Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)

"Menanggung kesalahan apa?" Jonathan menatapku dengan pandangan bingung, "Melihat berita aneh apa lagi di internet?"

Aku berdiri, maju, memeluk Jonathan dalam diam dan berkata dengan sulit, "Di saat orang luar mengatakan aku adalah pelakor, berkata aku punya banyak pacar, kenapa kamu masih tidak meninggalkanku?"

"Kalau tidak memangnya bagaimana?" Jonathan balik bertanya.

Aku mendorong dia dengan pelan lalu menatapnya dengan bingung, "Apa kamu tidak curiga sedikitpun, bisa jadi itu semua itu benar bukan?"

"Orang seperti apa kamu. Aku yakin tidak orang yang lebih mengerti kamu daripada aku. Benar bukan?" Jonathan menatapku lurus. Aku menggigit bibir dan merasa hidungku sedikit asam.

Jonathan mengelus hidungku secara terbiasa dan berkata, "Sudahlah, sudah semalam ini, cepat mandi dan tidur."

Aku mengangguk, dengan patuh digandeng kembali ke kamar olehnya.

Dalam beberapa hari selanjutnya, aku seperti gila, berusaha keras mencari ingatanku yang hilang. Pertama adalah rumah orangtuaku. Aku pulang ke rumah, membuka pintu, saat melihat foto peninggalan orangtuaku di ruang tamu, benakku kosong.

Dimana Christopher Mo? Dimana kakak ipar?

Kenapa semuanya berubah begitu tidak terpikir? Apa yang telah aku lewati, sebenarnya apa yang aku lupakan?

Aku sangat menderita, pergi ke dokter China, mengobati dengan akupuntur, agar ingatanku bisa kembali. Aku sudah memikirkan banyak cara, tapi tetap tidak bisa menggabungkan adegan-adegan dalam benakku.

Memangnya aku harus selamanya hidup dalam pencarian yang menderita seperti ini?

Terakhir di bawah bantuan Yoga Yin, aku melakukan hipnotis, tapi hasilnya tetap tidak baik.

Yoga menemaniku duduk di taman. Angin bertiup, aku memejamkan mata, memejamkan mata dengan perasaan berat lalu berkata dengan suara ringan, "Memangnya harus seumur hidup begitu bodoh seperti ini?"

"Melupakan semua hal tidak menyenangkan, sebenarnya bagimu adalah hal baik. Kalau tidak, sekarang kamu tidak mungkin duduk santai denganku." baru saja Yoga Yin selesai berkata, aku menatapnya dengan curiga.

"Kamu melakukan hal kelewatan apa padaku?" aku bertanya dingin padanya. Melihat wajahnya yang membosankan itu, aku tertawa dan menetralisir keadaan, "Sudahlah, aku sekarang tidak ingat seberapa kacaunya kamu dulu. Seharusnya kamu merasa senang bisa melewati hukuman kali ini."

Yoga Yin menepuk dadanya dengan bangga dan berkata, "Tuhan melindungi."

Aku menarik kembali pandanganku dan melihat taman ini. Dua ekor angsa berjalan lalu masuk ke dalam danau, saling bekejar-kejaran di dalam. Aku tiba-tiba terpikir sesuatu dan berkata, "Sebenarnya hidup dengan sederhana sangat baik."

"Hm?" Yoga Yin sepertinya tidak mendengar jelas perkataanku dan menatapku dengan bingung.

Aku menolehkan kepala dan melihatnya, "Aku sudah memikirkannya jelas, tidak ingin mencari tahu masa lalu lagi. Kedepannya, aku akan seperti sepasang angsa itu. Menikah dengan seorang suami, lalu hidup dengan sederhana seumur hidup ini."

"Bagus juga." Yoga Yin menjawab dengan alami.

"Aku pulang dulu." setelah berpikiran terbuka, perasaan tentu lebih jauh lebih enak, bahkan langkah kakinya terasa lebih ringan.

"Christine, aku antar kamu!" Yoga Yin mengikuti aku di belakang. Dia ingin mengantarku, tapi aku tolak.

Aku lebih baik banyak berjalan saja. Seiring berjalan di jalanan Kota F ini, aku merasa kota dimana sejak kecil aku hidup, telah terjadi perubahan besar. Di saat lampu hijau sudah akan berganti, aku berjalan lebih cepat menyebrangi jalan, tapi sebuah mobil merah melaju cepat ke arahku.

Aku menatap mobil itu melaju cepat ke arahku. Aku mendengar bunyi klakson yang memekakkan telinga. Mobil itu berhenti begitu saja di samping kakiku. Sedikit saja ke samping, aku sudah akan mati.

Hatiku yang berdetak cepat hampir saja melompat keluar.

Ketika mengetahui diri sendiri tidak kenapa-apa, aku menghela napas lega. Pintu mobil terbuka, seorang wanita berpakaian pendek, bersender di pinggir mobil, lalu menatapku dengan tertarik.

Aku menatap lurus wajah yang menor itu dan bertanya sambil mengerutkan dahi, "Vivian?"

Tidak tahu apakah terkejut karena hal tadi atau karena kematian tadi, otakku seperti berubah lancar, seketika terpikir jelas akan semuanya.

Beberapa hari ini aku ternyata melakukan hal yang bodoh, bisa-bisanya masih bicara dengan Yoga Yin.

Aku benar-benar sudah gila.

"Hei kamu, aku dengar-dengar, otakmu sudah terbentur. Sekarang bahkan tidak ingat aku lagi bukan?" Vivian mengejek ke arahku.

Aku maju, lalu dengan tatapan dingin menatap pria botak tua yang ada di dalam sedan merah itu dan tersenyum dingin, "Otakku memang sudah terbentur, tapi simpananmu ini lebih buruk dari yang sebelum-sebelumnya ya."

Mendengar itu, senyum di wajah Vivian hilang dan menatapku dengan terkejut, "Kamu tidak hilang ingatan?"

"Berkatmu, ingatanku sudah kembali. Cepat naik mobil dan temani priamu. Nanti uangmu hilang lho." selesai berkata, aku menatap dingin Vivian.

Orang yang ingin melukaiku, bahkan masih belum lahir.

Setelah melewati hidup dan mati, orang yang ingin menginjakku mati terlalu banyak. Berani-beraninya Stella Lin menculikku, melukaiku. Kalau bukan nyawaku kuat, aku sudah mati dari awal.

Aku menghentikan sebuah taksi dan pulang ke rumah Keluarga Yi.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu