main lagi sekarang aku akan serius."
Aku menatap Jonathan dengan panik, dia menundukkan kepalanya dengan perlahan, lalu dengan lembut bibirnya yang tipis menyentuh bibirku, aku menutup mata dan menyambut ciumannya, ciuman ini sangat panjang dan nyaman.
Tanganku bersandar di punggung Jonathan , dan ujung jari aku menjelajahi tubuhnya, hal ini membuat ciuman Jonathan semakin intens, dia melepaskan pakaianku dengan tidak sabar.
Tanpa sadar aku memeluknya dengan erat, dan bertautan dengan intim dengannya.
Hari masih pagi, kami bermalas-malasan di atas tempat tidur dalam waktu yang lama. Sampai Bella datang mengetuk pintu kamar kami, Jonathan baru melepaskan diriku dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Aku bergegas bangun untuk membukakan pintu dan membiarkan Bella masuk.
Dia melihat sekeliling, setelah melihat ada pergerakan di kamar mandi, dia menatapku dan berkata, "Nenek menyuruhku datang untuk memanggil kalian, dan menyuruhku memberi tahu ayah untuk selow sedikit."
Aku menatap Bella dengan tatapan yang tidak tahu harus tertawa atau menangis, aku membelai wajah kecilnya dengan lembut, dan berkata, "Sayang, hari ini Ayah akan membawa kita ke taman bermain, kamu senang tidak."
"Senang," Bella tertawa dengan senang, dia bersenandung sambil melompat menuruni tangga.
Setelah beberapa saat, Jonathan yang dibaluti dengan handuk berjalan keluar dari kamar mandi dan bertanya, "Bella bilang apa?"
"Ibumu menyuruh Bella datang untuk memberitahumu, agar kamu selow sedikit." Aku menatap Jonathan dengan marah. "Kalau kamu punya waktu beri tahu Ibu, jangan mengajari yang bukan-bukan kepada Bella ."
“Itu sangat normal, membiarkan Bella mempelajari beberapa pengetahuan terlebih dahulu merupakan hal yang baik.” Jonathan menjawab dengan acuh tak acuh. Aku tahu apa yang dia pikirkan. Dia merasa putri Jonathan Yi, harus lebih pintar dari anak-anak lain.
Tapi aku merasa ada beberapa hal tidak seharusnya diketahui oleh anak-anak.
Hari masih pagi, dan aku tidak ingin merusak suasana, oleh kerena itu aku tidak banyak bicara.
Kami berangkat ke taman bermain sekitar jam 9, karena Bernice masih terlalu kecil jadi dia tidak bisa dibawa ke taman bermain. Hari ini Bella sangat gembira, selama ini dia selalu ingin pergi ke taman bermain, tapi Jonathan selalu tidak punya waktu. Akhirnya hari ini dia punya waktu tentu saja Bella merasa sangat gembira.
Sesampainya di pintu masuk taman bermain, kami membeli tiket dan masuk ke taman bermain. Kami seperti keluarga pada umumnya, Jonathan menggendong Bella , dan aku membawakan air mereka sambil mengikuti di belakang mereka.
Jonathan menemani Bella bermain banyak permainan, ayah dan anak itu bermain dengan sangat gembira. Aku menatap mereka dengan penuh rasa syukur, saat aku berbalik tiba-tiba aku melihat sosok seseorang.
Entah kenapa orang itu terlihat seperti Charles Ouyang?
Dia melintas terlalu cepat, dan aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, taman bermain dipenuhi dengan orang-orang dan sulit dibedakan, dan mungkin mataku sudah rabun, jadi aku tidak begitu mempedulikannya lagi.
Saat jam makan siang, kami pergi ke restoran di dalam taman bermain dan membelikan paket makanan anak-anak untuk Bella. Jonathan mengatakan dia ingin pergi ke kamar mandi, jadi dia memintaku menjaga Bella.
Aku mengangguk dan membiarkan Jonathan pergi.
Begitu dia pergi, Charles Ouyang seperti keluar dari tanah dan dia langsung duduk di hadapanku, dia menjulurkan tangannya yang besar untuk membelai kepala kecil Bella , lalu dia berkata kepadaku, "Sungguh sangat kebetulan."
Aku menatapnya dengan sinis dan berkata, "Apakah menurutmu ini hanya sebuah kebetulan?"
"Tendanganmu sebelumnya hampir membuatku tidak bisa memiliki keturunan lagi." Charles Ouyang berkata dengan berterus terang, tendanganku saat itu memang lumayan kuat. Tapi itu terjadi karena dia yang membuatku marah terlebih dahulu.
“Kamu ingin membuat perhitungan denganku?” Aku mengangkat alisku.
“Perhitungan tentu saja harus dibuat, tapi yang paling penting adalah siapa yang harus menanggung semua ini?”Charles Ouyang tersenyum jahat, matanya penuh dengan keserakahan dan hasrat.
Aku benar-benar sulit mempercayai pria dangkal dan berbahaya di depanku ini adalah putra Frederick Ouyang.
Tidak peduli seberapa buruknya Frederick Ouyang, tapi setidaknya dari luar dia adalah seorang pria yang gentleman, tetapi tak kusangka putranya adalah orang seperti ini. Dia pasti telah melakukan terlalu banyak hal berdosa dalam hidupnya, dan sekarang dia telah mendapatkan karmanya.
"Charles Ouyang, lebih baik kamu bertanya kepada ayahmu kenapa dia memberikan sahamnya kepada Keluarga Yi. Dan juga, jangan melimpahkan semua kesalahan kepada orang lain. Lebih baik kamu mencari alasannya pada dirimu sendiri." aku menatap Charles Ouyang dengan sangat tenang dan dingin.
Aku melihat dia mengangkat bibirnya dan tersenyum, "Kamu sangat pandai bicara, kelihatannya kamu adalah wanita yang cerdas."
"Aku tidak butuh pujianmu, kamu ..." aku belum selesai, Charles Ouyang sepertinya telah menghitung waktu saat Jonathan akan keluar dari kamar mandi, oleh karena itu dia bangkit dan pergi.
Ternyata benar beberapa detik kemudian, Jonathan datang, begitu dia duduk, Bella berkata, "Ayah, tempat yang kamu duduki adalah tempat duduk paman."
“Paman?” Jonathan menatapku dengan curiga.
Aku tidak ingin menyembunyikannya dari Jonathan dan aku langsung menjawab dengan jujur: "Charles Ouyang ."
“Bocah ini seperti roh yang tidak mau pergi.” Jonathan melihat sekeliling dengan tatapan yang dingin, matanya penuh dengan aura membunuh. Jonathan sangat jijik dan benci dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga Ouyang.
Alasan Charles Ouyang tidak menyerah atas hal ini hanya ada satu, yaitu saham, yang juga berarti uang. Di luar negeri, dia membuat masalah dan tidak memiliki uang untuk menyelesaikan masalahnya, dan Frederick Ouyang tidak mau mengurusi putranya ini. Dia pasti mendengar soal saham itu dari orang lain, oleh karena itu dia mengalihkan perhatiannya ke keluarga Yi.
Karena keberadaan Charles Ouyang di taman bermain, kami mengakhiri jalan-jalan kami lebih awal dan kembali ke Kediaman Yi.
Di malam hari, setelah aku menidurkan Bella, ketika aku melewati ruang kerja, aku mendengar Jonathan sedang bertelepon dengan seseorang, sepertinya dia sedang berdebat dengan orang di balik telepon.
Tidak perlu menebak, aku tahu orang itu pasti Frederick Ouyang .
Aku langsung kembali ke kamar, setelah malam sudah sangat larut Jonathan baru kembali ke kamar. Ketika dia melihatku belum tidur, dia langsung berkata kepadaku: "Kelak saat kamu bertemu dengan Charles Ouyang kamu harus langsung beritahukannya kepadaku, aku akan membuat keluarga Ouyang menjemput ajalnya.”
Aku terdiam, Jonathan langsung naik ke atas tempat tidur dan tertidur, kelihatannya malam panjang tanpa tidur nyenyak akan dimulai.
Keesokan paginya, aku bangun pagi-pagi sekali untuk membantu Bibi Chang membuat sarapan. Berita pagi di TV terus menyiarkan berita besar yang terjadi di dalam negeri, setelah itu menyiarkan beberapa berita tentang orang kaya di Kota F.
Tiba-tiba, aku melihat di TV Justin Lin mengakui hubungannya dengan Cynthia Ouyang di depan media dan dia mengatakan mereka akan segera menjadi sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang.
Melihat Justin Lin yang terlihat tulus, aku tersenyum, Justin Lin dan Cynthia Ouyang benar-benar pasangan yang sempurna.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickDoctor Stranger
Kevin WongTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesAkibat Pernikahan Dini
CintiaMy Perfect Lady
AliciaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)