Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu

“Lagi-lagi berbicara sembarang, kamu kira dengan alasan itu, aku akan membatalkan rencana melompat?” Cynthia tertawa dingin, sama sekali tidak percaya dengan perkataanku.

Benar kata Jonathan, dia memang sangat memahami Cynthia, kakak-adik memang kakak-adik. Emosinya, kemampuan curiganya, dan juga kecerdasan otaknya, terkadang sangat mirip.

“Baiklah jika seperti itu, lompat saja kamu, aku sudah bersusah payah membujuk dan meyakinkan kamu pun tetap tidak berguna, kamu lompat saja!” Aku tidak berdaya karenanya, semua yang seharusnya dikatakan sudah aku katakan, “Cynthia Ouyang, jangan melompat di hadapanku, aku takut melihat kejadian yang mengerikan. Dengar-dengar melompat dari ketinggian akan membuat orang mati mengenaskan, kamu begitu perduli pada kecantikan sendiri, seharusnya memilih cara mati yang lebih lembut.”

Jika bujukan sudah tidak berguna lagi, dukungan bisa saja menjadi cara paling manjur.

“Kamu sedang mendukungku?” Cynthia tidaklah bodoh.

“Terserah kamu saja, jika mati sekarang, setidaknya kamu akan lebih tenang, karena kamu sudah tahu bahwa Jonathan kakak kandungmu, ini adalah sebuah kenyataan yang cukup besar.” Aku kembali menegaskan.

Cynthia mulai curiga karena peringatanku yang datang berkali-kali, melihatku dengan heran dan bertanya: “Daritadi kamu berkata Jonathan adalah Kakakku, sebenarnya apa tujuanmu?”

“Tidak ada tujuan apapun, hanya ingin memberitahu kamu, jika terjadi sesuatu, Jonathan yang akan mengurusnya untukmu.” Aku berkata dengan santai.

“Mengurusku?” Cynthia tertawa dingin, “Jika Jonathan memang Kakak kandunhku, kenapa dia malah mencelakai Keluarga Ouyang, kenapa dia enggan melepaskan jeratannya walau melihat Ayahku meninggal, kenapa mendesak Keluarga Ouyang sampai tahapan seperti ini? Christine, aku tidak tahu kenapa kamu bersikeras mengarang cerita ini, jika murni demi membujukku agar tidak bunuh diri, maka kamu salah besar.”

“Aku sudah mengatakan apa yang seharusnya dikatakan.” Aku sungguh tidak mampu menjelaskan apapun lagi, sekalipun mengeluarkan hati sendiri dan memperlihatkan isinya di hadapan Cynthia, dia tetap tidak akan percaya.

Cynthia tertawa dingin, melihat cahaya matahari yang terbit semakin terang, dia berdiri tegak, membentangkan tangan ke kedua sisi badan, seolah akan segera terbang.

Seseorang yang sudah bertekad bulat bunuh diri memang tidak bisa dihentikan.

“Tadi malam pasti Justin yang telah memberimu obat kan, Justin Lin yang selalu kamu rendahkan tetapi kini malah kamu mohon-mohon itu kan!” Melihat Cynthia akan segera melompat, tebakanku yang penuh keberanian membuatnya menoleh kembali.

Dia melihatku dengan kaget, melotot tidak percaya, dan bertanya: “Bagaimana kamu bisa tahu, kenapa kamu bisa tahu, Christine, apakah kamu yang merencanakan semua ini, benar kan?”

Tak disangka, dugaanku malah membuatku terlibat dalam masalah ini, menakutkan sekali.

“Cynthia, jangan semua yang tertangkap langsung kamu tuduh seperti itu.” Aku menyambut tatapan matanya tanpa rasa takut, karena tuduhannya memang salah besar.

“Lalu bagaimana kamu bisa tahu Justin orangnya?” Cynthia melihatku dengan curiga.

“Hanya menebak saja.” Aku rasa sudah saatnya pergi taruhan, sebab semua yang aku tebak tidak meleset sedikitpun, “Kamu mengatakannya sendiri, bahwa kamu memohon pada seseorang yang paling tidak kamu hargai, di Kota F, selain Keluarga Yin, yang bisa kamu mohon hanyalah Justin Lin.”

Begitu mendengarnya, Cynthia pun tersenyum dingin.

“Yoga Yin adalah penerus Perusahaan Besar Yin, sejak kecil tumbuh besar bersama kamu dan Jonathan, kamu tidak mungkin merendahkannya, maka yang tersisa hanyalah Justin Lin, seorang aktor dunia hiburan. Percayalah selama beberapa tahun terakhir, kekayaan yang dia miliki dapat menyelamatkan Keluarga Ouyang. Asal dia bersedia membantu, Perusahaan Ouyang akan terbebas dari musibah besar, makanya kamu pergi mencarinya.” Dugaanku membuat Christine tidak mampu membantah.

“Kamu adalah seorang perempuan yang menakutkan.” Cynthia menyindirku sambil menahan tawa.

“Sepertinya Justin sudah berkata akan membantumu, maka kamu pun mulai patuh dengan kata-katanya. Saat dijebak ke dalam kamar, kamu tidak pernah menyangka dia serendah itu, maka dengan lengah diberi obat, dilecehkan dan diabadikan dengan foto. Merasa harga dirimu yang tinggi direnggut oleh seorang aktor film murahan sepertinya, rasa bangga dalam dirimu roboh begitu saja, hatimu terpuruk, dan yang terlintas dalam benak hanyalah mengakhiri hidup.” Aku menganalisa masalah dengan sangat tenang.

Semakin lama aku semakin merasa kemampuan imajinasiku meningkat pesat, seolah melihatnya dengan mata kepala sendiri.

Mendengar perkataanku, Cynthia terjatuh duduk di lantai yang dingin. Dia menangis, menangis bagai orang gila, kemudian tertawa lepas menghadap langit.

“Sejak subuh aku dan Jonathan menuju tempat ini, bukan untuk menertawakanmu, bukan juga untuk melihat bagaimana kamu mati, aku ingin memberitahumu, tidak ada masalah yang tidak terselesaikan.” Aku melihatnya dengan sangat serius, lanjut berkata: ”Jika kamu percaya denganku, sekarang juga aku akan memberitahu kamu, seperti apa perlakuan Justin padamu, aku akan membuatnya jauh lebih menderita dari itu.”

“Sama sekali tidak mungkin.” Cynthia mendongakkan kepala melihatku: “Saat ini dia sudah sangat sukses, bagaimana mungkin kamu bisa menandinginya?”

“Tentu saja bukan melawannya terang-terangan. Dia memiliki begitu banyak fans, hanya diludahi semua fans-nya saja aku bisa mati tenggelam.” Aku berkata sesuai kenyataan, lalu menunjuk kepala sendiri dan lanjut berkata: “Ingin mengalahkan seseorang tidak cukup mengandalkan kekuatan, tetapi ada yang lebih penting, yaitu otak.”

“Kamu sungguh bisa membantuku?” Cynthia Ouyang melihatku dengan curiga.

Aku mengangguk, menjulurkan tangan, menunggu dengan penuh bersahabat: “Cynthia, percayalah padaku, aku pasti membelakan keadilan untukmu.

Cynthia merapatkan bibir, air mata mulai jatuh tak terkendali. Dia menganggukkan kepala dengan tegas, saat tangannya dijulurkan padaku, aku langsung menariknya dengan kuat dan memeluk seerat mungkin, melampiaskan semua ketakutan dan kecemasan lewat air mata.

Aku menepuk pundaknya secara perlahan, berbagai macam perasaan bercampur dalam hati.

Saat aku menggandeng Cynthia menuruni tangga, Jonathan sedang bersandar di mobil sambil meledekku: “Mulut saja sampai kering, di dalam mobil ada air, basahkan tenggorokan dulu.”

Aku membalikkan bola mata, berkata padanya: “Tahukah kamu sebesar apa jasa menyelamatkan nyawa seseorang?”

“Seorang buta huruf tidak mungkin memiliki pengetahuan seluas kamu.” Jonathan sengaja merendahkan diri, lalu melihat ke arah Cynthia: “Tidak jadi mati?”

Cynthia hanya berdiam diri.

“Perempuan bodoh seperti Christine pasti menjanjikan sesuatu untukmu, jika tidak, dengan sifatmu seperti ini, mana mungkin berubah pikiran dengan mudah?” Jonathan memahami diriku, juga sangat memahami Cynthia.

Soal apa yang dijanjikan pada Cynthia, tentu tidak akan aku katakan.

Saat Jonathan mengemudikan mobil tiba di kediaman Keluarga Ouyang, kebetulan sekali berpapasan dengan Frederik yang juga keluar menggunakan mobil.

Frederik turun dari mobil, Jonathan juga bergegas turun, saat bertemu, mereka seolah ingin saling menelan.

Setelah Cynthia turun dari mobil, pandangan Frederik teralihkan, langsung berkata sambil menyalahkannya: “Kemana saja kamu, kenapa menghilang semalaman.”

Cynthia tersenyum dengan wujud menyedihkan, hanya aku yang mengerti berapa banyak kesedihan dalam tatapan matanya, dia berkata dengan suara serak: “Yah, lain kali aku akan patuh, tidak akan pergi saat malam hari.”

“Masuklah dulu.” Frederik memerintah Cynthia agar segera pulang, Chynthia pun segera masuk ke rumah Keluarga Ouyang dengan patuh. Yang tersisa disana adalah aku, Jonathan dan juga Frederik.

Dulunya Frederik adalah seorang yang aktif dan bersemangat, setiap kali melihat Jonathan, senyuman kecil selalu melekat pada bibir itu. Meski tersimpan kelicikan di dalamnya, selalu bisa disembunyikan dengan sangat baik.

Kini masalah telah terbongkar, tidak ada keharusan untuk berpura-pura lagi, maka dari itu Frederik pun menatap Jonathan dengan tajam dan mematikan: “Hei laki-laki bermarga Yi, sekalipun sangat membenci Keluarga Ouyang, tidak seharusnya kamu mencelakai Cynthia.”

Jonathan sama sekali tidak terpengaruh oleh perkataannya, hanya bertumpu di bahuku sambil berkata: “Cepat pulang dan cukupi tidur, pagi-pagi sekali sudah menggonggong, sungguh menyebalkan.” Setelah berkata, dia pun berbalik arah bersiap-siap pergi.

Jonathan menganggap pertanyaan Frederik sebagai gonggongan anjing, aku bisa menangkap maksudnya, begitu pula dengan Frederik.

“Jonathan Yi, selama beberapa tahun ini aku cukup baik kepadamu, kenapa kamu malah bersikap seperti ini pada Keluarga Ouyang?” Frederik Ouyang bertanya di belakang Jonathan.

Langkah kaki Jonathan terhenti, aku bisa merasakan dengan jelas hawa-hawa dalam dirinya, hawa yang berasal dari dalam hati, perlahan menjadi amarah. Dia melepaskanku, berbalik badan melototi Frederik, lalu berkata: “Kenapa aku bersikap seperti ini pada Keluarga Ouyang, sekarang juga akan aku beritahu, aku adalah anak Sophie Cheng.”

Kalimat baru terucap, Frederik sangat terkejut. Keningnya mengerut, terlintas cahaya dalam kedua mata, dia kembali mengingat masa lalu, berbagai perasaan bercampur aduk dalam hati. Seolah sudah menebak sebuah kemungkinan, tatapan tajam Frederik kembali terkunci pada Jonathan.

“Tidak mungkin.”

“Kenapa, takut? Apa yang kamu takutkan? Takut setelah tahu kenyataan ini, kamu tidak tahu harus berbuat apa?” Jonathan terus mendesak Frederik dengan berbagai pertanyaannya yang membuatnya kewalahan.

“Sebenarnya siapa kamu?” Frederik berkata dengan suara bergetar. Dia adalah seorang pebisnis yang handal dan cerdas, mampu bertahan begitu lama di Kota F, sangatlah mustahil jika tidak berhasil menebak asal usul masalah.

“Anak Sophie tahun itu tidak berhasil digugurkan, akulah anak itu.” Jonathan menggigit gigi, urat-urat leher mulai bermunculan, kedua matanya semakin memancarkan hawa-hawa kejam dan mematikan.

“Tidak, bagaimana mungkin?” Frederik sudah berhasil menebak kenyataan yang ada, “Jonathan, beritahu aku bahwa semua ini tidak benar.”

“Bercanda saja.” Jonathan tertawa dengan sangat puas, berjalan menghampiri Frederik, membantu membenarkan dasinya sambil berkata: “Lihatlah kamu sampai kaget seperti itu, sudah tua memang tidak kuat dengan kenyataan mengagetkan ya...”

Frederik menggenggam tangan Jonathan dengan erat: “Kamu sangat membenciku?”

Jonathan tidak mengatakan apapun, melepaskan tangan sekuat tenaga, dan berkata dengan malas: “Untuk apa harus membenci? Di antara kita hanya ada persaingan bisnis yang adil, kalah akan tetap kalah, orang yang sudah tua memang harus digantikan.”

Di hadapan Frederik, Jonathan tidak pernah berbicara soal perasaan. Setiap kata-katanya bagai jarum tajam yang menusuk ke dalam hati laki-laki itu.

Terlintas cahaya berkilauan dalam mata, saat ini dia sudah berhasil menyadari identitas Jonathan yang sesungguhnya, aku yakin Jonathan memiliki waktu ini untuk mengumumkan identitas diri karena ingin memberi tekanan terbesar bagi Frederik.

Dia sudah berhasil melakukannya, Frederik sama sekali tidak berdaya mendengar kenyataan yang ada, air mata tua mulai berjatuhan.

Jonathan menggandengku masuk ke dalam mobil, wajah yang tadinya masih memasang senyuman kecil kini telah menjadi sangat suram, dia menghidupkan mesin mobil dengan cuek, membawa mobil melaju pergi dengan sangat cepat.

Sepanjang perjalanan kami tidak berbicara, Jonathan terus melampiaskan emosi dengan menginjak pedal gas.

Banyak sekali orang yang beraktivitas di jalan, mobil-mobil mudah sekali terjebak macet, Jonathan memukuli setir mobil dengan suasana hati tidak terkendali. Saat sedang membalas dendam pada Frederik, dia juga telah mengunci diri dalam kurungan besar.

Aku melihatnya dengan penuh hati-hati, aku mengerti, hanya dengan membiarkannya melepaskan diri sendiri, dia akan mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya. Soal kapan pikirannya akan terbuka, aku tidak tahu pasti.

Setelah terjebak macet sekitar setengah jam, Jonathan berhasil mengantarku pulang ke rumah Keluarga Yi.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu