Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung

"Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana denganmu?" Bibir tipis Jonathan berbisik di telingaku, "Bi Inem sudah menyiapkan makanan, turunlah dan makan."

Aku mengangguk, kemudian mengikuti Jonathan turun, mungkin aku bangun kesiangan, nenek sudah selesai makan, dan sedang menonton televisi diruang keluarga, dia biasanya menonton program-program Buddhis dan berbicara tentang bagaimana menjadi orang yang berbelas kasih.

Aku meliriknya dari sudut mataku, haitku merasa begitu ironis, aliran penganut Buddha mengajarkan perbuatan baik, terutama etika, tapi nenek yang mengikuti, dan memuja Buddha, justru bersikap kasar kepada cucu menantunya.

Jonathan menemaniku makan, sejujurnya, selera makanku sangat bagus, hamil maupun tidak hamil sama saja, akhir-akhir ini mudah sekali merasa lapar.

Saat aku baru makan sesuap, tiba-tiba ada pergerakan di perutku, aku menundukkan kepala untuk melihatnya, jelas sekali terasa kulit perutku bergerak sedikit, aku merasa bayi di dalam kandunganku bergerak, benar-benar suatu perasaan yang luar biasa.

"Ada apa?" Jonathan bertanya dengan khawatir.

Aku takut kalau aku membuka mulut, bayi ini tidak bergerak lagi, perlahan aku mengulurkan tanganku, meletakkan tangan Jonathan di atas perutku, bayi ini merasakan sentuhan orang lain, dan bergerak lagi.

Aku bertanya dengan antusias: "Apa kamu merasakannya?"

"Iya." Jonathan menjawab datar, "Kamu lapar sekali sampai perutmu bergetar."

"Bukan perutku bergetar, bayi kita sedang bergerak." Aku menatap Jonathan dengan kesal, omong kosong apa yang dia katakan perut lapar sampai menggetarkan kulit perut.

"Iya kah?" Bibir Jonathan membentuk sebuah senyum, tangannya kembali meraba perutku, sayang sekali bayi ini sudah kembali diam, dia bertanya dengan gugup: "Kenapa perutmu tidak bergerak lagi?"

"Bayinya capek, dia tidur." Aku menjelaskan, tapi pergerakan bayi di kandunganku benar-benar memperbaiki suasana hatiku, ternyata di saat bayi bergerak di dalam perut, ada suatu kebahagiaan yang tidak terkira.

Saat ini nenek mematikan televisi, kemudian maju dan melotot ke arahku sambil berkata: "Masih belum tahu anak siapa, bahagia karena apa?"

Setelah berbicara, nenek berbalik bersiap untuk pergi, aku bangkit berdiri dan memanggilnya, "Nenek...."

Nenek Jonathan menghentikan langkahnya, berbalik melihatku.

"Setelah anak ini lahir, nenek boleh tes DNA, kalau bukan anak Jonathan, saya akan pergi dari rumah keluarga Chandra, dan memutuskan semua hubungan dengan Jonathan, dan tidak akan pernah kembali." Sejujurnya aku benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan sikap dan sindiran dingin nenek, anak siapa apanya, kata-kata menyakitkan ini, aku sama sekali tidak ingin mendengarnya.

Anak ini anak Jonathan, 100%, aku akan mempertaruhkan seluruh martabatku, tapi aku yakin, meskipun aku mempertaruhkan nyawaku pun, nenek Jonathan juga tidak akan mempercayaiku, kalau sudah begini, pilihan jalan sains, kalau ingin cek DNA cek saja, biarkan anakku ini benar-benar menjadi anak keluarga Chandra yang sah.

Nenek Jonathan mendengus kesal, "Rencana apa lagi yang kamu pikirkan?"

Aku terdiam, aku takut kalau aku membalas perkataannya, aku tidak akan sanggup untuk menahan diri menyobek mulut tua bangka itu.

"Nenek, kembali saja ke kamarmu!" Jonathan melangkah maju untuk melerai percekcokanku dan neneknya, tapi selamanya dia tidak akan tahu, luka dalam hatiku ini hanya akan memperburuk keadaan.

"Jonathan, bahkan seorang wanita pun tidak bisa kamu urus, bukan karena kamu tidak berkemampuan, tapi kemampuan wanita ini sungguh melebihi batas." Nenek Jonathan menyahut, kemudian pergi naik.

Jonathan menengok melihat ke arahku, wajahnya datar dan berkata: "Usia nenek sudah tua, terkadang ada perkataan yang tidak enak didengar, jangan kamu masukan ke hati. Kamu orang seperti apa, hatiku mengerti itu saja sudah cukup."

Aku mengangguk, barusan itu karena emosiku mulai memuncak jadi aku mengatakan hal seperti itu, tapi karena Jonathan sudah membuka mulut, aku pasti harus mendengarkan perkataannya.

"Jangan marah, besok-besok kalau nenek memakiku habis-habisan, aku juga akan menjadi seperti orang bisu, oke." Aku menarik tangan Jonathan dan berkata dengan manja.

"Kamu mengatakannya seakan kamu sangat tersiksa." Jonathan menyahut dan menatapku.

Aku mengerucutkan bibir, "Bukan tersiksa, siapa suruh nenek makan garam lebih banyak dari aku makan nasi, sudah seharusnya aku melakukannya."

Jari telunjuk Jonathan mendarat di ujung hidungku dan meraba dengan lembut, kemudian tertawa dengan tampan.

Demi Jonathan, demi anak, aku tidak boleh bersikap seperti dulu, di rumah keluarga Chandra, aku harus melihat nenek sebagai keluargaku sendiri, meskipun dia menyakitiku beribu kali lipat, aku harus bisa menahannya.

Suatu pagi, Jonathan sudah pergi ke kantor. Aku bangun semakin siang, terkadang aku tidak bisa tidur saat malam, jadi aku tidak bisa bangun pagi. Aku menggeliat, kepalaku terasa berat, saat aku belum duduk dengan tenang, ponselku berdering.

Saat kulihat, itu telepon dari Kak Dewi.

Sebelum penculikan, foto iklan pengesahan dan video promosi sudah diambil, tetapi aku tidak pergi membantu Joyful Food Enterprises untuk mempromosikannya.

Aku tahu Kak Dewi pasti membantuku.

Aku terdiam sesaat, kemudian menekan tombol mengangkat telepon, dan mendengar keluh kesah Kak Dewi: "Ya Tuhan, apa kamu baru kembali dari Mars? Sudah terbiasa membuatku menunggu ya?"

"Kak Dewi, aku....." Sebenarnya aku ingin menjelaskan, tapi kata-kataku tercekat di tenggorokan.

"Datang ke kantor, Sean itu benar-benar nyaris membuatku gila, aku membayar uang ganti rugi sebesar 400 juta, uang yang kuterima hanya sebesar 1M kini berkurang menjadi 600 juta, itu suatu kerugian." Kak Dewi terus berkeluh tanpa henti, aku tahu, mulutnya itu benar-benar bisa berbicara, siapa yang tahu uang 400 juta itu benar-benar dikembalikan.

"Kak Dewi, saat ini aku tidak bisa berada di atas panggung." Aku berkata dengan lirih dan Kak Dewi bertanya: "Mengapa?"

"Nanti aku ke kantor kamu akan tahu." Setelah aku menjelaskan dengan lemas, Kak Dewi mengiyakan dengan suara kecil kemudian menutup teleponnya.

Setelah mandi, aku memanggil taksi untuk pergi ke Rainbow Entertainment, dan langsung menuju ke kantor Kak Dewi, begitu pintu terbuka, kepala Kak Dewi mendongak, dia kehabisan kata-kata ketika melihatku.

Dia melangkah maju, mengintariku lalu menggelengkan kepala: "Empat bulan lebih tidak bertemu, kamu bertambah gemuk sekali, kamu tidak ingin menjadi model lagi pun, tidak perlu makan sampai menjadi gemuk seperti ini. Kalau berat badan seorang wanita melewati batas, dia bisa langsung mati."

Aku melihat mulut Kak Dewi yang tidak berhenti bergerak, menunggunya selesai bicara, aku menarik tangannya dan meletakkannya di atas perutku dan berkata: "Bukan gemuk, hanya perut yang membesar."

Begitu selesai bicara, Kak Dewi melihat ke arahku tertegun, "Apa maksudnya, kamu hamil?"

"Iya, sudah hampir 5 bulan." Aku berkata dengan polos, Kak Dewi terdiam seribu bahasa, tidak berani mempercayainya dan berbalik, tangannya tidak berhenti menepuk-nepuk meja.

"Kamu pasti sedang bercanda."

"Aku sungguh-sungguh." Aku menjelaskan dengan serius.

Kak Dewi menengok, melotot lalu berkata dengan tegas: "Christine, kamu pernah berkata ingin mundur untuk menjadi ibu dan istri yang baik aku tidak bisa berkata apa-apa, karena kamu telah mengalahkanku sekali. Lalu kamu datang kepadaku untuk minta kesempatan lagi, lalu hilang tanpa berita apapun selama beberapa bulan, setelah kembali kamu berkata, kamu hamil, sebenarnya apa maksudmu?"

"Kak Dewi, kehadiran anak ini sangat tiba-tiba, dan aku juga bukan dengan segaja menghilang, ada beberapa alasan mendesak." Aku menjelaskan dengan tulus, tapi kecurigaan yang tersirat di wajah Kak Dewi makin menjadi-jadi, pada akhirnya dia tertawa dingin, seakan seperti sedang mendengar sebuah lelucon.

"Chirstine, yang kamu punya hanya beberapa tahun masa mudamu saja, di saat masa kejayaanmu kamu memilih untuk menikah, aku berusaha untuk mencegahmu. Pernikahanmu gagal, lalu kamu ingin kembali, aku memberi kesempatan kepadamu lagi, sekarang kamu memilih untuk hamil, selain setiap kali kamu selalu melakukan yang bertentangan denganku, apa lagi yang bisa kamu lakukan?" Kak Dewi berkata dengan putus asa.

Aku terdiam, tidak mampu untuk menjelaskan apa-apa lagi.

"Sekarang kamu sudah tidak berhutang uangku lagi, kalau kamu memilih untuk meninggalkanku, boleh, kamu jelaskan sendiri kepada Sean, jangan sampai Sean menggangguku lagi, kamu mau bagaimana, itu semua terserah kamu." Kak Dewi berkata dengan kesal.

Aku tahu apa yang dipikirkan oleh Kak Dewi, aku berusaha untuk menumbuhkan pohon lagi disini dengan sangat tidak mudah, dia belum mulai menuai hasilnya, pohon itu sudah mati.

Dia bukan menyayangiku, hanya mencintai uang.

"Aku akan menjelaskan kepada Sean." Setelah aku menjawab dengan datar, kemudian aku membungkuk kan badan, dan berkata: "Kak Dewi, terima kasih sudah membantuku pada saat tersulitku."

Kak Dewi memunggungiku, mengibaskan tangannya, dan menyuruhku untuk pergi, semakin cepat semakin bagus, saat ini saat melihat perutku yang besar dia merasa begitu kesal.

Aku meninggalkan Rainbow Entertainment, kemudian menelepon Sean.

Sepertinya nomor ponselku sudah lama tidak aktif, dan sekarang tiba-tiba menelepon, pasti mengagetkan orang. Sean yang mengangkat teleponku, jelas sekali terdengar sangat terkejut.

Aku menyuruhnya untuk berhenti mengganggu Kak Dewi, kalau dia ada masalah bisa langsung mengatakannya kepadaku.

Sean berkata: "Ketemu denganku, aku akan segera berhenti mengganggu Kak Dewi."

Aku menyetujuinya, sudah seharusnya aku menyelesaikan apa yang sudah aku mulai, tujuan Sean adalah aku, sekarang aku sedang hamil dia bisa apa lagi terhadapku.

Saat dia datang ke Rainbow Entertainment untuk menjemputku, begitu melihat perutku yang membuncit, sorot matanya bertambah gelap, dia mengerutkan alis: "Tampaknya ada merpati yang sudah menempati sarangnya."

"Tuan Sean, Kak Dewi berkata, setelah anda bertemu dengan saya anda tidak akan mengganggunya lagi, saya harap anda bisa menepatinya." Setiap kali aku bertemu dengan Sean, raut wajahku selalu tampak masam.

Karena dia kekasih Cynthia, dan Cynthia telah membuat hidupku berantakan.

"Menghilang beberapa bulan ternyata untuk bertelur?" Sean menyeringai, mengitariku dan berkata: "Sudah hamil, masih tetap cantik ya."

Aku berdiri, diam dan menatapnya dengan penuh kebencian.

"Cynthia berkata, kamu mengaturku kemudian merekam pembicaraanku, dan mengancamnya?" Sean mengajakku bertemu, ternyata karena ingin menanyakan ini.

Setelah berbicara, Sean bertepuk tangan, "Wanita pintar, aku sangat suka."

"Pria brengsek, aku sangat benci." Aku membalas perkataannya.

"Silat lidah nona Christine sungguh hebat, selama hidup Sean bertemu dengan banyak sekali wanita, selain mereka yang ingin naik ke ranjangku, juga ada mereka yang ingin kutiduri, hanya nona Christine sendiri yang tidak seperti itu, tapi, aku justru suka yang seperti itu." Wajah Sean mendadak mendekatiku, lalu dia menghirup, dan berkata: "Wangi sekali."

"Tuan Sean kalau tidak ada apa-apa lagi, aku akan pulang." Aku tidak ingin berurusan lagi dengan Sean, berbalik untuk pergi, lalu suara Sean menggema di belakangku.

"Christine, kamu tidak ingin tahu foto Cynthia seperti apa yang ada padaku?"

Langkahku terhenti, aku menengok perlahan, melihat wajah tersenyum Sean.

Pria brengsek ini, sebenarnya rencana apa yang ada di benaknya, pasti bukan Cynthia yang mencarinya untuk mencari gara-gara denganku bukan?

Dia sebaik hati itu memberikan foto Cynthia kepadaku?

Di dunia ini, tidak ada orang yang melakukan bisnis yang merugikan.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu