Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 82 Siapa yang menopause (1)

Jonathan meletakkan tangannya yang besar dan hangat di atas tangan kecilku, lalu dia berkata, "Beberapa hal sudah harus diselesaikan.”

Diselesaikan? Bagaimana cara menyelesaikannya?

Hatiku terasa berat, aku sangat ingin tahu apa yang ingin Jonathan lakukan, tetapi sepertinya dia tidak ingin mengatakannya, aku tahu dengan kemampuannya dia bisa menyelesaikan semuanya, tapi aku ingin membantu, bagaimana pun semua ini terjadi karena aku.

Jonathan mengantarku pulang, ketika dia berbalik dan hendak pergi, aku melangkah maju, dan memeluk punggungnya, lalu aku berkata dengan lembut, "Jangan pergi, tinggal dan temani aku."

Jonathan tergerak, dia berbalik dan memelukku dengan erat. Aku tidak tahu kenapa, tapi tiba-tiba aku merasa perut bagian bawahku sangat sakit. Rasa sakit itu membuatku mengerutkan keningku.

“Ada apa?” ​​Jonathan bertanya dengan khawatir.

Aku menggelengkan kepala, "Tadi perutku kram, dan sedikit sakit, sekarang sudah tidak sakit lagi."

Beberapa hari ini aku terus merasa seperti ini, seperti setiap kali aku akan datang bulan, sekujur tubuhku tidak nyaman dan ditambah dengan suasana hatiku yang buruk, tentu aku akan merasa semakin tidak nyaman.

“Aku akan menemanimu ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.” Jonathan menarikku dengan cemas.

Tapi aku menolak pergi ke rumah sakit, ini hanya masalah kecil, dan hanya merupakan masalah menstruasi, untuk apa pergi ke rumah sakit, aku akan membaik setelah tidur di rumah. Tetapi Jonathan menolak dan bersikeras harus pergi ke rumah sakit untuk membakar uang.

Bisa dikatakan dia membawaku ke rumah sakit dengan paksa, dia mengatakan jika aku tidak jalan, dia akan menggendongku.

Aku kehabisan kata-kata, aku takut saat pergi ke rumah sakit akan malu-malu in, tetapi aku tidak bisa menang melawannya jadi aku hanya bisa mengikutinya.

Setibanya di rumah sakit, aku mengambil nomor dokter penyakit dalam. Dokter yang memeriksaku adalah seorang pria paruh baya berkacamata yang sedikit botak. Dia mendorong kacamata tebalnya beberapa kali. Setelah melihat Jonathan dan diirku beberapa kali, kalimat pertama yang dia ucapkan:” Ambil darah untuk diperiksa dulu! "

Aku mencibir, "Apakah rumah sakit sekarang tidak menanyakan kondisi pasien, dan semuanya harus bergantung pada tes darah, USG, dan X-ray untuk menentukan apakah ada penyakit atau tidak?"

Dokter menggelengkan kepalanya, "Aku lihat kalian adalah suami istri, aku harus memeriksa apakah kamu hamil atau tidak, aku baru bisa meresepkan obat untukmu, apakah kamu mengerti?"

Aku menelan ludah dengan canggung, mana mungkin aku tidak tahu aku hamil atau tidak, jadwal menstruasiku tidak pernah tepat, sejak aku melahirkan Bella jawal menstruasiku tidak pernah tepat, aku sudah memeriksa banyak artikel, katanya orang yang jadwal menstruasinya tidak menentu akan sulit untuk hamil.

Jika rumah sakit ingin mendapatkan lebih banyak uang, langsung katakan saja.

“Melakukan pemeriksaan juga baik.” Jonathan menepuk pundakku, dan menyuruhku untuk tidak berdebat dengan dokter. Lagi pula, aku sudah datang ke rumah sakit, sekalian periksa apakah ada alasan lain yang tersembunyi yang mengakibatkan sakit perut ini.

Tidak punya pilihan lain, aku hanya bisa membawa kartu ke laboratorium di lantai empat untuk mengambil darah, dan untuk mendapatkan laporan hasil tes kami harus menunggu setengah jam .

Kami duduk berdampingan di kursi di luar, "Aku sudah bilang tidak mau pergi ke rumah sakit, tapi kamu memaksa, aku baik-baik saja malah harus ditancapkan dengan jarum dan harus membuang waktu menunggu hasil laporan di sini. Kamu benar-benar kurang kerjaan."

Jonathan menatapku, "Christine Mo , kamu masih muda saja sudah suka mengomel, bagaimana setelah kamu menopause nanti?"

Menopause?

Raut wajahku langsung berubah, "Apa yang kamu katakan, menopause? aku sedang membantumu berhemat. Apakah karena kamu kaya kamu boleh menghambur-hamburkan uang? Kamu seharusnya bersyukur punya istri yang hemat. Jika wanita lain, mereka akan menghabiskan uangmu setiap hari. "

Jonathan tersenyum dan mengangguk, "Baik baik, kamu bijaksana dan berbudi luhur."

"Sejak kecil ibu mengajariku perempuan harus bisa menyimpan uang dan jangan berfoya-foya." tidak tahu mengapa. aku jadi memikirkan Ibu lagi. Dulu dia sering mengatakan aku suka berfoya-foya, kelak ibu mertuaku pasti tidak akan suka kepadaku.

Aku tersenyum dengan sedih, "Aku rindu ibuku."

“Sudah, lihat dirimu, kamu merasa sedih lagi.” Tangan besar Jonathan mengusap lembut dahiku yang tegang. “Kenapa tidak ada apa-apa kamu jadi membahas ibumu lagi?”

Ketika aku memikirkan kematian ibuku, aku akan ingat dengan keburukan ibunya.

Aku mulai marah tidak karuan lagi, aku mengerti beberapa hari sebelum datang bulan aku akan mudah marah dan temperamenku akan meledak-ledak.

Saat ini, namaku muncul di layar yang berada di aula rumah sakit, sepertinya laporan tesku sudah keluar.

Aku melangkah maju, dan menggesekan kartuku, lalu laporan tes darahku perlahan dicetak. Dalam waktu beberapa detik, laporan itu selesai dicetak dan keluar dari dalam mesin. aku mengambilnya dan melihatnya. Aku langsung termangu.

Jonathan melangkah maju, "Ada apa?"

"Aku ... sepertinya hamil lagi." Melihat data pada laporan itu, aku yakin aku hamil. Aku bahkan belum membuat persiapan, tapi anak ini datang dengan tiba-tiba.

Karierku belum dimulai, semuanya belum dimulai, saat ini, pikiranku kosong.

“Apa yang harus aku lakukan?” Aku menatap Jonathan dengan kaget.

“Jangan melahirkan lagi.” Jawaban Jonathan langsung membuatku tersontak. Aku menatapnya dengan tatapan tak percaya dan berkata, “Kamu ulangi sekali lagi.”

Jonathan menatapku dengan serius dan mengulangi jawabannya: "Jangan melahirkan lagi, sekarang bukan waktu yang tepat untuk memiliki anak."

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu