Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)

Mata Refaldy Ying sedikit bersinar, dia berkata dengan lembut: "Apakah kamu takut setelah aku mengantarmu akan terjadi kesalahpahaman?"

Aku merasa orang ini telah berpikir banyak, ataukah susunan rencananya berbeda dari orang lain.

"Tuan Ying, jika kamu benar-benar ingin berterima kasih kepadaku, tolong jauhi diriku, ini adalah cara terbaik." Aku mendengus pelan, setelah kepalaku tidak lagi pusing, aku bersiap untuk pergi.

Saat aku berjalan melewati Refaldy Ying, dia meraih pergelangan tanganku, ketika aku menoleh dan memelototi tangannya, dia langsung menarik tangannya dan tersenyum: "Kami Keluarga Ying bukan orang yang tidak tahu berbalas budi."

"Jadi?" Aku menatapnya dengan bingung, “Apakah kamu akan mengambil darah dari tubuh ibumu dan mengembalikannya kepadaku?"

Refaldy Ying terkejut atas perkataanku, dia tersenyum menatapku, menggelengkan kepalanya, "Nona Mo bisa saja bercanda."

"Aku tidak bercanda, aku melakukan donor darah tidak melihat latar belakang orang tersebut, jika tadinya bukan ibumu melainkan orang lain, aku juga akan mendonorkan darah kepadanya." Aku memandang Refaldy Ying datar, "Jika kamu ingin balas budi, maka perbanyak berbuat amal! "

Setelah itu, aku meninggalkan rumah sakit.

Aku naik taksi menuju PT. Weiss, tanpa menghubungi Jonathan terlebih dahulu, aku langsung kesini dan naik ke atas, seorang sekretaris menghalangiku dan mengatakan bahwa CEO Yi sedang sibuk, menyuruhku menunggunya sebentar.

Aku mengangguk, duduk menunggu di sofa yang ada di sebelahku, aku datang kesini untuk meminta bantuan Jonathan melakukan perbuatan baik, tidak bisa bertindak secara asal.

Sekitar setengah jam kemudian, pintu kantor terbuka, Jonathan bersama Vivian berjalan perlahan keluar, ketika mereka menatapku, aku perlahan-lahan bangkit dan menatap Jonathan dengan datar.

“Christine Mo?” Tatapan Jonathan menunjukkan rasa kaget.

Aku memandangnya dengan datar, lalu mengalihkan pandanganku pada Vivian, Vivian melihat ekspresiku yang datar dan langsung pergi.

Jonathan menghampiriku dan meraih tanganku.

Aku mengalihkan pandanganku dan meliriknya: "Maaf, aku datang tidak pada waktu yang tepat."

“Apa yang kamu katakan?” Jonathan terbiasa mengulurkan tangannya, jari telunjuknya mulai mendekatiku dan langsung dihalangiku.

"Aku kesini bukan untuk bermesraan, topik diantara kita saat ini hanyalah berhubungan dengan uang." Suaraku terdengar sangat dingin, aku tidak mengerti mengapa aku berbicara seperti ini dengan Jonathan.

"Uang apa?" Jonathan menatapku bingung, “Masuklah ke ruanganku."

Dia ingin menggandeng tanganku, tetapi aku menghindarinya, meskipun suasana hatiku sudah jauh lebih tenang, namun dalam hati masih belum bisa memaafkannya.

Dia merasa dirinya telah menguasai segalanya, setiap langkah yang dijalankannya sudah tepat, dia berpikir aku masih seperti diriku sebelumnya yang lemah lembut, jika terjadi sesuatu, aku yang akan duluan meminta maaf.

Aku telah banyak berubah.

Aku melihat dirinya perlahan memasuki ruangan kantor, aku mengikutinya kemudian menutup pintu kantornya.

“Katakanlah, uang apa?” Jonathan bertanya dengan ekspresi sangat serius, matanya menatap lekat padaku.

"Aku bekerja sebagai guru di Desa A, ruangan kelas disana roboh akibat hujan melanda, aku ingin kamu menyumbang uang membantu membangun gedung sekolah yang baru untuk murid-murid disana." Aku menjelaskannya.

Jonathan membalasnya, "Apa keuntunganku?"

Aku tersenyum mendengarnya, dia masih belum berubah, dia adalah seorang pengusaha, bagaimana mungkin melakukan sesuatu yang tidak menguntungkan dirinya.

Aku membalas tatapannya dan bertanya, "Apa yang kamu inginkan?”

"Aku ingin kamu ..." Dia berhenti sejenak, "Maafkan aku."

Aku pikir aku sudah kuat menghadapinya, tetapi ketika Jonathan memintaku memaafkannya dengan ekspresi yang sangat tulus, air mataku mengalir ke bawah.

Dia melangkah maju kemudian perlahan mendekatiku.

Aku diam tidak bergerak, dia memeluk diriku dengan erat, terdengar suaranya sangat pelan: "Apakah kamu tahu selama ini aku sangat menyalahkan diriku sendiri."

Dia memelukku cukup lama kemudian perlahan-lahan melepaskan pelukannya, dia menundukkan kepalanya menatapku kemudian mengulurkan tangan untuk menyeka air mata dari wajahku: "Ayo pulang kesini!"

“Apakah kamu ingin menyumbang?” Aku menatapnya dengan mata yang dipenuhi air mata, tidak menjawab pertanyaannya kemudian bertanya balik: “Apakah kamu ingin menggunakan diriku sebagai syarat membangun sekolah itu?”

"Kamu sepertinya kembali dilema diantara bermanfaat atau tidak bermanfaat." Jonathan tertawa pelan, "Sejak kapan aku keberatan dengan apa yang ingin dilakukan istriku?"

Istri?

Aku sepertinya telah bercerai dengannya, secara hukum, jika saat ini dia memelukku tanpa izin, aku dapat mengatakan bahwa dia bertindak tidak sopan. Tetapi aku tidak sebodoh itu, mereka membutuhkan uang dan lingkungan belajar yang baik, tidak apa-apa jika butuh syarat yaitu dengan memaafkannya, maka mereka bisa mendapatkan lingkungan belajar yang baik.

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu