Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 176 Ikut Campur

Meskipun sudah bersama dengan Jonathan selama beberapa tahun, tapi setiap kali Jonathan berkata dia menginginkanku, hatiku terasa amatlah gundah, aku tidak tahu bagaimana menjawabnya dengan jawaban yang pantas, jadi setiap kali aku hanya terdiam.

"Christine, apa kamu menginginkanku?" Jonathan bertanya dengan suara rendah, aku bisa melihatnya menelan ludah dan bergetar.

Aku mengatupkan bibir rapat-rapat dan mengangguk dengan cepat, dan menatap Jonathan dengan tatapan pasti sambil berkata: "Ingin, sangat ingin, selalu ingin."

Selama ini aku tidak pernah menjawab topik yang sensitif baginya ini dengan begitu mantap, Jonathan sangat puas dan merengkuhku dalam pelukannya, aku memluknya kembali, menyusupkan kepalaku ke pelukannya yang hangat.

Keesokan paginya, aku bangun lebih awal dari Jonathan, ibu mertua tidak ada di rumah, aku bangun lebih awal untuk mempersiapkan sarapan untuk Jonathan dan juga anak-anak.

Waktu di dapur begitu singkat dan sibuk, setelah aku selesai mempersiapkan sarapan, baru saja bersiap untuk naik dan memanggil Jonathan, aku melihatnya turun sambil menggendong Bella.

"Nanti aku akan mengantar Bella ke taman kanak-kanak." Jonathan duduk di kursi makan, dan menaruh Bella sambil berkata kepadanya: "Ayah antar kamu ke sekolah, ya?"

Bella mengangguk, dan menjawab: "Iya, guru kami sering bertanya kepadaku, mengapa ayah tidak pernah menjemputku?"

Begitu aku mendengarnya, aku segera bertanya: "Bella, apakah guru kalian perempuan?"

Bella menjawab dengan polos kepadaku: "Tentu saja perempuan."

"Kalau begitu ibu dan guru lebih cantik siapa?" Aku membuka mataku lebar-lebar, berlagak menatap Bella denan imut, aku yakin anak ku pasti akan memberikan jawaban yang memuaskan untukku.

"Tentu saja guru lebih cantik." Bella menjawabku, serentak susu yang ada di dalam mulut Jonathan menyembur keluar, dia segera mengambil selembar tisu untuk menyeka mulutnya, lalu tertawa: "Seseorang suka menggali lubang untuk dirinya sendiri."

Aku melirik sinis ke arah Jonathan, "Iya, aku adalah ahli menggali lubang."

"Bella, besok jika ibu bertanya hal seperti ini, kamu harus bilang ibu yang lebih cantik, paham?" Jonathan memberi pengertian kepada Bella, tapi anak itu masih kecil, dan bertanya tidak mengerti: "Guru bilang, bicara bohong itu tidak baik."

Jonathan tertawa terbahak-bahak, dan berkata sambil menatapku: "Lihat, aku mengajarinya untuk memujimu, sayang sekali kamu tidak menggali cukup dalam, bahkan Bella pun bisa keluar dari lubang itu."

"Cepat, makan kenyang dan minum cukup setelah itu jauh-jauhlah dariku." Aku pura-pura mendesak dengan marah, pagi-pagi buta aku susah payah menyiapkan makanan untuk ayah dan anak ini, masih juga diejek dnegan cara seperti ini.

Jonathan dengan cepat menyelesaikan sarapan, lalu menunggu Bella, setelah aku mengantar mereka keluar dari rumah keluarga Yi, aku meninggalkan instruksi kepada Bibi Chang untuk menyuapi Bernice saat ia terbangun nanti.

Setelah itu aku pun juga membawa mobil untuk pergi ke rumah keluarga Lu, begitu sampai di sana aku pun mendengar suara keributan, ternyata anggota keluarga almarhum itu datang untuk minta kompensasi.

Saat aku sampai di sana, di dalam sudah ada segerombol orang yang berkumpul dan membuat keributan, Sandra Liu yang melihatku datang, segera melangkah maju dan menarik tanganku, dengan gemetar dia berkata: "Christine, kamu datang di waktu yang tepat, aku sungguh tidak bisa berbicara kepada orang barbar liar ini, sedikit masuk akal pun tidak."

Mata dingin pemimpin mereka melihatku dan bertanya: "Kamu siapa?"

Sandra Liu langsung menyahut: "Menantuku."

"Menantu?" Orang itu bertanya dengan tidak percaya, "Bukankah wajah menantumu terluka hingga tak bisa dikenali,, mengapa dia bisa berdiri di sini dengan tenang dan sehat?"

"Aku teman Ardy Lu." Aku menjelaskan statusku, aku tidak mengatakan bahwa aku adalah mantan istri Ardy Lu, hanya sebatas teman saja.

"Teman?" Orang itu tertawa, tawanya penuh dengan sindiran, kedua matanya menatapku lekat, dan berkata: "Cukup percaya diri, di saat seperti ini kamu berani datang kesini dan berkata dengan suara lantang bahwa kamu adalah teman Ardy, kenapa, kamu mau mewakilinya untuk memberi kompensasi atas pemakaman adik ku?"

Ternyata orang ini adalah kakak dari pria yang selaras dengan Linda, adiknya sudah berbuat sesuatu yang memalukan, kakanya masih berani membawa orang untuk membuat keributan.

"Ardy Lu sudah membayar atas kesalahan yang sudah dilakukannya, masalh ini, adikmu dan Linda lah yang memulainya, tunggu sampai Linda keluar dari rumah sakit, barulah kita bicarakan lagi tentang ini." Aku menatap orang itu dengan datar, begitu aku selesai bicara, orang itu berseru keras.

"Jika tidak memberi kompensasi kepadaku hari ini, aku tidak akan pergi dari sini." Orang itu sungguh berlebihan, hanya karena tidak ada pria di rumah keluarga Lu, hanya ada orang tua dan anak kecil, jadi dia menjadi semena-mena seperti ini.

Begitulah masyarakat sekarang, semakin kamu lemah maka kamu akan semakin ditindas.

"Tidak ingin pergi benar kan?" Aku menggunakan nada mengancam memelototi orang itu, "Baik, lebih baik kamu tidak kemana-mana, aku akan melapor ke polisi biar polisi yang menangani masalah ini."

Setelah berkata demikian, aku pun mengeluarkan ponselku, orang itu segera menyambar ponselku, dan berkata dengan galak kepadaku: "Wanita busuk, jangan berlebihan, jika bukan urusanmu, menjauhlah pergi."

"Bagaimana jika aku tidak mau pergi?" Aku menaikan alis, "Kamu tahu kelakuanmu sekarang? Kamu merebut ponselku dari tanganku, begitu banyak mata yang melihatnya, kamu tersangka dalam perampokan, jika aku melaporkanmu, kamu tidak akan bisa pergi kemana-mana."

Bola mata orang itu berputar, jelas sekali dia tampak gugup, dan segera melemparkan ponsel itu ke sofa, "Kamu punya karakter."

"Sekarang aku akan bicara dengan logika, Ardy Lu ditangkap, uang keluarganya semua telah diambil oleh Linda dan diberikan kepada adikmu, aku yakin kamu pasti sangat paham, uang Ardy Lu yang begitu banyak mengalir begitu saja ke dalam kantong adikmu, yakin kamu sebagai kakaknya juga pasti ikut menikmati kemanisan buah itu, mengetahui bahwa keluarga Lu merupakan keluarga yang kaya, jadi kamu menggunakan kematian adikmu untuk memeras uang dari sini?" Penjelasanku membuat orang itu bungkam dan gugup.

"Aku tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan?" Orang itu panik dan justru memperjelas dugaanku.

"Aku sarankan kalian cepat pergi dari rumah keluarga Lu, jangan mengganggu orang tua dan anak-anak, jika lain kali kalian berani berlebihan seperti ini, aku akan langsung melapor ke polisi, dan sepeser uang pun tidak akan diberikan kepada kalian, jika kalian punya bukti kuat kalian bisa melaporkannya dan mengurusnya lewat jalur hukum." Aku menunjuk ke arah pintu, dan berkata dengan keras: "Jika kalian masih tidak pergi, kalian bisa lupakan tentang uang yang kalian dapat."

Orang itu tampak ragu untuk sementara, kemudian memandang ke orang sekelilingnya seakan untuk meminta pendapat, lalu pergi begitu saja.

Begitu orang-orang itu pergi, keadaan ruang tamu seketika menjadi tenang, kedua anak kecil yang dikagetkan itu menangis di pojokan, Sandra Liu tergolek lemas di atas sofa dan berkata sambil menangis: "Dosa macam apa yang dilakukan oleh keluarga Lu? Hingga aku yang sudah lebih dari setengah abad ini mengalami hal seperti itu di masa tuaku."

"Tante, orang-orang itu sepertinya akan datang lagi, aku berpikir, meskipun kamu pindah rumah sekalipun, mereka akan membuat keributan di sekolah anak-anak, aku paham sekali dengan orang-orang seperti mereka, tujuan mereka hanya satu, uang." Aku berusaha menenangkan Sandra Liu, tapi kata-kata ku ini memberi tekanan baru baginya.

Sandra Liu menatapku tanpa tenaga dan berkata: "Uang dari mana, keluarga Lu sekarang seperti ini, aku seorang wanita tua, darimana aku bisa dapat uang untuk kuberikan kepada mereka?"

Aku terdiam, itu juga benar, Ardy Lu ditangkap, Linda terbaring di kasur rumah sakit, meskipun di keluar dari rumah sakit sekali pun, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa.

Orang-orang itu pasti akan datang lagi, bagaimanapun caranya masalah itu harus bisa diselesaikan, jika tidak orang tua dan anak-anak ini tidak akan merasa tenang setiap harinya.

"Masalah uang biar aku yang memikirkan caranya, kamu dan anak-anak tutuplah pintu rapat-rapat, jika ada masalah apa pun, segera lapor ke polisi, atau telepon aku." Aku mengambil ponselku yang ada di sofa, dan memberikan nomor telepon ku kepada Sandra Liu.

Sandra Liu menggenggam tangan ku dengan erat, air mata bergulir di pipinya sembari dia berkata: "Christine Mo, apa kamu menyalahkanku? Kamu menantu yang begitu baik, dan waktu itu aku memperlakukanmu seperti itu?"

"Tante, tidak perlu membahas masalah yang sudah lama berlalu." Semakin dia bicara, semakin muak aku mendengarnya. Sebenarnya aku harus berterimakasih kepadanya, jika bukan karena perlakuan buruknya kepadaku, aku yakin aku tidak akan bercerai dengan Ardy Lu dengan begitu mulusnya.

Aku menenangkan Sandra Liu, dan membantunya menenangkan anak-anak baru kemudian pergi dari situ.

Saat berjalan keluar dari rumah keluarga Lu, aku memijat pelipisku, aku membodohkan diriku sendiri, mengapa harus ikut campur urusan orang, mengapa harus pergi mengurus masalah keluarga Lu.

Uang, lagi-lagi uang.

Aku menyetir mobil dengan lesu, hatiku tidak bisa tenang, aku pun pergi ke sisi sungai kota F, menghirup udara dalam-dalam, melihat ke ketenangan danau, saat ada banyak tekanan, ingin rasanya aku berteriak dengan suara keras.

Tapi aku tidak berani, takut ditangkap oleh orang karena dianggap gila

Aku duduk diam di sisi sungai, angin sepoi-sepoi menerpa rambut panjangku hingga tertiup ke wajahku, dan menutupi pandanganku.

"Christine Mo?" Terdengar suara tidak asing dari belakangku.

Aku berbalik perlahan, dan melihat ke arahnya, ternyata Refaldy Ying.

Dan melihatnya berjalan mendekat sambil menunduk menatapku lalu berkata: "Tadi aku memperhatikanmu untuk cukup lama, tidak berani datang dan sembarang memanggil, takut salah orang."

Aku mengernyitkan dahi, dan bertanya tak mengerti: "Mengapa?"

"Rambutmu berantakan sekali, seperti orang gila." Refaldy Ying tertawa tergelak.

Aku terus menerus menikmati hembusan angin, tidak memperhatikan angin itu meniup memberantakan rambut, mendengarnya berkata demikian, aku pun segera menggunakan jari-jariku untuk menyisir rambut.

"Bercanda, rambutnya tidak berantakan." Refaldy Ying yang melihatku panik segera meluruskannya, tanpa bercanda.

Aku meliriknya tanpa ekspresi, dan sorot mataku kembali menatap ke danau yang tenang, lalu berkata: "Aku tidak ada niat untuk bercanda denganmu, siapa yang pemalas sepertimu, setiap hari hanya bermain-main."

"Bagaimana kamu tahu aku pemalas?" Refaldy Ying bertanya heran.

"JIka bukan pemalas, mengapa kamu ada waktu untuk berdiri di sini?" Aku bukannya ingin menyerang Refaldy Ying, tapi yang kukatakan ini adalah kenyataan, sekarang ini jam kerja, semuanya sedang bekerja mati-matian, punya waktu untuk berada di sisi sungai lama-lama hanyalah pemalas dan pensiunan, jika tidak juga orang sepertiku ini yang seorang ibu rumah tangga.

"Kamu benar-benar salah, aku sekarang ini sedang menjadi pemimpin tour untuk tamu luar negeri, menjadi penerjemah, aku menguasai enam bahasa, orang yang mencariku harus mengantri." Refaldy berkata dengan penuh rasa percaya diri kekpadaku sambil tertawa.

Mendengarnya berpendidikan tinggi, aku tiba-tiba merasa aku lah yang pemalas, pemalas yang menunggu kematian dengan tidak berguna.

Perasaan di hatiku menjadi semakin berat, aku pun tertawa parau dan berkata: "Bagus sekali."

Memiliki pekerjaan itu sungguh bagus, memiliki pekerjaan yang disukai diri sendiri itu lebih bagus, dan aku, satu-satunya pekerjaan yang kulakukan adalah menjadi wanita Jonathan dan ibu anak-anak dengan baik-baik.

Meskipun kehidupan seperti ini sangat penuh, tapi selalu ada sebuah penyesalan yang tertinggal.

"Kenapa, suasana hati sedang buruk?" Pengamatan Refaldy sungguh cermat, dia bertanya dengan suara pelan.

Aku mengangguk, ada orang yang diajak bicara juga bagus, aku pun menceritakan masalah tentang Ardy Lu kepada Refaldy Ying. Setelah dia selesai mendengarkan, dia juga merasa aku terlalu ikut campur.

"Kamu juga merasa bahwa aku harus melihat keluarga Lu menjalani kehidupan dengan lebih tragis adalah apa yang harus aku lakukan?" Aku tidak mengerti.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu