Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)

“Cepatlah akui kesalahanmu pada CEO Yi, katakan bahwa kamu kemarin terlalu cepat bereaksi, biar CEO Yi melihat kamu ada wanita yang penuh pengertian.” Guru Michael mengingatkanku.

Mendengar nasehatnya, hatiku masih belum terlalu lapang.

“Kenapa, tidak mau mengaku salah, mau bercerai saja?” ketika guru Michael melihat ekspresiku, menggodaku demikian, aku segera menggelengkan kepalaku, “Tidak mau, aku tidak mau bercerai.”

Ini adalah pernikahanku yang kedua, aku sudah mengalami banyak penderitaan, sekarang anak pun sudah dua, bagaimana mungkin aku bercerai begitu saja, kecuali Jonathan tidak menginginkan diriku, kalau tidak aku sama sekali tidak mungkin bercerai.

“Kalau begitu tidak masalah, pria itu butuh pengakuan, dibujuk saja pasti beres masalahnya. Temani tidur saja, urusan apapun pasti beres.” Guru Michael sambil bercanda tertawa, seketika wajahku memerah. Kelihatannya urusan hubungan suami istri ini, guru Michael cukup banyak mengerti, dia melajang sudah begitu lama, dari mana dia dapat pengalaman seperti ini?

Tiba-tiba saja aku teringat satu hal, aku pernah bilang pada Jonathan bahwa guru Michael memiliki penyimpangan, jadi dia baru tenang membiarkan aku terus belajar pada guru Michael, ini kalau sampai dia tahu guru Michael adalah seorang pria lajang yang betul-betul normal, bisa diperkirakan dia akan cemburu lagi.

Sambil menatap guru Michael yang baru saja mengangkat pensil dan akan merombak gambar desainku, aku menelan ludah, lalu berkata: “Guru, bolehkah aku mendiskusikan satu hal denganmu?”

Guru Michael dengan sudut matanya melirikku, bertanya: “Masalah apa?”

“Kalau…maksudku kalau sampai CEO Yi bertanya padamu mengenai masalah apakah kamu menyukai wanita, bisakah kamu menjawab dia, kamu menyukai pria.” Selesai berkata ini, aku tertunduk malu, aku ini dengan blak-blakannya membuat kondisi orang yang normal jadi menyimpang.

Christine Mo, kamu ini demi kebahagiaanmu sendiri, sama sekali tidak peduli pada nama baik gurumu ini ya!” Guru Michael menatapku datar, “Murid sepertimu ini, benar-benar sedih aku menerimamu sebagai murid.”

“Aku mohon padamu.” Dengan wajah mengiba aku memandangnya.

“Aku bilang ini permintaan yang tidak masuk akal, menurutmu apakah aku bersedia membantumu?” Guru Michael menggeleng-gelengkan kepala, “Salahku sendiri tidak bisa melihat dengan baik!”

Dengan senangnya kugenggam tangan guru Michael, dan berkata: “Guru, kamu tampan sekali, tampanya luar biasa.”

“Adakah orang menggambarkan seorang pria seperti kamu begini?” Michael mengangkat alisnya.

Aku mengatupkan bibirku dan tersenyum tipis.

Ketika malam tiba, waktu aku menjemput Bernice, kakak ipar dengan perasaan kesepian memandangku, tidak rela mengembalikan Bernice padaku, katanya: “Cepat sekali sudah mau kembali pulang?”

Aku tahu kakak ipar menyukai anak kecil, kemarin aku bilang akan tinggal untuk beberapa hari, sekarang baru juga tinggal satu hari sudah mau pulang, tentu saja kakak ipar tidak rela. Daripada membiarkan kakak ipar sendirian di rumah, lebih baik ikut aku pulang, kebetulan bibi Chang pun sedang tidak ada, tinggal untuk sementara waktu di rumah, lagipula tidak bisa mencari orang yang cocok untuk menjaga Bernice.

Aku bertanya pada kakak ipar apakah bersedia ikut denganku, kakak ipar ragu sejenak, lalu melihat wajah Bernice, akhirnya memaksakan diri menganggukkan kepala.

Jadi akhirnya aku membawa kakak ipar dan Bernice bersama pulang ke rumah keluarga Yi.

Kakak ipar pertama kalinya datang ke rumah keluarga Yi, tercengang memandang sekeliling cukup lama, dengan kagum berkata: “Christine, tinggal di rumah sebesar ini, pastinya sangat nyaman ya!”

Aku datar-datar saja tersenyum, “Biasa saja.”

“Kakak ipar, begini, kamu bantulah aku menjaga Bernice untuk beberapa hari, pada waktunya aku akan memberimu sejumlah bayaran yang tepat.” Dengan sopan aku berkata demikian, bagaimanapun tidak pantas rasanya meminta kakak ipar kemari tanpa memberi apa-apa padanya!

“Tidak perlu begitu sungkannya.” Terpancar senyuman di wajah kuning langsat kakak ipar.

“Harus dong, walaupun saudara tetap harus ada hitungannya, kamu sudah membantuku, hatiku sangat berterima kasih.” Aku menggenggam tangan kakak ipar, tangannya sedikit dingin, sepertinya tidak bertenaga, orang-orang tua semua berkata, orang yang kurus itu tidak bertenaga, yang tubuhnya lemah juga tidak bertenaga. Kakak ipar tubuhnya lemah, tapi masih mau datang ke sini untuk membantuku.

Dengan iba aku memandang kakak ipar, wanita yang memprihatinkan ini sudah berkorban terlalu banyak untuk keluarga Mo. Aku menuntunnya naik ke atas, Jonathan belum pulang, aku mempersiapkan kamar tamu untuk kakak ipar, di sebelah kamarnya Bernice.

Jonathan kira-kira jam delapan malam baru pulang, aku sedang menonton televisi bersama kakak ipar di ruang keluarga, begitu dia masuk, mukanya datar, dengan datar melihatku dan kakak ipar, sepatah sapaanpun tidak ada.

Melihat ini, kakak ipar sedikit merasa tidak enak, menunduk lalu menggendong Bernice naik ke atas.

Setelah terdengar suara pintu atas ditutup, dengan sudut matanya Jonathan menatapku, bertanya: “Mengapa kau bawa dia ke sini?”

Aku berdiri dari sofa, menjawab: “Kakak ipar ke sini untuk membantuku menjaga Bernice, selama hari-hari bibi Chang tidak ada, dia akan tinggal di sini membantu.”

“Apakah aku setuju?” Jonathan bertanya padaku.

“Masalah sekecil ini perlukah persetujuan darimu?” Aku balas bertanya, “Dalam hatimu…”

Awalnya aku ingin menyindirnya balik, tiba-tiba aku teringat perkataan guru Michael, pria itu butuh dibujuk, hampir saja aku lupa untuk apa aku kembali, penyakit hati dan mulut yang terlalu cepat beraksi ini kapan bisa berubah ya!

“Apa yang kamu pikirkan dalam hatimu aku tahu, kakak ipar ke sini untuk membantu selama beberapa hari, kalau kamu tidak suka, aku akan segera memintanya pergi?” Aku mengeryitkan alisku menatap Jonathan, sepenuhnya memusatkan perhatian padanya.

Kulihat sudut matanya melirik melihat ke atas, bicara dengan suara datar, “Berhubung sudah datang, ya sudah tidak mengapa, tinggal saja.”

Selesai berkata, ketika dia dengan terlihat letih membalikkan badannya hendak naik ke atas, di belakang punggungnya aku berkata dengan hangat: “Suamiku, malam ini aku ingin mandi bersamamu.”

Jonathan menghentikan langkah kakinya, dengan heran memutar kepalanya melihat kepadaku.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu