Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 34 Melamar
Jonathan menghadang jalanku, dengan tidak mengerti menundukkan kepala melihatku, bertanya: "Kamu kenapa?"
Aku mengangkat kepala menyambut pandangannya, tersenyum pahit, aku merasa kasihan terhadap Jonathan, disampingnya ada orang yang menakutkan mengaguminya, dibodohi, dibohongi oleh dia, sungguh sangat menyedihkan.
Aku membalikkan kepalaku sekali lagi melihat Cynthia, tatapannya kembali ke wajah laki-laki yang ketampanannya memikat, tidak gentar tersenyum, " Aku tidak apa-apa, aku pulang dulu. "
"Aku antar kamu." Jonathan memegang tanganku.
Dengan tidak gentar melihat Jonathan, kemudian menebas tangannya, berkata dengan dingin: "Tidak perlu, aku datang sendiri, biarkan aku pulang sendiri. "
"Kak Jonathan, kalau tidak aku pulang dulu, kamu antar Nona Christine pulang! " Cynthia berpura-pura lagi menjadi orang baik antara aku dan Jonathan, mendengar suaranya yang seperti anak manja haus perhatian, perasaanku seketika hilang kendali.
Membalikkan badan, memaki Cynthia: "Cynthia, bisa tidak jangan begitu menjijikkan? Kamu tidak senang denganku langsung cari aku, kenapa setiap kali harus merencanakan sesuatu untuk menjebak kakakku?"
"Aku tidak mengerti maksud kamu apa, kakakmu siapa, aku saja tidak mengenalnya." Cynthia berpura-pura melihatku dengan polos, mengerutkan alis, berjalan mendekat, memgang tangan Jonathan, mengayunkan beberapa kali, dengan lembut berkata: "Kak Jonathan, kamu percaya apa yang dia katakan?"
Jonathan mengerutkan dahi, melihat aku yang penuh dengan amarah, di dalam tatapan mataku penuh dengan api membara, dia mendekat, menarik tanganku, dengan nada ringan berkata: "Christine, Cynthia yang aku kenal tidak……"
Ucapan Jonathan belum selesai, sudah aku sela dengan dingin, "Iya, dia tidak mungkin melakukan hal memalukan, semua ini aku yang memalsukan. Jonathan, kamu dan dia benar-benar pasangan yang ditetapkan Tuhan.
Setelah aku selesai berbicara, aku membalikkan badan dan pergi, Jonathan sekuat tenaga menarik pergelangan tanganku, bertanya: "Apa maksudmu?"
Dengan tatapan kecewa melihat Jonathan, aku sendiri tahu aku sedang berbuat apa, Cynthia berpura-pura baik, aku sampai tidak bisa memecahkan konspirasinya, dia bisa menghapus masalah yang dia buat dengan begitu bersih, kalaupun di ungkap, dia kemungkinan akan mencari kambing hitam.
Apa yang dikatakan mama benar, demi kebahagiaan seorang, membuat satu keluarga kesusahan, aku benar-benar tidak patuh. Kalau terjadi masalah dengan kakak, bagaimana dengan anak yang di perut kakak ipar?
"Kita putus saja!" Hatiku seperti digores oleh pisau saat mengatakan kata-kata ini, genggaman tangan Jonathan yang kuat membuat pergelangan tanganku sakit, dia menatapku dengan tidak percaya.
"Katakan sekali lagi!"
Dia masih sama dengan sebelumnya, ingin memberikan kesempatan untukku.
"Kita putus saja!" Aku menatap dia dengan yakin, sekali lagi dengan tidak berperasaan mengatakan hal tersebut, aku dengan jelas melihat tatapan Jonathan berubah menjadi tatapan yang dingin.
Mungkin pernah putus sekali denganku, dia tidak dapat menerima aku yang dengan sengaja membuat kericuhan, sekuat tenaga melepaskanku, dengan dingin berkata: "Baik, kamu begitu suka putus, ya sudah putus saja."
Jonathan sengaja berakting tenang untuk menyerang aku.
Aku dengan keras kepala berkata, "Bagus sekali, kali ini kita benar-benar sudah mencapai titik kesepakatan, setelah ini tidak perlu saling menghubungi lagi." Begitu kata-kata ini aku lontarkan, air mataku tidak tertahankan lagi.
Agar Jonathan tidak kelihatan, aku membalikkan badanku, perlahan menyeka air mata.
Membelakangi mereka, aku mendengar suara mobil ditutup, Jonathan dan Cynthia pergi meninggalkan, pintu besar otomatis tertutup, dan aku kali ini benar-benar tersakiti sangat dalam.
Aku tidak tahu bagaimana aku pulang, begitu pulang, aku menutup pintu, bersembunyi di dalam selimut dengan perasaan sakit, menangis sepanjang sore.
Mama mengetuk pintu agar aku pergi makan, aku sama sekali tidak bisa makan, luka hatiku benar-benar sangat dalam.
Karena aku menuruti perintah Cynthia, putus dengan Jonathan di hadapan Cynthia, Cynthia sekali lagi
menyelesaikan masalah keluargaku, Christopher sudah dibebaskan dari penjara.
Aku sebenarnya ingin keluar untuk mencari udara, tapi Sarah datang mencari aku.
Dia datang kerumahku membawa anak kecilnya, tidak bertemu beberapa hari, wajahnya terlihat sangat depresi, di sudut matanya terlihat memar ringan.
Mamaku membawa kakak pergi ke supermarket, Sarah menemaniku duduk di kamar.
"Kenapa?" Sarah dengan penuh perhatian bertanya kepadaku, tapi pandanganku berhenti di memar yang ada di sudut matanya.
"Suamimu memukulmu?" Hatiku sakit melihat arah sudut matanya, mengulurkan tangan, baru ingin menyentuh sudut matanya, dia dengan kesakitan langsung menghindar dari tanganku, kemudian memalingkan wajahnya.
"Nasib, nasibku sudah seperti ini." Kata-kata Sarah membuat hatiku semakin sakit, di sekolah Sarah yang penuh percaya diri dan ceria, bisa mengatakan hal seperti ini.
Kehidupan pernikahan membuat dia tertekan, dia hanya bisa menerima nasib.
Aku merasa aku dan dia berjuang dalam nasib yang sama, aku menikah selama tiga tahun dengan Ardy, hanya dianggap sebagai barang yang bisa diberikan ke Jonathan, aku kira aku bisa bersama dengan Jonathan, tapi tidak menyangka dia terlalu unggul, disamping dia terlalu banyak perempuan, orang seperti aku tidak bisa memilikinya.
Putus saat itu, dia tidak telepon lagi, tidak membujukku sama sekali, aku mengerti, kali ini kita resmi putus.
Tidak ada anak, tidak ada lagi kenangan tentangnya.
"Sarah, kamu cerai saja! Pernikahan yang bertahan hanya demi anak tidak akan bahagia." Aku membujuk dia, aku sendiri tidak tahu ke depannya akan seperti apa, tapi aku masih menggurui Sarah.
Sarah menggelengkan kepala, "Tidak mungkin cerai, aku tidak punya kekuatan ekonomi, anakku akan diambil dia. Akan sulit kalau ingin bertemu."
Anak, kenapa demi anak harus kompromi dan kompromi kemudian berubah menjadi lemah.
Sarah melihat aku dengan sepenuh hati, tanpa dapat melakukan apa-apa berkata: "Suamiku akhir-akhir ini kehilangan pekerjaan, pulang rumah kalau perasaannya tidak bagus, dia pasti memukul aku. Saat itu di rumah sakit, dia melihat gendut kelihatannya cukup kaya, lalu memaksa aku untuk mencari gendut, dan minta pekerjaan."
"Gendut beberapa hari lalu kecelakaan, dua hari ini baru keluar dari rumah sakit, aku tidak ada waktu untuk menjenguk dia." Hatiku dengan penuh resah berkata, tidak tahu kenapa, di otakku semua bayangan Jonathan, tidak bisa digantikan oleh siapapun.
"Kamu tidak ada waktu, aku ada waktu." Yoga tiba-tiba muncul membuat aku sangat tercengang, hanya kelihatan dahinya masih diperban, tapi dia terlihat semangat berdiri di pintu, terlihat senyuman yang hangat di bibirnya, dia melihat aku.
"Gendut……" Sarah dengan senang berdiri, "Sudah membaik?"
Yoga mengangguk, "Sudah membaik, tapi ada seseorang yang tidak mengangkat teleponku, dan tidak menjenguk aku, membuat aku sangat terluka."
Aku melihat Yoga, berkata: "Jangan sedih, orang tersebut bukankah sedang senang melihat kamu."
"Siapa yang aku maksud, hatimu tahu dengan jelas. "Yoga tersenyum, berjalan ke samping kasur, "Christine, saat di rumah sakit kamu berjanji padaku, apa kamu lupa?"
Aku melayangkan pandanganku, "Berjanji apa kepadamu?"
"Kamu mengatakan, kalau aku sudah membaik, kamu mau memberitahu aku, kamu suka aku yang seperti apa."
Ternyata si gendut datang untuk menanyakan hal ini, saat itu aku mengatakan hanya untuk menghibur dia, tapi dia menganggap serius, kenapa si gendut harus begitu menyukaiku.
Emosiku tidak baik, latar belakang keluargaku juga tidak baik, semuanya tidak baik, aku yang tidak sempurna, kenapa ada orang yang masih suka, apa hanya karena aku cantik?
Mau secantik apapun juga tidak bisa meluluhkan waktu, aku dengan muram memegang wajah kecilku, melihat Yoga dan bertanya: "Gendut, apa yang kamu suka dariku? "
"Semuanya." Yoga melihat aku dengan perasaan mendalam.
Melihat ini Sarah pergi keluar, sengaja memberikan ruang untuk kita.
Mendengar perkataan gendut, aku diam-diam menundukkan kepala dan meneteskan air mata, merapatkan bibir, tidak membiarkan diriku sendiri terlihat begitu menyedihkan, Jonathan tidak pernah sekalipun berkata manis kepadaku, kalau dia bisa seperti gendut terhadapku, jauh lebih bagus.
Yoga perlahan duduk di tepi kasurku, mengulurkan tangan untuk menyeka air mata, berkata: "Jangan menangis, aku bisa sakit hati."
Aku tidak berkata apa-apa, tetes air mataku mendarat di tangannya, dia merogoh kantong bajunya, mengambil cincin berlian yang berbentuk hati menunjukkan di hadapanku.
"Christine, menikahlah denganku! Aku hanya menginginkanmu." Ucapan Yoga terlontar, dari tepi kasurku dia beranjak, dengan serius berdiri tegak, tiba-tiba, dia berlutut, memberikan cincin ke hadapanku.
Aku tercengang melihat dia.
Melamar?
"Gendut, kamu berdiri." Aku terkejut, membuka selimut, turun dari ranjang, ingin menarik dia berdiri, tapi dia sama sekali tidak bergerak, seperti kalau aku tidak menjawab iya dia tidak akan berdiri.
Sarah yang bersandar di pintu, dengan iri berkata: "Christine, terima! Gendut mencintaimu dengan sepenuh hati."
Sarah memang suka seperti itu.
Aku melihat Sarah, berkata: "Kamu masih tidak kemari membantu aku menarik gendut."
Sarah tersenyum, masih tidak bergerak.
Tanganku ditarik oleh gendut, aku tercengang melihat dia, tanpa menunggu aku mengangguk, cincin tersebut perlahan dipakaikan ke jari tangan kananku.
Sarah bertepuk tangan, Yoga dengan senang hati berdiri, memeluk aku.
Perasaan di hatiku bercampur aduk, tatapan mataku sedih, kenapa hidupku harus diatur dan ditentukan orang lain.
Aku hidup dengan sangat bodoh dan tidak jelas.
Yoga mengira kalau cincin sudah dipasangkan, aku tidak melepaskan, artinya lamaran ini berhasil. Alasan aku ingin dia memasangkannya, karena ucapan Cynthia, sebelum natal harus menemukan orang yang mau menikah denganku.
Sesuai harapannya, gendut berinisiatif muncul, dan aku, tidak tahu bagaimana sudah memakai cincin tersebut.
Yoga membawa aku pulang ke rumahnya, menemui orang tuanya, orang tua dia sangat baik terhadapku, kami makan bersama, setelah makan kami makan buah-buahan di halaman belakang villa keluarga mereka.
Tangan gendut dengan erat memegang aku, seperti takut aku hilang.
Aku beberapa kali ingin melepaskannya, dan dia menyadari, lalu dia memegang dengan lebih erat lagi.
Saat ini, pengurus keluarga mereka naik ke atas, berkata: "Tuan, Nyonya, Tuan Jonathan dan Nona Cynthia sudah kemari."
Orang tua Yoga senang, berkata: "Jonathan dan Cynthia sudah lama tidak datang, hari ini benar-benar hal yang baik bisa berkumpul bersama. "
Begitu mendengar nama Jonathan, sekujur tubuhku menjadi tegang.
Saat Jonathan perlahan jalan kemari, dengan jelas aku melihat tatapannya sedikit terkejut, saat dia melihat Yoga memegang tanganku, sudut bibirnya naik, tersenyum sinis.
Yoga memegang tanganku, berjalan menghampiri, mengangkat tanganku, dan memperlihatkan cincin berlian ke hadapan Jonathan.
"Jonathan, Christine sudah menerima lamaranku."
"Benarkah?" Jonathan melihat aku dengan tatapan aneh dan berbeda, "Selamat!"
Aku diam tak berkata-kata, di lubuk hatiku yang paling dalam ada rasa sakit yang teramat sangat, aku berusaha keras menahan agar air mataku tidak jatuh.
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiPredestined
CarlyUangku Ya Milikku
Raditya DikaPengantin Baruku
FebiKisah Si Dewa Perang
Daron JayMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraCinta Dan Rahasia
JesslynMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)