Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)

“Jadi apa yang kamu inginkan?” Tanyaku sembari menatap Jonathan dengan tenang.

“Ayo lakukan sekali lagi gerakan menggoda dengan bersujud.” Jonathan sengaja mengajukan permintaan yang memalukan.

Bersujud? Saat itu aku terlalu bodoh sehingga mengikuti saran dari Guru Michael yang mengatakan bahwa pria juga perlu dibujuk, jadi aku menurutinya dengan memakai piyama seksi dan menggodanya.

“Apakah perlu ditambahkan gerakan menginjak puntung rokok agar terlihat lebih sempurna?” Aku sengaja menyindirnya dan tertawa sendiri, kemudian mendengus dan menarik kembali sisa senyuman dari sudut mulutku sembari memandang Jonathan dengan tatapan yang serius:"Jonathan, aku benar-benar berharap kamu dapat membangun gedung sekolah untuk anak-anak Desa A secepat mungkin."

"Aku hanya mengkhawatirkanmu, masalah pendidikan anak-anak bukanlah urusanku." Jawab Jonathan cuek.

Aku mengangguk dengan pasrah dan memelototinya: "Benar juga, kamu adalah seorang pengusaha, jadi kamu akan lebih mementingkan keuntungan daripada yang lain, hal yang tidak menguntungkan seperti ini tidak akan diladeni olehmu, meskipun aku sudah memaafkanmu, kamu juga belum tentu akan menyumbang."

Pandangan Jonathan terus mengikuti diriku.

Aku mondar-mandir di dalam kamar, semakin dipikirkan aku semakin gelisah, aku tidak tahu apa yang sedang aku lakukan sekarang, kembali kesini dengan tergesa-gesa, namun tidak bisa menyelesaikan apapun, bahkan sudah menunda materi pelajaran anak-anak di sana.

"Aku ingin pulang." Aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi, setelah itu aku berbalik untuk membuka pintu kamar, Jonathan mengikuti langkah kakiku, mencegatku di tangga, kemudian mendorongku kembali ke dalam kamar.

Saat aku menoleh, dia sedang menutup pintu kamar.

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Tanyaku dingin.

"Christine Mo, isi hatimu hanyalah murid-muridmu, pernahkah kamu berpikir bahwa Bella dan Bernice juga membutuhkan dirimu? Setelah melahirkan Bella, kamu diam-diam melanjutkan studi di luar negeri, sekarang hanya karena anak kita yang belum lahir di dunia ini, kamu ingin meninggalkan kedua anakmu, aku benar-benar tidak tahu hatimu terbuat dari apa?" Perkataan Jonathan seperti pisau yang menancap di hatiku, menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Aku memegang dadaku yang terasa sesak.

Kata-kata Jonathan yang seperti pisau sedang menancap ke dalam hatiku, dan air mataku refelks mengalir, kedua anakku adalah penyesalan terdalam di hatiku, benar, hatiku entah terbuat dari apa, seumur hidupku aku hanya melakukan hal-hal yang tidak berhubungan langsung denganku, aku selalu mengabaikan orang-orang yang sebenarnya membutuhkan perhatian dariku.

Aku bukan ibu yang baik, dapat dikatakan bahwa aku sangat brengsek di depan anak-anakku, aku tidak bertanggung jawab seperti Jonathan, meskipun dia cuek pada semua orang, namun dia sangat menyayangi kedua anak mereka.

Air mata mengalir turun di pipiku, aku perlahan menunduk, "Jonathan Yi, kamu benar, hatiku tidak jelas terbuat dari apa."

Jonathan mungkin sadar bahwa perkataannya terlalu kasar, dia mendekatiku dan memelukku, kemudian dia berbisik: "Aku bukan bermaksud menyalahkanmu, hal yang sudah berlalu biarlah berlalu, jangan dimasukkan kedalam hati lagi."

Aku hanya diam, semakin banyak berbicara tidak akan memperbaiki apapun, aku memang tidak secerdas Jonathan.

Jonathan perlahan melepaskanku dan berkata: "Ada tamu di bawah, aku pergi menyapa dulu, malam ini jangan pergi, jika tidak aku akan memberitahu Bella bahwa kamu pergi dengan pria lain."

“Apa kamu berani?” Aku menggertakkan gigiku.

"Coba saja." Jonathan mengangkat alisnya dan menyeringai, ketika dia berbalik membuka pintu, dia menoleh dan berkata: "Tenang saja, aku tidak akan menyentuhmu."

Ketika aku mendengar ini, aku tersipu malu, bagaimana dia bisa mengetahui apa yang sedang aku pikirkan?

Pada malam hari Keluarga Yi sangat sepi, tetapi malam itu aku tidak bisa tidur, aku berbaring hingga tengah malam baru tertidur pulas. Keesokan harinya, ketika aku bangun dan meregangkan otot-ototku di balkon, tatapanku tertuju pada Refaldy Ying yang sedang berada di halaman bawah.

“Halo, Nona Mo!” Refaldy Ying tersenyum padaku, senyumannya sangat indah, terutama lesung pipinya yang terlihat sangat menawan.

Aku mengalihkan pandanganku dan mengabaikan Refaldy Ying.

"Apakah Nona Mo adalah istri CEO Yi? Atau mantan istrinya?" Refaldy Ying tidak bodoh, dia mungkin sudah bisa menebak setelah melihat situasi tadi malam, dikarenakan ada orang tua dan Jonathan disana, dia tidak berani bertanya, namun saat ini tidak ada orang di sekitaran, jadi dia sangat berani.

Aku masih tidak berbicara, setelah meregangkan otot-ototku, aku bersiap untuk kembali ke kamarku.

"Ibuku sudah bebas dari bahaya, terima kasih!"

Ketika aku masuk ke dalam kamar, ucapan terima kasih oleh Reflady Ying membuat diriku menghentikan langkahku, aku berbalik dan menatapnya yang berada di lantai bawah: "Itu hanya darah, jangan asyik diungkit."

"Yang lain mengatakan bahwa setetes air akan dibalas dengan semburan mata air, lagian kamu ini bukan tetesan air melainkan tetesan darah, sepertinya rasa terima kasihku tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata." Ucap Refaldy Ying dengan tulus sehingga mengingatkanku pada anak-anak di desa A.

Aku melihat Refaldy Ying di lantai bawah dan bertanya dengan spontan: "Apakah kamu punya uang?"

Refaldy Ying terkejut ketika mendengar pertanyaanku dan seketika terbengong, beberapa saat kemudian dia menjawab: "Aku tidak mengerti mengapa Nona Mo menanyakan pertanyaan ini?"

"Aku bertanya, apakah kamu punya uang?"

“Kamu butuh berapa?” Mata Refaldy Ying berkedip-kedip.

Aku tersenyum kepadanya dan menjawab: "Tidak banyak."

"Tidak banyak?" Setelah Refaldy Ying mengikuti ucapanku, dia menatapku dan tersenyum, "Biasanya yang berkata seperti itu berarti membutuhkan jumlah yang banyak."

"Jika kamu punya uang, aku akan turun berbicara dengan kamu secara terperinci." Aku sudah pasrah, sikap Jonathan seperti ini susah diharapkan.

Tapi Refaldy Ying ini berbeda, bukankah dia mengatakan bahwa dia ingin membalas budi?

Semua orang bisa mengatakannya dengan santai, namun aku ingin dia membuktikannya secara langsung.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu