Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)

“Salah makan obat?”

Sindiran panas dari Jonathan tidak membuatku marah, aku maju, mendorong punggungnya, berkata: “Kita kembali ke kamar yuk, ada hal yang ingin kukatakan padamu.” Aku bersikap misterius mendorongnya naik ke atas, mengantarnya sampai ke dalam kamar.

“Kamu duduklah baik-baik, aku akan membantumu mempersiapkan air untuk mandi.” Selesai berkata, aku sibuk mempersiapkan air mandi, mengambilkan baju tidur untuk Jonathan, lalu melakukan gerakan mempersilakannya untuk masuk.

Sepasang matanya yang dalam itu menyorotkan tatapan bertanya-tanya dan bingung, menghadapi sikapku yang menunjukkan pelayanan taraf bintang lima seperti ini, bisa diperkirakan dia merasa sedikit tidak tenang, ketika berjalan memasuki kamar mandi, sekali lagi dia berusaha memastikan, “Hari ini kamu sangat tidak normal, tidak seperti biasanya.”

“Di matamu sepertinya aku tidak pernah dipandang normal.” Aku tertawa sendiri, bertanya: “Kamu sebetulnya mau masuk tidak, kalau tidak mau masuk, untuk selanjutnya tidak boleh menikmati lagi pelayanan seperti ini lagi.”

“Misterius sekali, tidak tahu kamu sedang merencanakan apa.” Selesai berkata ini, dia langsung masuk ke kamar mandi, menutup pintu. Dengan cepat kuambil sebuah baju tidur yang waktu itu kubeli dari toko online dari lemari, karena terlalu seksi, aku belum pernah berani memakainya.

Hari ini akhirnya dikeluarkan juga, aku sudah mengerahkan segenap keberanian barulah memiliki nyali untuk menggunakan cara ini menyelesaikan pertentangan suami istri di antara kami.

Aku mandi di kamar mandi tamu, mempersiapkan diri dengan baik, ketika melewati kamar tamu yang ditempati kakak ipar, aku mengetuk perlahan pintunya, masuk, dan kulihat Bernice sudah terlelap dalam pelukan kakak ipar.

Sedangkan kakak ipar pun tidur tenang di tepian ranjang, aku menyelimuti mereka, lalu perlahan keluar dari kamar, menutup pintunya.

Kubuka pintu kamarku sendiri, kulihat Jonathan sudah duduk di ranjang dengan laptopnya dan sedang mengetik.

Melihat itu, aku dengan lembut berkata: “Sayangku!”

Ketika Jonathan yang ogah-ogahan mengangkat kepalanya, dia dikejutkan oleh aku yang bersandar di samping pintu dan melakukan gerakan yang menawan, jelas sekali tanpa sengaja bibirnya pun tersenyum, lalu bersandar di kepala ranjang dan memandangiku.

Aku mengerti, aku sudah berhasil menarik perhatiannya, selanjutnya tinggal meneruskan menggodanya.

“Apakah kakiku jenjang?” Aku sengaja menonjolkan kakiku yang jenjang, di hadapannya aku menggerak-gerakkannya, aku percaya kaki jenjangku yang indah ini cukup bisa menarik perhatian, waktu aku menjadi model, aku mengandalkan kaki jenjangku ini.

Aku membungkuk, tanganku bergerak perlahan sedikit demi sedikit mulai dari mata kaki ke atas, melewati paha yang putih mulus, terus bergeser sampai ke bagian pinggang, masih juga tidak terdengar suara Jonathan memanggilku untuk menghampirinya.

Sepertinya kalau tidak mengeluarkan trik yang menggoda, dia tidak akan bergeming.

Kusingkap perlahan pakaian atasku, hingga terlihat bahuku yang putih mulus, melemparkan tatapan genit pada Jonathan, dan berkata: “Aku cantik tidak?”

Senyum Jonatahan semakin terlihat, tapi masih juga tidak memanggilku datang, kelihatannya dia cukup bisa tahan terhadap godaan.

Tidak, tidak benar, masa sih pesonaku ini tidak cukup? Harusnya tadi setelah mandi berdandan, dengan sedikit polesan di wajah tentunya akan ada hasilnya, salah langkah nih, aku lupa berdandan.

Melihat Jonathan yang sama sekali tidak bergeming, aku sedikit kesal.

“Suamiku, aku sedang memikatmu, sedikitnya bereaksilah, oke?” Dua trik sebelumnya tidak berhasil, trik kali ini pasti berguna, aku mengedipkan mata, sengaja bertingkah lucu.

Akhirnya, dia meletakkan laptopnya, menyingkapkan selimutnya, tapi bukannya berjalan ke arahku, melainkan pergi ke kamar mandi.

Aku segera memanggilnya: “Jonathan Yi, kamu mau apa?”

Dia menoleh melihatku, “Mau muntah.”

Aku tidak peduli lagi lalu maju mendekatinya, menahannya, gerutuku: “Kamu tahu tidak aku harus mengerahkan seluruh keberanianku sampai berani berpakaian seksi seperti ini, kalau bukan karena….. karena kemarin aku sedikit bertingkah norak, tidak pemaaf, aku tidak akan sampai begini tidak tahu malunya berusaha menyenangkan kamu.”

“Lanjutkan bicaramu.” Dia dengan datar memandangku, dari matanya terpancar tatapan puas dan senang, namun demikian aku tidak menyadarinya.

“Kita bertengkar, aku akui aku yang terlalu picik, tidak cukup berbesar hati, tapi kalau masalah seperti ini ganti orang lain yang mengalami pun, juga sulit untuk berbesar hati dan tidak peduli.” Semakin aku berkata, mulutku semakin cemberut, atas dasar apa harus aku seorang diri yang mengaku salah, kalau bukan karena Jonathan Yi playboy, tidak bisa menolak Vivian dengan tegas, aku juga tidak akan bertengkar dengannya.

“Kenapa tidak bicara lagi?” Jonathan mengangkat daguku, “Malam ini kamu makan apa sih?”

“Tidak makan apa?” dengan bingung aku menatapnya, mula-mula bilang aku salah makan obat, sekarang bertanya lagi aku makan apa, apa yang sebenarnya mau dia katakana.

“Syukurlah kalau tidak makan apa-apa, kalau tidak aku bisa menyangka kamu keracunan makanan sampai mengganggu syarafmu.” Selesai Jonathan berkata demikian, aku memukul lengannya keras-keras, berkata manja: “Kamu yang keracunan makanan tuh.”

Tanganku ditangkap dan dikuasai oleh Jonathan.

Aku tertegun membalas tatapan matanya, aku seperti terserap oleh kedalaman tatapan sepasang matanya itu. Dia selamanya begitu tampan, tatapan matanya ini sungguh sama seperti ketika pertama kali aku menyalakan lampu melihatnya.

Dengan lembut aku tersenyum, menatapnya dan berkata: “Suamiku, kamu sungguh tampan.”

“Aku tahu.” Tanpa sungkan sedikitpun Jonathan menerima pujian ini.

“Kamu tidak ingin mengatakan apapun padaku?” Malam ini aku sudah merendahkan diriku, mengorbankan semua, tapi dia sama sekali tidak bergeming, apakah karena yang kulakukan ini kurang memuaskan?

Aku sudah tidak menawan, setelah melahirkan dua orang anak, tubuhku jadi gemuk? Ataukah ketertarikannya pada diriku sudah tidak ada lagi?

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu