Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
Anak digendong dalam ruang lingkup pandangan mata aku, suster membantu persalinan bertanya: “sini, memberitahu aku adalah anak laki-laki atau anak perempuan?”
Aku dengan serius melihat sebentar, menjawab: “anak laki-laki.”
“Lihat lebih jelas lagi.” Suster membantu persalinan membuka tali pusat, aku dengan jelas melihatnya, segera menggantikan perkataan: “anak perempuan.”
“Betul, yang dilahirkan adalah anak perempuan, kamu sendiri melihat jelas.” Suster membantu persalinan takut muncul kesalahan mengingatkan sekali lagi.
Melahirkan seorang putri lagi, Jonathan akan kecewa tidak ya?
Dia kecewa apa, masa dahulu kekasih terlalu banyak, masa sekarang dalam waktu singkat memiliki kekasih yang begitu banyak, dia seharusnya ketawa diam-diam baru benar.
Nasib aku kali ini dibandingkan dengan yang kemarin sudah jauh lebih banyak, didalam ruang persalinan mengamati dua jam kemudian tidak ada masalah langsung didorong keluar dari ruang persalinan.
Jonathan menyambut aku, bibi Chang sudah selesai masak makanan bergizi menunggu aku.
Aku melihat sebentar jam dinding yang gantung didepan pintu ruang persalinan itu, adalah subuh jam setengah enam lebih, dengan begini menghitung sebentar, bayi kedua seharusnya adalah saat jam tiga lebih melahirkan.
Kedua kali ternyata jauh lebih baik dibandingkan pertama kali, aku sekali masuk ruang persalinan langsung duduk, kemudian bertanya: “bayi mana?”
“Lahir prematur, perlu mengamati dua hari didalam inkubator.” Jonathan maju kedepan, duduk disamping kasur, melihat aku, bertanya: “kali ini sakit ketakukan kan, kelak jangan melahirkan lagi.”
Aku mengangguk kepala, “tidak melahirkan lagi, ditambah aku satu, kamu sudah berhasil dikelilingi tiga wanita, apakah sangat kecewa?”
“Mengapa harus kecewa, seorang wanita mempertaruhkan nyawa begini demi melahirkan anak untuk aku, aku kasihan terhadap dia sudah tidak sempat, bagaimana bisa kecewa.” Perkataan Jonathan yang hangat itu seperti angin musim semi begitu nyaman, membuat aku yang sensitif, dalam sekejap matanya langsung merah.
Jonathan mengulurkan tangan melap air mata diujung mata aku, berkata: “menangis apa?”
Aku menggelengkan kepala, “aku bahagia.”
Saat ini, aku tidak ingin mengurus Vivian apa, cinta pertama apa, didalam mata aku, Jonathan adalah suami aku, adalah ayah dari anak aku, aku seharusnya percaya dia.
“Lapar tidak?” Jonathan dengan perhatian bertanya, aku menggelengkan kepala, seperti seorang anak kecil melihat dia, minta digendong.
Jonathan duduk kemari, menggendong aku didalam pelukan, wajah aku dengan erat menempel didada dia yang hangat, berkata: “Jonathan, aku seumur hidup ini hal yang paling senang, hal yang paling bahagia adalah bertemu kamu.”
“Bodoh.” Satu kata bodoh yang gampang, membuat aku manis sampai dalam hati yang paling dalam.
Jonathan memberikan bayi kedua nama panggilan, bernama “Bernice”, artinya digabungkan adalah kesayangan.
Bernice didalam inkubator tinggal tiga hari baru kembali kedalam pelukan aku, dia sangat kecil dan sangat lembut, terus menutup mata tidur. Aku selesai membuat dia tidur kemudian, diri sendiri bangun pergi ke toilet, mendorong pintu jalan keluar, langsung melihat sebuah bayangan sedang disamping ayunan menggoda anak.
Aku terkejut, sekejap mata mengenal keluar bayangan itu adalah Vivian.
“Kamu datang untuk apa?” aku dengan marah maju kedepan, mendorong dia, setelah melihat Bernice yang didalam ayunan tidak apa-apa baru tenang.
Aku membalikkan badan, melihat Vivian, bertanya: “kamu datang kemari untuk apa?”
“Kakak perempuan……” Vivian merasa tidak bersalah melihat aku.
“Jangan memanggil aku kakak perempuan, ini juga bukan sedang berperan film istana kerajaan, kakak perempuan adik perempuan saling memanggil aku sangat tidak terbiasa.” Aku dengan dingin melihat Vivian, tidak sungkan berkata, “aku lebih muda dibandingkan kamu, pada saat kamu memanggil kakak perempuan, apa tidak merasa diri sendiri sudah terlalu muka tebal?”
“Nona Mo, apakah kamu ada salah paham apa terhadap aku?” Vivian sudah benar-benar menganggap diri sendiri sebagai teratai putih, bukan, adalah bunda maria.
“Aku ini biasanya tidak akan berputar-putar, pada saat nona Ling dengan Jonathan pisah adalah demi uang kan? Beberapa tahun ini apakah kamu pernah menikah? Pertanyaan aku membuat wajah Vivian yang pucat itu sekejap mata langsung gelisah, dilihat langsung ketahuan ada hal yang dicurigakan.
“Kelihatan ibu Jonathan sudah memberitahu kamu masalah waktu itu aku menerima uang.” Vivian dengan dingin ketawa-ketawa, “yang kamu katakan tidak salah, aku adalah karena uang baru bersama dengan Jonathan, sebelum mengenal dia, aku sudah tahu dia adalah ahli waris PT. Weiss.”
Aku diam-diam menatap wanita didepan mata ini yang kelihatan tidak berbahaya malah hatinya sangat busuk.
“Apakah pernah menikah?” aku melanjutkan bertanya.
Dia mengangguk kepala, “pernah menikah, sudah bercerai.”
“Jadi kamu pulang mencari Jonathan, berharap dia juga bisa bercerai, kalian baru mengenang kembali romantis masa lalu?” aku mengangkat alis.
“Iya, aku mengira Jonathan tidak akan menikah, karena dia sangat mencintai aku, dia pernah berkata seumur hidup ini tidak dapat menunggu aku maka tidak akan menikah, aku tidak kepikiran dia bisa mencari sebuah benda pengganti.” Vivian juga sama sekali tidak sungkan melototi aku, “kamu hanya sebuah benda pengganti, nona Mo, jangan terlalu bangga.”
“Benda pengganti sekarang juga berubah menjadi tidak bisa digantikan lagi, aku bisa melahirkan anak untuk Jonathan, apakah kamu bisa?” aku menyindir dia ketawa, dari atas kebawah melihat badan dia yang sangat kurus sehingga tidak ada daging sama sekali, “wanita paling sedih adalah dia sebagai seorang wanita, malah tidak bisa melakukan hal yang paling dasar harus dilakukan oleh wanita.”
Vivian diserang aku hingga sangat marah, “Christine Mo, kamu akan membayar perlakuan kamu hari ini membuat aku marah.”
“Aku tidak takut, kamu ingin menggunakan penyakit jantung kamu terus melakukan hal buruk, lanjutkan saja, tidak apa-apa.” Aku dengan tenang ketawa, “berharap kamu bisa selamanya ada alasan mengikat laki-laki.”
Vivian dibikin marah oleh aku langsung membalikkan badan pergi meninggalkan, dia dengan kesal melempar pintu persalinan aku, aku tidak tahu adalah siapa yang memberitahu dia aku tinggal diruang kamar persalinan ini, mungkin adalah Jonathan.
Bibi Chang disaat Vivian baru pergi, dia langsung mendorong pintu berjalan masuk, dia melihat aku sekilas, maju kedepan buru-buru memapah aku duduk, berpesan berkata: “wanita setelah melahirkan tidak boleh berdiri terlalu lama, jika tidak akan meninggalkan penyakit.”
“Sudah tahu,” pandangan mata aku dengan erat menatap pintu, meskipun barusan menang melawan dengan mulut, tetapi hati malah sangat kesal, Vivian wanita ini bukan seorang wanita yang gampang.
“Oh iya, bibi Chang, kamu pergi bertanya dokter, lihat besok bisa membantu aku mengurus data keluar rumah sakit tidak?” aku berpesan, aku dikarenakan bertahan lahir normal, adalah demi setelah melahirkan pulih lebih cepat sedikit.
Sakit adalah tidak bisa membuat orang mati.
“Aku barusan sudah bertanya, sudah bisa keluar rumah sakit.” Bibi Chang sedikit ketawa, membalikkan kepala melihat Bernice yang didalam ayunan, dengan senang ketawa: “bayi, besok sudah mau pulang kerumah.”
“Jonathan mana?” aku memiringkan wajah melihat bibi Chang bertanya.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangTakdir Raja Perang
Brama aditioAkibat Pernikahan Dini
CintiaYour Ignorance
YayaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMy Enchanting Guy
Bryan WuAir Mata Cinta
Bella CiaoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)