Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)

"Apa yang terjadi, ada yang mengacaukannya?" Henry menatap ruangan yang nyaris tak dikenalinya itu. Clarissa melangkah maju dan memukul punggungnya dengan keras sambil memaki: "Siapa yang akan menjebol studio di siang bolong, gunakan otak kecil mu untuk berpikir! Otakmu juga bisa digunakan untuk membantumu."

"Kamu bercanda!" Henry menyentuh punggungnya, aku tahu, dia melihat raut wajahku yang tidak bagus, jadi berusaha untuk mencairkan suasana dengan cara itu.

Aku membanting tulang berusaha untuk mendirikan studio ini, mengapa bisa dikacaukan sedemikian rupa oleh seseorang? Empat komputer, data-data, meja kantor, bahkan alat teh semua nya hancur berkeping-keping.

Ini jelas bukan perampokan, tapi adalah sabotase yang disengaja, aku sudah menyalahi siapa?

Aku memandang ke empat sisi, mencari bayangan Stella Lin, kam bertiga keluar, tapi Stella Lin berada di sini, kemana dia?

Aku menemukan Stella Lin yang bersembunyi di satu sisi di dalam studio ku, dia mengangkat kepalanya, bibirnya pucat, dan darah membekas di wajahnya.

Saat dia melihatku, dia memelukku, dan terus menerus minta maaf.

Aku paham satu hal, kekacauan di studioku ini pasti ada hubungannya dengan Stella Lin, "Beritahu aku, siapa yang melakukan seperti ini?"

"Istri Geroge Hu tidak tahu mengapa, kembali datang mencariku, dia melihat tak ada orang di sini dan menghancurkan segalanya, bergitu sudah rusak, masih juga memukuliku hingga seperti ini." Stella Lin terisak.

Hatiku kacau melihat Stella Lin yang menangis, aku tidak bicara, tidak juga menghiburnya, dan segera berbalik meninggalkan kantorku, melihat kantorku yang dikacaukan sedemikian rupa, apakah bisa dikatakan aku sendiri yang mempersilahkan serigala masuk?

Henry melangkah maju, dan menghibur: "Kak Christine, tidak apa-apa, semuanya bisa dimulai lagi."

Dimulai lagi? Hatiku terasa berat, jika memula kembali, penggunaan biaya selama ini jatuh pada siapa.

"Semua benda di sini, jangan kalian gerakkan sedikit pun, aku ada urusan keluar." Saat bersiap untuk pergi, Stella Lin memanggil ku dari belakang dan berkata: "Christine, kamu mau kemana?"

Aku menengok ke arahnya, dan menatapnya dengan ketus, "Menurutmu aku harus kemana?"

"Hitung saja semua yang rusak ini atas namaku, kamu bisa memotong nya dari gaji ku ke depan." Akhirnya Stella Lin mengucapkan sebuah kalimat dengan bahasa manusia. Aku tersenyum sedikit, mengangguk dan menjawab: "Baiklah."

Lalu kembali berbalik untuk pergi, dan melihat Stella Lin berjalan untuk mencegahku dengan cepat, kemudian bertanya: "Aku sudah berkata untuk menghitung semua kerusakannya pada diriku, kamu masih mau pergi ke mana?"

Aku menatapnya lurus dan berkata: "Melaporkan ke polisi, aku akan meminta pengacar untuk mengumpulkan bukti, biaya yang kali ini bisa kamu tanggung, tapi bagaimana dengan lain waktu, jika datang kembali untuk mengacauka, bukankah akan dihitung atas tanggung jawabmu juga?"

Stella Lin menundukan kepala dan terdiam.

"Stella Lin, apa yang kamu takuti? Takut aku melapor ke polisi?" Aku menatap tajam ke ekspresi gugupnya, dia pasti menyembunyikan sesuatu dariku, dengan kata lain, dia menjadikan tempatku ini sebagai tempat penampungan darurat baginya, jadi aku juga ikut terlibat di dalamnya.

Kelembutan dan keringanan tanganku sudah membuat studio ku tampak seperti tempat sampah.

"Aku tidak ingin kamu menganggapku sebagai seorang yang tolol, menjadikan kebaikan hatiku sebagai sebuah lelucon. Aku menganggapmu sebagai teman, jadi mau menerimamu, tapi jika kamu menyembunyikan sesutau dariku, kurasa, aku tidak bisa menerimamu lagi di sini." Aku berkata dengan dingin, mataku menatapnya tanpa perasaan, siapa yang bisa memahami perasaanku melihat hasil jerih payahku dihancurkan sampai seperti ini, aku tidak bisa diam begitu saja.

Hatiku ditikam oleh seseorang hingga berdarah, aku tidak menangis karena aku tidak bisa menangis di hadapan pegawaiku, jika tidak begitu tempat ini sudah akan menjadi sebuah samudera air mata.

"Maafkan aku, ini semua salahku." Stella Lin berkata lirih, dan sedikit kabur, "Aku berhubungan lagi dengan Presiden Hu, tapi aku bersumpah, Presiden Hu lah yang mencariku lebih dahulu, sungguh."

Mendengar perkataannya, bibirku bergetae, dan tersenyum sinis, tiba-tiba aku berteriak histeris, "Jika kamu mau mejadi wanita simpanan, ingin bersembunyi di dalam pelukan pria, mengapa datang mencariku?"

Stella Lin menggenggam tanganku, air mata nya bercucuran, "Christine, maafkan aku."

"Aku tidak bisa memaafkanmu, pergi dari hadapanku." Aku memelototinya, mataku merah menahan emosi, dan menggertakan gigi, aku tidak bisa membiarkan diriku menunjukan sisi mengerikan di hadapan pegawaiku, melihatnya yang tidak bergeming, aku kembali berteriak: "Pergi!"

Stella Lin berangsur-angsur menjauh, dan berbalik untuk pergi.

Begitu dia pergi, Clarissa melangkah maju mendekatiku, dan bertanya dengan khawatir: "Kak Christine, kamu tidak apa-apa?"

Aku menggelengkan kepala, dan menegarkan diri untuk tersenyum, "Tidak apa-apa, bereskanlah, nanti aku minta seseorang untuk mengirimkan komputer dan meja kantor yang baru." Aku berpura-pura tegar sambil mengatakannya.

Amarah Henry melonjak, "Tidak jadi melaporkannya?"

"Tidak, aku akan membereskannya sendiri." Aku berkata pelan. Jika bukan karena rasa kasihanku, aku tidak akan membiarkan Stella Lin untuk bekerja di sini, dan kejadian seperti ini juga tidak akan terjadi, jika diurutkan satu persatu, semuanya juga karena kesalahanku sendiri.

Aku membiarkan Henry dan Clarissa membereskan, dan aku kembali ke rumah keluarga Yi.

Kepala ku sangat sakit, bukan hanya karena studio yang kacau balau, tapi juga karena dikagetkan dengan sangat oleh Lulu si Tibetan Mastiff milik Michael, aku menyegarkan diri di kamar mandi, setelah beberapa saat, barulah aku keluar dari kamar mandi, kemudian merebahkan diri di atas ranjang.

Saat Bibi Chang masuk sambil menggendong Bernice, mengingatkanku ini waktu untuk menyusuinya, aku baru menyadarinya, karena sibuk, aku belum makan apa pun, dan karena dibuat emosi, sepertinya tidak ada asi lagi.

Aku memandang Bernice dengan tatapan bersalah, dan berkata kepada Bibi Chang: "Berikan susu formula untuknya, aku pusing, ingin tidur sebentar."

Bibi Chang mengiyakannya sambil menggendong Bernice pergi.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu