Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)

"Kak sepupu, kamu pernah bertemu perempuan itu tidak?" Vivian menatapiku, bertanya.

Aku mengangguk, "Tentu saja pernah."

"Dia adalah perempuan seperti apa?" Vivian bertanya penasaran, berharap apa yang kukatakan sama seperti tebakannya.

"Dia sama sepertimu, juga seorang model, lumayan cantik, tinggi dan langsing." Aku berkata.

"Dia juga seorang model?" Vivian mengerutkan kening, kemudian bibirnya membentuk senyum mengejek, "kelihatannya Jonathan hanya mencari penggantiku, di dalam hatinya masih ada aku."

Aku melihat Vivian dengan tatapan kaget, pemikirannya membuatku kehilangan kata-kata.

Benar, emangnya kenapa kalau aku hanyalah pengganti, pengganti juga sudah menikah, sudah diakui negara, pengganti juga sudah melahirkan anak untuk keluarga Yi, sudah menjadi Nyonya keluarga Yi.

"Nona Vivian, hari ini aku agak lelah, begini saja, besok aku suruh suamiku mengemudi membawa kita keliling." aku berkata datar dengan senyum di bibirku.

"Apakah tidak apa-apa?! Jangan merepotkan suamimu hanya untuk jadi supir, suami kak sepupu seharusnya sangat sibuk!" Vivian menolak sopan, aku maju, menggenggam tangannya dan berkata serius: "Harus, suamiku sangat mirip dengan Jonathan, ketika kamu melihatnya, kamu pasti akan sangat terkejut."

"Baiklah kalau begitu!" Vivian menjawab sedikit terpaksa.

Aku tidak menemaninya jalan-jalan, tidak ingin, setelah meninggalkan hotel, aku pulang ke rumah, seorang diri duduk bosan di teras kamar melihat pemandangan.

Melihat diriku yang sedikit buntal, hidup tanpa tujuan, aku merasa aku sudah mau jadi orang tak berguna, apakah aku harus terus hidup seperti ini.

Ini apa bedanya dengan ketika Ardy memeliharaku di dalam sangkar, aku sudah pernah bilang tidak akan dikurung lagi, namun tanpa sadar dan secara perlahan lagi-lagi masuk ke dalam sangkar.

Aku yang kasihan dan menyedihkan, aku tertawa dingin, menghela nafas, kemudian berdiri, tiba-tiba perutku ditendang oleh si bayi, aku melihat ke arah perut dan merasa kaget, mengelus perutku dan berkata: "Sayangku, kalau bukan demi kamu, ibu juga tidak akan sampai menjadi tidak berguna seperti ini."

Sore hari, awalnya bermaksud pergi menjemput Bella, namun Jonathan menelepon dan memberitahu dia yang akan menjemput.

Ketika ayah dan anak itu pulang, Jonathan membelikan sebuah mainan berbulu yang besar untuk Bella, Bella dengan gembira naik ke atas, aku pun memanggil Jonathan, menyuruhnya mencari waktu kosong besok, menemaniku dan cinta pertamanya keliling-keliling kota bersama.

"'Lagi-lagi ada ide apa?" Jonathan menatapiku, "Hari ini kamu bertemu dengan Vivian belum mengakui identitasmu?"

"Orang tidak boleh berbohong, begitu berbohong, benar-benar tidak ada cara penyelesaian." Aku menjawab, dengan serius melihat Jonathan, tetap curiga dan bertanya: "Kamu benar-benar tidak ada perasaan apapun terhadap Vivian?"

"Kamu mengidap sindrom kehamilan, curiga ini itu." suara Jonathan sangat berat, kelihatannya sedikit marah karena perkataanku, memang aku tidak cukup percaya diri.

"Kalau ada waktu sembarangan berpikir, lebih baik digunakan untuk memperhatikan aku dan Bella, mengerti?" Jonathan dengan asal menyentil ringan keningku.

Aku berdiri tegak, mengelus keningku yang sedikit sakit, kemudian mengangguk ringan, "Baiklah."

Melihat Jonathan bermaksud naik tangga, aku pun memanggilnya lagi, kemudian bertanya: "Kalau begitu kamu besok mau mengemudi membawa kita pergi keliling tidak?"

"Aku sangat sibuk." Jonathan menatapiku dengan ekspresi serius, "Kamu temani Vivian dua hari, bujuk dia pergi."

"Aku tidak bisa membujuknya, aku ingin menyuruhmu menemaniku besok, kemudian memberitahunya langsung hubunganku denganmu." Aku berkata tenang, melihat wajah tampan Jonathan.

Jonathan melihatku tanpa berkata apa-apa, mendekatiku dan mengulurkan tangannya yang besar, menepiskan rambutku dengan ringan dan berkata: "Aku tidak ingin bertemu Vivian, jangan tanya alasannya."

"Apakah karena kamu takut kamu tidak bisa menahan godaan kemudian membuangku?" Aku dengan sangat sensitif melawan Jonathan, "Jonathan, kalau kamu benar-benar tidak bisa melepaskannya, tidak apa-apa, aku pergi menghadapinya sendiri, pokoknya kamu harus membuat pilihan antara dulu dan sekarang, aku tidak ingin di pernikahanku ada gangguan orang ketiga, mengerti?"

Aku menepis tangan Jonathan dan naik ke atas dengan emosi.

Jonathan mengikutiku, ketika aku masuk ke kamar, dia juga ikut masuk, aku berpaling, dengan marah melihatnya, "Kenapa kamu mengikutiku?"

"Aku pulang ke kamar." dia menjawab.

"Kalau begitu aku keluar." Aku berbalik badan, baru saja mau keluar, pergelangan tanganku ditarik, dia menarikku ke dalam pelukannya, tidak mempedulikan perlawananku, dia memelukku dengan erat, "Kamu ini kenapa begitu marah langsung begitu keras kepala seperti sapi."

"Aku memang sapi, kamu mau apa?" kurang ajar, membandingkanku dengan sapi, aku memang keras kepala, kalau tidak suka boleh membuangku!

"Kalau kamu adalah sapi, maka aku boleh meniupmu." jakun Jonathan bergetar, jelas-jelas sedang tertawa.

Meniup sapi? (sebuah kata yang berarti menyombongkan diri.) Begitu mendengar, aku pun tertawa tidak berdaya, kenapa setiap kali aku sedang marah, dia selalu tidak serius dan mengatakan hal yang tidak nyambung.

"Masih marah?" suara berat Jonathan yang sangat menarik terdengar di samping telingaku.

Aku memasukkan kepalaku ke dalam pelukannya dan menggeleng, aku awalnya tidak begitu marah, begitu mendengar leluconnya, aku tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

"Begini, besok malam kita sekeluarga pergi makan diluar." begitu Jonathan berkata seperti itu, Bella langsung datang, menarik tanganku dan menggoyangnya, berkata: "Ibu, kita pergi makan daging sapi!"

Lagi-lagi sapi.

Aku menunduk menatapi Bella yang terlihat sangat polos, aku tidak tahu harus berkata apa, aku pasti pernah berhutang pada Bella dan Jonathan di kehidupan sebelumnya.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu