Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)

Jika tidak, bagaimana mungkin dia bisa mengetahui dengan jelas pembicaraanku dengan Siti Yun di dapur.

Orang seperti Jonathan Yi benar-benar terlalu yakin dengan apa yang dia lakukan, dan membuatku sedikit ketakutan.

“Kamu benar, aku adalah wanita yang bodoh. Aku sangat bodoh karena telah membuat diriku didorong ke tempat tidurmu oleh Ardy Lu, aku sangat bodoh karena aku memintamu untuk menikahiku, aku sangat bodoh karena bercerai denganmu meskipun kita telah mempunyai dua orang anak, aku sangat bodoh karena membiarkan diriku mabuk.....” Aku tidak melanjutkan, jika diteruskan, maka tidak akan ada lagi harga diriku yang tersisa.

“Christine Mo, aku sudah memberitahumu begitu banyak, apakah kamu masih tidak mengerti maksudku ?” Jonathan sangat kesal melihat ketidakmengertianku, tangannya yang besar memegang daguku dengan erat, meluruskan wajahku, memaksaku untuk menatap matanya.

Aku ingin tenang, namun pikiranku penuh dengan taktik. Ketika aku menjadi model sebelumnya, para wanita itu menggunakan berbagai cara demi tampil di sebuah pertunjukkan.

Dan sekarang hidup bersama dengan Jonathan, semua taktik ini berubah menjadi lebih sulit.

Aku mengakui bahwa aku memiliki IQ yang tidak tinggi. Orang-orang mengatakan bahwa hamil anak pertama dapat menjadi bodoh selama tiga tahun. Sekarang aku telah melahirkan dua orang anak, setidaknya aku telah bodoh selama enam tahun, apakah Jonathan berharap aku dapat memiliki IQ tinggi seperti dia ?

Aku mencibir, “Apa yang kamu ingin aku mengerti, apakah kamu ingin mengatakan bahwa kamu terpaksa menceraikanku, kecelakaan Bella bukanlah sebuah kebetulan, apakah kamu ingin memberitahuku bahwa sifat manusia itu jahat, dan aku tidak boleh polos ?”

“Aku ingin mengatakan bahwa kali ini aku harus mencabut akar masalah ini tanpa tersisa, dan tidak akan membiarkan siapapun melukai keluarga Yi.” Jonathan berkata dengan sangat percaya diri, dia selalu dapat membuat penilaian yang akurat dan begitu yakin akan segalanya.

Tetapi dia telah salah memperhitungkan satu hal. Pada hari perceraian itu, aku telah tidur dengan orang lain, dan mengandung anak orang lain.

Apa yang harus kulakukan jika Jonathan ingin kembali bersama denganku setelah menyelesaikan masalah Siti Yun ? Dengan perut yang semakin besar dan memberitahunya bahwa aku mabuk pada hari perceraian kami dan telah mengandung anak orang lain, aku tidak berani membayangkannya.

Aku mendorong jauh Jonathan ketika dia sedang tidak fokus, mengambil nafas dalam-dalam, menyipitkan mataku, memandangnya dan berkata : “Ada beberapa hal yang tidak dapat kamu kendalikan.”

Setelah mengatakan itu, aku memegang sudut dinding sambil berjalan selangkah demi selangkah. Ketika Jonathan melangkah maju dan menyentuh tanganku, aku mengibaskannya dan berkata : “Jangan mengikutiku, biarkan aku berpikir tentang apa yang harus kulakukan selanjutnya.”

“Apa yang sedang kamu bicarakan ?” Jonathan menghalangiku, menatapku dan berkata : “Sebentar lagi aku akan memulangkan Siti Yun ke luar negeri.”

Aku tersenyum dengan kecewa dan mengangguk sambil berkata : “Bagus, sangat bagus, aku menunggumu. Naiklah, Bernice dan Bella membutuhkanmu, aku takut akan merusak rencanamu jika aku ke sana.”

“Biarkan aku mengantarmu pulang.” Kata Jonathan dengan lembut.

Aku menggelengkan kepala, “Tidak perlu, aku akan naik taksi kembali ke rumah.”

“Kalau begitu, hati-hati di jalan.” Jonathan berpesan dengan perhatian, aku melihatnya naik ke dalam lift.

Angka-angka di sebelah lift itu terus naik lantai demi lantai, meninggalkanku sendiri dengan hati yang sedih, berjongkok, dan memukuli dadaku sendiri dengan kuat.

Setelah beberapa saat kemudian, aku keluar dari rumah sakit, membeli obat aborsi di apotek yang tidak jauh dari rumah sakit. Apotek-apotek ini tertulis tidak diperbolehkan membeli obat aborsi, tetapi mereka tetap menjualnya secara diam-diam.

Sehingga dengan mudah, aku mendapatkan obat ini. Aku tidak boleh mempertahankan anak ini, sama sekali tidak boleh.

Malam itu menjadi mimpi burukku, dan anak yang ada di perutku bagaikan sebuah mimpi buruk. Aku menyalahkan diriku sendiri ketika mengingat Bernice dan Bella yang terbaring di rumah sakit.

Setelah membeli obat, aku membeli sebotol air mineral di toko kecil, dan tanpa keraguan meminum obat tersebut. Aku tidak boleh membiarkan anak ini lahir.

Bagiku sudah cukup memiliki Bernice dan Bella, aku tidak boleh membiarkan kejadian yang buruk itu menodai seumur hidupku.

Ketika aku tiba di rumah, efek dari obat yang kuminum tersebut mulai bereaksi, perutku terasa sangat sakit, bahkan lebih sakit daripada menstruasi. Aku berjalan ke kamar tidur sambil memegang perut dan berbaring.

Perlahan-lahan mulai terasa sakit, rasa sakit yang tidak nyaman, namun sakitnya tidak sebanding dengan melahirkan anak. Ini sudah cukup membuat orang kesakitan, mengeluarkan keringat di dahi, dan aku menahan kesakitan itu dengan menggertakkan gigiku.

Anak ini memberikanku rasa sakit yang berbeda dari rasa sakit ketika pertama kali aku meminum obat aborsi itu. Aku bisa merasakan ada sesuatu yang merobek dan mengencangkan perutku, aku menggertakkan gigi dan tidak menghubungi siapapun.

Aku tidak tahu sudah berapa lama sakitnya, ketika aku menguatkan diri untuk masuk ke dalam kamar mandi, aku mendapati celanaku sudah dipenuhi dengan darah. Aku bersandar lemah ke dinding dan perlahan-lahan duduk di ubin yang dingin.

Tiba-tiba, aku mendengar pintu kamar terbuka, dan suara kakak iparku terdengar penuh semangat di telingaku, dia berkata : “Christine, coba lihat makanan apa yang kubawa pulang.”

Dia tidak mendapatiku, mungkin dia mendengar beberapa suara gerakan di kamar mandiku, dan segera berlari ke arah kamar mandi. Begitu dia melihatku berlumuran darah, dengan kaget dia berjongkok dan berusaha menopangku sambil bertanya : “Apa yang terjadi ?”

Mataku penuh dengan air mata, aku menjawabnya dengan suara yang sedikit gemetar : “Kakak ipar, maaf.”

“Kamu....Kamu aborsi ?” Mata Kakak ipar melebar dan menatapku dengan tak percaya. Dia menarik tangannya kembali dan menggelengkan kepalanya terus-menerus, “Tidak mungkin, kamu telah berjanji kepadaku bahwa kamu akan melahirkan anak ini.”

“Aku tidak berjanji kepadamu.” Jawabku dengan menggertakkan gigi, “Hari ini ketika aku melihat Bernice dan Bella di rumah sakit dan mengingat bahwa aku telah mengandung anak orang lain, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri, aku tidak bisa memaafkan keegoisanku.”

“Christine Mo, apakah kamu memikirkanku ?” Kakak ipar berteriak sambil menangis, “Aku hanya memiliki harapan kecil ini dalam hidupku, tetapi kamu malah menghancurkannya.”

“Maaf.” Aku meminta maaf dengan kondisiku yang semakin lemah, fungsi pembekuan darahku tidak baik, aku pernah mengalami pendarahan hebat saat pertama kali menggunakan obat aborsi, ini juga pernah terjadi pada saat aku melahirkan Bella. Aku pikir, keberuntungan tidak menjadi milikku saat ini.

Pandanganku semakin kabur ketika aku melihat bayangan kakak ipar yang berada di depanku, dan aku menutup mataku.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu