Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
Meskipun Refaldy Ying telah menyetujuinya, namun aku tahu dia sebenarnya juga serba salah.
Ketika Jonathan datang ke rumah sakit, aku sengaja bertanya: "Jonathan, apakah dokter sudah mengatakan kapan bisa di operasi?"
Setelah diam beberapa saat, Jonathan menjawab: "Kondisi tubuhmu sangat lemas, sebelum operasi kamu harus melakukan istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan bernutrisi."
Istirahat dan makanan bernutrisi? Apa hubungan operasi otak dengan semua ini?
Aku tau dia tidak mengatakan yang sebenarnya, aku tahu persis tubuhku mengalami gangguan koagulasi alias pembekuan darah, aku tahu bahwa setelah kraniotomi dilakukan, darah terus mengalir akan menyebabkan beberapa efek, hasil terburuk adalah meninggal pada saat operasi belum selesai dilakukan.
Aku tersenyum pasrah: "Baik, aku akan makan sebanyak mungkin dan menunggu jadwal operasi."
Jonathan memelukku, kekuatan tangannya menunjukkan bahwa dia sedang ketakutan.
Jika seseorang tidak bisa merasakan indra penglihatan maka dirinya akan menjadi lebih hati-hati dan sensitif.
Jonathan seharusnya mengetahui semua akibat dari operasi ini, dia tidak ingin mengambil risiko, dia merasa bahwa dia bisa merawatku seumur hidup, tidak peduli apakah kondisiku baik atau tidak.
Tetapi aku tidak bisa menerima semuanya begitu saja. Refaldy Ying telah membawakan informasi padaku bahwa dia akan membawaku ke Prancis untuk melakukan operasi yang telah dijanjikannya.
"Kamu sebaiknya berpikir baik-baik, operasinya sangat berisiko, jika ..." Refaldy Ying terdiam sesaat, aku menyadari bahwa dia mengatakan kekhawatirannya.
Jika operasi ini berjalan lancar, tentu semuanya akan baik-baik saja, namun jika operasi ini gagal, aku mungkin tidak bisa selamat keluar dari ruang operasi, dunia ini sungguh kejam, kita hanya bisa memilih berdiam di tempat atau berani mengambil risiko.
Aku tersenyum pahit dan berkata dengan tegas: "Tidak ada jika-jika, jika memang terjadi, maka itu sudah takdirku."
“Christine Mo, kamu sebaiknya berdiskusi dulu dengan CEO Yi.” Refaldy Ying masih ragu-ragu.
“Tidak boleh memberitahunya.” Jika memberitahunya, dia pasti akan berusaha mencegah keputusanku.
“Tapi jika kamu pergi tanpa kabar, ini juga bukan hal yang baik.” Refaldy Ying mengkhawatirkannya.
Refaldy Ying benar, jika aku pergi ke Prancis bersamanya untuk menjalankan operasi, kemudian menghilang tanpa kabar, Jonathan akan melakukan segala cara untuk menemukan diriku, bisa saja aku akan langsung dicegat olehnya sebelum diriku tiba di Prancis.
Kekhawatiran Refaldy Ying bukan tidak masuk akal, aku harus menemukan cara untuk menghadapi Jonathan, tetapi bagaimana caranya? Kemungkinan dengan menyakiti hatinya merupakan satu-satunya cara agar dia menyetujuinya.
"Refaldy Ying, kamu atur saja, aku bisa menjelaskan sendiri kepada Jonathan, setelah selesai mengatur jadwalnya, kamu datang menjemputku." Aku memberitahunya dengan santai.
Refaldy Ying setuju, jadwalnya adalah dua hari kemudian.
Namun aku tidak mengatakan yang sejujurnya kepada Jonathan, aku tahu dia tidak akan menyetujuinya, bagaimana aku bisa bertindak seperti itu, jadi aku meminta perawat membantuku membuat rekaman video.
"Jonathan, aku telah pergi, jangan salahkan aku. Aku tahu selama ini hidup bersamamu, kamu sangat toleransi padaku, menyayangi diriku, aku ingin terus bersamamu, tapi aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku akan menjadi buta. Jika kondisi mendukung, aku berharap kamu bisa menungguku selama sebulan, jika aku tidak kembali setelah sebulan, kamu boleh mencari seoarang wanita mewakili diriku menjadi seorang ibu yang baik untuk Bella dan Bernice, kemudian lupakan aku. "
Aku merapatkan bibirku agar tidak menangis dan terlihat lebih percaya diri, tetapi aku benar-benar tidak dapat melanjutkan rekaman, jika aku pergi begitu saja, apa perbedaannya dengan ingkar janji?
Aku meletakkan ponsel dan cincin di tempat tidur dan pergi mengikuti Refaldy Ying.
Kami tiba di Prancis dan mengalami jet lag selama satu hari, Refaldy Ying merawat diriku dengan baik, dia mengatakan bahwa operasi akan dilakukan dua hari lagi sehingga dia membiarkan diriku dirawat di rumah sakit terlebih dahulu.
Meskipun aku sangat bertekad untuk melakukan operasi, tetapi ketika semuanya tiba di hadapanku, ternyata aku takut juga, aku takut bahwa aku akan meninggal sebelum operasinya selesai.
Aku bahkan ingin bertemu Jonathan sebelum operasi dimulai, aku juga ingin mendengarkan suaranya sebelum aku meninggal, tetapi aku tidak berani memberitahu Refaldy Ying.
Refaldy Ying mengatakan kepadaku bahwa beberapa hari ini dia pilek dan tenggorokannya sakit, tidak enak badan, bahkan sulit berbicara dan sedikit serak.
Aku tidak memperhatikan dirinya yang jarang berbicara selama beberapa hari ini, dia bahkan tidak berbicara kepadaku.
Pagi hari saat mereka pergi ke rumah sakit, Refaldy Ying datang menjemputku dan membawaku ke rumah sakit, setelah perawat memakaikan baju medis untukku, aku mencari Refaldy Ying, ingin menyuruh dirinya menelepon Jonathan.
"Refaldy Ying, aku ingin mendengar suara Jonathan, apakah kamu bisa meneleponnya dan menyalakan speaker?" Tanyaku waswas.
Refaldy Ying tidak menjawabku.
Aku tahu dia pasti menertawakan diriku yang tiba-tiba tidak percaya diri menjalankan operasi.
"Apakah tenggorokanmu belum baik?" Aku pasrah, "Aku telah menyusahkanmu, jika teleponnya tersambung juga tidak bisa berbicara."
Refaldy Ying terdiam, dia meraih tanganku, aku tidak tahu apakah dikarenakan diriku terlalu merindukan Jonathan, mengapa aku bisa merasakan genggaman tangan Refaldy Ying mirip dengan Jonathan, aku menertawakan diriku sendiri.
"Mungkin aku terlalu merindukan Jonathan, bagaimana aku bisa merasakan seperti sedang mengenggam tangan Jonathan ketika kamu memegang tanganku, apakah ini yang dikatakan rindu?" Aku tertawa lepas.
Setelah berhenti tertawa, aku menundukkan kepalaku, mataku merah, "Refaldy Ying, aku rindu Jonathan, aku benar-benar ingin menyentuh dirinya sebelum aku meninggalkan dunia ini, aku ingin memberitahunya bahwa aku mencintainya."
Tangan Refaldy Ying menepuk pelan punggung tanganku dan menjawab "hmm" dengan singkat.
"Jika operasi ini gagal, aku pasti akan membawa kekecewaan meninggalkan dunia ini." Aku merapatkan bibirku dengan erat sehingga aku tidak akan melanjutkan topik pembicaraan yang berat ini, aku menoleh ke arah lain dan bertanya: "Apakah cuaca di Prancis cerah?"
Refaldy Ying tahu persis aku sengaja mengalihkan pembicaraan dan langsung memeluk diriku.
Aku berusaha mendorong tubuhnya: "Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan ketika aku buta, jika kamu berani memelukku lagi, aku tidak akan sungkan padamu."
Refaldy Ying tidak berani menyentuhku lagi.
Ketika aku memasuki ruang operasi dan mulai melakukan perisapan awal operasi, tanganku yang dingin dan gemetar memegang tangan Refaldy Ying, berkata penuh ketakutan: "Refaldy Ying, aku takut, bukan takut mati, aku takut tidak bisa melihat Jonathan dan anakku lagi, dan meninggal begitu saja di negara lain."
Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh lembut pada hidungku, terdengar sebuah suara yang tidak asing: "wanita bodoh."
Jonathan?
Bagaimana mungkin? Apakah tangan yang aku pegang saat ini adalah tangan Jonathan? Aku terkejut dan panik, bibirku sedikit gemetaran, bertanya penuh keraguan, "Jonathan, apakah ini adalah kamu?"
Dia memelukku dengan hangat dan berkata: "Mengapa kamu memilih untuk pergi jika kamu takut?"
Setelah aku yakin dia adalah Jonathan, aku sudah menangis dengan terisak-isak, tidak ada kata yang bisa aku ucapkan lagi, apakah Refaldy Ying yang tidak berbicara selama dua hari ini sebenarnya adalah Jonathan.
Mengapa aku sangat kebal, sama sekali tidak sadar?
“Dimana Refaldy Ying?” Tanyaku.
"Di kamar pasien lain, aku tidak menghajarnya sampai mati." Jawab Jonathan.
Aku terkejut dan segera menjelaskan: "Aku ingin datang sendiri, tidak ada hubungan dengannya."
"Aku baik-baik saja." Suara Refaldy Ying terdengar. "Orangnya baik-baik saja, tetapi muncungku hampir tidak berbentuk lagi, sepertinya harus menjalankan operasi plastik, aku termasuk orang yang tertipu oleh kalian sepasang suami-istri."
Aku tertawa. Tangan Jonathan menyeka air mataku dan bertanya, "Apakah kamu sudah berpikir matang ingin menjalankan operasi?"
Aku mengangguk, "Aku sudah yakin, setelah aku mendengar suaramu, dan menyentuh dirimu, aku tidak lagi takut."
Bibir Jonathan mengecup dahiku kemudian ke bibirku, napasnya menyentuh wajahku, aku menutup mataku dengan tidak rela dan berbaring di atas ranjang.
Pintu ruang operasi terbuka, aku tidak tahu apa yang dikatakan perawat kepada dokter yang merupakan orang Prancis, setelah diberikan obat bius, aku mulai mengantuk dan menutup mata.
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidur di ruangan ini, apakah terjadi pendarahan, apakah menyentuh saraf otak, tetapi aku seperti berada dalam mimpi yang sangat indah, di mana mimpiku ada ayah, ibu, dan semua orang yang aku sayangi, aku hidup bahagia bersama mereka.
Hingga sebuah suara muncul di telingaku yang terus memanggilku, aku berusaha mencari arah suara ini, tapi aku tidak bisa menemukannya, aku melihat langit dalam hidupku tiba-tiba berlubang yang tiba-tiba menarikku ke dalamnya sehingga aku terus berguling dan berputar.
Aku membuka mataku, memandang langit-langit berwarna putih dalam keheningan dan menatapnya bingung.
"Christine Mo ..." Sebuah suara yang tidak asing terdengar di telingaku, aku pusing dan tidak bisa berbalik, hanya melihat ke samping, wajah tampan Jonathan ada dalam pandanganku.
Tenggorokanku sangat kering, kering hingga aku tidak bisa berbicara, aku menggerakkan bibirku, menyipitkan mataku memandang Jonathan, mengatakan sebuah kata "air" dengan susah payah dan serak.
Jonathan mencelupkan kapas ke dalam air dan mengoles pada bibirku beberapa kali agar bibirku tidak mengering dan pecah, kemudian dia memasukkan air ke dalam mulutnya kemudian menundukkan kepalanya dan memasukkan air dari mulutnya ke dalam mulutku.
Aku terkejut dengan caranya memberiku air, apakah dia sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan ketika aku tidak bisa bergerak?
“Apakah kamu masih mau minum?” Tanya Jonathan ketika menjauh dari bibirku.
Aku ingin menggelengkan kepala, tetapi leherku sangat sakit sehingga aku tidak bisa bergerak sama sekali, setelah aku berkedip dua kali, Jonathan berpikir bahwa aku ingin minum lagi, sebelum aku meresponnya, sesuap air diarahkan dari mulutnya lagi.
Setelah dia selesai menyuapinya, aku sedikit tersedak, setelah terbatuk beberapa kali, kepalaku sedikit sakit, tetapi tenggorokanku sudah jauh lebih baik sehingga aku bisa mengeluarkan suara.
Aku berkata, "Gunakan sedotan, jangan menggunakan mulut, ada bakteri."
"Bakteri?" Jonathan mengangkat alisnya, "Kenapa kamu tidak bilang ada bakteri saat berciuman?"
"Berciuman tidak sama dengan menyuapi air." Aku tidak ingin adu mulut dengannya saat ini, sungguh melelahkan.
"Ckckckck, Christine Mo, apakah kamu membenciku setelah hidup kembali." Jonathan pura-pura sedih.
Aku tersenyum, "Aku tidak membencimu, karena aku baru saja bangun, aku takut bau mulutku yang belum menggosok gigi akan membuat dirimu pingsan."
Ketika Jonathan mendengarnya, dia tiba-tiba tersenyum, "Sepertinya ada sedikit."
"Awas ya kamu." Aku menyipitkan mata dan tersenyum melihat sekeliling, kemudian bertanya, "Dimana ini?"
Mataku tertuju pada dinding yang bertulisan hal-hal yang harus diperhatikan dalam bahasa mandarin, aku segera menyadari disini bukan Prancis.
Jonathan meraih tanganku dan menyentuhnya pelan kemudian menjawab: "Aku membawa kamu kembali dengan pesawat khusus, kamu sudah tidur selama empat hari, aku terus memanggil namamu karena takut kamu akan meninggalkan diriku. "
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieThis Isn't Love
YuyuCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaDark Love
Angel VeronicaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)