Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
"Cynthia Ouyang ..." Aku kaget sambil berlari mendekatinya, yang ku lihat hanyalah air yang tenang, dia sepertinya sudah pasrah, dan langsung ditelan air.
“Tolong! Ada yang loncat ke sungai.” Aku berteriak kepada orang-orang di sekitarku dengan panik, dan saat itu juga, ada seorang pemuda melompat ke dalam air, dalam waktu yang cukup lama baru mengapung kembali dan menarik Cynthia Ouyang yang sudah dalam keadaan pingsan.
Aku melangkah maju untuk membantu mengangkat orang itu ke tepi sungai, orang tersebutnya tampaknya mengerti cara memberikan pertolongan pertama, setelah memberikan pertolongan padanya, Cynthia Ouyang memuntahkan air dan akhirnya tersadar.
Aku merasa lega, meskipun aku tidak menyukainya, tetapi aku tidak ingin dia mati dalam keadaan seperti ini.
Aku tidak tahu siapa yang menelepon ambulans, namun tidak lama kemudian ambulans tersebut sampai pada tepi sungai, aku ikut mengantarkan Cynthia Ouyang ke Rumah Sakit Central.
Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, tidak menemukan kelainan apapun, Cynthia Ouyang sedang berbaring menatap langit-langit putih di kamar pasien, air matanya terus mengalir.
Aku telah menelepon Justin Lin dan memberitahukan bahwa Cynthia Ouyang bunuh diri, tetapi dia tidak berkeinginan untuk datang dengan alasan rumah sakit terlalu ramai.
Aku merasa dia sedikit keterlaluan, bagaimanapun Cynthia Ouyang juga sedang mengandung anaknya, meskipun harus mendaki gunung dan melewati lembah dia seharusnya datang menjenguknya, apalagi mereka sedang berada di kota yang sama.
Setelah aku selesai menelepon di balkon, aku menutup telepon dan berjalan masuk, memandang Cynthia Ouyang yang berbaring di tempat tidur, menuangkan segelas air hangat untuknya, dan berkata, "Apakah Kamu haus, apakah Kamu ingin minum air?"
“Bisakah kamu berhenti berpura-pura di depanku?” Cynthia Ouyang menatapku dengan kesal, “Apakah kamu tidak lelah berpura-pura baik di depanku, apakah kamu pikir aku akan berterima kasih?”
Aku tertawa sinis dan membalasnya, "Apakah aku berharap kamu berterimakasih padaku? Cynthia Ouyang, orang-orang seperti Kamu tidak pernah menganggap kebaikan yang diberikan orang lain, dan sekarang kamu akhirnya bisa merasakan kehangatan yang diberikan orang-orang dalam hidupmu. Barusan kamu juga mendengar aku menelepon Justin Lin,dan memberitahunya bahwa kamu telah bunuh diri, namun dia sama sekali tidak berkeinginan untuk datang."
Cynthia Ouyang tidak mengatakan apa-apa, air mata mengalir di pipinya tanpa daya, ibunya sudah melarikan diri bersama Guru Michael, Charles Ouyang juga sudah ditangkap dan mendapatkan hukuman atas perbuatannya, Frederik Ouyang mengalami stroke dan sedang memulihkan diri di rumah, satu-satunya suami yang bisa ia andalkan pun tidak mempedulikan dirinya lagi.
Orang-orang baru akan menyadari permintaan diri sendiri sudah terlalu banyak pada saat sudah putus asa.
"Aku membencimu," Cynthia Ouyang menggertakkan giginya dan memelototiku, "Hey wanita bermarga Mo, aku sungguh membencimu, mengapa kamu masih menyelamatkanku."
“Kamu bahkan tidak takut mati, apakah kamu takut harga dirimu akan terus terinjak-injak setelah diselamatkan?” Aku mencibir.
"Terserah aku." Cynthia Ouyang duduk dengan tegap dan berteriak padaku dengan marah, "Aku mati atau tidak, ini bukan urusanmu, sekali lagi ku katakan, aku tidak ingin menerima bantuan darimu lagi, aku membencimu.. "
Sebelum Cynthia Ouyang selesai berbicara, aku langsung memotongnya, "Kamu tidak perlu membenci diriku, karena orang yang berpura-pura baik ini sudah tidak bisa tahan melihat kelakuanmu lagi, lain kali jika kamu ingin bunuh diri lagi, sebaiknya kamu bunuh diri dengan tenang, jangan meneleponku lagi."
Ketika selesai berbicara, aku langsung berbalik dan pergi meninggalkannya.
Sebelum pintu kamar pasien terbuka, aku mendengar suara "huhuhu" di belakangku, suara tangisan yang tidak menyenangkan terdengar dari telingaku.
Langkah kakiku berhenti, hatiku terasa berat, aku menoleh ke belakang melihat wanita yang kelihatan kasihan tapi sungguh kejam itu, dan memiliki berkeinginan untuk mencincang dirinya menjadi saus daging, tetapi aku malah balik dan berjalan mendekatinya lagi.
“Tidak bisakah kamu jangan menangis seperti kereta melewati terowongan?” Kataku dengan ekspresi murung.
“Bukan urusanmu, bukankah kamu sudah mau pergi? Kenapa balik lagi?” Cynthia Ouyang menyeka air mata dan air yang keluar dari hidung dengan kasar.
"Aku memang sudah mau pergi." aku menjawab dengan suara dingin, "Tapi aku pikir kembali, jika orang yang berpura-pura seperti ku pergi dan meninggalkanmu juga, bukankah kamu benar-benar tinggal sendirian."
Begitu selesai berbicara, Cynthia Ouyang menangis lebih keras lagi, dia menunjuk ke sisi kertas dan berkata, "Berikan aku tisu itu."
Setelah aku menyodorkan tisu padanya, dia mulai menangis sambil curhat.
Dia mengatakan bahwa Justin Lin hanya kelihatan mencintaiku, namun sebenarnya dia masih sering menggoda fans wanitanya, pernah juga kepergok olehku beberapa kali, Cynthia merasa setelah ditidurinya, dan mendapatkan orangnya, dia sudah tidak menghargainya lagi.
Aku memandang Cynthia Ouyang dalam diam, apa yang dikatakannya berbeda dengan yang dikatakan Justin Lin, aku bahkan tidak tahu yang mana dari mereka yang bisa dipercayai.
Tapi Cynthia Ouyang terlalu sering berbohong, jadi aku lebih memilih percaya pada kata-kata Justin Lin.
Emosi dia masih tidak stabil, aku hanya mendengar dengan diam, tidak ingin terlalu ikut campur dalam topik yang dia bawakan, setelah dia selesai mencurahkan semua isi hatinya, dia menatap aku dengan mata merah dan berkata, "Apakah kamu percaya dengan apa yang aku katakan?"
Sejujurnya setelah mendengar cerita dia, aku sedikit mengantuk, namun ketika ditanya seperti itu, aku mengangguk dan menjawab dengan acuh tak acuh: "Percaya."
“Kamu sama sekali tidak percaya, dan kamu pasti berpikir aku yang jahat, Justin Lin telah diintimidasi olehku, kan?” Cynthia Ouyang bertanya dengan intonasi yang tajam padaku. Mungkin dia kesal dengan sikap acuh tak acuh yang ku berikan, makanya dia langsung membalasku seperti itu.
Aku benar-benar ingin memberi tahu Cynthia Ouyang bahwa aku juga seorang pasien yang baru sembuh dari penyakit serius dan masih dalam pemulihan, dan apa yang dilakukannya hari ini sebenarnya sangat merusak batin dan fisikku.
"Cynthia Ouyang, aku benar-benar tidak ingin peduli tentang masalah antara kamu dan Justin Lin, lagipula aku bukan mak comblangmu atau pihak ketiga dalam pernikahanmu, aku punya hak untuk tidak berkomentar, apakah kamu mengerti?" Aku menjawab sedikit dengan lemah.
Cynthia Ouyang menatapku, matanya jatuh ke topiku dan bertanya, "Kenapa kamu selalu memakai topi?"
Aku tersenyum ringan lalu melepaskan topiku, aku menunjukkan rambut super pendekku di depannya dalam sekejap. "Aku baru saja diselamatkan, beberapa waktu yang lalu aku menjalani kraniotomi dan masih dalam masa pemulihan.
Cynthia Ouyang menatapku bingung, dia mengedipkan matanya berkali-kali, kemudian menarik pandangannya, dan berkata "Maafkan aku".
Aku tidak tahu apa yang dimaksud dari kata maaf yang dia ucapkan, tetapi sangat jarang sekali mendengar dirinya berminta maaf kepada orang lain.
"Aku selalu membenci dirimu karena telah mengambil segalanya dariku, membenci ketegaan Yoga Yin, membenci Justin Lin yang tercela dan tak tahu malu, tetapi aku tidak pernah menemukan masalah dalam diriku, setelah kembali dari gerbang neraka, aku menemukan ternyata diriku hidup penuh dengan kesedihan. "Cynthia Ouyang tersenyum pahit, dan air matanya terus mengalir.
"Justin Lin sudah mengabaikanku sekarang, alasan mengapa aku bisa bunuh diri hari ini karena aku telah bertengkar dengannya, dia berkata bahwa dirinya sudah tidak menginginkan aku dan juga anak kami, dia menyuruhku pergi mati saja. Saat dia berkata seperti itu, hatiku sungguh sakit, sampai akhirnya aku benar-benar memilih untuk pergi mati, namun sebelum mati aku ingin menarikmu untuk mati bersamaan, lalu aku menghubungimu."Cynthia Ouyang akhirnya mengakui bahwa dia ingin menarikku untuk mati, tetapi pada akhirnya, dia berubah pikiran.
Dia memilih untuk mati sendiri, hanya untuk membuatku sedih seumur hidup, tetapi ternyata dirinya tidak jadi mati.
"Cynthia Ouyang, tahukah Kamu? Aku sudah tidak bisa membedakan mana kata-katamu yang tulus dan mana kata-kata yang kamu palsukan, karena kamu terlalu banyak berbohong, tidak ada yang punya kesabaran untuk menganalisis ketulusanmu lagi." Sejujurnya, meskipun kebenaran seringkali paling kejam, aku tetap ingin berkata jujur.
Cynthia Ouyang mengangguk, "Ya, aku sudah terbiasa menjadi orang jahat, dan selamanya akan menjadi orang jahat."
Aku tidak menanggapinya, karena semua jawaban juga munafik.
“Apakah kamu lapar?” Aku mencoba mengganti topik pembicaraan.
Cynthia Ouyang menggelengkan kepalanya, "Tidak lapar, aku hanya ingin bertemu dengan Justin Lin."
Aku menatapnya dalam diam, "Menyesal sekarang tiada gunanya."
Cynthia Ouyang menangis lagi, "Dia ayah anak aku, aku ... aku tidak ingin hidup seperti ini, tetapi Justin Lin mengabaikanku, dia sudah memblokir nomor teleponku, juga tidak kembali ke rumah setiap harinya, aku mencoba meneleponnya menggunakan nomor telepon lain, namun setiap kali dia mendengar suaraku, dia langsung matikan telepon tersebut."
Cynthia Ouyang tiba-tiba meraih tanganku dan memohon: "Christine Mo, tolong bantu aku bertemu dengan Justin Lin, bantu aku mengatakan hal-hal baik padanya, aku tahu aku sudah salah, aku tidak boleh memandang rendah dia seperti itu, aku seharusnya tidak mengatakan Kata-kata kasar dan tidak seharusnya menginjak harga dirinya sebagai seorang lelaki. "
Aku mengerutkan kening dan menatap Cynthia Ouyang, aku ingin memberitahunya, sebenarnya aku juga pernah menceritakan tentang keburukannya pada Justin Lin.
Apakah aku akan tega menyaksikan Cynthia Ouyang ditinggalkan begitu saja oleh Justin Lin? Apakah aku harus ikut campur dalam masalah ini lagi? Aku telah menderita dibuatnya selama ini, apakah aku tidak mempelajari pelajaran yang pernah aku dapat sebelumnya?
Apakah Cynthia Ouyang benar-benar menyesalinya? Apakah dia benar-benar sudah bertobat? Atau dia sedang menyiapkan perancangan lain yang tidak diketahuiku?
Tepat sebelum Cynthia Ouyang bangun, aku menelepon Justin Lin, dan sikapnya sangat dingin, seolah menunggu kabar kematian Cynthia Ouyang, yang kemudian siap menyalakan petasan untuk merayakan kegembiraan.
Sepasang suami istri bisa menjalani hubungan hingga titik ini juga luar biasa.
Aku menatap dengan serius air mata di mata Cynthia Ouyang, sungguh menyedihkan. Aku berpikir Justin Lin tidak pantas berkelakuan seperti itu terhadap seorang wanita, meskipun wanita di depannya ini selalu bertindak sesuka hati, selalu membuat keributan, namun dia sedang mengandung buah hatinya juga, sebagai seorang lelaki, dia seharusnya tidak mengatakan kata-kata kasar seperti itu.
Aku awalnya ingin menolak, Cynthia Ouyang mengguncang lengan aku dan terus memohon.
Aku memejamkan mata dan mengangguk berat, bahkan dengan bodohnya menyetujuinya," Aku akan mencoba, aku tidak tahu apakah Justin Lin akan mendengar nasehatku atau tidak, jika dia masih bersedia menerima dan kembali mencarimu, kamu tidak boleh berbicara dengannya dengan nada sombong lagi ya. "
“Aku akan berusaha semaksimal mungkin.” Cynthia Ouyang tidak langsung menyetujuinya, sepertinya dia memang sering menyiksa Justin Lin.
Jika menyudutkan seoarang lelaki, maka lelaki tersebut tidak akan hanya diam. Setelah dia keluar dari zona penderitaan itu, dia tidak akan bisa ditarik kembali lagi, aku tidak tahu apakah Justin Lin sudah melakukan hal tidak senonoh terhadap Cynthia Ouyang atau belum, namun popularitasnya sangat tinggi saat ini, jika ada berita yang mengatakan bahwa dia sudah memiliki istri dan anak pun tidak akan mempengaruhi popularitasnya sama sekali.
Aku menelepon Justin Lin lagi, tetapi kali ini yang mengangkat adalah asistennya, dan diberitahukan bahwa dia sedang mengambil foto untuk cover majalah.
Aku meminta asisten untuk memberitahunya jika ada hal penting yang ingin aku bicarakan padanya, dan berharap dia bisa menghubungiku selepas foto.
Satu jam kemudian, Justin Lin menelepon dan langsung membuka topik dimana dia tidak ingin membicarakan mengenai masalah Cynthia Ouyang, namun jika mengenai hal lain, maka dia bersedia untuk berbicara dengannya
Semua kata-katanya seperti menutup mulutku, aku tahu semuanya susah dijelaskan via telepon, jadi aku mengajaknya untuk bertemu jika dia mempunyai waktu.
Justin Lin mengatakan bahwa dia sangat sibuk minggu ini, dia akan melihat jadwal minggu depan dan akan menghubungiku lagi.
Aku memberi tahu Cynthia Ouyang dengan jujur, tetapi dia tertawa kesepian dan berkata: "Ini semua hanyalah alasan, dia sudah bosan padaku, dan ingin mencampakkanku."
Aku tidak mengatakan apa-apa sampai nomor telepon Jonathan menghubungiku, aku memberitahunya bahwa aku sedang menemani Cynthia Ouyang di rumah sakit, dan menjelaskan sedikit insiden yang terjadi hari ini.
Jonathan memintaku untuk menunggu di rumah sakit, dia akan menyusul.
Cynthia Ouyang bertanya dengan kaget: "Apakah kak Jonathan akan datang?"
Novel Terkait
Back To You
CC LennySomeday Unexpected Love
AlexanderMy Secret Love
Fang FangYou're My Savior
Shella NaviThat Night
Star AngelPredestined
CarlyIstri Pengkhianat
SubardiMy Only One
Alice SongMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)