Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)

"Kamu lihat?" suara Jonathan memberat, dia terdiam.

Aku menggenggam erat ponselku, takut suaraku tercekat, segera bernafas dua kali, setelah menenangkan hatiku baru berkata: "Apakah kamu masih ada perasaan tersisa terhadap Vivian?"

"Kamu berpikir terlalu banyak." Jonathan menjawab tanpa ragu.

"Apakah aku berpikir terlalu banyak, kamu tahu jelas. Kamu tidak berani bertemu Vivian, bukannya karena takut hatimu tergerak, kemudian takut melakukan hal yang salah, beberapa hari ini, kamu sudah menahan diri dengan susah payah, kan!" Aku tidak tahu mengapa aku mau sarkastik seperti ini, tapi aku tidak bisa mengendalikan diri, aku memang seperti ini, ingin berkata apa, kadang tidak lewat pikiran dulu dan langsung bilang.

"Kamu sebenarnya dimana?" nada suara Jonathan jelas terdengar tidak sabar, "Dimana Bella?"

"Kamu khawatir Bella atau khawatir aku?" aku bertanya tajam, tidak peduli sekarang bagaimana kondisinya, "Jonathan Yi, Vivian berakting mau bunuh diri, kamu langsung melembek, kalau begitu kalau sekarang aku lompat dari atas, apakah kamu juga bisa sakit hati?"

"Kamu berani?!" Jonathan berseru dingin.

"Kenapa tidak berani?" Aku tertawa merendahkan, mendengar suaranya yang penuh kemarahan, aku kembali berkata: "Tenang saja, aku tidak begitu tidak punya harga diri, pergi bunuh diri demi lelaki, aku tidak bisa melakukan hal bodoh seperti ini."

Aku bisa dengan jelas merasakan Jonathan menghela nafas lega, dia selalu tidak khawatir denganku, seolah-olah aku adalah perempuan yang sangat berlogika dan bisa menghadapi semua hal.

Aku mengaku, aku tidak ingin terlalu bergantung pada lelaki, tapi juga tidak ingin perempuan lain bergantung pada suamiku.

"Kamu sebenarnya ingin bagaimana?" kesabaran Jonathan habis dibuat olehku.

"Tunggu aku terpikir baru kukatakan." Aku menutup telepon, jujur saja, aku sendiri juga tidak tahu harus bagaimana mengurus situasi ini, aku bagaimana bisa menjawab pertanyaan Jonathan.

Pertama-tama, aku harus mencari tahu apa yang diinginkan Vivian, dia berakting seperti ini di kondisi dia tahu aku adalah istri Jonathan, apa tujuannya?

Sekarang tubuhku sangat berat, tidak mudah bergerak, kalau tidak aku sudah mencarinya 1 lawan 1, memukul habis-habisan wanita yang berpura-pura baik itu.

Juga salah diriku sendiri, ketika perempuan itu masuk ke rumah keluarga Yi, aku seharusnya langsung mengurusnya, dengan begitu sekarang jga tidak akan pusing seperti ini.

Otakku memang sudah dijepit pintu.

Aku kembali ke rumah, menemani Bella tidur, trimester akhir paling susah dilewati, selain perut yang besar dan berat, masalah air kecil di malam hari adalah masalah yang sangat serius, kadang aku benar-benar ingin tidur memeluk toilet, dengan begitu, kalau ingin buang air kecil bisa langsung buang.

Oleh karena itu kualitas tidurku sangat buruk, ketika aku bangun, Bella sudah tidak di kasur, aku kaget, dan langsung turun dari kasur, membuka pintu, melihat Bella sedang bermain dengan kakak ipar, tertawa sangat gembira.

Aku seketika menghela nafas lega, berjalan keluar dengan rambut berantakan, bertanya: "Bella, kamu sedang bermain apa dengan bibi?"

"Main rumah-rumahan." Bella menjawab sok dewasa.

"Kenapa tidak tidur lebih larut?" kakak ipar melihatku dengan pandangan khawatir, "di meja ada sarapan, aku tidak tahu kamu mau makan apa, jadi aku masak sedikit bubur."

"Kepalaku sangat pusing, namun tidak bisa tidur." aku dengan sangat lelah duduk di sofa.

"Kalau tidak enak badan, aku temani kamu ke rumah sakit." kakak ipar melihatku dengan khawatir. Aku memijat pelipisku, terasa sedikit kebas, aku pun menggeleng, "Tidak usah, hari ini hari Sabtu, Bella aku titip disini, aku mau keluar mengurus sesuatu."

"Kemana?" kakak ipar bertanya.

Aku terdiam sejenak, kemudian bertatapan mata dengannya dan berkata: "Pergi mencari seorang perempuan untuk menyelesaikan masalah antar perempuan."

Benar, aku memang mau mencari Vivian, aku tahu menitipkan Bella ke kakak ipar paling bisa dipercaya, juga membuatku tenang, oleh karena itu aku bisa pergi mencari Vivian tanpa mengkhawatirkan apapun.

Ketika aku menelepon Vivian, dia dengan sangat cepat menerima telepon, aku berkata ingin bertemu dengannya, dia setuju, dia menyuruhku pergi ke hall hotel tempat dia menginap.

Aku setuju, dan dengan sangat tepat waktu sampai di hotel.

Duduk di sofa empuk lobby hotel, aku melihat sekeliling, masih saja elegan dan anggun, suara musik yang merdu membuat seluruh suasana menjadi sangat nyaman.

Vivian dengan sangat tepat waktu turun, ketika dia melihatku, dia melambaikan tangan dengan ramah, mendekatiku, melihatku dan tertawa: "Maaf menunggu lama."

Aku melihatnya dengan hening, kemarin masih ingin mati, hari ini sudah sesenang ini, jangan-jangan Jonathan melakukan hal yang tidak seharusnya dengan dia?

"Pertunjukkan Nona Vivian kemarin sangat bagus." Aku tertawa datar, "Kalau aku adalah Jonathan, aku tidak mempedulikan apapun dan meninggalkan anak dan istriku demi kembali ke sisimu."

"Nona Mo mohon jangan berkata seperti itu, aku benar-benar sudah tidak ingin hidup, kalau tidak ada Jonathan, aku tidak ada keberanian untuk hidup." Vivian melihatku dengan penampilan sedih.

Aku mendengus ringan dan tersenyum tak berdaya, "Di dunia ini siapa terpisah dengan siapa tetap bisa hidup, Nona Vivian kalau tidak bisa hidup tanpa Jonathan, maka dulu ketika kalian berpisah, seharusnya sudah mati, benar tidak?"

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu