Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
“Masalah Vivian, aku juga harus minta maaf padamu, aku selalu mengabaikan perasaanmu.” Jarang-jarang Jonathan membuka hatinya padaku seperti ini, begitu mendengar perkataan yang begitu intim yang diucapkannya padaku, aku tak dapat menahan kedua mataku yang mulai berkaca-kaca.
Lembut kupeluk dirinya, menyandarkan wajahku di dadanya, kataku: “Kita jangan bertengkar lagi ya? Aku berjanji selanjutnya aku pasti bisa mengendalikan emosiku, tidak akan sembarangan marah-marah lagi.”
“Benarkah?” dengan lembut Jonathan mengelus rambutku.
Aku dengan serius mengangguk, “Aku bersumpah, tidak akan lagi bikin ribut tanpa alasan lagi, aku memang…aku memang bodoh.”
Aku bisa mendengar suara Jonathan tertawa kecil, meski sangat pelan tapi terdengar dengan sangat jelas.
“Christine Mo, coba kamu panggil sayangku sekali lagi, coba lihat apakah aku akan muntah?” Jonathan mendorong tubuhku menjauh, menundukkan kepalanya sambil menggoda memandangku.
Dia memang ingin menggoda dan menertawakanku, pria ini memang terlalu bisa berpura-pura, aku tidak akan masuk dalam perangkapnya, nanti waktu aku memanggilnya, dia pasti akan bilang aku sudah salah makan obat.
“Coba kamu lakukan sekali lagi gerakan mengusap kakimu seperti tadi itu, lalu ditambah gerakan goyangan kaki seperti mematikan puntung rokok itu lho, sambil nyanyi sepotong lagu sembarang saja, pasti menampilkan pemandangan yang indah.” Kata-kata iseng Jonathan ini membuatku seketika merasa canggung sampai tidak bisa berkata-kata.
Kami berbaikan, karena aku duluan mengalah, dia juga merunduk.
Selanjutnya ada kakak ipar yang membantu menjaga anak, maka aku dan Jonathan menjadi jauh lebih santai. Sementara ibu mertua merubah rencananya, ingin menambah liburan beberapa hari lagi, ketika Bella video call dengan kami, jelas terlihat kulitnya menjadi jauh lebih gelap.
Malam hari, selesai aku mandi dan keluar dari kamar mandi, Jonathan menepuk-nepuk ranjang, memintaku duduk.
Sambil mengeringkan rambutku aku berjalan mendekatinya, duduk di sampingnya dan bertanya: “Ada apa?”
“Suruhlah kakak ipar pulang.” Jonathan pertama kalinya membuka mulut membicarakan soal kakak ipar, dan itu adalah menyuruh dia segera pergi, aku merasa tidak mengerti memandangnya, tanyaku: “Mengapa?”
“Kamu tidak merasa kakak iparmu itu sedikit aneh?” Jonathan bertanya padaku dengan nada mengingatkan, sebaliknya aku sedikitpun tidak bisa merasakan keanehannya ada di mana, berusaha mengingat-ingat, aku hanya merasa setelah kakak ipar di sini penampilannya terlihat jauh lebih baik, raut wajahnya menjadi lebih merah dan segar, juga menjadi lebih cantik.
Selain itu, aku tidak terpikirkan hal lainnya lagi.
“Hari ini aku pulang lebih awal, kakak iparmu itu sedang berada dalam kamar kita, mengenakan pakaianmu, berdandan menjadi sepertimu, kamu tidak merasa itu aneh?” Alis Jonathan berkerut, mengatakan semua hal ini, membuatku terkejut.
Mengapa bisa kakak ipar masuk ke kamar kami, dan mengenakan pakaianku?
Aku menganggapnya sebagai keluarga dekat, sejak semula tidak waspada akan semua hal ini, aku percaya sikapnya yang tidak akan sampai melakukan pencurian, kalau apa yang dikatakan oleh Jonathan itu benar, mengapa kakak ipar sampai bisa mengenakan pakaianku, apakah karena dia tidak punya baju baru?
Mukaku menjadi serius, aku menunduk dan berkata perlahan: “Tunggulah aku akan berbicara dengan kakak ipar.”
“Christine Mo, kamu belum mengerti maksudku, aku bilang, pikiran kakak iparmu sepertinya bermasalah, sebaiknya kamu membawanya pergi untuk diperiksa.” Nada bicara Jonathan sangat serius, jelas sekali berusaha membuatku mengerti beberapa hal ini.
Otakku memang lambat, setiap kali asalkan masalah itu ada hubungannya dengan orang-orang terdekatku, biasanya aku tidak bisa menanggapinya dengan benar.
“Katamu mengerti sedikit, selain mengenakan pakaianku, dia melakukan hal keterlaluan apa lagi?” Aku orangnya paling tidak tahan menghadapi orang yang bicaranya setengah-setengah.
“Dia berusaha menggodaku.” Perkataan terus terang Jonathan sungguh membuatku sangat kaget.
Bagaimana mungkin, kakak ipar begitu mencintai kakakku, bagaimana bisa sampai menggoda Jonathan, tidak mungkin begitu, pasti ini Jonathan yang berpikir terlalu jauh, merasa diri terlalu tampan, merasa seluruh wanita di dunia ini terpikat oleh pesonanya.
Meskipun hati ini tidak berani mempercayainya, tapi aku tetap berdiri dari ranjang, dengan perasaan tidak tenang berjalan keluar kamar, menuju ke kamar tamu, perlahan kudorong pintu kamar, kulihat kakak ipar sedang menggendong Bernice berjalan kian kemari dalam kamar berusaha membuatnya tidur.
Melihat aku masuk, dia memberi kode padaku agar aku tidak menimbulkan suara yang keras.
Aku mengangguk, memberi kode pada kakak ipar bahwa aku menunggunya di ruang keluarga, ada yang mau dibicarakan. Kakak ipar mengerti maksudku, lalu aku turun ke bawah, dengan raut wajah murung dan hati yang gundah kutunggu kakak ipar turun.
Kira-kira setelah lewat sepuluh menit, kakak ipar turun, terlihat kikuk di depanku menarik-narik ujung bajunya, menatapku dengan tidak wajar.
“Kakak ipar, duduklah, kita ini kan keluarga, kamu tidak perlu begitu canggung.” Melihat reaksi kakak ipar, aku jadi sedikit percaya perkataan Jonathan. Dia membalikkan badan, dan perlahan duduklah di sofa di hadapanku.
“Christine, apa yang mau kamu bicarakan denganku?” kakak ipar bertanya dengan tidak tenang, matanya berkedip berkali-kali, sama sekali terlihat tidak bisa berkonsentrasi.
Aku menatapnya lekat-lekat, ingin mencoba membaca dan mengerti pemikirannya yang sesungguhnya dari dalam sorot matanya, tapi aku tidak bisa menangkap maksudnya.
“Kakak ipar, apakah kamu suka memakai pakaianku?” pertanyaanku yang tiba-tiba ini membuat kakak ipar seketika mengangkat kepalanya, tatapan matanya beradu dengan tatapanku.
Dia yang tadinya duduk seketika berdiri, dengan panik berusaha menjelaskan: “Maaf, maafkan, aku hanya penasaran seketika saja, aku tidak punya maksud jelek.”
“Kakak ipar, apa yang kamu takutkan?” Aku bingung melihatnya, jujur saja katakana, kalau memang suka, aku akan memberikan untuknya, ini ada apa, apakah mungkin dia ada maksud hati yang lain, aku hanya menarik satu ujung dari gunung es, apakah semuanya jadi berubah?
“Aku tidak takut.” Sangkal kakak ipar.
“Kakak ipar, besok kamu pulang saja! Hari-hari ini sudah merepotkanmu, pada waktunya aku akan memberikan uang yang berhak kamu terima.” Selesai aku berkata dengan nada dingin, baru saja aku berdiri dan mulai melangkah, terdengar suara kakak ipar dari belakangku.
“Botol yang ada dalam laci itu bukan vitamin C kan?”
Langkah kakiku terhenti, terkejut aku menoleh melihat kakak ipar, alisku berkerut melihatnya, tanyaku: “Apa yang hendak kamu lakukan?”
“Aku merasa berat meninggalkan rumah keluarga Yi, Christine, aku sungguh sangat iri melihat kehidupanmu, sama-sama wanita, mengapa kamu bisa begitu beruntungnya?” kakak ipar memandangku dengan gugup, “Kamu cantik, berkarisma, berhasil mendapat satu demi satu suami yang kaya, tinggal di rumah yang begitu besar, CEO Yi memperlakukanmu dengan begitu baik, tapi mengapa pria yang kumiliki, yaitu kakakmu tidak bisa begitu perhatian seperti CEO Yi?”
“Kakak ipar, sadarkah kamu apa yang sedang kamu katakana?”
Novel Terkait
After Met You
AmardaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMarriage Journey
Hyon SongStep by Step
LeksSee You Next Time
Cherry BlossomMy Charming Lady Boss
AndikaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)