Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
“Lagi-lagi berbicara sembarang, kamu kira dengan alasan itu, aku akan membatalkan rencana melompat?” Cynthia tertawa dingin, sama sekali tidak percaya dengan perkataanku.
Benar kata Jonathan, dia memang sangat memahami Cynthia, kakak-adik memang kakak-adik. Emosinya, kemampuan curiganya, dan juga kecerdasan otaknya, terkadang sangat mirip.
“Baiklah jika seperti itu, lompat saja kamu, aku sudah bersusah payah membujuk dan meyakinkan kamu pun tetap tidak berguna, kamu lompat saja!” Aku tidak berdaya karenanya, semua yang seharusnya dikatakan sudah aku katakan, “Cynthia Ouyang, jangan melompat di hadapanku, aku takut melihat kejadian yang mengerikan. Dengar-dengar melompat dari ketinggian akan membuat orang mati mengenaskan, kamu begitu perduli pada kecantikan sendiri, seharusnya memilih cara mati yang lebih lembut.”
Jika bujukan sudah tidak berguna lagi, dukungan bisa saja menjadi cara paling manjur.
“Kamu sedang mendukungku?” Cynthia tidaklah bodoh.
“Terserah kamu saja, jika mati sekarang, setidaknya kamu akan lebih tenang, karena kamu sudah tahu bahwa Jonathan kakak kandungmu, ini adalah sebuah kenyataan yang cukup besar.” Aku kembali menegaskan.
Cynthia mulai curiga karena peringatanku yang datang berkali-kali, melihatku dengan heran dan bertanya: “Daritadi kamu berkata Jonathan adalah Kakakku, sebenarnya apa tujuanmu?”
“Tidak ada tujuan apapun, hanya ingin memberitahu kamu, jika terjadi sesuatu, Jonathan yang akan mengurusnya untukmu.” Aku berkata dengan santai.
“Mengurusku?” Cynthia tertawa dingin, “Jika Jonathan memang Kakak kandunhku, kenapa dia malah mencelakai Keluarga Ouyang, kenapa dia enggan melepaskan jeratannya walau melihat Ayahku meninggal, kenapa mendesak Keluarga Ouyang sampai tahapan seperti ini? Christine, aku tidak tahu kenapa kamu bersikeras mengarang cerita ini, jika murni demi membujukku agar tidak bunuh diri, maka kamu salah besar.”
“Aku sudah mengatakan apa yang seharusnya dikatakan.” Aku sungguh tidak mampu menjelaskan apapun lagi, sekalipun mengeluarkan hati sendiri dan memperlihatkan isinya di hadapan Cynthia, dia tetap tidak akan percaya.
Cynthia tertawa dingin, melihat cahaya matahari yang terbit semakin terang, dia berdiri tegak, membentangkan tangan ke kedua sisi badan, seolah akan segera terbang.
Seseorang yang sudah bertekad bulat bunuh diri memang tidak bisa dihentikan.
“Tadi malam pasti Justin yang telah memberimu obat kan, Justin Lin yang selalu kamu rendahkan tetapi kini malah kamu mohon-mohon itu kan!” Melihat Cynthia akan segera melompat, tebakanku yang penuh keberanian membuatnya menoleh kembali.
Dia melihatku dengan kaget, melotot tidak percaya, dan bertanya: “Bagaimana kamu bisa tahu, kenapa kamu bisa tahu, Christine, apakah kamu yang merencanakan semua ini, benar kan?”
Tak disangka, dugaanku malah membuatku terlibat dalam masalah ini, menakutkan sekali.
“Cynthia, jangan semua yang tertangkap langsung kamu tuduh seperti itu.” Aku menyambut tatapan matanya tanpa rasa takut, karena tuduhannya memang salah besar.
“Lalu bagaimana kamu bisa tahu Justin orangnya?” Cynthia melihatku dengan curiga.
“Hanya menebak saja.” Aku rasa sudah saatnya pergi taruhan, sebab semua yang aku tebak tidak meleset sedikitpun, “Kamu mengatakannya sendiri, bahwa kamu memohon pada seseorang yang paling tidak kamu hargai, di Kota F, selain Keluarga Yin, yang bisa kamu mohon hanyalah Justin Lin.”
Begitu mendengarnya, Cynthia pun tersenyum dingin.
“Yoga Yin adalah penerus Perusahaan Besar Yin, sejak kecil tumbuh besar bersama kamu dan Jonathan, kamu tidak mungkin merendahkannya, maka yang tersisa hanyalah Justin Lin, seorang aktor dunia hiburan. Percayalah selama beberapa tahun terakhir, kekayaan yang dia miliki dapat menyelamatkan Keluarga Ouyang. Asal dia bersedia membantu, Perusahaan Ouyang akan terbebas dari musibah besar, makanya kamu pergi mencarinya.” Dugaanku membuat Christine tidak mampu membantah.
“Kamu adalah seorang perempuan yang menakutkan.” Cynthia menyindirku sambil menahan tawa.
“Sepertinya Justin sudah berkata akan membantumu, maka kamu pun mulai patuh dengan kata-katanya. Saat dijebak ke dalam kamar, kamu tidak pernah menyangka dia serendah itu, maka dengan lengah diberi obat, dilecehkan dan diabadikan dengan foto. Merasa harga dirimu yang tinggi direnggut oleh seorang aktor film murahan sepertinya, rasa bangga dalam dirimu roboh begitu saja, hatimu terpuruk, dan yang terlintas dalam benak hanyalah mengakhiri hidup.” Aku menganalisa masalah dengan sangat tenang.
Semakin lama aku semakin merasa kemampuan imajinasiku meningkat pesat, seolah melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Mendengar perkataanku, Cynthia terjatuh duduk di lantai yang dingin. Dia menangis, menangis bagai orang gila, kemudian tertawa lepas menghadap langit.
“Sejak subuh aku dan Jonathan menuju tempat ini, bukan untuk menertawakanmu, bukan juga untuk melihat bagaimana kamu mati, aku ingin memberitahumu, tidak ada masalah yang tidak terselesaikan.” Aku melihatnya dengan sangat serius, lanjut berkata: ”Jika kamu percaya denganku, sekarang juga aku akan memberitahu kamu, seperti apa perlakuan Justin padamu, aku akan membuatnya jauh lebih menderita dari itu.”
“Sama sekali tidak mungkin.” Cynthia mendongakkan kepala melihatku: “Saat ini dia sudah sangat sukses, bagaimana mungkin kamu bisa menandinginya?”
“Tentu saja bukan melawannya terang-terangan. Dia memiliki begitu banyak fans, hanya diludahi semua fans-nya saja aku bisa mati tenggelam.” Aku berkata sesuai kenyataan, lalu menunjuk kepala sendiri dan lanjut berkata: “Ingin mengalahkan seseorang tidak cukup mengandalkan kekuatan, tetapi ada yang lebih penting, yaitu otak.”
“Kamu sungguh bisa membantuku?” Cynthia Ouyang melihatku dengan curiga.
Aku mengangguk, menjulurkan tangan, menunggu dengan penuh bersahabat: “Cynthia, percayalah padaku, aku pasti membelakan keadilan untukmu.
Cynthia merapatkan bibir, air mata mulai jatuh tak terkendali. Dia menganggukkan kepala dengan tegas, saat tangannya dijulurkan padaku, aku langsung menariknya dengan kuat dan memeluk seerat mungkin, melampiaskan semua ketakutan dan kecemasan lewat air mata.
Aku menepuk pundaknya secara perlahan, berbagai macam perasaan bercampur dalam hati.
Saat aku menggandeng Cynthia menuruni tangga, Jonathan sedang bersandar di mobil sambil meledekku: “Mulut saja sampai kering, di dalam mobil ada air, basahkan tenggorokan dulu.”
Aku membalikkan bola mata, berkata padanya: “Tahukah kamu sebesar apa jasa menyelamatkan nyawa seseorang?”
“Seorang buta huruf tidak mungkin memiliki pengetahuan seluas kamu.” Jonathan sengaja merendahkan diri, lalu melihat ke arah Cynthia: “Tidak jadi mati?”
Cynthia hanya berdiam diri.
“Perempuan bodoh seperti Christine pasti menjanjikan sesuatu untukmu, jika tidak, dengan sifatmu seperti ini, mana mungkin berubah pikiran dengan mudah?” Jonathan memahami diriku, juga sangat memahami Cynthia.
Soal apa yang dijanjikan pada Cynthia, tentu tidak akan aku katakan.
Saat Jonathan mengemudikan mobil tiba di kediaman Keluarga Ouyang, kebetulan sekali berpapasan dengan Frederik yang juga keluar menggunakan mobil.
Frederik turun dari mobil, Jonathan juga bergegas turun, saat bertemu, mereka seolah ingin saling menelan.
Setelah Cynthia turun dari mobil, pandangan Frederik teralihkan, langsung berkata sambil menyalahkannya: “Kemana saja kamu, kenapa menghilang semalaman.”
Cynthia tersenyum dengan wujud menyedihkan, hanya aku yang mengerti berapa banyak kesedihan dalam tatapan matanya, dia berkata dengan suara serak: “Yah, lain kali aku akan patuh, tidak akan pergi saat malam hari.”
“Masuklah dulu.” Frederik memerintah Cynthia agar segera pulang, Chynthia pun segera masuk ke rumah Keluarga Ouyang dengan patuh. Yang tersisa disana adalah aku, Jonathan dan juga Frederik.
Dulunya Frederik adalah seorang yang aktif dan bersemangat, setiap kali melihat Jonathan, senyuman kecil selalu melekat pada bibir itu. Meski tersimpan kelicikan di dalamnya, selalu bisa disembunyikan dengan sangat baik.
Kini masalah telah terbongkar, tidak ada keharusan untuk berpura-pura lagi, maka dari itu Frederik pun menatap Jonathan dengan tajam dan mematikan: “Hei laki-laki bermarga Yi, sekalipun sangat membenci Keluarga Ouyang, tidak seharusnya kamu mencelakai Cynthia.”
Jonathan sama sekali tidak terpengaruh oleh perkataannya, hanya bertumpu di bahuku sambil berkata: “Cepat pulang dan cukupi tidur, pagi-pagi sekali sudah menggonggong, sungguh menyebalkan.” Setelah berkata, dia pun berbalik arah bersiap-siap pergi.
Jonathan menganggap pertanyaan Frederik sebagai gonggongan anjing, aku bisa menangkap maksudnya, begitu pula dengan Frederik.
“Jonathan Yi, selama beberapa tahun ini aku cukup baik kepadamu, kenapa kamu malah bersikap seperti ini pada Keluarga Ouyang?” Frederik Ouyang bertanya di belakang Jonathan.
Langkah kaki Jonathan terhenti, aku bisa merasakan dengan jelas hawa-hawa dalam dirinya, hawa yang berasal dari dalam hati, perlahan menjadi amarah. Dia melepaskanku, berbalik badan melototi Frederik, lalu berkata: “Kenapa aku bersikap seperti ini pada Keluarga Ouyang, sekarang juga akan aku beritahu, aku adalah anak Sophie Cheng.”
Kalimat baru terucap, Frederik sangat terkejut. Keningnya mengerut, terlintas cahaya dalam kedua mata, dia kembali mengingat masa lalu, berbagai perasaan bercampur aduk dalam hati. Seolah sudah menebak sebuah kemungkinan, tatapan tajam Frederik kembali terkunci pada Jonathan.
“Tidak mungkin.”
“Kenapa, takut? Apa yang kamu takutkan? Takut setelah tahu kenyataan ini, kamu tidak tahu harus berbuat apa?” Jonathan terus mendesak Frederik dengan berbagai pertanyaannya yang membuatnya kewalahan.
“Sebenarnya siapa kamu?” Frederik berkata dengan suara bergetar. Dia adalah seorang pebisnis yang handal dan cerdas, mampu bertahan begitu lama di Kota F, sangatlah mustahil jika tidak berhasil menebak asal usul masalah.
“Anak Sophie tahun itu tidak berhasil digugurkan, akulah anak itu.” Jonathan menggigit gigi, urat-urat leher mulai bermunculan, kedua matanya semakin memancarkan hawa-hawa kejam dan mematikan.
“Tidak, bagaimana mungkin?” Frederik sudah berhasil menebak kenyataan yang ada, “Jonathan, beritahu aku bahwa semua ini tidak benar.”
“Bercanda saja.” Jonathan tertawa dengan sangat puas, berjalan menghampiri Frederik, membantu membenarkan dasinya sambil berkata: “Lihatlah kamu sampai kaget seperti itu, sudah tua memang tidak kuat dengan kenyataan mengagetkan ya...”
Frederik menggenggam tangan Jonathan dengan erat: “Kamu sangat membenciku?”
Jonathan tidak mengatakan apapun, melepaskan tangan sekuat tenaga, dan berkata dengan malas: “Untuk apa harus membenci? Di antara kita hanya ada persaingan bisnis yang adil, kalah akan tetap kalah, orang yang sudah tua memang harus digantikan.”
Di hadapan Frederik, Jonathan tidak pernah berbicara soal perasaan. Setiap kata-katanya bagai jarum tajam yang menusuk ke dalam hati laki-laki itu.
Terlintas cahaya berkilauan dalam mata, saat ini dia sudah berhasil menyadari identitas Jonathan yang sesungguhnya, aku yakin Jonathan memiliki waktu ini untuk mengumumkan identitas diri karena ingin memberi tekanan terbesar bagi Frederik.
Dia sudah berhasil melakukannya, Frederik sama sekali tidak berdaya mendengar kenyataan yang ada, air mata tua mulai berjatuhan.
Jonathan menggandengku masuk ke dalam mobil, wajah yang tadinya masih memasang senyuman kecil kini telah menjadi sangat suram, dia menghidupkan mesin mobil dengan cuek, membawa mobil melaju pergi dengan sangat cepat.
Sepanjang perjalanan kami tidak berbicara, Jonathan terus melampiaskan emosi dengan menginjak pedal gas.
Banyak sekali orang yang beraktivitas di jalan, mobil-mobil mudah sekali terjebak macet, Jonathan memukuli setir mobil dengan suasana hati tidak terkendali. Saat sedang membalas dendam pada Frederik, dia juga telah mengunci diri dalam kurungan besar.
Aku melihatnya dengan penuh hati-hati, aku mengerti, hanya dengan membiarkannya melepaskan diri sendiri, dia akan mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya. Soal kapan pikirannya akan terbuka, aku tidak tahu pasti.
Setelah terjebak macet sekitar setengah jam, Jonathan berhasil mengantarku pulang ke rumah Keluarga Yi.
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyMenaklukkan Suami CEO
Red MapleAfter Met You
AmardaBehind The Lie
Fiona LeeKing Of Red Sea
Hideo TakashiNikah Tanpa Cinta
Laura WangMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)