Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Aku memandangnya dengan tajam, berusaha memahami arti dari sorot matanya yang licik.

"Jangan mencurigaiku seperti itu. Mungkin bisa saja aku mengkhianati Cynthia karena aku menyukaimu." Ujar Sean sembari tertawa.

"Tidak perlu basa basi busuk, aku tidak memiliki pesona apapun. Mana mungkin kamu menyukaiku? Dan lagi, aku tidak peduli kalau kamu ingin mengkhianati Cynthia, aku juga tidak mengharapkannya." kataku.

"Kalau kuberi tahu... Cynthia yang duluan mengajakku tidur, kamu percaya tidak?" Ujar Sean semakin mendekatiku.

"Tidak percaya. Perempuan seperti Cynthia mana mungkin tertarik dengan laki-laki sepertimu?" Jawabku. Aku menatap Sean tepat di matanya.

"Cih... Ada dua tipe perempuan yang tidur denganku. Yang pertama adalah perempuan yang dengan sendirinya datang padaku, yang kedua adalah orang yang kusukai dan kukejar dengan sekuat tenaga." Sean terlihat mengernyitkan dahinya.

"Aku tidak peduli urusan perempuan-perempuanmu. Aku hanya ingin tahu, sebenarnya ada foto Cynthia yang seperti apa di tanganmu? Jangan merayuku supaya pulang denganmu, kamu tidak bisa menipuku." Ujarku dingin, tanpa ekspresi.

"Wah, pintar sekali, aku memang baru saja kepikiran untuk membawamu pulang. Christine... kamu memang berbeda dari yang lain." Senyum Sean terlihat mengejek.

"Hentikan senyum bodohmu itu, aku paling benci laki-laki sepertimu. Sean, kamu sudah masuk daftar hitamku." Aku berbalik dan meninggalkannya. Terserah dia mau bicara apa di belakangku, aku sudah tidak peduli.

Pertama kalli ditipu karena kurang pengalaman, tetapi kalau sampai tertipu dua kali, bodoh namanya.

Aku tidak langsung pulang, aku mampir dulu ke rumah orang tuaku. Di luar dugaanku, ternyata Christopher sudah pulang ke rumah, dia baru saja keluar dari rumah sakit, jari-jarinya masih terbalut perban, wajahnya terlihat lesu.

Melihatnya, aku menggelengkan kepala dan tak habis pikir, kalau dia masih belum bisa berhenti berjudi, sudahlah mati saja! Kepergian kakak ipar sepertinya juga memberikan pukulan hebat terhadapnya.

"Wah, ada orang kaya pulang." Ujarnya sembari tersenyum ketika melihatku.

Aku tidak menghiraukannya, aku langsung menuju ke kamar papa, papa sedang makan di pinggir tempat tidur, nasi berceceran di sekitarnya, dan mama tidak ada di rumah.

Pemandangan itu membuatku marah, aku berlari keluar dan mencari Christopher.

"Hey! Papa kan sulit makan sendirian, kenapa kamu tidak bantu menyuapi papa?" Ujarku marah.

"Pikir saja sendiri, memangnya dengan tangan seperti ini aku bisa bantu?" Jawab Christopher dengan santai sembari menunjukkan tangannya kepadaku.

"Ya! Kamu memang setengah cacat! Bisa tidak jangan merepotkan papa dan mama lebih banyak lagi? Aku tidak mengharapkan orang sepertimu di sini!" Ujarku dengan tidak sopan. Aku tidak tahan lagi, aku kesal. Seharusnya Christopher bisa bersikap jantan, seharusnya dia berusaha mencari uang, bukannya malah berjudi setiap hari.

Bagaimana bisa kaya dari berjudi? Terus saja gali lubang tutup lubang! Bagaimana caranya supaya Christopher mengerti?

"Christine, jangan pikir karena kamu menikah dengan orang kaya lalu bisa merendahkanku ya. Kalau aku perempuan, aku juga akan mencari orang kaya, enak sekali bisa memanfaatkan uangnya, bisa beli mobil mewah pula." Christopher berdiri, dia merendahkanku dengan kata-katanya.

"Kamu menyebut dirimu laki-laki? Kakak ipar sudah dibuat muak denganmu sampai-sampai dia pergi, apa perlu aku pergi juga biar kamu puas?" Aku mengangkat tanganku dan menamparnya.

Sepertinya Christopher juga merasa kalau kata-katanya keterlaluan, dia terdiam lalu menggigit bibirnya.

"Memangnya kalian tahu kepahitan di hatiku?" Ujar Christopher.

"Hatimu pahit? Kamu pulang ke rumah ini karena rumahmu sudah digadaikan dan tidak mampu bayar hutang kan? Selamat, kamu sudah menjadi tunawisma!" Ujarku kesal.

Bagaimana mungkin aku tidak mengetahui orang seperti apa Christopher itu. Manusia busuk itu cocok sekali dengan Cynthia.

"Bisa berhenti bicara sekarang?" Tatapan Christopher terlihat mengancam.

"Memangnya kenapa aku harus berhenti? Kamu mengancamku? Kalau kamu berani ringan tangan kepadaku, akan kupastikan kamu kehilangan tanganmu juga." Ujarku balik mengancamnya.

"Sudahlah, aku malas berurusan denganmu." Ujar Christopher. Dia kembali ke kamarnya dan membanting pintunya.

Aku berdiri menatap pintu kamar yang hampir terlepas dari bingkainya, lalu bergegas ke kamar papa untuk membereskan semuanya.

Setiap kali aku melihat papa seperti itu, aku ingin menangis. Kenapa dia harus memiliki anak laki-laki tidak berguna dan anak perempuan yang tidak pernah berada di rumah.

Air mata keluar dari sudut mataku, papa menatapku dengan iba. Dia pikir aku menangis karena pertengkaran barusan dengan Christopher.

"Sudahlah, jangan bertengkar dengan kakakmu. Dia baru saja bercerai, suasana hatinya buruk."

"Pa, aku menangis bukan karena bertengkar dengan Christopher. Aku menangis karena tidak tega dengan papa, aku tidak bisa menjaga papa di saat seperti ini."

"Yang penting kamu peduli." Ujar papa sembari tersenyum, matanya berkaca-kaca.

"Mama kemana?" Aku melihat sekeliling, tidak ada tanda-tanda keberadaan mama.

"Mama sedang beli daging di pasar. Kakakmu terluka, dia butuh nutrisi." kata-kata papa membuatku kesal.

"Untuk apa beli daging, suruh makan saja sendiri! Apa-apa tidak bisa, malah menyusahkan orang!"

"Jangan bicara seperti itu, kakakmu juga sedang kesulitan." Ujar papa pelan.

Aku terdiam. Sejahat-jahatnya Christopher, selamanya dianggap anak di hati papa dan mama, anak mereka satu-satunya. Sedangkan aku?

Aku menyuapi papa dan membersihkan sisanya. Lalu ke dapur untuk mencuci piring.

Lebih baik aku cepat-cepat pulang, melihat wajah Christopher saja membuatku kesal. Aku kembali ke kamar papa untuk pamit, baru saja aku membuka pintu, aku melihat Christopher keluar dari kamarnya.

"Christine...... Boleh pinjam sedikit uang?" Ujar Christopher lirih.

"Aku tidak punya uang." Jawabku ketus.

"Aku ingin berikan uangnya ke mantan kakak iparmu. Selama ini dia hidup tidak bahagia denganku, bahkan setelah cerai aku tidak memberikannya apa-apa, aku ingin memberikannya sedikit kompensasi." Kata-kata Christopher membuatku luluh.

Penyesalanmu sudah terlambat, kak. Bahkan setelah kehilangan jari-jarinya, aku tidak percaya Christopher akan berubah. Kebohongan demi kebohongan yang diucapkannya telah mengecewakanku berkali-kali.

"Masih ada sisa uang di kartu yang kuberikan ke mama, minta saja ke mama." Kataku dengan dingin, ada perasaan tidak tenang terbesit di pikiranku.

"Kalau kamu berani menipuku, lain kali meskipun kamu mati di hadapanku, aku tidak akan pernah mempercayaimu lagi." Lanjutku.

Aku berbalik, meninggalkan rumah orang tuaku.

Aku pulang ke rumah dengan hati yang berat. Baru saja masuk rumah, aku melihat Cynthia dan nenek Jonathan yang sedang mengobrol sambil tertawa gembira, ekspresi mereka langsung berubah ketika melihatku.

"Nenek, saya pulang." Ujarku sembari menundukkan kepada terhadap nenek.

Sudah kuduga, nenek tidak mempedulikanku.

Aku berbalik dan bersiap menaiki tangga ketika nenek memanggilku.

"Christine! Cynthia juga tamu, kenapa kamu tidak menyapanya?"

"Halo, Nona Cynthia." Aku menyapanya dengan terpaksa, sampai-sampai kepalaku terasa gatal.

"Halo juga, Nona Christine." Sapaan Cynthia sungguh membuatku bergidik, dia jago sekali berpura-pura.

"Kalian silahkan mengobrol, saya naik keatas dulu." Ujarku dengan sopan, lalu berbalik naik ke tangga.

Aku menutup pintu kamarku rapat-rapat, udara di rumah ini terasa mencekik. Kalau bukan karena Jonathan...... aku pasti sudah kabur dari rumah ini sejak awal.

Aku benar-benar tidak ingin tinggal dengan nenek Jonathan, menyiksa sekali.

Aku ingin sekali menelepon Jonathan dan cerita dengannya, tapi aku takut mengganggu pekerjaannya.

Baru saja aku ingin menaruh ponsel di meja, tiba-tiba ponsel berdering. Ternyata Yoga.

Wah, dia masih berani meneleponku? Dasar muka tembok.

Aku langsung mematikan telepon, aku tidak ingin berurusan lagi dengan orang ini, aku tidak ingin mendengar apapun tentangnya. Bayang-bayang Yoga terus mengikutiku dan menyakitiku.

Karena orang ini, nenek Jonathan terus mengusik aku, bahkan mencurigai anak yang aku kandung.

Dering ponselku tidak berhenti, Yoga terus-terusan meneleponku tidak berhenti.

Yoga dibebaskan bersyarat, berarti seharusnya dia tidak berani macam-macam. Kalau dia berani melecehkanku, aku akan lapor polisi.

Aku terpaksa menerima teleponnya. Kata polisi, bukti-buktinya belum cukup kan? Kalau begitu aku akan merekam buktinya!

"Halo!" Aku mengangkat telepon dan menjawab dengan kesal.

Hening.

"Kalau tidak mau bicara kumatikan teleponnya!" Ancamku.

"Christine, ini aku." Terdengar suara Yoga.

"Iyalah itu kamu! Memangnya siapa lagi? Apa maumu? Mau menculikku lagi? Atau mengurungku?" Aku berteriak kepada Yoga, aku merasa kesal sekali dengannya.

"Tidak, aku hanya ingin bertanya, kamu benar-benar tidak pernah menyukaiku? Bahkan sedikitpun?" Tanya Yoga dengan memelas.

"Tidak pernah. Bahkan rasa sayang sebagai teman sekelas selama empat bulan itu, semuanya dihancurkan olehmu." Jawabku ketus.

"Baiklah." Jawab Yoga. Suaranya terdengar pelan dan lembut.

"Penyesalan terbesar dalam hidupku adalah pernah menjadi teman sekelasmu. Cintamu itu egois, mengerikan, mesum! Aku harap aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi!" Lanjutku lagi, aku buru-buru mematikan teleponnya.

Mataku berkaca-kaca, air mata sedikit menggenang di pelupuk mataku, butuh beberapa helaan nafas untuk menenangkanku.

Semuanya sudah selesai, aku hanya ingin hidup bahagia dengan Jonathan, melihat anak-anak kami tumbuh dewasa.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu, baru saja aku bersiap bangun, pintu sudah dibuka dan orang itu masuk tanpa sepertujuanku.

Ternyata Cynthia.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu