Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 182 Pria kaya selalu playboy
“Pantas saja pembawaan kamu begitu bagus, bentuk badan begitu bagus, kaki juga begitu panjang, wanita pujaanku.” Setelah dipuji dengan berlebihan oleh Greyson, aku benar-benar sampai kehilangan kata-kata.
Kalau aku bilang aku adalah wanitanya Jonathan, apakah dia masih akan memuji aku terang-terangan begini?
“Sudah menikah?” Greyson menatap aku dengan penasaran, tatapannya yang tidak sabar terpaku ke aku.
“Coba tebak?” Aku tertawa kecil, “Menurut kamu, wanita seperti aku, apakah akan tidak ada yang mengejar?”
“Benar juga, kalau bilang kamu tidak punya pacar, aku sungguh tidak percaya.” Greyson tampak kecewa, jawaban aku tadi sudah sangat jelas, meskipun menyembunyikan soal pernikahan aku, tapi maksud yang aku utarakan juga jelas sekali.
“Aduh, yang cantik dan bentuk badannya bagus sudah punya pacar, yang mungil dan berisi aku malah tidak tertarik, sepertinya harus menjomblo seumur hidup.”
Greyson membalikkan badan dan berjalan, aku mengikuti di belakang.
Belum beberapa langkah berjalan, telepon dari Jonathan sudah datang, setelah memencet tombol menerima panggilan, terdengar suara Jonathan yang berat di telingaku.
“Betah?” Tanyanya perhatian.
“Lumayan.” Jawabku, sudah kubilang ke dia bahwa aku mau ke divisi desain busana, dia malah mengatur aku ke divisi operasi pemasaran, jelas-jelas dia sengaja, jadi aku juga tidak boleh bilang tidak betah, harus bilang lumayan.
“Mau ke atas sini untuk makan siang?” Jonathan sungguh bisa menghitung waktu, memperkirakan jam istirahatku dengan tepat, juga dengan tepat memperkirakan teman kantor yang lain sudah pergi.
“Tidak, aku akan makan ke kantin dengan teman kantor, kalau tidak ada urusan apa-apa jangan telepon, kita bicara lagi nanti setelah pulang kerja.” Aku mematikan telepon, lalu tersenyum kecil ke Greyson yang menatapku curiga, serta maju dan berjalan iringan dengannya.
“Pacar kamu?” Tanya Greyson penasaran.
Aku mengangguk, lalu menjawab : “Termasuk iya.”
“Apa maksudnya termasuk iya? Kamu belum menerima dia, jadi aku masih ada kesempatan, benar tidak?” Greyson yang tidak basa-basi membuat aku merasa agak lucu.
“Teman, kamu tahu tidak , terkadang kalau pria terlalu terang-terangan, atau terlalu ramah, malah akan mengagetkan wanita. Tahukah kenapa kamu masih menyendiri? Justru karena kamu terlalu mengejutkan.” Maksud perkataan aku jelas sekali, Greyson ini, dari tadi bersiul ketika pertama ketemu, sampai sekarang membawa aku ke kantin, sepanjang waktu ini banyak sekali perkataan yang ia utarakan terang-terangan.
Kalau aku belum menikah dan pemalu, mungkin sudah menjauh karena dikagetkan olehnya, pasti akan mengira dia adalah psikopat.
Dibilang begitu oleh aku, Greyson menggaruk kepala dengan tidak enak hati, mungkin juga menyadari satu hal ini, seketika ia diam dan membawa aku ke kantin tanpa banyak berceloteh.
Dia membantu aku membawa nasi, lalu kami duduk makan bersama.
Julie yang tidak jauh di sana diam-diam melirik ke kami, lalu berbisik-bisik dengan beberapa teman kantor wanita, tidak tahu mereka sedang membicarakan aku atau Greyson.
Atau membicarakan kami berdua. Huft, aku malah tidak tahu bahwa perusahaan yang demikian besar adalah pusat gosip.
Aku makan dengan diam, Greyson sepertinya juga mendengar, lalu berkata : “Jangan pedulikan wanita-wanita itu, sekali santai, kalau bukan membicarakan artis, pasti membicarakan CEO kita.
CEO? Apakah Jonathan?
“Membicarakan CEO tentang apa?” Aku juga penasaran, di rumah keluarga Yi, aku tidak pernah mendengar gosip tentang Jonathan sekali pun, tidak disangka hari pertama kerja sudah mendapat berita yang begitu menarik, tidak sabar sekali.
“Budaya perusahaan kita, kamu tidak pernah melihatnya?” Greyson menatapku tercengang.
Aku menggeleng keheranan dan bertanya : “Apa hubungannya dengan CEO?”
“CEO PT.Weiss bernama Jonathan Yi, seorang pria muda yang kaya dan tampan, juga adalah pria yang aku iri.” Greyson memicingkan mata, seolah kecewa sekali.
“Lalu?” Tanyaku lagi.
“CEO Yi adalah pria misterius, dulu pernah bertunangan dengan nona OuYang dari perusahaan OuYang, terus dengar-dengar kemudian ada seorang wanita tidak tahu malu yang merebut CEO Yi, pada akhirnya CEO Yi meninggalkan wanita itu.” Selesai Greyson bercerita, aku menatapnya dengan ekspresi seolah hidup sudah tidak bermakna lagi.
Ternyata cerita di versi perusahaan, aku adalah wanita yang begitu buruk.
“Sekarang CEO Yi kita masih single, jadi banyak teman kantor wanita di perusahaan ingin mendapatkannya, sayangnya mereka yang demikian bagaimana mungkin diperhatikan oleh mata CEO Yi!” Sindir Greyson.
“Kalau aku?” Aku membelalakkan mata, menatap Greyson dengan serius, mendengar perkataan aku, seketika dia tersedak dan batuk berulang kali.
“Kamu bukan wanita seperti ini, impian menikah dengan konglomerat seperti ini jangan sampai ada, pria yang kaya selalu playboy, kalau mau cari, carilah yang seperti aku ini, sederhana dan bermanfaat.” Greyson masih tidak lupa memuji diri sendiri di saat merendahkan Jonathan.
“Lebih baik aku makan saja.” Aku menundukkan kepala melanjutkan makanku.
Tiba-tiba seluruh kantin menjadi riuh dan ramai seketika, Greyson menyikut tanganku, memberi isyarat ke aku bahwa sesuatu terjadi di belakang, aku pun melihat ke belakang, tampak Jonathan sedang berdiri di pintu kantin.
Ini belum pernah terjadi sebelumnya, tentu saja menjadi kericuhan di kantin.
Aku mengamati sekeliling, seketika terasa suasana musim semi yang kental, setiap wanita berbunga-bunga, Jonathan ini tidak baik-baik makan siang di kantor, malah turun ke bawah untuk menampakkan batang hidung, supaya apa?
Kemudian tatapanku saling bertemu dengan Jonathan, hanya dengan beberapa detik, dia sudah membalikkan badan pergi.
“Kenapa CEO Yi bisa muncul di sini?” Greyson menatapku penasaran, seolah menemukan daratan baru, “Ini adalah sesuatu yang belum pernah ada, aneh sekali.”
“Dia belum pernah ke sini?” Tanyaku mengujinya.
“Dia siapa?” Greyson termangu sejenak, mendadak aku menyadari bicaraku sepertinya terlalu sembarangan, segera aku berkata lagi : “CEO Yi tidak pernah datang ke kantin karyawan?”
“Apa status CEO Yi, apakah dia sampai perlu datang ke kantin karyawan? Sekali dia datang, pasti akan dikuliti habis oleh para wanita itu.” Bicara Greyson sangat terang-terangan, kesannya agak liar dan kasar.
Aku menundukkan kepala, diam tidak bersuara.
Apakah Jonathan turun karena tadi aku bilang mau makan ke kantin karyawan, jadi dia datang memeriksa karena khawatir? Dia terlalu berlebihan, mengira aku tidak bisa bekerja dengan baik atau apa?
Setelah makan siang, ada dua jam waktu istirahat, awalnya aku ingin pulang untuk melihat anak-anak, tapi Julie menyerahkan semua contoh kasus dari yang dulu-dulu ke aku, menurut penjelasannya dia demikian agar aku belajar.
Apakah wanita ini benar-benar professional killer seperti yang dikatakan? Yang secara khusus menghadapi orang baru, aku menerima berkas yang penuh debu tersebut, meskipun sangat tidak senang, tapi aku bersabar.
Di saat yang lain istirahat, aku sedang merapikan berkas, tiba-tiba wechat aku berdering, ternyata pesan dari Jonathan, dia menanyakan siapa pria yang duduk semeja denganku tadi.
Aku tidak mempedulikannya, terlalu sibuk, masalah sepele seperti ini dibicarakan setelah pulang kerja saja.
Mungkin karena tidak aku hiraukan, Jonathan mengirim lagi, berkata kalau aku masih tidak membalas, dia akan turun ke bawah.
Melihat itu, aku langsung menjawab, yang tadi hanya teman kantor, masih bisa siapa lagi selama itu di dalam perusahaan, tidak mungkin dengan mengucilkan aku, membiarkan aku tinggal di pulau tak berpenghuni baru kamu tidak khawatir bukan?
Balasan Jonathan selanjutnya membuat aku ingin tertawa, dia bilang untuk seterusnya hanya boleh duduk dengan teman wanita.
Aku juga ingin kali, tapi bagaimana teman kantor wanita bersikap ke aku, setumpuk berkas lama di atas meja, jelas-jelas tidak perlu dirapikan lagi, tapi malah dengan alaminya bilang supaya aku belajar, kalaupun aku ingin berteman dengan mereka, itu juga harus ada masa adaptasinya. Tapi semua perkataan ini tidak aku kirim ke Jonathan, aku hanya membalasnya satu kata, “iya”.
Sorenya ketika pulang kerja, setelah Manajer Bai keluar, ruangan kantor pun riuh, para wanita itu berkumpul membicarakan alasan kemunculan Jonathan yang tiba-tiba tadi, mereka menebak apakah ada salah satu wanita di divisi pengoperasian yang menarik perhatian Jonathan.
Tentunya mereka tidak akan memusatkan perhatian ke aku, karena aku baru datang.
Greyson datang mendekat dengan kursi putarnya, lalu berkata : “Sudah melihat bagaimana jadinya ketika para wanita itu berkumpul? Lihat wanita bodoh yang bermimpi di siang bolong itu, kamu jangan meneladani mereka, sebagai wanita harus konkret, carilah yang apa adanya, baru bisa diandalkan.”
Aku merapatkan bibir, menatap Greyson dengan rasa ingin tertawa : “Menurutmu apakah baik mempromosikan diri sendiri sedemikian rupa ke teman kantor wanita yang bukan akrab sekali di hari pertama?”
“Apa aku memuji terlalu berlebihan?” Greyson sengaja menunjukkan ekspresi terkejut, lalu tertawa : “Ketahuan sama kamu, siapa suruh kamu itu wanita paling normal yang belakangan ini direkrut divisi kita.”
Aku sungguh tidak tahu harus menggunakan kata apa untuk mengumpamakan suasana hatiku, mungkin karena aku dari awal sudah ada di kalangan atas, selalu menjadi penonton untuk kalangan yang paling dasar, jadi selalu merasa diriku ada di atas.
Setelah mengendap sekian tahun, aku malah memulai dari dasar lagi, perlahan memanjat ke atas, rasanya semua orang di sekitar itu begitu baru.
Greyson kembali ke tempat duduknya, aku yang satu sore itu merapikan berkas, tetap belum selesai sampai waktu pulang kerja.
Sebelum meninggalkan perusahaan, Julie memberitahu aku kalau berkas-berkas itu lebih baik diselesaikan malam ini, di PT.Weiss orang baru diwajibkan untuk lembur, setidaknya harus lembur selama satu tahun.
Aku mengangguk dengan tidak ingin, serta menjawab “iya.”
Dia pergi dengan puas dan berlenggak-lenggok dengan high heelsnya, seolah merasa dirinya penuh pesona.
Sekali Julie pergi, Greyson pun datang.
“Jangan dengarkan orang bermarga Xu itu, dia malah tidak pernah lembur, mau aku tungguin kamu?” Greyson benar-benar ramah sekali, membuat aku tidak bisa menangkis.
Aku menggeleng, “Nanti aku pulang sendiri, kamu pulang dulu saja!”
“Sungguh?” Greyson mengangkat alils memastikan lagi.
Aku mengangguk dengan serius dan menjawab : “Iya, kalau kamu masih tidak pergi juga, aku akan lapor polisi bahwa ada yang sengaja mengganggu aku.”
“Segera menghilang.” Greyson tertawa lebar, lalu membalikkan badan pergi.
Di ruangan yang begitu besar hanya tersisa aku sendiri, layar komputer tampak berkilat, sudah terlalu lama tidak melihat layar seperti ini, mataku rasanya tidak tahan, dan pegal sekali.
Sambil melihat prestasi PT.Weiss sebelumnya, aku sungguh merasa Jonathan sangat tidak gampang, hanya divisi aku saja sudah begitu banyak hal detail, apalagi sekian divisi, sekian urusan di bawah PT.Weiss yang harus di urus, tidak heran dia sibuk setiap hari.
Waktu berjalan detik demi detik, tiba-tiba ponselku berdering, panggilan dari Jonathan, aku pun menjawabnya.
“Naik ke atas.”
“Untuk apa?” Aku menjawab dengan tidak bertenaga.
“Melaporkan keadaan kerjamu.”
“Kamu yang seorang CEO secara langsung menyuruh karyawan kecil untuk melapor, tidakkah melewati batas wewenang?” Aku tertawa setelah meledek seperti itu, “Kamu pulang dulu saja, aku masih ada berkas yang harus dikerjakan, nanti malam sedikit lagi baru pulang.”
Selesai berkata demikian, aku pun mematikan panggilan.
Dalam ruangan yang hening, aku mengetik keyboard, dengan sesekali melihat ke berkas yang di samping, tiba-tiba layar komputer menjadi hitam, membuat aku tercengang dan langsung bangkit berdiri.
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangUnplanned Marriage
MargeryPejuang Hati
Marry SuEverything i know about love
Shinta CharityMy Enchanting Guy
Bryan WuMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)