Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
Aku tidak ingin menjawab pertanyaan Jonathan. Di dalam hatinya, kematian ibuku tidak berpengaruh terhadap siapa pun dalam keluarga Yi, dan aku benar-benar telah kehilangan sandaranku.
“Lepaskan aku,” aku menatapnya dengan kecewa, sorot mataku tidak bertenaga.
“Aku akan mengantarmu pulang.” Jonathan Yi menariku dengan paksa lalu memaksaku masuk ke dalam mobil.
Aku tidak melawan, tangan kananku menopang dahiku sambil melihat ke luar jendela. Mobil melaju dengan perlahan. Tangan besar Jonathan mengenggam tangan kiriku, sambil menghiburku: "Sudahlah, nada bicaraku barusan sedikit nyolot, kamu jangan marah."
Aku tidak mengatakan apa-apa, apanya nada bicaraku nyolot, pantas saja orang-orang selalu mengatakan cari ibu masing-masing, masuk ke rumah sendiri, aku bermarga Mo tentu saja aku tidak akan pernah diterima orang marga Yi.
Sudah melahirkan anak memangnya kenapa, hanya menambah masalah saja.
“Christine Mo, setelah semua ini selesai, kita pergi berlibur mengelilingi Eropa.” Jonathan Yi berbicara sendiri, aku tidak mendengarkannya sama sekali, kepalaku penuh dengan pertengkaran antara aku dan ibunya tadi.
Kenapa aku begitu pengecut, jelas-jelas aku bisa menang bertengkar denganya dan bisa memarahinya, tapi kenapa aku mengalah?
Aku menarik tanganku dari tangan Jonathan , ketika aku bergerak, dia menatapku dengan bingung, "Ada apa?"
“Jonathan Yi, aku merasa sangat lelah.” aku merasa ingin menangis . Sejak aku bersamanya, aku merasa aku lebih banyak menangis, tubuhku lelah, hatiku juga lelah.
"Jika kamu lelah datang ke pelukanku, aku akan memelukmu." Jonathan Yi tidak mengerti apa yang aku pikirkan. Yang aku maksud aku sangat lelah bersamanya. atau, dikarenakan setelah kembali aku masih memilih untuk kembali kepadanya, aku harus bersiap untuk terus merasa lelah.
Untuk bisa bersama Jonathan , aku sudah terlalu banyak berkorban.
Melihat dirinya yang sedang mengendarai mobil, aku berkata dengan sedikit bimbang, "Jonathan Yi, apa yang akan kamu lakukan jika ibumu dan aku selamanya tidak bisa akur?"
“Menurutmu?” Dia melirikku dengan sudut matanya.
“Kamu pasti akan memilih ibumu, aku juga sama. Kita berdua memiliki satu kesamaan, kita berdua terlalu peduli dengan keluarga kita” Ketika aku selesai berbicara, Jonathan langsung terdiam.
“Kematian Nenek membuatmu sadar akan pentingnya keluarga, jadi jika menyuruhmu memilih antara aku dan ibumu, kamu pasti akan memilih ibumu.” biasanya aku tidak akan memaksa Jonathan untuk membuat pilihan, tetapi ibunya memaksa ibuku mati, aku tidak bisa memaafkannya.
“Christine Mo, jangan paksa aku membuat pilihan, kalian adalah wanita yang aku cintai.” Jonathan Yi menghentikan mobil di jalan dan mengenggam setir dengan kesal, “Tidak ada yang ingin melihat ibumu meninggal, kamu tidak perlu mempermasalahkan hal ini. "
Aku menyentuh dadaku dan memukul dadaku dengan kuat, "Disini sangat sakit karena aku mempermasalahkan hal ini."
“Apa yang kamu inginkan?” Jonathan menatapku dengan serius , aku tahu dia berharap aku akan menerima semuanya dengan berbesar hati, tapi aku bukan orang suci, dan aku tidak sanggup tidak mempermasalahkannya.
"Bawa Bella ke sini , lalu kita bertiga tinggal bersama." Aku memaksanya untuk membuat pilihan.
“Tidak mungkin.” Setelah dua kata sederhana itu keluar dari mulut Jonathan Yi, aku tersenyum dengan sedih.
"Aku mengerti." Aku tidak memaksanya. Kematian ibuku memberikan pukulan besar untukku, aku tidak punya tenaga untuk berdebat dan bertengkar dengannya.
Mobil kembali melaju, aku diam sepanjang jalan, setibanya di tempat parkir, aku tidak menunggunya membukakan pintu, aku langsung membuka pintu dan keluar dari dalam mobil. Jonathan bergegas mengikutiku, dia menarik pergelangan tanganku dan berkata, "Malam ini aku akan menemanimu."
"Tidak perlu," kataku dingin.
"Tidak apa-apa," kata Jonathan lembut.
Emosiku langsung kehilangan kendali dan berkata dengan suara keras, "Aku bilang tidak perlu ya berarti tidak perlu. kamu pulang dan temani ibumu saja, aku juga akan pergi ke rumah sakit untuk menemani ibuku."
Selesai berbicara, aku menyingkirkan tangannya dengan kasar, lalu melangkah maju dengan cepat dan menekan tombol lift.
Nomor yang tertera di lift perlahan turun, karena kesal aku menendang pintu lift dan membuatku kesakitan hingga aku ingin menangis. Jonathan menemani di sampingku dengan tenang, aku menatapnya dengan dingin.
Begitu pintu lift terbuka, aku berjalan masuk, dia juga ikut masuk.
Saat lift sedang naik dengan perlahan, Jonathan menjulurkan tangannya yang besar dan mengandeng tanganku, "Aku tahu suasana hatimu sedang buruk."
“Suasana hatiku tidak akan baik lagi.” Aku berkata dengan jujur, aku merasa yang aku lakukan bisa dikatakan jauh lebih baik dibandingkan orang lain, setidaknya aku tidak membuat keributan sampai ke tahap tidak dapat diperbaiki.
"Christine Mo, aku hanya punya ibuku. Tidak bisakah kamu mengalah demi aku?" Jonathan menarik tanganku dengan lembut.
Begitu mendengar ucapannya ini, aku langsung menarik tanganku dan menatapnya sambil berkata, "Apakah aku tidak cukup mengalah? Putriku dikuasai olehnya, dia tidak puas dengan apa pun yang aku lakukan, kamu ingin aku bagaimana? Berlutut dan memohon kepada ibumu? "
"Kamu ..." Jonathan Yi mungkin sudah aku buat sangat marah hingga dia tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia melepaskan tanganku dan memalingkan wajahnya.
"Kamu marah, kamu bisa marah juga. sekarang kamu tahu bagaimana perasaanku saat aku dibuat marah oleh ibumu?"
Saat ini, pintu lift sudah terbuka, aku langsung berjalan keluar, Jonathan tidak mengikutiku.
Aku membuka pintu apartemen, saat aku hendak menutup pintu, aku sengaja melihat apakah Jonathan mengikutiku atau tidak, tapi dia tidak mengikutiku.
Setiap orang punya temperamen, dia punya , aku juga punya.
Aku menutup pintu, lalu bersandar di pintu, sambil menangis dengan sedih.
Setelah melampiaskan kesedihanku, aku pergi ke kamar untuk berganti pakaian. Ketika aku turun, aku sengaja pergi ke tempat parkir untuk melihat apakah Jonathan sudah pergi atau belum, tetapi aku tidak menyangka begitu pintu lift terbuka, dia berdiri tepat di depanku.
Aku terkejut, dan berjalan keluar dari lift dengan perlahan dan pura-pura berkata dengan dingin, "Aku pikir kamu sudah kembali untuk menemani ibumu."
“Bukankah kamu lebih membutuhkanku?” Jonathan menatapku sambil berkata dengan lembut.
Aku tidak mengatakan apa-apa, air mataku langsung mengalir, aku melangkah maju, dan langsung bersandar di dalam pelukannya. Aku berkata sambil menangis "Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan kedepannya?"
Ayah dan Ibu sudah meninggal satu demi satu, Christopher Mo tidak bisa diandalkan, sekarang aku seperti sebatang kara. aku tahu aku memiliki temperamen yang buruk. Ketika aku menutup pintu, aku menyesal kenapa aku memperlakukan Jonathan seperti itu.
Ketika ibu masih hidup, dia selalu mengatakan aku keras kepala, aku tidak merasa aku keras kepala, tetapi sekarang sepertinya jika aku tidak memperbaiki temperamenku, mungkin Jonathan juga akan mengabaikanku.
“Kamu masih punya aku,” Jonathan menepuk punggungku dengan lembut.
Pada detik ini aku baru menyadari aku takut kehilangan Jonathan, aku sangat mencintainya, jadi aku kembali bersabar.
Jonathan mengantarku ke rumah sakit. Dalam beberapa hari berikutnya, dia menemaniku mengurusi urusan kematian ibuku. Setelah ibu meninggal, tentu saja Christopher Mo langsung mendapatkan rumah kami.
Aku tidak ingin berebut dengan Christopher Mo. Yang dia katakan benar. aku sangat kaya. aku punya Jonathan dan seorang anak perempuan, sedangkan dia hanya ditemani oleh kakak ipar. Mereka yang tidak memiliki anak juga sangat kasihan.
Karena ayah dan ibu sudah tiada, aku rasa, aku tidak akan pernah kembali ke rumah orangtuaku lagi. Tidak ada lagi orang yang ingin aku temui di sana.
Aku bersedih di rumah di pusat kota selama berhari-hari. Ibu Jonathan memperketat penjagaan Bella dan tidak mengizinkanku bertemu dengan Bella, awalnya aku ingin bertekak dengannya, tetapi demi Jonathan , aku menahannya.
Aku terus memikirkan satu hal, seberapa besar kesabaranku, aku benar-benar takut suatu hari saat aku tidak bisa bersabar lagi, dan membuang segalanya, atau aku menjadi gila, dan aku tidak perlu memikirkan masalah ini lagi.
Aku merindukan Bella hingga hampir gila.
Aku berdiri di dekat jendela melihat gedung-gedung menjulang tinggi yang berada di depanku, lalu aku kembali ke kamar dengan sedih, aku merasa perlahan-lahan aku sudah berubah menjadi manusia tidak berguna, balas dendam, mimpi, dan masa depan ku, saat ini semuanya dikalahkan oleh keputusasaanku.
Sean meneleponku, dia mengatakan dia menemukan perusahaan pakaian baru untukku dan bertanya apakah aku mau pergi untuk wawancara.
Aku benar-benar curiga apakah ada yang salah dengan otak Sean, setiap kali aku mengalami guncangan, dia akan sangat peduli kepadaku, apakah aku harus tertawa?
Dia mengajakku bertemu, aku menyetujuinya, karena Cynthia Ouyang sudah mengaku dia yang mendorong nenek, sekarang aku ingin memaksa Sean memberikan foto yang ada di tangannya kepadaku.
Ketika aku keluar, aku melihat diriku di cermin kamar mandi. Sepertinya rambut pendekku sudah tumbuh, aku sudah bisa menyisirnya sedikit.
Setelah memotong pendek rambutku, ujung rambutku sedikit keriting, dan keriting kecil di rambutku terlihat semakin alami, lalu aku melihat wajahku yang pucat lalu tiba-tiba aku merasa diriku sangat mirip ketika aku sedang mengandung Bella dulu .
Bibirku pucat, mataku besar tapi tidak berenergi, saraf mataku yang merah terlihat di bola mataku dan kantong mataku sangat gelap, aku menutupi semua kantong mata itu dengan foundation lalu mengoleskan lipstick untuk membuat diriku terlihat sedikit lebih energik.
Aku menemukan tempat yang dimaksudkan Sean sesuai dengan lokasi yang dikirimkannya kepadaku.
Bukan di cafe, bukan di restoran, tapi di apartemennya. Aku sangat penasaran mengapa Sean mengajakku bertemu di apartemennya. Apakah karena dia mengira aku adalah wanita yang bisa tidur dengannya?
Aku menekan bel pintu dan Sean membukakan pintu sambil memakai celemek dan memberi isyarat selamat datang.
Aku melihatnya dari atas ke bawahu, ak mengira aku datang ke apartemen yang salah, oleh karena itu bergegas berkata, "Maaf, aku mungkin salah tempat."
"Christine Mo, masuk." Suara Sean terdengar, aku berbalik, dan menatapnya lagi, lalu menunjuk celemek yang ada di tubuhnya, dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan, jangan bilang, kamu masak untukku."
“Iya, aku sedang memasak, untukmu.” dia mengatakannya, seakan itu adalah hal yang biasa lalu dia berbalik dan kembali sibuk di dapurnya.
Aroma nasi dan aroma sayuran menyatu di hidungku, aroma yang sangat lezat.
Melihat penampilannya yang biasanya tidak serius, tetapi sekarang terlihat sangat serius saat dia sedang memasak, dia benar-benar seperti dua orang yang berbeda.
“Sean , berapa banyak wanita yang kamu bawa ke apartemenmu?” Aku melihat-lihat sekeliling apartemen yang besar ini sambil bertanya dengan santai.
Dekorasi ruang tamunya sangat simpel, dia menggunakan perpaduan warna hitam dan abu-abu sebagai warna utama, dan memberikan suasana simpel, elegan, dan juga memiliki suasana yang menenangkan.
"Kamu." Setelah Sean menjawab dengan singkat, aku mengangkat alis dan mencibir. "Kamu pikir aku akan mempercayaimu?"
“Aku tahu kamu tidak akan percaya, bahkan diriku juga tidak percaya.” selesai mengatakannya dia menunjukkan senyuman aneh.
Kata-kata pria, terutama kata-kata dari pria playboy seperti ini, lebih tidak boleh dipercaya.
Setelah dia menghidangkan makanannya, dia melangkah maju dan membuat isyarat mempersilahkan diriku untuk duduk.
Aku berjalan menghampirinya lalu melihat beberapa hidangan rumahan dan wine di sampingku. Aku mengangkat alisku, sambil menunjuk wine, dan menggelengkan kepalaku, "Aku tidak minum."
“Takut aku meracunimu?” Dia bertanya.
"Iya," jawabku jujur.
"Ah, ini sangat menyakitkan. Aku benar-benar gagal menjadi orang." Sean sengaja berbicara dengan lebay di hadapanku, aku menatapnya dengan serius.
"Sean, jangan bertele-tele jika ada yang ingin kamu katakan langsung katakan saja."
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranBretta’s Diary
DanielleCintaku Pada Presdir
Ningsi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaPengantin Baruku
FebiMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)