Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 221 Ending (1)
"Lama tidak berjumpa." kakak ipar menjawab dengan sangat tidak alami.
Suasana keduanya seketika sangat dingin. Aku menatap kedua orang ini dengan bosan. Mungkin sebelum ketemuan, mereka merasa tidak mungkin bersama dengan satu sama lain.
Tapi setelah bertemu, rasanya semuanya mungkin saja. Aku berkata dengan tidak berdaya di samping, "Sudah bertemu, bagaimana kalau cari tempat untuk mengobrol. Rumah Keluarga Yi sangat besar. Pasti ada tempat untuk mengobrol."
Selesai berkata, Christopher Mo menatapku dengan ujung matanya.
"Ada apa? Matamu keseleo?" aku jelas-jelas tahu Christopher Mo sedikit kesulitan, tapi aku sengaja tidak mengetahuinya.
Christopher Mo tersenyum canggung dan berkata, "Hmmm ... ada waktu tidak? Bagaimana kalau kita mengobrol di luar?"
Kakak ipar menundukkan kepala, mengangguk lalu menjawab, "Baik."
Dengan begitu, mereka berdua pergi dengan berjalan depan belakang. Aku bahkan belum sempat bertanya dua pertanyaan lagi pada kakak ipar, mereka sudah pergi dengan tidak sabar begitu?
Aku awalnya kira sekarang sudah bisa tenang sebentar. Tapi belum sampai dua menit, pintu diketuk orang. Aku menjawab dengan kesal, "Masuk saja, pintu tidak dikunci!"
Selesai berkata, saat pintu terbuka, aku mendengar langkah kaki seseorang, lalu melihat orang yang berdiri tidak jauh dari kaca. Aku terkejut dan segera berdiri, membalikkan badan, melihat Yoga dan anak di sampingnya.
Kita saling memandang untuk waktu yang lama, tidak ada yang buka mulut.
Malah anak Yoga duluan yang bicara, "Bibi, akhirnya kamu menikah juga."
Aku menatapnya dengan bingung dan bertanya sambil tersenyum, "Kenapa berkata seperti itu?"
"Kamu sudah menikah. Kedepannya tidak ada lagi orang yang merebut ayahku." perkataan polos anak-anak membuat hatiku sedih. Saat aku menikah, seorang anak kecil mengucapkan ucapan selamat bukan mengharapkan aku bahagia, melainkan kalau aku menikah, ayahnya akan selamanya menjadi miliknya.
"Siapa yang mengajarimu perkataanmu seperti itu?" Yoga Yin memarahi anaknya.
"Yang dia katakan benar." aku melihat Yoga Yin, lalu berkata dengan perasaan rumit, "Di dunia anak-anak, kalau tidak benar, adalah salah. Aku mengerti."
"Christine, semoga kamu bahagia." mata Yoga Yin yang gelap mengandung rasa maaf.
"Terima kasih." kita bicara dengan sangat canggung. Menikah dua kali, dua-duanya dia datang. Hanya saja suasana hatinya berbeda. Yang dia katakan juga semakin enak didengar.
"Tadi aku sudah bertemu dengan Jonathan di bawah. Masalah dulu, dan juga kerjasama kedepannya dengan PT. Weiss, setelah dia menikah, baru aku bicarakan secara rinci dengannya." Yoga Yin tersenyum datar, lalu berkata, "Aku masih mau memberikan hadiah besar bagimu."
Aku mengerutkan dahi dengan bingung, "Hadiah besar?"
"Bryan dan Julie, karena masalah sikap sudah aku pecat. Mereka sekarang rasanya sangat sulit untuk bisa hidup mandiri di Kota F." cara kerja Yoga Yin membuat aku terkejut. Dia memecat mereka sebagai jawaban bagiku, aku benar-benar tidak berani menerimanya.
Meskipun aku dengan mereka mempunyai pengalaman yang tidak baik, tapi aku tidak pernah berpikir kalau mereka bahkan sampai tidak bisa hidup di Kota F, hanya karena menyakitiku?
Aku tertawa canggung, tidak ingin di hari pernikahan membahas tentang masa depan dua orang itu dengan Yoga Yin.
Aku merasa percakapanku dengan Yoga Yin terlalu canggung.
"Bibi, kamu sangat cantik. Kedepannya aku akan menikahi perempuan yang paling cantik di seluruh dunia." anak Yoga Yin bicara. Dalam tubuhnya yang kecil, terdapat banyak perasaaan.
Anak yang hidup dalam rumah tangga seperti ini, jauh lebih cepat dewasa daripada anak-anak pada biasanya.
"Mempunyai keberanian." aku memuji dengan suara kecil.
"Anak kecil, masih perlu tumbuh dewasa dulu baru bisa menikahi istri." Yoga Yin mengelus kepala anaknya dengan kesal dan juga lucu. Tapi aku melihat rasa benci dari mata anaknya yang dingin. Mungkin aku yang sudah berpikiran terlalu banyak.
"Aku bawa anak pergi dulu ya." Yoga Yin menggandeng anaknya pergi. Sedangkan aku terkejut karena tatapan terakhir anak itu saat menolehkan kepala.
Mata anak itu, mengandung rasa benci.
Aku tidak terpikir orang yang biasanya saling membenci juga datang. Cynthia Ouyang langsung datang melihatku. Dia menatapku dengan senang dan berkata, "Justin malam ini akan langsung pergi ke Imperial. Aku dan ayah melihat kalian dulu."
"Sudah bertemu dengan Jonathan?" aku bertanya ringan.
Cynthia Ouyang menganggukan kepala, "Benar. Mengobrol dengan ibu mertua-mu dan juga Kakak Jonathan di bawah. Aku tidak pernah melihat Kakak Jonathan sesenang ini."
"Jonathan berbincang dengan ayahmu?" aku terlalu terkejut.
"Bagaimana mungkin. Itu karena ibu mertua-mu ada di tengah-tengah. Jadi baru bicara dengan agak sungkan saja." Cynthia Ouyang menjelaskan, "Tapi ayah sudah sangat senang. Karena Jonathan tidak menyinggungnya. Hal ini sudah cukup."
Aku mengerti Jonathan pasti tidak akan langsung menerima Cynthia Ouyang, tapi sekarang bisa seperti ini, sudah merupakan kemajuan ke arah yang bagus.
Setelah Cynthia Ouyang foto bersamaku, katanya ingin menemani Frederik Ouyang di lantai bawah.
Aku berpikir rasanya semua yang seharusnya datang sudah datang, seharusnya tidak ada yang tiba-tiba melabrak masuk bukan!
Setelah dipikir-pikir, yang seharusnya datang juga sudah datang semua. Saat aku berbalik dan bersiap duduk di meja rias, tiba-tiba pintu dibanting dengan kencang. Aku menoleh ke sana. Kali ini benar-benar dibuat terkejut.
Linda berdiri di hadapanku dengan wajah penuh bekas luka. Dia membuka kerudung di rambutnya, dan rambut berantakannya begitu saja tergerai. Dia menatapku dengan dingin lalu tersenyum jahat, "Christine, pasti tidak terpikir bukan kalau aku bisa masuk ke sini?"
"Linda, kenapa kamu datang?" aku menatap wajah penuh lukanya dengan takut dan segera berjalan mundur, sampai pinggangku langsung menabrak kursi.
"Kenapa kamu bisa begitu bahagia. Kamu tidak layak memiliki kebahagiaan seperti ini. Kenapa Tuhan harus berbuat seperti ini padaku. Apapun yang aku inginkan di dunia ini selalu tidak aku dapatkan." Linda mengelus wajahnya, lalu menatapku dengan tatapan penuh amarah.
Bekas luka di wajahnya karena ekspresi yang berubah, menjadi bertambah mengerikan. Dia berteriak histeris, "Kamu sudah merusak hidupku, aku tidak akan membiarkan kamu hidup terlalu enak."
"Linda, kamu sampai sekarang masih belum menyadari kesalahanmu?" aku berusaha menahan kepanikan dalam hati, berpura-pura menatapnya dengan tenang, "Kalau kamu setia pada Ardy, tidak selingkuh di luar, bagaimana mungkin mencapai tahap seperti ini. Kamu sekarang sudah sangat beruntung, berhasil hidup kembali, bisa menemani tiga anakmu tumbuh besar ...."
"Diam!" Linda berteriak. Urat nadi di lehernya seketika muncul, "Aku lebih rela mati. Apa kamu tahu? Aku sekarang dibilang orang bukan seperti orang, dibilang hantu bukan seperti hantu. Aku bahkan tidak dapat mendapatkan pekerjaan apapun. Coba kamu lihat aku yang sekarang. Apa kamu masih merasa aku beruntung?"
Aku terdiam. Linda bukan hanya di wajah saja dipotong oleh Ardy Lu, tapi di tubuh juga ada banyak luka. Saat di rumah sakit aku bisa merasakan kedepannya akan seperti apa.
Saat ini ada orang yang mengetuk pintu. Mungkin karena tadi saat Linda masuk, dia sudah mengunci pintu. Orang di luar karena tidak mendapat balasan, mengetahui pasti ada masalah. Orang itu langsung menabrak pintu, tapi pintu rumah Keluarga Yi mana mungkin begitu mudah ditabrak terbuka.
Novel Terkait
Get Back To You
LexyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraLove In Sunset
ElinaMy Lady Boss
GeorgeAdieu
Shi QiHanya Kamu Hidupku
RenataPejuang Hati
Marry SuMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)