Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 9 Mogok Makan

"Christine, kamu rendahan sekali, benar-benar membuat orang jijik." Ardy mengatakan itu dengan tidak berperasaan, sedikitpun tidak mempedulikan aku, dia maju menarik tanganku sekuat tenaga, menarik aku sampai ke kamar.

Aku berontak sekuat tenaga, berteriak, menggigit keras pundaknya, aku merasa beberapa hari ini aku hampir gila dibuatnya.

Ardy kesakitan dan melepaskan tanganku, memelototi aku dan marah: "Wanita gila, beraninya kamu menggigit aku."

Mataku kabur, hidungku ngilu, siapa yang membuatku jadi seperti ini, apa aku sendiri yang ingin menjadi seperti ini, wajah Ardy yang jelek dan menjijikkan terlihat di mataku, jelek sekali.

"Ardy, kita bercerai saja, kamu meminta aku tidur dengan orang lain aku juga sudah melakukan, perusahaan kamu sudah melewati bahaya, aku mohon, lepaskan aku, aku juga merestui hubunganmu dengan Linda, jangan saling menyiksa lagi." Aku menangis, air mataku jatuh, aku tidak ingin menangisi masa muda tiga tahun ini, ada orang yang tulus menginginkan aku, aku ingin menghindar juga tidak bisa."

"Tidak mungkin." Ardy menolak dengan kejam, "Christine, kamu patuhlah tinggal di dalam rumah, kalau kamu berani keluar malam lagi, aku tidak akan segan padamu." Begitu selesai berbicara, dia menutup pintu rumah dan menguncinya, aku berbaring seorang diri diatas ranjang, menaruh kepala di dalam selimut, menangis sampai rasanya paru-paru ini mau tersobek.

Awalnya aku sudah mempersiapkan diri aku atau dia yang kalah, tapi Ardy tidak lebih kasar lagi padaku, aku mengerti, didalam hatinya dia merasa aku kotor, pasti tidak akan naik ke ranjangku, kalau tidak, tiga tahun ini, bagaimana dia bisa menahannya.

Dia terobsesi dengan kebersihan, pasti ada orang yang membuat gosip tentangku sebelum kami menikah, membuat dia jijik padaku, namun demi taruhan itu, Ardy bersikap baik sepenuhnya kepada aku dan keluargaku.

Sekarang aku yang sudah mengetahui semua kebenaran, setiap berada disampingnya aku selalu merasa sengsara. Aku tidak bekerja selama tiga tahun ini, menjadi seorang yang tidak melakukan apa-apa.

Aku mengerti, setelah meninggalkan Ardy, aku pasti harus bekerja. Aku sudah tidak percaya diri lagi untuk terus menjadi model, dan mencari nafkah dari pekerjaan itu.

Menangis sekian lama, perlahan aku duduk dari dalam selimut, melihat ke sekeliling kamar, ini kamarku, saat itu aku sendiri yang memilih desain dekorasi kesukaanku, sangkar yang indah, aku terkurung di dalamnya.

Aku tidak makan, duduk di dalam kamar, seharian duduk, berbaring kalau lelah, aku mogok makan, aku menggunakan cara ini untuk berontak pada Ardy.

Saat dia pulang larut malam, sama sekali tidak merasakan keanehanku, melihat aku berbaring diatas ranjang, kembali tidur di kamar tamu tanpa suara, keesokan harinya pagi-pagi dia sudah pergi lagi, tapi saat sore hari dia kembali, dia membuka pintu kamarku dengan keras, masuk dan menarik bangun diriku yang lemas karena lapar.

"Kamu mau mati kan?" Ardy berteriak dengan keras di telingaku.

Seluruh tubuhku lemas, memandangnya dengan tidak semangat, memaksakan diri tertawa, "Kalau aku mati, apa kamu tidak akan mendapatkan uang lagi?"

"Kamu mau mengancamku?" Ardy terkejut memelototi aku, menggendong aku, aku yang pusing, memukulnya dengan tidak bertenaga agar dia melepaskan aku.

Ardy menggendongku, meletakkan aku disamping meja makan, ternyata pembantu harian melihat makanan tidak disentuh lalu menelepon melapor padanya. Dia membuka kotak makan, menuangkan nasi dan lauk ke atas piring, lalu mendorongnya ke depanku, memelototi aku dan memerintahkan: "Cepat makan, makan di hadapanku, kalau kamu masih berani tidak makan, aku akan mengambil dengan tangan dan langsung memasukkannya ke dalam mulutmu."

Aku tertawa hambar: "Ardy, kamu sungguh lelaki yang menyedihkan?"

Ardy yang awalnya duduk diatas kursi tiba-tiba berdiri, maju ke depan, mengambil makanan dengan tangan, langsung menyuapkan ke dalam mulutku, aku memiringkan kepala, makanan yang berlemak itu semuanya menempel di atas wajahku.

Dengan sekuat tenaga aku menghempaskan wajahku, makanan itu jatuh ke badanku, aku bangkit, kakiku lemas, langsung jatuh, menyedihkan dan kasihan.

Aku memandang Ardy, dia mengambil lagi sesuap nasi, sedang bersiap menghampiriku.

Aku menahan badanku, bergoyang-goyang berjalan masuk ke dapur, mengambil sebuah pisau buah diatas talem, begitu membalikkan badan, mengarahkan pisau buah yang panjang pada Ardy dan berteriak: "Kalau kamu berani kemari lagi, aku akan membunuhmu."

"Gila." Ardy melempar nasi di tangannya ke samping, dia sepertinya melihat keputusasaan di dalam mataku, jadi dia takut.

"Iya aku gila, aku beritahu kamu, aku bukan hanya gila, aku masih mau membunuh orang, Ardy, kalau kamu masih tidak mau bercerai, aku akan terus membawa pisau di sampingku, kamu ingin menghabiskan waktuku, kalau begitu lihat saja apa kamu masih bisa hidup dua tahun lagi?" Aku yang dipaksa Ardy sampai seperti ini, pertama kalinya menggoyangkan pisau buah dengan menggila.

Aku ingin membuat laki-laki di hadapanku mengerti, aku bukan lagi wanita bodoh yang mengharapkan dia bisa kembali, dan senang asal bisa melihat dia dan senyumnya.

Ardy sudah dipaksa pergi olehku, dia ketakutan melihat aku membawa pisau buah.

Mogok makan lebih dari satu hari membuat aku sangat kelaparan, aku tidak punya tenaga berjalan keluar dari dapur, melihat makanan diatas meja, aku merasa diriku sangat bodoh, kenapa mau menyakiti diri sendiri untuk menghadapi Ardy yang brengsek itu.

Aku mengambil nafas dengan tidak bertenaga, pisau buah "Plak" terjatuh diatas lantai, aku berjalan sempoyongan mengambil sepiring makanan, langsung memakannya dengan lahap.

Selesai makan, aku mandi, kembali ke kamar, mengunci kamar dan berbaring diatas kasur.

Tiba-tiba, telepon diatas kasur berdering mengejutkanku, aku menjulurkan tangan mencari telepon, melihat dari samping, telepon dari dia.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu