Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
"Bersama denganku harus meruntuhkan langit, dan menggempakan bumi?" Dia tertawa, melihat wajahku yang tampak serius, seperti yang sudah menjadi kebiasaannya dia mencolek ujung hidung ku dengan jari telunjuknya.
Dia pasti tidak akan mengatakan dia mencintaiku, tiga kata yang begitu mudah ini, di mulutnya serasa begitu sulit kah? Aku seorang Christine Mo yang menggetarkan hati dan paru-paru, apakah dia tidak bisa melihatnya, betapa aku begitu mempedulikannya.
Aku tertunduk dengan wajah lesu, "Jonathan Yi, sebenarnya apa diriku di dalam hatimu, jangan-jangan..."
Sebelum aku selesai berbicara, Jonathan Yi memelukku dari belakang, dan meletakkan wajahnya di atas bahuku, dan berbisik dengan suara rendah: "Kamu adalah wanita yang kucintai, ibu dari anakku, apakah kamu puas dengan jawaban ini?"
Aku yang mendengar jawaban itu, mengatupkan bibirku erat, dan merasa begitu terharu, diam-diam air mataku mengalir, dan perlahan berbalik menghadapnya, menatap wajahnya yang begitu memabukkan, dengan mata basah aku tersenyum, "Jonathan Yi, aku mencintaimu, apakah kamu berpikir bahwa aku sangat tidak punya muka?"
Dia mencolek bibirku, "Pria suka wanita yang tidak punya muka."
Aku yang mendengar jawaban tidak seriusnya, kembali tertawa dan memukul dadanya sambil berkata: "Bisa tidak kamu serius sedikit, aku sedang menyatakan perasaan."
"Menyatakan perasaan?" Dia tertawa manja, "Sepertinya kamu sudah jatuh cinta kepadaku sejak pertama kali nya kamu melihatku!"
Diejek oleh Jonathan Yi, aku menundukkan kepala ku dengan rasa bersalah, jika pria bernaluri seperti hewan, tapi wanita tidak seperti itu, pria tinggi kaya dan tampan, kami bisa meliriknya beberapa kali.
Aku akui, pertama kali nya mataku mendarat di sosok Jonathan Yi, aku sudah sedikit menyukainya.
"Masih tidak mengakui?" Jonathan Yi mengeratkan pelukannya, dan menyorongkan mukanya ke tenguk leherku, dan meraba sedikit, membuatku merasa geli dan hampir menyerah, lalu tidak berani mengeluarkan suara, hanya bisa memohon belas kasihan.
"Aku akui masih tidak cukup kah, cepat lepaskan aku, Stella Lin ada di ruang sebelah, kita tidak boleh membuat suara terlalu keras, ini tidak baik."
"Baiklah, sampai bertemu di tempat lama." Jonathan Yi melepaskanku, menunduk menatapku dan berkata: "Beberapa hari ini aku akan berbicara kepada mama tentang kepulanganmu, termasuk tentang kita yang belum bercerai, aku ingin kamu cepat-cepat pindah ke rumah keluarga Yi."
Aku menggeleng, "Tidak, dalam hati mama masih terus tidak bisa melepaskan kematian nenek, aku sudah dapat sebuah garis petunjuk, aku pasti akan mencari tahu kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi."
"Wanita yang terlalu keras kepala, bukanlah hal yang baik." Jonathan Yi menundukkan wajahnya, dan mengajariku dengan lembut.
Aku tidak membantahnya, dalam hati aku sangat mengerti, masalah terbesar yang kuderita selama hidupku adalah masalah nenek, aku pasti tidak akan membiarkannya menghantuiku seumur hidupku.
Karena sudah mengetahui bahwa pena recorder itu ada di tangan Sean, maka hanya perlu mencaritahu siapa gerangan yang memberikannya kepada Sean, baru lah mungkin menemukan kebocorannya.
Aku menatap Jonathan Yi, dan mendorongnya perlahan sambil berkata: "Aku di sini benar-benar tidak nyaman bergerak, kamu pergilah dulu ke tempat lama menunggu ku."
"Kamu harus datang tepat pukul 7." Jonathan Yi yang kudorong keluar mengingatkanku.
Aku mengangguk, setelah berjanji tiga kali lagi, barulah dia pergi.
Sesudah pintu ditutup, Stella Lin keluar dari kamarnya, matanya berlinang air mata, aku tak tega dan bertanya kepadanya: "Kamu kenapa?"
Stella Lin menudukkan kepala, "Christine, apakah aku sangat menyebalkan?"
Aku tak mengerti, "Mengapa bertanya begitu?"
"Temanmu sepertinya sangat membenciku." Stella Lin sepertinya sangat memikirkan respon dingin Jonathan Yi kepadanya, sebenarnya tidak perlu begitu dipusingkan, jika teman kamarku membawa pacarnya, aku juga bisa sepenuhnya tidak mempedulikannya.
Aku tidak tahu mengapa reaksi Stella Lin sangat berlebihan, mungkin karena dia belum pernah berpacaran, belum pernah disakiti, jadi sorot dan sikap dingin itu membuatnya tidak bisa menerimanya.
Aku menghiburnya: "Jonathan memang seperti itu, jangan terlalu kamu pikirkan."
"Aku tidak memikirkan kedinginannya terhadapku, tapi dari sorot matanya, aku memahami satu hal, aku tidak disukai pria." Aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi di benak Stella Lin.
Setiap lobak mempunyai lubang nya sendiri-sendiri, menilai bagaimana pria lain melihat nya dari cara pandang Jonathan Lin, itu tidak tepat.
Jonathan Yi sangat kaku, aku sendiri tidak tahu mengapa dia menyukaiku, jika benar hanya karena transfusi darah yang kuberikan kepadanya, sungguh sangat konyol.
Aku menghibur Stella Lin, menyuruhnya agar tidak berpikir terlalu banyak.
Aku akhirnya tahu mengapa dia selalu memasang wajah muram, karena dia terlalu sensitif.
Selama satu bulan ke depan, aku mulai fokus dengan desain ku, dan bolak-balik menuju ke pabrik kain, merubah desain satu demi satu, dan akhirnya pun sudah terselesaikan.
Aku bertemu dengan Jonathan Yi sesekali bertemu di tempat lama, dia menyuruhku kembali memanjangkan rambut, berkata setelah aku memotong rambut panjangku, wajahku menjadi lebih lebar, lebih baik membiarkannya tetap panjang, mendengar kata-katanya ini, aku memutuskan untuk membiarkan wajahku tetap lebar, dan setiap hari menghalangi pandangannya.
Wajahku hanya selebar telapak tangan, dia berani mengejekku, pria ini benar-benar bermulut berbisa.
Aku baru saja pulang ke apartment dari Hotel Imperial dengan mobil Jonathan Yi, begitu membuka pintu, aku mendengar suara tangisan dari ruang tamu, aku pun perlahan berjalan masuk.
Dan melihat Amanda Jiang sedang menangis di ruang tamu, eyeshadow dan eyeliner nya luntur, karena diusap olehnya, mirip dengan hantu, jika tidak mengenalnya, aku akan mengambil sapu dan memukulnya.
"Ada apa?" Aku melangkah maju, melihat tisu-tisu bekas yang tersebar di lantai.
Amanda Jiang menelan ludah, "Christine, kamu pasti harus membantuku."
"Membantu bagaimana, aku tidak tahu apa yang terjadi?" Aku bertanya tak mengerti, dan duduk dengan hati perih di sebelahnya, Amanda Jiang menyandarkan kepalanya di bahuku.
"Aku hamil." Amanda Jiang berkata terbata, dan melanjutkan: "Anak Sean."
"Hamil adalah suatu hal yang baik, mengapa menangis sampai seperti ini?" Aku tidak mengerti.
"Aku berkata kepada Sean bahwa aku hamil, dia berkata ingin putus denganku." Begitu selesai berbicara, tangisan Amanda Jiang semakin menjadi-jadi, "Christine, menurutmu aku harus bagaimana?"
Bagaimana bisa aku menghibur wanita memprihatinkan di hadapanku ini, dari awal aku sudah berkata kepadanya bahwa Sean bukan pria baik-bak, dia masih tetap keras kepala, sekarang hamil, aku tidak tahu apakah aku harus mengatainya bodoh, atau mengatainya apa.
Aku tidak mau terlibat di masalah antara pria dan wanita ini.
Amanda Jiang sepertinya melihatku tidak merespon, tiba-tiba menggenggam tanganku, dan memohon: "Christine, kamu dan Sean berteman, kamu bantulah aku untuk membujuknya, jangan memutuskanku, ya? Jika dia tidak menginginkan anak, aku akan menggugurkannya, aku janji, setelah ini akan mendengarkannya baik-baik."
Seorang wanita yang mengatakan kata-kata egois seperti itu, membuatku begitu marah.
"Amanda Jiang, anak ini tidak bersalah apa pun, saat kalian sedang bersama, jika tidak menginginkannya, kalian harus mencegahnya, jangan menunggu sampai tidak bisa dibereskan, lalu melukai satu nyawa yang tidak berdosa." Aku berusaha menekan api yang membara di hatiku, tapi tidak kuasa untuk memakinya, walaupun masih menggunakan kata-kata yang tidak begitu jahat.
"Aku harus bagaimana, aku tidak bisa meninggalkan Sean, aku mencintainya." Amanda Jiang menangis sesenggukan dengan ingus dan air mata yang mengalir.
Aku bangkit berdiri dari sebelahnya, dan berkata dengan tertahan: "Kamu tunggulah, aku akan membantumu bertanya kepada Sean."
Begitu selesai bicara, aku keluar dari kamar dengan membawa pena recorder itu, tepat sekali, masalah baru dan masalah lama bisa ditanyakan bersama, hari ini dia harus memberiku jawaban.
Aku memanggil taksi untuk pergi ke Joyful Food Industries, dan menelepon Sean saat sampai di pintu.
Satpam mengantarku ke kantor Sean, ini kali pertamanya aku datang ke sini, aku tidak pernah sama sekali melihat sosok Sean yang sedan serius bekerja.
Dan hanya melihatnya meetakkan pena di tangannya, menaikkan alis, dan berkata langsung kepadaku: "Kamu datang bukankah ada hubungannya dengan masalah Amanda Jiang, ingin membuat perhitungan denganku?"
Aku mengangguk, "Tidak hanya masalah itu."
"Oh? Dia menatapku heran, "Baiklah, satu persatu, jika kamu datang mencariku ke sini karena wanita ambisius itu, kamu pulanglah dan beritahu kepadanya, Aku Sean seumur hidup ini paling membenci diam-diam mencuri."
"Mengapa kamu berkat seperti itu tentang Amanda Jiang?" Aku berkata dengan marah.
"Mengapa?" Sean tertawa tergelah, "Kamu bertanyalah kepadanya, anak di dalam perutnya datang dari mana, tanyakan dengan pasti barulah datang mencariku."
"Anak dalam perutnya adalah hasil kamu tiduri, apa bisa tiba-tiba dijatuhkan dari langit?" Aku tidak perlu bertanya kepada Amanda Jiang, masalah antara pria dan wanita, apa mungkin aku tidak paham.
"Aku meniduri banyak wanita, mengapa hanya dia seorang yang hamil?" Pertanyaan Sean ini membuatku terbungkam.
Menurut teori, seperti Sean yang sangat suka bermain wanita, jika tidak menggunakan pengaman, pastinya anak nya sudah mencapai jumlah setengah populasi di bumi!
Apakah Amanda Jiang mendapatkan hadiah utama nya?
"Jangan dipikirkan lagi." Sean menatapku lekat-lekat, dan bertanya: "Wanita itu menggerakkan seluruh kaki dan tangannya, seorang wanita ambisius sepertinya, tidak bisa untuk main-main, lebih baik putus saja."
Apa yang dikatakan Sean ini benar? Amanda Jiang demi mendapatkan seorang pria, dengan sengaja hamil anaknya, dan tidak memikirkan kemungkinan ditinggalkan oleh pria itu?
Benar-benar sangat bodoh, bagaimana bisa menggunakan anak untuk menghalangi jalan seorang pria, ini benar-benar tidak bijaksana.
Seorang Sean yang seperti seekor kuda liar, bisa dijinakkan oleh seorang anak kecil.
Aku terdiam, tidak bisa berkata-kata untuk membantahnya, karena aku sudah pernah mengingatkan Amanda Jiang, Sean bukan pria baik-baik. tapi dia tetap mengejar Sean, dan mengajaknya kencan, sekarang ini, aku datang ke kantor ini untuk membuat perhitungan, sungguh sangat menggelikan.
Bilang saja masalah Amanda Jiang terselesaikan, tapi masalah pena recorder, aku tidak akan melepaskannya dengan mudah.
"Masalah Amanda Jiang, aku akan melepaskannya, tapi masih ada satu hal lagi, aku harus menanyakan dengan jelas." Setelah berkata demikian, aku mengeluarkan pena recorder dari dalam tas, dan menaruhnya di hadapan Sean, lalu bertanya: "Kamu tahu ini apa?"
"Bagaimana bisa pena recorder ku ada padamu?" Sean memungut pena recorder itu.
"Ini pena recorder milikku, yang kugunakan untuk merekam pembicaraanmu dengan Cynthia Ouyang, lalu aku memberikannya kepada nenek Jonathan Yi, mengapa bisa ada di tanganmu?" Aku bertanya dengan suara dingin.
Aku hanya melihat Sean yang tertawa mengabaikanku, "Christine, mata lebarmu itu bukankah harus dipasangkan dengan sepasang kacamata, pena recorder di seluruh dunia, apakah hanya kamu seorang yang memiliki warna hitam?"
Aku sudha mengerti dia akan berkata demikian, lalu merebut pena recorder itu dari tangannya, dan menunjukkan goresan di pena itu kepada Sean sambil berkata: "Goresan di pena recorder ini, saat pertama kali membelinya, tidak sengaja tergores, dan meninggalkan luka yang agak dalam , jika tidak diraba dengan seksama, pasti tidak akan teraba."
"Apakah pena recorder ku tidak bisa tergores?" Sean selalu bisa mencemooh, masalah hati dia bisa seperti itu, sekarang bahkan masalah yang penting pun, dia juga bisa seperti itu.
"Sean, aku hanya ingin bertanya, siapa yang sebenarnya memberikan pena recorder ini kepadamu?" Aku menatapnya dengan datar, dan bertanya dengan tegas.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriBehind The Lie
Fiona LeeBack To You
CC LennyThe Sixth Sense
AlexanderHabis Cerai Nikah Lagi
GibranThe Richest man
AfradenDiamond Lover
LenaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)