Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 221 Ending (1)

"Lama tidak berjumpa." kakak ipar menjawab dengan sangat tidak alami.

Suasana keduanya seketika sangat dingin. Aku menatap kedua orang ini dengan bosan. Mungkin sebelum ketemuan, mereka merasa tidak mungkin bersama dengan satu sama lain.

Tapi setelah bertemu, rasanya semuanya mungkin saja. Aku berkata dengan tidak berdaya di samping, "Sudah bertemu, bagaimana kalau cari tempat untuk mengobrol. Rumah Keluarga Yi sangat besar. Pasti ada tempat untuk mengobrol."

Selesai berkata, Christopher Mo menatapku dengan ujung matanya.

"Ada apa? Matamu keseleo?" aku jelas-jelas tahu Christopher Mo sedikit kesulitan, tapi aku sengaja tidak mengetahuinya.

Christopher Mo tersenyum canggung dan berkata, "Hmmm ... ada waktu tidak? Bagaimana kalau kita mengobrol di luar?"

Kakak ipar menundukkan kepala, mengangguk lalu menjawab, "Baik."

Dengan begitu, mereka berdua pergi dengan berjalan depan belakang. Aku bahkan belum sempat bertanya dua pertanyaan lagi pada kakak ipar, mereka sudah pergi dengan tidak sabar begitu?

Aku awalnya kira sekarang sudah bisa tenang sebentar. Tapi belum sampai dua menit, pintu diketuk orang. Aku menjawab dengan kesal, "Masuk saja, pintu tidak dikunci!"

Selesai berkata, saat pintu terbuka, aku mendengar langkah kaki seseorang, lalu melihat orang yang berdiri tidak jauh dari kaca. Aku terkejut dan segera berdiri, membalikkan badan, melihat Yoga dan anak di sampingnya.

Kita saling memandang untuk waktu yang lama, tidak ada yang buka mulut.

Malah anak Yoga duluan yang bicara, "Bibi, akhirnya kamu menikah juga."

Aku menatapnya dengan bingung dan bertanya sambil tersenyum, "Kenapa berkata seperti itu?"

"Kamu sudah menikah. Kedepannya tidak ada lagi orang yang merebut ayahku." perkataan polos anak-anak membuat hatiku sedih. Saat aku menikah, seorang anak kecil mengucapkan ucapan selamat bukan mengharapkan aku bahagia, melainkan kalau aku menikah, ayahnya akan selamanya menjadi miliknya.

"Siapa yang mengajarimu perkataanmu seperti itu?" Yoga Yin memarahi anaknya.

"Yang dia katakan benar." aku melihat Yoga Yin, lalu berkata dengan perasaan rumit, "Di dunia anak-anak, kalau tidak benar, adalah salah. Aku mengerti."

"Christine, semoga kamu bahagia." mata Yoga Yin yang gelap mengandung rasa maaf.

"Terima kasih." kita bicara dengan sangat canggung. Menikah dua kali, dua-duanya dia datang. Hanya saja suasana hatinya berbeda. Yang dia katakan juga semakin enak didengar.

"Tadi aku sudah bertemu dengan Jonathan di bawah. Masalah dulu, dan juga kerjasama kedepannya dengan PT. Weiss, setelah dia menikah, baru aku bicarakan secara rinci dengannya." Yoga Yin tersenyum datar, lalu berkata, "Aku masih mau memberikan hadiah besar bagimu."

Aku mengerutkan dahi dengan bingung, "Hadiah besar?"

"Bryan dan Julie, karena masalah sikap sudah aku pecat. Mereka sekarang rasanya sangat sulit untuk bisa hidup mandiri di Kota F." cara kerja Yoga Yin membuat aku terkejut. Dia memecat mereka sebagai jawaban bagiku, aku benar-benar tidak berani menerimanya.

Meskipun aku dengan mereka mempunyai pengalaman yang tidak baik, tapi aku tidak pernah berpikir kalau mereka bahkan sampai tidak bisa hidup di Kota F, hanya karena menyakitiku?

Aku tertawa canggung, tidak ingin di hari pernikahan membahas tentang masa depan dua orang itu dengan Yoga Yin.

Aku merasa percakapanku dengan Yoga Yin terlalu canggung.

"Bibi, kamu sangat cantik. Kedepannya aku akan menikahi perempuan yang paling cantik di seluruh dunia." anak Yoga Yin bicara. Dalam tubuhnya yang kecil, terdapat banyak perasaaan.

Anak yang hidup dalam rumah tangga seperti ini, jauh lebih cepat dewasa daripada anak-anak pada biasanya.

"Mempunyai keberanian." aku memuji dengan suara kecil.

"Anak kecil, masih perlu tumbuh dewasa dulu baru bisa menikahi istri." Yoga Yin mengelus kepala anaknya dengan kesal dan juga lucu. Tapi aku melihat rasa benci dari mata anaknya yang dingin. Mungkin aku yang sudah berpikiran terlalu banyak.

"Aku bawa anak pergi dulu ya." Yoga Yin menggandeng anaknya pergi. Sedangkan aku terkejut karena tatapan terakhir anak itu saat menolehkan kepala.

Mata anak itu, mengandung rasa benci.

Aku tidak terpikir orang yang biasanya saling membenci juga datang. Cynthia Ouyang langsung datang melihatku. Dia menatapku dengan senang dan berkata, "Justin malam ini akan langsung pergi ke Imperial. Aku dan ayah melihat kalian dulu."

"Sudah bertemu dengan Jonathan?" aku bertanya ringan.

Cynthia Ouyang menganggukan kepala, "Benar. Mengobrol dengan ibu mertua-mu dan juga Kakak Jonathan di bawah. Aku tidak pernah melihat Kakak Jonathan sesenang ini."

"Jonathan berbincang dengan ayahmu?" aku terlalu terkejut.

"Bagaimana mungkin. Itu karena ibu mertua-mu ada di tengah-tengah. Jadi baru bicara dengan agak sungkan saja." Cynthia Ouyang menjelaskan, "Tapi ayah sudah sangat senang. Karena Jonathan tidak menyinggungnya. Hal ini sudah cukup."

Aku mengerti Jonathan pasti tidak akan langsung menerima Cynthia Ouyang, tapi sekarang bisa seperti ini, sudah merupakan kemajuan ke arah yang bagus.

Setelah Cynthia Ouyang foto bersamaku, katanya ingin menemani Frederik Ouyang di lantai bawah.

Aku berpikir rasanya semua yang seharusnya datang sudah datang, seharusnya tidak ada yang tiba-tiba melabrak masuk bukan!

Setelah dipikir-pikir, yang seharusnya datang juga sudah datang semua. Saat aku berbalik dan bersiap duduk di meja rias, tiba-tiba pintu dibanting dengan kencang. Aku menoleh ke sana. Kali ini benar-benar dibuat terkejut.

Linda berdiri di hadapanku dengan wajah penuh bekas luka. Dia membuka kerudung di rambutnya, dan rambut berantakannya begitu saja tergerai. Dia menatapku dengan dingin lalu tersenyum jahat, "Christine, pasti tidak terpikir bukan kalau aku bisa masuk ke sini?"

"Linda, kenapa kamu datang?" aku menatap wajah penuh lukanya dengan takut dan segera berjalan mundur, sampai pinggangku langsung menabrak kursi.

"Kenapa kamu bisa begitu bahagia. Kamu tidak layak memiliki kebahagiaan seperti ini. Kenapa Tuhan harus berbuat seperti ini padaku. Apapun yang aku inginkan di dunia ini selalu tidak aku dapatkan." Linda mengelus wajahnya, lalu menatapku dengan tatapan penuh amarah.

Bekas luka di wajahnya karena ekspresi yang berubah, menjadi bertambah mengerikan. Dia berteriak histeris, "Kamu sudah merusak hidupku, aku tidak akan membiarkan kamu hidup terlalu enak."

"Linda, kamu sampai sekarang masih belum menyadari kesalahanmu?" aku berusaha menahan kepanikan dalam hati, berpura-pura menatapnya dengan tenang, "Kalau kamu setia pada Ardy, tidak selingkuh di luar, bagaimana mungkin mencapai tahap seperti ini. Kamu sekarang sudah sangat beruntung, berhasil hidup kembali, bisa menemani tiga anakmu tumbuh besar ...."

"Diam!" Linda berteriak. Urat nadi di lehernya seketika muncul, "Aku lebih rela mati. Apa kamu tahu? Aku sekarang dibilang orang bukan seperti orang, dibilang hantu bukan seperti hantu. Aku bahkan tidak dapat mendapatkan pekerjaan apapun. Coba kamu lihat aku yang sekarang. Apa kamu masih merasa aku beruntung?"

Aku terdiam. Linda bukan hanya di wajah saja dipotong oleh Ardy Lu, tapi di tubuh juga ada banyak luka. Saat di rumah sakit aku bisa merasakan kedepannya akan seperti apa.

Saat ini ada orang yang mengetuk pintu. Mungkin karena tadi saat Linda masuk, dia sudah mengunci pintu. Orang di luar karena tidak mendapat balasan, mengetahui pasti ada masalah. Orang itu langsung menabrak pintu, tapi pintu rumah Keluarga Yi mana mungkin begitu mudah ditabrak terbuka.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu