Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 34 Melamar

Jonathan menghadang jalanku, dengan tidak mengerti menundukkan kepala melihatku, bertanya: "Kamu kenapa?"

Aku mengangkat kepala menyambut pandangannya, tersenyum pahit, aku merasa kasihan terhadap Jonathan, disampingnya ada orang yang menakutkan mengaguminya, dibodohi, dibohongi oleh dia, sungguh sangat menyedihkan.

Aku membalikkan kepalaku sekali lagi melihat Cynthia, tatapannya kembali ke wajah laki-laki yang ketampanannya memikat, tidak gentar tersenyum, " Aku tidak apa-apa, aku pulang dulu. "

"Aku antar kamu." Jonathan memegang tanganku.

Dengan tidak gentar melihat Jonathan, kemudian menebas tangannya, berkata dengan dingin: "Tidak perlu, aku datang sendiri, biarkan aku pulang sendiri. "

"Kak Jonathan, kalau tidak aku pulang dulu, kamu antar Nona Christine pulang! " Cynthia berpura-pura lagi menjadi orang baik antara aku dan Jonathan, mendengar suaranya yang seperti anak manja haus perhatian, perasaanku seketika hilang kendali.

Membalikkan badan, memaki Cynthia: "Cynthia, bisa tidak jangan begitu menjijikkan? Kamu tidak senang denganku langsung cari aku, kenapa setiap kali harus merencanakan sesuatu untuk menjebak kakakku?"

"Aku tidak mengerti maksud kamu apa, kakakmu siapa, aku saja tidak mengenalnya." Cynthia berpura-pura melihatku dengan polos, mengerutkan alis, berjalan mendekat, memgang tangan Jonathan, mengayunkan beberapa kali, dengan lembut berkata: "Kak Jonathan, kamu percaya apa yang dia katakan?"

Jonathan mengerutkan dahi, melihat aku yang penuh dengan amarah, di dalam tatapan mataku penuh dengan api membara, dia mendekat, menarik tanganku, dengan nada ringan berkata: "Christine, Cynthia yang aku kenal tidak……"

Ucapan Jonathan belum selesai, sudah aku sela dengan dingin, "Iya, dia tidak mungkin melakukan hal memalukan, semua ini aku yang memalsukan. Jonathan, kamu dan dia benar-benar pasangan yang ditetapkan Tuhan.

Setelah aku selesai berbicara, aku membalikkan badan dan pergi, Jonathan sekuat tenaga menarik pergelangan tanganku, bertanya: "Apa maksudmu?"

Dengan tatapan kecewa melihat Jonathan, aku sendiri tahu aku sedang berbuat apa, Cynthia berpura-pura baik, aku sampai tidak bisa memecahkan konspirasinya, dia bisa menghapus masalah yang dia buat dengan begitu bersih, kalaupun di ungkap, dia kemungkinan akan mencari kambing hitam.

Apa yang dikatakan mama benar, demi kebahagiaan seorang, membuat satu keluarga kesusahan, aku benar-benar tidak patuh. Kalau terjadi masalah dengan kakak, bagaimana dengan anak yang di perut kakak ipar?

"Kita putus saja!" Hatiku seperti digores oleh pisau saat mengatakan kata-kata ini, genggaman tangan Jonathan yang kuat membuat pergelangan tanganku sakit, dia menatapku dengan tidak percaya.

"Katakan sekali lagi!"

Dia masih sama dengan sebelumnya, ingin memberikan kesempatan untukku.

"Kita putus saja!" Aku menatap dia dengan yakin, sekali lagi dengan tidak berperasaan mengatakan hal tersebut, aku dengan jelas melihat tatapan Jonathan berubah menjadi tatapan yang dingin.

Mungkin pernah putus sekali denganku, dia tidak dapat menerima aku yang dengan sengaja membuat kericuhan, sekuat tenaga melepaskanku, dengan dingin berkata: "Baik, kamu begitu suka putus, ya sudah putus saja."

Jonathan sengaja berakting tenang untuk menyerang aku.

Aku dengan keras kepala berkata, "Bagus sekali, kali ini kita benar-benar sudah mencapai titik kesepakatan, setelah ini tidak perlu saling menghubungi lagi." Begitu kata-kata ini aku lontarkan, air mataku tidak tertahankan lagi.

Agar Jonathan tidak kelihatan, aku membalikkan badanku, perlahan menyeka air mata.

Membelakangi mereka, aku mendengar suara mobil ditutup, Jonathan dan Cynthia pergi meninggalkan, pintu besar otomatis tertutup, dan aku kali ini benar-benar tersakiti sangat dalam.

Aku tidak tahu bagaimana aku pulang, begitu pulang, aku menutup pintu, bersembunyi di dalam selimut dengan perasaan sakit, menangis sepanjang sore.

Mama mengetuk pintu agar aku pergi makan, aku sama sekali tidak bisa makan, luka hatiku benar-benar sangat dalam.

Karena aku menuruti perintah Cynthia, putus dengan Jonathan di hadapan Cynthia, Cynthia sekali lagi

menyelesaikan masalah keluargaku, Christopher sudah dibebaskan dari penjara.

Aku sebenarnya ingin keluar untuk mencari udara, tapi Sarah datang mencari aku.

Dia datang kerumahku membawa anak kecilnya, tidak bertemu beberapa hari, wajahnya terlihat sangat depresi, di sudut matanya terlihat memar ringan.

Mamaku membawa kakak pergi ke supermarket, Sarah menemaniku duduk di kamar.

"Kenapa?" Sarah dengan penuh perhatian bertanya kepadaku, tapi pandanganku berhenti di memar yang ada di sudut matanya.

"Suamimu memukulmu?" Hatiku sakit melihat arah sudut matanya, mengulurkan tangan, baru ingin menyentuh sudut matanya, dia dengan kesakitan langsung menghindar dari tanganku, kemudian memalingkan wajahnya.

"Nasib, nasibku sudah seperti ini." Kata-kata Sarah membuat hatiku semakin sakit, di sekolah Sarah yang penuh percaya diri dan ceria, bisa mengatakan hal seperti ini.

Kehidupan pernikahan membuat dia tertekan, dia hanya bisa menerima nasib.

Aku merasa aku dan dia berjuang dalam nasib yang sama, aku menikah selama tiga tahun dengan Ardy, hanya dianggap sebagai barang yang bisa diberikan ke Jonathan, aku kira aku bisa bersama dengan Jonathan, tapi tidak menyangka dia terlalu unggul, disamping dia terlalu banyak perempuan, orang seperti aku tidak bisa memilikinya.

Putus saat itu, dia tidak telepon lagi, tidak membujukku sama sekali, aku mengerti, kali ini kita resmi putus.

Tidak ada anak, tidak ada lagi kenangan tentangnya.

"Sarah, kamu cerai saja! Pernikahan yang bertahan hanya demi anak tidak akan bahagia." Aku membujuk dia, aku sendiri tidak tahu ke depannya akan seperti apa, tapi aku masih menggurui Sarah.

Sarah menggelengkan kepala, "Tidak mungkin cerai, aku tidak punya kekuatan ekonomi, anakku akan diambil dia. Akan sulit kalau ingin bertemu."

Anak, kenapa demi anak harus kompromi dan kompromi kemudian berubah menjadi lemah.

Sarah melihat aku dengan sepenuh hati, tanpa dapat melakukan apa-apa berkata: "Suamiku akhir-akhir ini kehilangan pekerjaan, pulang rumah kalau perasaannya tidak bagus, dia pasti memukul aku. Saat itu di rumah sakit, dia melihat gendut kelihatannya cukup kaya, lalu memaksa aku untuk mencari gendut, dan minta pekerjaan."

"Gendut beberapa hari lalu kecelakaan, dua hari ini baru keluar dari rumah sakit, aku tidak ada waktu untuk menjenguk dia." Hatiku dengan penuh resah berkata, tidak tahu kenapa, di otakku semua bayangan Jonathan, tidak bisa digantikan oleh siapapun.

"Kamu tidak ada waktu, aku ada waktu." Yoga tiba-tiba muncul membuat aku sangat tercengang, hanya kelihatan dahinya masih diperban, tapi dia terlihat semangat berdiri di pintu, terlihat senyuman yang hangat di bibirnya, dia melihat aku.

"Gendut……" Sarah dengan senang berdiri, "Sudah membaik?"

Yoga mengangguk, "Sudah membaik, tapi ada seseorang yang tidak mengangkat teleponku, dan tidak menjenguk aku, membuat aku sangat terluka."

Aku melihat Yoga, berkata: "Jangan sedih, orang tersebut bukankah sedang senang melihat kamu."

"Siapa yang aku maksud, hatimu tahu dengan jelas. "Yoga tersenyum, berjalan ke samping kasur, "Christine, saat di rumah sakit kamu berjanji padaku, apa kamu lupa?"

Aku melayangkan pandanganku, "Berjanji apa kepadamu?"

"Kamu mengatakan, kalau aku sudah membaik, kamu mau memberitahu aku, kamu suka aku yang seperti apa."

Ternyata si gendut datang untuk menanyakan hal ini, saat itu aku mengatakan hanya untuk menghibur dia, tapi dia menganggap serius, kenapa si gendut harus begitu menyukaiku.

Emosiku tidak baik, latar belakang keluargaku juga tidak baik, semuanya tidak baik, aku yang tidak sempurna, kenapa ada orang yang masih suka, apa hanya karena aku cantik?

Mau secantik apapun juga tidak bisa meluluhkan waktu, aku dengan muram memegang wajah kecilku, melihat Yoga dan bertanya: "Gendut, apa yang kamu suka dariku? "

"Semuanya." Yoga melihat aku dengan perasaan mendalam.

Melihat ini Sarah pergi keluar, sengaja memberikan ruang untuk kita.

Mendengar perkataan gendut, aku diam-diam menundukkan kepala dan meneteskan air mata, merapatkan bibir, tidak membiarkan diriku sendiri terlihat begitu menyedihkan, Jonathan tidak pernah sekalipun berkata manis kepadaku, kalau dia bisa seperti gendut terhadapku, jauh lebih bagus.

Yoga perlahan duduk di tepi kasurku, mengulurkan tangan untuk menyeka air mata, berkata: "Jangan menangis, aku bisa sakit hati."

Aku tidak berkata apa-apa, tetes air mataku mendarat di tangannya, dia merogoh kantong bajunya, mengambil cincin berlian yang berbentuk hati menunjukkan di hadapanku.

"Christine, menikahlah denganku! Aku hanya menginginkanmu." Ucapan Yoga terlontar, dari tepi kasurku dia beranjak, dengan serius berdiri tegak, tiba-tiba, dia berlutut, memberikan cincin ke hadapanku.

Aku tercengang melihat dia.

Melamar?

"Gendut, kamu berdiri." Aku terkejut, membuka selimut, turun dari ranjang, ingin menarik dia berdiri, tapi dia sama sekali tidak bergerak, seperti kalau aku tidak menjawab iya dia tidak akan berdiri.

Sarah yang bersandar di pintu, dengan iri berkata: "Christine, terima! Gendut mencintaimu dengan sepenuh hati."

Sarah memang suka seperti itu.

Aku melihat Sarah, berkata: "Kamu masih tidak kemari membantu aku menarik gendut."

Sarah tersenyum, masih tidak bergerak.

Tanganku ditarik oleh gendut, aku tercengang melihat dia, tanpa menunggu aku mengangguk, cincin tersebut perlahan dipakaikan ke jari tangan kananku.

Sarah bertepuk tangan, Yoga dengan senang hati berdiri, memeluk aku.

Perasaan di hatiku bercampur aduk, tatapan mataku sedih, kenapa hidupku harus diatur dan ditentukan orang lain.

Aku hidup dengan sangat bodoh dan tidak jelas.

Yoga mengira kalau cincin sudah dipasangkan, aku tidak melepaskan, artinya lamaran ini berhasil. Alasan aku ingin dia memasangkannya, karena ucapan Cynthia, sebelum natal harus menemukan orang yang mau menikah denganku.

Sesuai harapannya, gendut berinisiatif muncul, dan aku, tidak tahu bagaimana sudah memakai cincin tersebut.

Yoga membawa aku pulang ke rumahnya, menemui orang tuanya, orang tua dia sangat baik terhadapku, kami makan bersama, setelah makan kami makan buah-buahan di halaman belakang villa keluarga mereka.

Tangan gendut dengan erat memegang aku, seperti takut aku hilang.

Aku beberapa kali ingin melepaskannya, dan dia menyadari, lalu dia memegang dengan lebih erat lagi.

Saat ini, pengurus keluarga mereka naik ke atas, berkata: "Tuan, Nyonya, Tuan Jonathan dan Nona Cynthia sudah kemari."

Orang tua Yoga senang, berkata: "Jonathan dan Cynthia sudah lama tidak datang, hari ini benar-benar hal yang baik bisa berkumpul bersama. "

Begitu mendengar nama Jonathan, sekujur tubuhku menjadi tegang.

Saat Jonathan perlahan jalan kemari, dengan jelas aku melihat tatapannya sedikit terkejut, saat dia melihat Yoga memegang tanganku, sudut bibirnya naik, tersenyum sinis.

Yoga memegang tanganku, berjalan menghampiri, mengangkat tanganku, dan memperlihatkan cincin berlian ke hadapan Jonathan.

"Jonathan, Christine sudah menerima lamaranku."

"Benarkah?" Jonathan melihat aku dengan tatapan aneh dan berbeda, "Selamat!"

Aku diam tak berkata-kata, di lubuk hatiku yang paling dalam ada rasa sakit yang teramat sangat, aku berusaha keras menahan agar air mataku tidak jatuh.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu