Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)

Anak digendong dalam ruang lingkup pandangan mata aku, suster membantu persalinan bertanya: “sini, memberitahu aku adalah anak laki-laki atau anak perempuan?”

Aku dengan serius melihat sebentar, menjawab: “anak laki-laki.”

“Lihat lebih jelas lagi.” Suster membantu persalinan membuka tali pusat, aku dengan jelas melihatnya, segera menggantikan perkataan: “anak perempuan.”

“Betul, yang dilahirkan adalah anak perempuan, kamu sendiri melihat jelas.” Suster membantu persalinan takut muncul kesalahan mengingatkan sekali lagi.

Melahirkan seorang putri lagi, Jonathan akan kecewa tidak ya?

Dia kecewa apa, masa dahulu kekasih terlalu banyak, masa sekarang dalam waktu singkat memiliki kekasih yang begitu banyak, dia seharusnya ketawa diam-diam baru benar.

Nasib aku kali ini dibandingkan dengan yang kemarin sudah jauh lebih banyak, didalam ruang persalinan mengamati dua jam kemudian tidak ada masalah langsung didorong keluar dari ruang persalinan.

Jonathan menyambut aku, bibi Chang sudah selesai masak makanan bergizi menunggu aku.

Aku melihat sebentar jam dinding yang gantung didepan pintu ruang persalinan itu, adalah subuh jam setengah enam lebih, dengan begini menghitung sebentar, bayi kedua seharusnya adalah saat jam tiga lebih melahirkan.

Kedua kali ternyata jauh lebih baik dibandingkan pertama kali, aku sekali masuk ruang persalinan langsung duduk, kemudian bertanya: “bayi mana?”

“Lahir prematur, perlu mengamati dua hari didalam inkubator.” Jonathan maju kedepan, duduk disamping kasur, melihat aku, bertanya: “kali ini sakit ketakukan kan, kelak jangan melahirkan lagi.”

Aku mengangguk kepala, “tidak melahirkan lagi, ditambah aku satu, kamu sudah berhasil dikelilingi tiga wanita, apakah sangat kecewa?”

“Mengapa harus kecewa, seorang wanita mempertaruhkan nyawa begini demi melahirkan anak untuk aku, aku kasihan terhadap dia sudah tidak sempat, bagaimana bisa kecewa.” Perkataan Jonathan yang hangat itu seperti angin musim semi begitu nyaman, membuat aku yang sensitif, dalam sekejap matanya langsung merah.

Jonathan mengulurkan tangan melap air mata diujung mata aku, berkata: “menangis apa?”

Aku menggelengkan kepala, “aku bahagia.”

Saat ini, aku tidak ingin mengurus Vivian apa, cinta pertama apa, didalam mata aku, Jonathan adalah suami aku, adalah ayah dari anak aku, aku seharusnya percaya dia.

“Lapar tidak?” Jonathan dengan perhatian bertanya, aku menggelengkan kepala, seperti seorang anak kecil melihat dia, minta digendong.

Jonathan duduk kemari, menggendong aku didalam pelukan, wajah aku dengan erat menempel didada dia yang hangat, berkata: “Jonathan, aku seumur hidup ini hal yang paling senang, hal yang paling bahagia adalah bertemu kamu.”

“Bodoh.” Satu kata bodoh yang gampang, membuat aku manis sampai dalam hati yang paling dalam.

Jonathan memberikan bayi kedua nama panggilan, bernama “Bernice”, artinya digabungkan adalah kesayangan.

Bernice didalam inkubator tinggal tiga hari baru kembali kedalam pelukan aku, dia sangat kecil dan sangat lembut, terus menutup mata tidur. Aku selesai membuat dia tidur kemudian, diri sendiri bangun pergi ke toilet, mendorong pintu jalan keluar, langsung melihat sebuah bayangan sedang disamping ayunan menggoda anak.

Aku terkejut, sekejap mata mengenal keluar bayangan itu adalah Vivian.

“Kamu datang untuk apa?” aku dengan marah maju kedepan, mendorong dia, setelah melihat Bernice yang didalam ayunan tidak apa-apa baru tenang.

Aku membalikkan badan, melihat Vivian, bertanya: “kamu datang kemari untuk apa?”

“Kakak perempuan……” Vivian merasa tidak bersalah melihat aku.

“Jangan memanggil aku kakak perempuan, ini juga bukan sedang berperan film istana kerajaan, kakak perempuan adik perempuan saling memanggil aku sangat tidak terbiasa.” Aku dengan dingin melihat Vivian, tidak sungkan berkata, “aku lebih muda dibandingkan kamu, pada saat kamu memanggil kakak perempuan, apa tidak merasa diri sendiri sudah terlalu muka tebal?”

“Nona Mo, apakah kamu ada salah paham apa terhadap aku?” Vivian sudah benar-benar menganggap diri sendiri sebagai teratai putih, bukan, adalah bunda maria.

“Aku ini biasanya tidak akan berputar-putar, pada saat nona Ling dengan Jonathan pisah adalah demi uang kan? Beberapa tahun ini apakah kamu pernah menikah? Pertanyaan aku membuat wajah Vivian yang pucat itu sekejap mata langsung gelisah, dilihat langsung ketahuan ada hal yang dicurigakan.

“Kelihatan ibu Jonathan sudah memberitahu kamu masalah waktu itu aku menerima uang.” Vivian dengan dingin ketawa-ketawa, “yang kamu katakan tidak salah, aku adalah karena uang baru bersama dengan Jonathan, sebelum mengenal dia, aku sudah tahu dia adalah ahli waris PT. Weiss.”

Aku diam-diam menatap wanita didepan mata ini yang kelihatan tidak berbahaya malah hatinya sangat busuk.

“Apakah pernah menikah?” aku melanjutkan bertanya.

Dia mengangguk kepala, “pernah menikah, sudah bercerai.”

“Jadi kamu pulang mencari Jonathan, berharap dia juga bisa bercerai, kalian baru mengenang kembali romantis masa lalu?” aku mengangkat alis.

“Iya, aku mengira Jonathan tidak akan menikah, karena dia sangat mencintai aku, dia pernah berkata seumur hidup ini tidak dapat menunggu aku maka tidak akan menikah, aku tidak kepikiran dia bisa mencari sebuah benda pengganti.” Vivian juga sama sekali tidak sungkan melototi aku, “kamu hanya sebuah benda pengganti, nona Mo, jangan terlalu bangga.”

“Benda pengganti sekarang juga berubah menjadi tidak bisa digantikan lagi, aku bisa melahirkan anak untuk Jonathan, apakah kamu bisa?” aku menyindir dia ketawa, dari atas kebawah melihat badan dia yang sangat kurus sehingga tidak ada daging sama sekali, “wanita paling sedih adalah dia sebagai seorang wanita, malah tidak bisa melakukan hal yang paling dasar harus dilakukan oleh wanita.”

Vivian diserang aku hingga sangat marah, “Christine Mo, kamu akan membayar perlakuan kamu hari ini membuat aku marah.”

“Aku tidak takut, kamu ingin menggunakan penyakit jantung kamu terus melakukan hal buruk, lanjutkan saja, tidak apa-apa.” Aku dengan tenang ketawa, “berharap kamu bisa selamanya ada alasan mengikat laki-laki.”

Vivian dibikin marah oleh aku langsung membalikkan badan pergi meninggalkan, dia dengan kesal melempar pintu persalinan aku, aku tidak tahu adalah siapa yang memberitahu dia aku tinggal diruang kamar persalinan ini, mungkin adalah Jonathan.

Bibi Chang disaat Vivian baru pergi, dia langsung mendorong pintu berjalan masuk, dia melihat aku sekilas, maju kedepan buru-buru memapah aku duduk, berpesan berkata: “wanita setelah melahirkan tidak boleh berdiri terlalu lama, jika tidak akan meninggalkan penyakit.”

“Sudah tahu,” pandangan mata aku dengan erat menatap pintu, meskipun barusan menang melawan dengan mulut, tetapi hati malah sangat kesal, Vivian wanita ini bukan seorang wanita yang gampang.

“Oh iya, bibi Chang, kamu pergi bertanya dokter, lihat besok bisa membantu aku mengurus data keluar rumah sakit tidak?” aku berpesan, aku dikarenakan bertahan lahir normal, adalah demi setelah melahirkan pulih lebih cepat sedikit.

Sakit adalah tidak bisa membuat orang mati.

“Aku barusan sudah bertanya, sudah bisa keluar rumah sakit.” Bibi Chang sedikit ketawa, membalikkan kepala melihat Bernice yang didalam ayunan, dengan senang ketawa: “bayi, besok sudah mau pulang kerumah.”

“Jonathan mana?” aku memiringkan wajah melihat bibi Chang bertanya.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu