Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol

Hatiku amat menderita, depresi. Kenapa tadi aku tidak memohonnya untuk tetap tinggal? Apa karena aku tahu jelas kalau pertengkaran kami memang banyak akhir-akhir ini?

Satu hal kecil bisa diributkan sampai besar sekali. Memang sudah seharusnya membiarkan dia menenangkan diri. Kami berdua sudah terikat terlalu erat, hingga tak ada kesempatan untuk bernapas.

Tapi mengapa begitu Jonathan pergi ,hatiku terasa hampa?

Aku tidak bisa tidur semalaman. Saat hari terang, Kakak Ipar menggendong Beatrice. Aku mengantarnya ke psikiater yang sudah diaturkan oleh Jonathan waktu itu. Setelah menjelaskan keadaan Kakak Ipar, aku meninggalkannya di sana, lalu pergi sambil menggendong Beatrice.

Kakak Ipar sangat patuh. Demi Beatrice, ia masuk.

Aku membawa Beatrice ke kantor dalam gendongan. Setelah mengalami hal itu beberapa waktu lalu, aku tak akan pernah lagi secara sembrono menitipkan anak pada sepasang orang yang tak pernah menjadi orang tua.

Walaupun lelah, tapi aku bahagia. Beatrice juga sangat patuh, ia tidur setelah kenyang. Saat bangun, ia bermain sendirian tanpa menggangguku.

Siang harinya, aku menelepon sang psikiater dan menanyakan keadaan Kakak Ipar. Katanya Kakak Ipar sangat tenang, tampaknya penyakit psikisnya tidak parah. Dalam beberapa hari tinggal di sana, seharusnya ia sudah membaik.

Aku sangat gembira bisa mengetahui masalah Kakak Ipar tepat waktu. Ada terlalu banyak masalah di Keluarga Mo. Kalau sampai Kakak Ipar jadi gila, aku bisa percaya ketidakadilan Tuhan.

Orang baik selamanya tak akan mendapatkan balasan baik.

Satu-satunya yang membuatku menderita adalah, Jonathan tidak menelepon sama sekali hari ini. Aku berpikir untuk membawa Beatrice ke sana sebentar untuk menanyakan kabar, toh juga tidak mengganggu pekerjaannya.

Aku menyuruh Henry dan Clarissa mengawasi kantor, berpesan agar menyerahkan revisi desain di atas meja pada Pak Michael kalau ia datang, serta menyuruh Henry segera mengerjakan baju yang desainnya telah diperiksa oleh klien.

Setelah itu, aku mengendarai mobil sampai ke gedung PT. Weiss, memarkir mobil, lalu naik dengan lift.

Baru saja sampai di pintu kantor Jonathan, aku sudah ditahan oleh sekretarisnya. Ia tak lagi berbelit-belit seperti saat itu, tetapi langsung berkata, "Nona Ling sedang berdiskusi dengan Direktur, kalau Nyonya Yi ada urusan, lebih baik tunggu saya menanyakannya lewat interkom terlebih dahulu."

Nona Ling? Vivian lagi?

Aku tersenyum kaku, "Tidak perlu. Nanti saat Direktur keluar cukup beritahukan kalau aku sempat datang."

Aku menggendong Beatrice turun. Di dalam lift, aku menutup mulut, menahan air mataku agar tak keluar.

Aku tidak mau tahu apa yang dilakukan Jonathan bersama Vivian di dalam kantor. Aku benar-benar tak ingin menyerbu masuk lalu membuat kekacauan ketika tidak terjadi apa-apa.

Sangat melelahkan. Mengapa pernikahan bisa semelelahkan ini?

Apa karena kami terlalu memikirkan satu sama lain, sehingga menjadi lelah? Aku menutup wajahku dan tersedu-tersedu. Jonathan, aku percaya kau tidak akan melakukan perbuatan yang menyakitiku. Kuharap kau tidak membunuh kepercayaan terakhirku padamu.

Sebetulnya aku ingin membawa Beatrice pulang. Tapi dalam perjalanan Pak Michael meneleponku dan menyuruhku menemui seorang klien. Kubilang aku sedang membawa anak, bisakah kalau bapak sendiri yang menemuinya.

Pak Michael menolak. Ia menyuruhku datang bersama Beatrice. Toh klien hari ini adalah seorang bapak tua. Ia tak akan mempermasalahkan kehadiran anakku.

Tak ada cara lain. Aku membawa Beatrice menemui klien. Ternyata benar kata Pak Michael, kehadiran Beatrice tak membawa efek buruk apapun.

Setelah selesai, Pak Michael yang melihat raut lelahku bertanya, "Ada apa?"

Aku menggeleng, "Tidak apa-apa.'

"Sekali lihat aku sudah tahu, pasti ada masalah dengan Direktur Yi lagi."

Aku tersenyum tawar. Benar juga. Pekerjaan lancar, dan kehadiran guru yang membantu membuat masalah jadi tidak ada sama sekali. Satu-satunya masalahku pastilah berkaitan dengan hubungan asmara.

Tidak perlu ditebak pun sudah tahu kalau masalahku pastilah masalah hubungan.

"Pak, kukira hubungan pernikahanku sudah mencapai masa jenuh. Kemarin Jonathan mengetahui kalau aku minum pil KB. Ia marah besar, lalu pergi menginap di kantor. Hari ini, saat aku mendatanginya, ia sedang berada di dalam kantor bersama wanita bermarga Ling itu. Sementara aku di luar tak punya keberanian untuk masuk," ujarku sambil tersenyum pahit.

"Kenapa tidak masuk?" Pak Michael menatapku sambil mengangkat alis.

"Aku takut keretakan hubungan kami akan semakin besar setelah aku masuk," aku tersenyum mengenaskan. Sebenarnya mungkin aku harus membesarkan hatiku. Mungkin saja Jonathan tidak memedulikan Vivian sama sekali, namun karena aku mengacau tanpa sebab, dia menjadi makin jauh dariku.

"Kau melakukannya dengan baik," puji Pak Michael, "Wanita yang paling cerdas harus bisa menarik-ulur. Sekarang kamu menderita, tapi kelak akan membuat pria makin menghargaimu, apa kau mengerti?"

Mendengar kalimat penghiburan ini, air mataku pun terjatuh, "Aku sungguh tak cukup bekerja keras. Terkadang aku merasa kalau pilihanku ini salah. Seharusnya aku di rumah saja menjadi istri yang menua."

Melihatku menangis, Pak Michael hendak mendekapku. Namun karena ada Beatrice di tengah, ia pun mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggungku dan membiarkan emosiku mereda. Namun tak disangka Jonathan berdiri di tak jauh dari sana.

Pak Michael langsung melonggarkan tangannya dan memberiku isyarat. Aku menoleh dan terpaku di tempatku. Tak jauh dari situ, Jonathan menatapku kelam.

Kupikir, aku dan Jonathan benar-benar harus duduk bersama untuk mengobrol.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu