Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 17 Hamil

Nafas Jonathan terasa di wajahku, pelan-pelan aku melihat dia, tidak tahu kenapa, semakin dilihat semakin tampan, semakin punya daya tarik.

Tiba-tiba, aku teringat yang dikatakan Cynthia tadi di pesta, kalau benar yang dikatakan dia, apa orang yang akan dinikahi Jonathan nantinya adalah Cynthia?

Terpikir hal ini, wajahku tegang, aku segera membalikkan wajahku, melihat ke arah luar jendela.

"Kenapa?" Jonathan bertanya dengan suara pelan.

Aku menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa, kamu antar aku pulang saja!"

"Pasti ada sesuatu." Kedua tangan Jonathan memegang pipiku, menatap aku, bertanya dengan serius: "Jangan sembunyikan dari aku, Christine, katakan kepadaku sebenarnya ada apa?"

Aku terkejut dan melihat kedua bola matanya, melihat matanya yang dalam dan gelap, setiap kali melihat aku cahaya matanya berbeda, matanya selalu bisa melihat segalanya, termasuk apa yang ada di dalam hati.

Aku menyentuh bibirnya dengan jariku, kemudian memandang dia dan tersenyum, berkata: "Sungguh tidak ada apa-apa, cuma karena hari ini bertemu dengan Ardy, aku merasa jengkel."

"Kamu masih memikirkan dia?" Nada suara Jonathan sedikit berubah, uratku sedikit membesar, terdengar sepertinya dia sedikit cemburu.

Aku tersenyum, menggoda dia dan berkata: "Kamu cemburu ya?"

"Tidak." Jonathan mulai menyalakan mobil kembali, sepanjang perjalanan kembali hening, saat sudah tiba di depan apartemenku, dia tidak turun dari mobil, aku membuka pintu mobil sendiri, turun dari mobil, saat membalikkan badan akan pergi, aku membalikkan badan kembali, kemudian mengetuk kaca mobil.

Kaca mobil diturunkan, Jonathan melihat aku.

"Mau naik tidak?" Aku berinisiatif bertanya padanya.

"Tidak cukup tulus." Jonathan mengalihkan pandangannya.

Aku tersenyum, berkata dengan manja, "Sayangku, aku kesepian sendirian di rumah, kalau tidak kamu temani aku malam ini?"

Begitu selesai berbicara, raut wajah Jonathan berubah, dia tersenyum, menganggukkan kepala, "Nah begini aku suka." Selesai berbicara, dia menutup kaca mobilnya, membuka pintu mobil, turun dari mobil.

Aku masih berdiri di tempat asal, menunggu dia berjalan menghampiriku, kemudian dia menggandeng tanganku.

Hari-hari yang kulewati bersama dengan Jonathan sangat menyenangkan, aku tidak pernah membayangkan kebahagiaan bisa secepat ini datang dalam hidupku. Seminggu berlalu sejak pesta itu, karena pencernaanku tidak bagus, aku pergi periksa ke rumah sakit, ternyata setelah diperiksa, aku hamil.

Saat mendengar berita ini, aku tidak tahu ini kabar baik atau kabar buruk.

Jonathan dan aku, kami belum menikah, anak ini bisa menjadi anak haram, aku tidak yakin apa dia menyukai anak kecil, bahkan aku sendiri juga tidak tahu apakah aku sudah siap menjadi ibu.

Hasil pemeriksaan itu aku masukkan ke dalam kantong baju, dokter memberitahu aku, kalau aku menginginkan anak ini aku harus segera mengkonsumsi asam folat, kalau tidak menginginkan anak ini segera digugurkan.

Aku menganggukkan kepala, dokter meminta aku untuk mempertimbangkan terlebih dahulu.

Sepulang kerja kembali ke rumah, melihat ruang tamu yang kosong, aku baru teringat kalau Jonathan pergi urusan bisnis ke luar negeri, dia baru akan kembali setengah bulan lagi, kepergiannya membuat aku sangat merindukan dia.

Aku mengelus perutku yang belum membesar, tidak tahu apakah harus memberitahukan hal ini kepadanya, kalau dia meminta aku menggugurkan bayi ini, apakah hubunganku dengannya akan berakhir.

Mengeluarkan telepon, aku mencari nomor telepon dia, tapi kemudian jariku berhenti, aku terdiam dan tidak bisa menekan tombol di telepon, akhirnya, aku memutuskan untuk menyembunyikan masalah ini.

Aku tidak bisa memastikan apakah Jonathan bisa memberikanku sebuah pernikahan, aku juga tidak ingin menggunakan anak ini untuk mendapatkan sebuah keluarga, apalagi hubunganku dengan dia baru berjalan belum lama, masuk ke keluarga kaya seperti apa, aku sudah pernah merasakannya sekali, tidak mungkin aku sebodoh itu masih mau mencoba yang kedua kalinya.

Hari-hari selama Jonathan pergi untuk urusan bisnis, aku melewatinya dengan sangat tertekan, tidak konsentrasi saat bekerja, sudah beberapa kali hampir saja melakukan kesalahan, kalau bukan karena teman kerja mengingatkan aku, pasti aku sudah akan membuat perusahaan menanggung kerugian yang besar.

Yang lebih membuat aku pusing, kakak laki-lakiku mengetahui kabar perceraianku, meminta aku untuk segera pergi ke rumahnya, sepulang kerja, aku naik taksi pergi ke rumahnya.

Begitu masuk rumah, melepas sepatu, aku melihat wajah kakak iparku yang dipenuhi dengan senyum, bertanya: "Akhir-akhir ini sibuk ya?"

Aku menggelengkan kepala, "Tidak sibuk kok, mana kakakku?"

"Sedang di toilet, sebentar lagi juga keluar." Kakak iparku seorang wanita yang tenang, biasanya tidak banyak bicara, aku tahu dia bersama dengan kakakku hidupnya juga menderita.

Saat Christopher, kakakku keluar dari kamar mandi, melihat aku dan memaki: "Anak bodoh, beritahu aku, kenapa kamu bercerai?"

Aku meletakkan tasku diatas sofa, dengan wajah tanpa ekspresi melihat Cristopher, berkata dengan dingin: "Perceraianku mempengaruhi kamu?"

"Aku tanya sama kamu, kenapa bercerai? Ardy membagi hartanya ke kamu tidak?" Akhirnya Christopher menanyakan juga, dari awal aku sudah tahu Christopher adalah orang yang seperti ini, begitu dia menanyakan ini, hatiku sangat sedih.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu