Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 221 Ending (2)
Aku menatap Linda dengan waspada, memikirkan bagaimana caranya baru bisa meninggalkan kamar ini.
"Hari ini aku datang, tidak berencana untuk keluar lagi." Linda melihat pergerakan di luar dengan terkejut, lalu melihat lagi ke arahku dengan tidak takut mati. Dia mengeluarkan sebilah pisau dari belakang tubuhnya, "Aku akan membuat pernikahanmu berubah menjadi upacara pemakaman."
Linda menggoyang-goyangkan pisau itu di hadapannya, dan berkata sendiri, "Jangan takut. Saat potongan pertama akan terasa sakit, potongan kedua tidak begitu sakit lagi, potongan ketiga kamu akan melupakan rasa sakit itu. Setelah ada banyak potongan di tubuh, maka kamu tidak akan tahu lagi apa yang dinamakan rasa sakit."
"Apa kamu sedikitpun tidak memikirkan anakmu?" aku menatap Linda dengan dingin, berusaha mengalihkan perhatiannya. Ingin membuat dia terharu dengan anaknya, tapi aku salah menilainya. Saat dia selingkuh dengan orang lain, dia juga tidak memikirkan keluarganya .....
Tapi mata Linda terpancar cahaya. Setelah bersinar untuk sebentar, dia segera menutupinya.
"Tidak ada hubungannya denganmu." Linda tersenyum kejam, "Kamu khawatirkan saja dirimu sendiri!" selesai berkata, dia menghampiriku dengan pisau di tangannya.
Aku menghindar, tidak ditusuk olehnya, tapi karena gaun terlalu panjang, ingin menghindar ke samping, tapi malah langsung terjatuh ke lantai.
Linda berjalan perlahan-lahan ke arahku. Aku mundur dengan agak sulit. Ketika tidak ada tempat lagi untuk mundur, aku melihatnya begitu saja menusukkan pisau ke tubuhku.
Tiba-tiba, kemunculan Christopher Mo yang mendadak, menghentikan terjadinya semua tragedi. Dia menendang punggung Linda, dan Linda langsung jatuh ke samping.
Linda mengarahkan pisau ke sembarangan arah tanpa mempedulikan apapun, sama sekali kehilangan akalnya. Saat Christopher Mo bertengkar dengannya, aku berdiri dari lantai dan langsung membuka pintu.
Jonathan yang berada di luar langsung menerobos masuk. Dia memapahku, lalu marah dengan wajah yang sangat dingin, "Sudah bosan hidup? Berani sekali mengganggu pernikahanku."
Selesai berkata, Jonathan menyuruhku berdiri di samping. Christopher Mo sudah berhasil menghentikan Linda. Kedua tangan Linda dikunci di belakang tubuhnya.
Tapi lengan kiri Christopher Mo terbaret pisau, darah tidak berhenti mengalir.
Linda kemudian dibawa pergi, dan dokter keluarga segera datang untuk mengobati luka Christopher Mo.
Aku menatap dokter yang sedang mengobati Christopher Mo dengan suasana hati sedih. Kakak ipar menatapnya di samping dengan kasihan.
Christopher Mo tertawa dan berkata dengan santai, "Lihat kalian dua orang wanita. Hanya luka sekecil ini, kenapa rasanya aku sudah akan mati saja. Tersenyumlah. Malam ini 'kan pernikahan adikku."
"Bagaimana caramu muncul?" tanyaku.
Christopher tertawa dan berkata, "Panjat jendela dong. Romantis bukan!"
"Kamu takut tinggi, kenapa tidak menyuruh orang lain yang panjat, kamu ..." aku tidak tahu harus bagaimana mengatai Christopher Mo. Suasana hatiku bercampur-campur, dan mataku berkaca-kaca menatap Christopher Mo yang selalu mendatangkan kerepotan bagiku.
"Bodoh, di saat kondisi darurat, mana peduli lagi takut atau tidak." setelah Christopher Mo menjawab dengan santai, aku langsung maju memeluknya tanpa mempedulikan segalanya.
Christopher Mo menggaduh kesakitan dan berkata, "Jangan peluk aku. Lukaku terbuka lagi."
Aku melepaskan Christopher Mo, menatapnya dan berkata, "Christopher, ini adalah satu hal paling berani yang kamu lakukan di seumur hidup ini."
"Di matamu aku tidak ada apa-apanya?"Christopher Mo menaikkan alis, berpura-pura bertanya dengan santai. Mana mungkin dia tidak tahu bagaimana aku memikirkannya dalam hati.
Kakak ipar yang diam cukup lama di samping akhirnya buka mulut, "Masih sakit tidak?"
Christopher Mo tersentak, lalu menjawab seperti orang bodoh, "Tidak."
Aku berdiri, menyediakan tempat bagi mereka, lalu keluar dari dalam kamar.
Setelah Jonathan menyelesaikan masalah Linda, dia bertanya apakah aku kenapa-napa aku tidak, dan apakah pesta nanti malam masih mau diselenggarakan atau tidak.
"Kenapa tidak?" aku bertanya dengan terkejut, "Aku tidak terluka sedikitpun. Kalau pesta nanti malam ditiadakan, bagaimana orang-orang luar menatap Keluarga Yi, bagaimana menilai Keluarga Yi?"
"Coba jelaskan." Jonathan terlalu mengenalku.
Aku menundukkan kepala dan menjawab, "Terlalu boros. Lagipula, uang yang seharusnya dikeluarkan sudah dikeluarkan. Bagaimanapun harus tampil, bukan!"
Tangan Jonathan mengelus hidungku sebentar dan berkata, "Sudah menjadi suamimu selama ini. Apa aku tidak akan mengerti maksud kecilmu ini?"
Aku menjilat bibir dan tersenyum malu ke arah Jonathan.
Di hari pernikahan, selain Linda yang tiba-tiba datang, juga Christopher Mo yang terluka, sisanya berjalan dengan lancar.
Aku dan Jonathan di bawah ucapan selamat keluarga besar dan teman-teman, berhasil menyelenggarakan pesta pernikahan.
Keesokan paginya, kita berangkat untuk bulan madu. Jonathan memilih berlibur di pantai, tapi aku menyadari dia sama sekali tidak fokus.
Di bawah sinar matahari aku diam-diam melihat Jonathan yang sedang menatap wanita cantik. Aku menendang kursinya dan berkata, "Hei, kamu datang untuk bulan madu di sini. Di matamu hanya boleh ada aku. Mengerti tidak?"
"Christine, lihat wanita di seberangmu. Sangat berisi, tapi sayangnya kakinya agak gemuk sedikit. Dan juga wajahnya kurang cantik, terlalu besar." setelah Jonathan selesai menilai, dia menoleh menatapku yang berwajah masam.
"Tidak terpikir ya. Biasanya yang kelihatan serius, ternyata ..." aku memutar bola mata kepada Jonathan lalu berdiri. Aku yang mengenakan bikini sengaja membungkukkan badan di hadapannya, menatapnya dengan seksi dan bertanya, "Apa aku cantik?"
"Kamu sudah menghalangi pandanganku." Jonathan melambaikan tangan, menyuruhku berdiri ke samping.
"Jonathan Yi ..." aku berteriak, dan pandangan Jonathan akhirnya kembali pada tubuhku.
Dia menilaiku naik turun dan bertanya, "Istriku tercinta, ada apa?"
"Aku tanya padamu, kenapa memilih tempat pertama di pantai?" aku mencurigai.
"Apa tidak bagus?" Jonathan mengerutkan dahi, "Cahaya matahari, pantai, wanita cantik, juga jus, berapa indahnya ini."
"Aku lupa. Di pantai selain wanita cantik, masih ada pria tampan. Ayo kita lomba, siapa yang paling bisa menarik perhatian lawan jenis." aku menatap Jonathan dengan cemburu.
"Membosankan." Jonathan berkata dengan tidak peduli.
"Nanti pasti sudah tidak membosankan." aku mengulurkan tangan ke belakang, melepaskan tali di celana dalamku, seketika braku longgar, mata Jonathan membelalak, dia segera menghampiriku, lalu mengikat kembali taliku.
"Christine, kalau berani tarik lagi, aku tidak sungkan padamu ya." Jonathan mengingatkan dengan suara kecil di samping telingaku.
"Bagaimana cara tidak sungkan. Bagaimana cara hukumannya?" aku menaikkan alis.
"Kamu ini sedang memaksaku turun tangan ya!"
Aku membalikkan badan, telunjukku berjalan di dadanya yang telanjang, menggambar lingkaran, lalu menatapnya dengan menggoda, "Mau melihat wanita lain lagi tidak. Oh iya, tadi kamu bilang wanita mana yang dadanya besar?"
"Kapan aku pernah berkata seperti itu. Istriku baru merupakan wanita yang paling menarik." setelah Jonathan berkata seperti itu, aku baru tersenyum senang.
"Suamiku, kita kembali ke hotel yuk!" aku memberikan kode padanya.
"Masih pagi bukan!" Jonathan mengerutkan dahi.
"Efek di pagi hari lebih bagus!" aku membuat dia tertawa. Mendengar itu, Jonathan langsung membalikkan badan dan berlari. Aku mengejar di belakangnya.
"Jonathan, berhenti berlari."
"Kejar aku dulu." Jonathan berlari di depanku, dan aku mengejar di belakang.
Seumur hidup ini selalu aku yang mengejarnya di belakang. Dia adalah arah hidupku, arahku untuk bergerak maju. Tempat dimana ada dia, aku bisa dengan jelas mengetahui apa yang aku mau.
Jonathan, aku mencintaimu, dan tidak akan melepaskanmu seumur hidupku.
(Ending)
Novel Terkait
Step by Step
LeksSang Pendosa
DoniAdore You
ElinaMy Tough Bodyguard
Crystal SongTakdir Raja Perang
Brama aditioKamu Baik Banget
Jeselin VelaniAwesome Husband
EdisonMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)