Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)

Pintu mobil dibuka dan aku dimasukkan oleh Jonathan ke dalam mobil.

Dia tidak mempedulikan pemberontakanku dan langsung masuk di belakangku. Setelah itu dia menepuk-nepuk tempat duduk supir dan mobil pun langsung melaju pergi.

Aku menyipitkan mata dan menatap Jonathan, "Apa yang ingin kamu lakukan? Apa kamu tahu sekarang kita sudah tidak memiliki hubungan apapun. Perbuatanmu sekarang termasuk dalam .... termasuk penculikan."

Begitu mendengar kata itu, Jonathan tersenyum sedikit, lalu menoleh menatapku dan berkata sambil menaikkan alis, "Kalau begitu coba kamu katakan, aku punya tujuan apa menculikmu?"

Tujuan?

Kepalaku pusing setengah mati dan langsung jatuh di bahu Jonathan, "Bukankah karena aku cantik dan memiliki tubuh yang seksi."

Aku tahu saat aku mabuk baru berani mengatakan perkataan tidak tahu malu seperti ini.

Tangan Jonathan mengelus wajahku dengan lembut dan ringan. Aku menarik napas dalam, mengerahkan kekuatan dan duduk tegak. Kemudian aku melihat wajah Jonathan dan berkata, "Aku ngantuk sekali, ingin muntah."

"Kamu sudah mabuk." dia menjawab dengan wajah tanpa ekspresi.

Aku menggelengkan kepala, "Tidak kok. Aku bisa mengatakan dengan jelas namamu."

Jonathan menatapku dengan serius dan bertanya, "Siapa aku?"

"Mantan suami." setelah aku menjawab, aku tertawa lalu bertepuk tangan seperti orang bodoh. Setelah itu aku menatap Jonathan dengan wajah tidak bersalah dan bertanya, "Kenapa kamu juga pergi ke klub? Mencariku?"

Jonathan terdiam. Matanya mengunci mataku.

Setelah bertatapan cukup lama dengannya, mataku berkaca-kaca dan berkata sambil menahan diri sekuat tenaga, "Tidak rela aku pergi ya? Tidak usah menebak, aku tahu kok. Apakah di saat aku mengatakan cerai, kamu belum melakukan persiapan batin?"

Setelah mengatakan itu, aku membalikkan badan dan duduk di paha Jonathan, berhadapan dengannya. Kedua tanganku melingkar di lehernya dan tersenyum menggoda.

"Saat kita cerai, kita juga belum memberikan kesan mendalam." selesai berkata, aku menunduk dan mencium bibir Jonathan. Wajahnya yang tidak berekspresi tiba-tiba tersentak.

"Kamu tahu tidak apa yang sedang kamu lakukan?"

"Tahu, memberi balasan." jawabku. "Aku ingin memberikan diriku padamu, kamu mau tidak?"

"Bagaimana caranya?" Jonathan bertanya dengan suara rendah. Mungkin karena sang supir melihat posisi kita yang agak dekat dari kaca spion mobil, Jonathan menepuk tempat duduk di depannya dan berkata tegas, "Kendarai mobil dengan baik. Yang tidak seharusnya dilihat, jangan dilihat."

Aku tertawa mabuk, "Kenapa, takut dilihat orang? Aku tidak takut tuh."

Setelah itu, aku melepaskan ikat rambutku, dan rambut panjang seketika jatuh. Kemudian aku meletakkan tangan di resleting dress, tapi dihentikan oleh Jonathan.

"Kalau mau lepas, tunggu sampai dulu." Jonathan berkata dengan dingin. Aku mendengar dan mengangguk, kemudian langsung jatuh di samping wajahnya. Di samping telinganya, aku berkata rendah, "Aku lepaskan untuk kamu lihat saja."

Setelah itu, aku menutup mata dengan setengah sadar.

Aku tidak tahu dibawa kemana. Hanya tahu ada bibir hangat yang menjelajah tubuhku. Dengan agak kabur, aku menerima ciumannya, sentuhannya, lalu sekali demi sekali dimasuki olehnya.

Keesokan harinya, ketika cahaya matahari terik membangunkanku, aku memijat pelipisku yang sakit. Aku berusaha duduk dengan kesusahan di atas ranjang, dan selimut yang berada di atas tubuhku mulai turun. Seketika aku merasa kedinginan.

Aku perlahan-lahan membuka mata, melihat sebentar, dan seketika menarik selimut untuk menutup tubuh.

Ada apa?

Aku mengucek mata kencang. Sudah minum banyak, tidak terlalu sadar, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku tiba-tiba bisa berada di tempat ini?

Aku melihat sekeliling, melihat ujung ranjang dan baru mengetahui kalau tempat ini adalah hotel.

Aku bukan berhubungan badan dengan orang asing 'kan .... Benar-benar sialan. Tidak bisa minum bir ya jangan minum bir. Sekali minum bir langsung melakukan kejahatan. Sekarang bagus sudah. Juga tidak tahu pria brengsek mana yang meniduriku, lalu pergi tanpa berkata apa-apa.

Bagaimana ini? Kalau sampai diketahui oleh Jonathan, dia pasti tidak akan memaafkanku.

Aku berpikir keras, dan samar-samar merasa orang itu adalah Jonathan. Tapi merasa tidak mungkin juga. Aku mengambil ponsel yang terletak di samping, mencari nomor Jonathan, lalu meneleponnya.

Tidak sampai nada dering kedua, Jonathan menjawab "halo" dengan datar.

Aku menepuk dada dengan pelan, membuat tenggorokan lebih jelas dan bertanya, "Jonathan, aku ..."

"Aku sekarang sangat sibuk. Kalau ada yang ingin kamu katakan, agak malaman saja." selesai berkata, Jonathan langsung mematikan sambungan.

Aku menelepon kepadanya, sebenarnya ingin bertanya, apakah kemarin malam dia yang membawaku ke hotel. Kalau iya, setidaknya aku tidak ada perasaan bersalah. Ketika dia menutup teleponku, aku bisa memastikan, kalau kemarin malam aku telah melakukan perbuatan yang bersalah terhadap Jonathan.

Meskipun kita sudah cerai, tapi aku tetap merupakan ibu dari dua anak. Bagaimana bisa aku melakukan perbuatan seperti ini?

Air mata kesal dan menyesal turun. Aku menarik selimut dengan perasaan benci dan menyesal, sambil menangis histeris.

Aku turun dari ranjang. Setelah mandi, aku naik taksi dan pulang ke rumah orang tua. Baru saja masuk ke dalam, aku melihat pria yang telanjang badan berjalan keluar dari toilet. Setelah aku bertatapan bingung dengannya, dia tersenyum datar padaku.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu