Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi

Meskipun Refaldy Ying telah menyetujuinya, namun aku tahu dia sebenarnya juga serba salah.

Ketika Jonathan datang ke rumah sakit, aku sengaja bertanya: "Jonathan, apakah dokter sudah mengatakan kapan bisa di operasi?"

Setelah diam beberapa saat, Jonathan menjawab: "Kondisi tubuhmu sangat lemas, sebelum operasi kamu harus melakukan istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan bernutrisi."

Istirahat dan makanan bernutrisi? Apa hubungan operasi otak dengan semua ini?

Aku tau dia tidak mengatakan yang sebenarnya, aku tahu persis tubuhku mengalami gangguan koagulasi alias pembekuan darah, aku tahu bahwa setelah kraniotomi dilakukan, darah terus mengalir akan menyebabkan beberapa efek, hasil terburuk adalah meninggal pada saat operasi belum selesai dilakukan.

Aku tersenyum pasrah: "Baik, aku akan makan sebanyak mungkin dan menunggu jadwal operasi."

Jonathan memelukku, kekuatan tangannya menunjukkan bahwa dia sedang ketakutan.

Jika seseorang tidak bisa merasakan indra penglihatan maka dirinya akan menjadi lebih hati-hati dan sensitif.

Jonathan seharusnya mengetahui semua akibat dari operasi ini, dia tidak ingin mengambil risiko, dia merasa bahwa dia bisa merawatku seumur hidup, tidak peduli apakah kondisiku baik atau tidak.

Tetapi aku tidak bisa menerima semuanya begitu saja. Refaldy Ying telah membawakan informasi padaku bahwa dia akan membawaku ke Prancis untuk melakukan operasi yang telah dijanjikannya.

"Kamu sebaiknya berpikir baik-baik, operasinya sangat berisiko, jika ..." Refaldy Ying terdiam sesaat, aku menyadari bahwa dia mengatakan kekhawatirannya.

Jika operasi ini berjalan lancar, tentu semuanya akan baik-baik saja, namun jika operasi ini gagal, aku mungkin tidak bisa selamat keluar dari ruang operasi, dunia ini sungguh kejam, kita hanya bisa memilih berdiam di tempat atau berani mengambil risiko.

Aku tersenyum pahit dan berkata dengan tegas: "Tidak ada jika-jika, jika memang terjadi, maka itu sudah takdirku."

“Christine Mo, kamu sebaiknya berdiskusi dulu dengan CEO Yi.” Refaldy Ying masih ragu-ragu.

“Tidak boleh memberitahunya.” Jika memberitahunya, dia pasti akan berusaha mencegah keputusanku.

“Tapi jika kamu pergi tanpa kabar, ini juga bukan hal yang baik.” Refaldy Ying mengkhawatirkannya.

Refaldy Ying benar, jika aku pergi ke Prancis bersamanya untuk menjalankan operasi, kemudian menghilang tanpa kabar, Jonathan akan melakukan segala cara untuk menemukan diriku, bisa saja aku akan langsung dicegat olehnya sebelum diriku tiba di Prancis.

Kekhawatiran Refaldy Ying bukan tidak masuk akal, aku harus menemukan cara untuk menghadapi Jonathan, tetapi bagaimana caranya? Kemungkinan dengan menyakiti hatinya merupakan satu-satunya cara agar dia menyetujuinya.

"Refaldy Ying, kamu atur saja, aku bisa menjelaskan sendiri kepada Jonathan, setelah selesai mengatur jadwalnya, kamu datang menjemputku." Aku memberitahunya dengan santai.

Refaldy Ying setuju, jadwalnya adalah dua hari kemudian.

Namun aku tidak mengatakan yang sejujurnya kepada Jonathan, aku tahu dia tidak akan menyetujuinya, bagaimana aku bisa bertindak seperti itu, jadi aku meminta perawat membantuku membuat rekaman video.

"Jonathan, aku telah pergi, jangan salahkan aku. Aku tahu selama ini hidup bersamamu, kamu sangat toleransi padaku, menyayangi diriku, aku ingin terus bersamamu, tapi aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku akan menjadi buta. Jika kondisi mendukung, aku berharap kamu bisa menungguku selama sebulan, jika aku tidak kembali setelah sebulan, kamu boleh mencari seoarang wanita mewakili diriku menjadi seorang ibu yang baik untuk Bella dan Bernice, kemudian lupakan aku. "

Aku merapatkan bibirku agar tidak menangis dan terlihat lebih percaya diri, tetapi aku benar-benar tidak dapat melanjutkan rekaman, jika aku pergi begitu saja, apa perbedaannya dengan ingkar janji?

Aku meletakkan ponsel dan cincin di tempat tidur dan pergi mengikuti Refaldy Ying.

Kami tiba di Prancis dan mengalami jet lag selama satu hari, Refaldy Ying merawat diriku dengan baik, dia mengatakan bahwa operasi akan dilakukan dua hari lagi sehingga dia membiarkan diriku dirawat di rumah sakit terlebih dahulu.

Meskipun aku sangat bertekad untuk melakukan operasi, tetapi ketika semuanya tiba di hadapanku, ternyata aku takut juga, aku takut bahwa aku akan meninggal sebelum operasinya selesai.

Aku bahkan ingin bertemu Jonathan sebelum operasi dimulai, aku juga ingin mendengarkan suaranya sebelum aku meninggal, tetapi aku tidak berani memberitahu Refaldy Ying.

Refaldy Ying mengatakan kepadaku bahwa beberapa hari ini dia pilek dan tenggorokannya sakit, tidak enak badan, bahkan sulit berbicara dan sedikit serak.

Aku tidak memperhatikan dirinya yang jarang berbicara selama beberapa hari ini, dia bahkan tidak berbicara kepadaku.

Pagi hari saat mereka pergi ke rumah sakit, Refaldy Ying datang menjemputku dan membawaku ke rumah sakit, setelah perawat memakaikan baju medis untukku, aku mencari Refaldy Ying, ingin menyuruh dirinya menelepon Jonathan.

"Refaldy Ying, aku ingin mendengar suara Jonathan, apakah kamu bisa meneleponnya dan menyalakan speaker?" Tanyaku waswas.

Refaldy Ying tidak menjawabku.

Aku tahu dia pasti menertawakan diriku yang tiba-tiba tidak percaya diri menjalankan operasi.

"Apakah tenggorokanmu belum baik?" Aku pasrah, "Aku telah menyusahkanmu, jika teleponnya tersambung juga tidak bisa berbicara."

Refaldy Ying terdiam, dia meraih tanganku, aku tidak tahu apakah dikarenakan diriku terlalu merindukan Jonathan, mengapa aku bisa merasakan genggaman tangan Refaldy Ying mirip dengan Jonathan, aku menertawakan diriku sendiri.

"Mungkin aku terlalu merindukan Jonathan, bagaimana aku bisa merasakan seperti sedang mengenggam tangan Jonathan ketika kamu memegang tanganku, apakah ini yang dikatakan rindu?" Aku tertawa lepas.

Setelah berhenti tertawa, aku menundukkan kepalaku, mataku merah, "Refaldy Ying, aku rindu Jonathan, aku benar-benar ingin menyentuh dirinya sebelum aku meninggalkan dunia ini, aku ingin memberitahunya bahwa aku mencintainya."

Tangan Refaldy Ying menepuk pelan punggung tanganku dan menjawab "hmm" dengan singkat.

"Jika operasi ini gagal, aku pasti akan membawa kekecewaan meninggalkan dunia ini." Aku merapatkan bibirku dengan erat sehingga aku tidak akan melanjutkan topik pembicaraan yang berat ini, aku menoleh ke arah lain dan bertanya: "Apakah cuaca di Prancis cerah?"

Refaldy Ying tahu persis aku sengaja mengalihkan pembicaraan dan langsung memeluk diriku.

Aku berusaha mendorong tubuhnya: "Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan ketika aku buta, jika kamu berani memelukku lagi, aku tidak akan sungkan padamu."

Refaldy Ying tidak berani menyentuhku lagi.

Ketika aku memasuki ruang operasi dan mulai melakukan perisapan awal operasi, tanganku yang dingin dan gemetar memegang tangan Refaldy Ying, berkata penuh ketakutan: "Refaldy Ying, aku takut, bukan takut mati, aku takut tidak bisa melihat Jonathan dan anakku lagi, dan meninggal begitu saja di negara lain."

Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh lembut pada hidungku, terdengar sebuah suara yang tidak asing: "wanita bodoh."

Jonathan?

Bagaimana mungkin? Apakah tangan yang aku pegang saat ini adalah tangan Jonathan? Aku terkejut dan panik, bibirku sedikit gemetaran, bertanya penuh keraguan, "Jonathan, apakah ini adalah kamu?"

Dia memelukku dengan hangat dan berkata: "Mengapa kamu memilih untuk pergi jika kamu takut?"

Setelah aku yakin dia adalah Jonathan, aku sudah menangis dengan terisak-isak, tidak ada kata yang bisa aku ucapkan lagi, apakah Refaldy Ying yang tidak berbicara selama dua hari ini sebenarnya adalah Jonathan.

Mengapa aku sangat kebal, sama sekali tidak sadar?

“Dimana Refaldy Ying?” Tanyaku.

"Di kamar pasien lain, aku tidak menghajarnya sampai mati." Jawab Jonathan.

Aku terkejut dan segera menjelaskan: "Aku ingin datang sendiri, tidak ada hubungan dengannya."

"Aku baik-baik saja." Suara Refaldy Ying terdengar. "Orangnya baik-baik saja, tetapi muncungku hampir tidak berbentuk lagi, sepertinya harus menjalankan operasi plastik, aku termasuk orang yang tertipu oleh kalian sepasang suami-istri."

Aku tertawa. Tangan Jonathan menyeka air mataku dan bertanya, "Apakah kamu sudah berpikir matang ingin menjalankan operasi?"

Aku mengangguk, "Aku sudah yakin, setelah aku mendengar suaramu, dan menyentuh dirimu, aku tidak lagi takut."

Bibir Jonathan mengecup dahiku kemudian ke bibirku, napasnya menyentuh wajahku, aku menutup mataku dengan tidak rela dan berbaring di atas ranjang.

Pintu ruang operasi terbuka, aku tidak tahu apa yang dikatakan perawat kepada dokter yang merupakan orang Prancis, setelah diberikan obat bius, aku mulai mengantuk dan menutup mata.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidur di ruangan ini, apakah terjadi pendarahan, apakah menyentuh saraf otak, tetapi aku seperti berada dalam mimpi yang sangat indah, di mana mimpiku ada ayah, ibu, dan semua orang yang aku sayangi, aku hidup bahagia bersama mereka.

Hingga sebuah suara muncul di telingaku yang terus memanggilku, aku berusaha mencari arah suara ini, tapi aku tidak bisa menemukannya, aku melihat langit dalam hidupku tiba-tiba berlubang yang tiba-tiba menarikku ke dalamnya sehingga aku terus berguling dan berputar.

Aku membuka mataku, memandang langit-langit berwarna putih dalam keheningan dan menatapnya bingung.

"Christine Mo ..." Sebuah suara yang tidak asing terdengar di telingaku, aku pusing dan tidak bisa berbalik, hanya melihat ke samping, wajah tampan Jonathan ada dalam pandanganku.

Tenggorokanku sangat kering, kering hingga aku tidak bisa berbicara, aku menggerakkan bibirku, menyipitkan mataku memandang Jonathan, mengatakan sebuah kata "air" dengan susah payah dan serak.

Jonathan mencelupkan kapas ke dalam air dan mengoles pada bibirku beberapa kali agar bibirku tidak mengering dan pecah, kemudian dia memasukkan air ke dalam mulutnya kemudian menundukkan kepalanya dan memasukkan air dari mulutnya ke dalam mulutku.

Aku terkejut dengan caranya memberiku air, apakah dia sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan ketika aku tidak bisa bergerak?

“Apakah kamu masih mau minum?” Tanya Jonathan ketika menjauh dari bibirku.

Aku ingin menggelengkan kepala, tetapi leherku sangat sakit sehingga aku tidak bisa bergerak sama sekali, setelah aku berkedip dua kali, Jonathan berpikir bahwa aku ingin minum lagi, sebelum aku meresponnya, sesuap air diarahkan dari mulutnya lagi.

Setelah dia selesai menyuapinya, aku sedikit tersedak, setelah terbatuk beberapa kali, kepalaku sedikit sakit, tetapi tenggorokanku sudah jauh lebih baik sehingga aku bisa mengeluarkan suara.

Aku berkata, "Gunakan sedotan, jangan menggunakan mulut, ada bakteri."

"Bakteri?" Jonathan mengangkat alisnya, "Kenapa kamu tidak bilang ada bakteri saat berciuman?"

"Berciuman tidak sama dengan menyuapi air." Aku tidak ingin adu mulut dengannya saat ini, sungguh melelahkan.

"Ckckckck, Christine Mo, apakah kamu membenciku setelah hidup kembali." Jonathan pura-pura sedih.

Aku tersenyum, "Aku tidak membencimu, karena aku baru saja bangun, aku takut bau mulutku yang belum menggosok gigi akan membuat dirimu pingsan."

Ketika Jonathan mendengarnya, dia tiba-tiba tersenyum, "Sepertinya ada sedikit."

"Awas ya kamu." Aku menyipitkan mata dan tersenyum melihat sekeliling, kemudian bertanya, "Dimana ini?"

Mataku tertuju pada dinding yang bertulisan hal-hal yang harus diperhatikan dalam bahasa mandarin, aku segera menyadari disini bukan Prancis.

Jonathan meraih tanganku dan menyentuhnya pelan kemudian menjawab: "Aku membawa kamu kembali dengan pesawat khusus, kamu sudah tidur selama empat hari, aku terus memanggil namamu karena takut kamu akan meninggalkan diriku. "

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu