Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 176 Ikut Campur
Meskipun sudah bersama dengan Jonathan selama beberapa tahun, tapi setiap kali Jonathan berkata dia menginginkanku, hatiku terasa amatlah gundah, aku tidak tahu bagaimana menjawabnya dengan jawaban yang pantas, jadi setiap kali aku hanya terdiam.
"Christine, apa kamu menginginkanku?" Jonathan bertanya dengan suara rendah, aku bisa melihatnya menelan ludah dan bergetar.
Aku mengatupkan bibir rapat-rapat dan mengangguk dengan cepat, dan menatap Jonathan dengan tatapan pasti sambil berkata: "Ingin, sangat ingin, selalu ingin."
Selama ini aku tidak pernah menjawab topik yang sensitif baginya ini dengan begitu mantap, Jonathan sangat puas dan merengkuhku dalam pelukannya, aku memluknya kembali, menyusupkan kepalaku ke pelukannya yang hangat.
Keesokan paginya, aku bangun lebih awal dari Jonathan, ibu mertua tidak ada di rumah, aku bangun lebih awal untuk mempersiapkan sarapan untuk Jonathan dan juga anak-anak.
Waktu di dapur begitu singkat dan sibuk, setelah aku selesai mempersiapkan sarapan, baru saja bersiap untuk naik dan memanggil Jonathan, aku melihatnya turun sambil menggendong Bella.
"Nanti aku akan mengantar Bella ke taman kanak-kanak." Jonathan duduk di kursi makan, dan menaruh Bella sambil berkata kepadanya: "Ayah antar kamu ke sekolah, ya?"
Bella mengangguk, dan menjawab: "Iya, guru kami sering bertanya kepadaku, mengapa ayah tidak pernah menjemputku?"
Begitu aku mendengarnya, aku segera bertanya: "Bella, apakah guru kalian perempuan?"
Bella menjawab dengan polos kepadaku: "Tentu saja perempuan."
"Kalau begitu ibu dan guru lebih cantik siapa?" Aku membuka mataku lebar-lebar, berlagak menatap Bella denan imut, aku yakin anak ku pasti akan memberikan jawaban yang memuaskan untukku.
"Tentu saja guru lebih cantik." Bella menjawabku, serentak susu yang ada di dalam mulut Jonathan menyembur keluar, dia segera mengambil selembar tisu untuk menyeka mulutnya, lalu tertawa: "Seseorang suka menggali lubang untuk dirinya sendiri."
Aku melirik sinis ke arah Jonathan, "Iya, aku adalah ahli menggali lubang."
"Bella, besok jika ibu bertanya hal seperti ini, kamu harus bilang ibu yang lebih cantik, paham?" Jonathan memberi pengertian kepada Bella, tapi anak itu masih kecil, dan bertanya tidak mengerti: "Guru bilang, bicara bohong itu tidak baik."
Jonathan tertawa terbahak-bahak, dan berkata sambil menatapku: "Lihat, aku mengajarinya untuk memujimu, sayang sekali kamu tidak menggali cukup dalam, bahkan Bella pun bisa keluar dari lubang itu."
"Cepat, makan kenyang dan minum cukup setelah itu jauh-jauhlah dariku." Aku pura-pura mendesak dengan marah, pagi-pagi buta aku susah payah menyiapkan makanan untuk ayah dan anak ini, masih juga diejek dnegan cara seperti ini.
Jonathan dengan cepat menyelesaikan sarapan, lalu menunggu Bella, setelah aku mengantar mereka keluar dari rumah keluarga Yi, aku meninggalkan instruksi kepada Bibi Chang untuk menyuapi Bernice saat ia terbangun nanti.
Setelah itu aku pun juga membawa mobil untuk pergi ke rumah keluarga Lu, begitu sampai di sana aku pun mendengar suara keributan, ternyata anggota keluarga almarhum itu datang untuk minta kompensasi.
Saat aku sampai di sana, di dalam sudah ada segerombol orang yang berkumpul dan membuat keributan, Sandra Liu yang melihatku datang, segera melangkah maju dan menarik tanganku, dengan gemetar dia berkata: "Christine, kamu datang di waktu yang tepat, aku sungguh tidak bisa berbicara kepada orang barbar liar ini, sedikit masuk akal pun tidak."
Mata dingin pemimpin mereka melihatku dan bertanya: "Kamu siapa?"
Sandra Liu langsung menyahut: "Menantuku."
"Menantu?" Orang itu bertanya dengan tidak percaya, "Bukankah wajah menantumu terluka hingga tak bisa dikenali,, mengapa dia bisa berdiri di sini dengan tenang dan sehat?"
"Aku teman Ardy Lu." Aku menjelaskan statusku, aku tidak mengatakan bahwa aku adalah mantan istri Ardy Lu, hanya sebatas teman saja.
"Teman?" Orang itu tertawa, tawanya penuh dengan sindiran, kedua matanya menatapku lekat, dan berkata: "Cukup percaya diri, di saat seperti ini kamu berani datang kesini dan berkata dengan suara lantang bahwa kamu adalah teman Ardy, kenapa, kamu mau mewakilinya untuk memberi kompensasi atas pemakaman adik ku?"
Ternyata orang ini adalah kakak dari pria yang selaras dengan Linda, adiknya sudah berbuat sesuatu yang memalukan, kakanya masih berani membawa orang untuk membuat keributan.
"Ardy Lu sudah membayar atas kesalahan yang sudah dilakukannya, masalh ini, adikmu dan Linda lah yang memulainya, tunggu sampai Linda keluar dari rumah sakit, barulah kita bicarakan lagi tentang ini." Aku menatap orang itu dengan datar, begitu aku selesai bicara, orang itu berseru keras.
"Jika tidak memberi kompensasi kepadaku hari ini, aku tidak akan pergi dari sini." Orang itu sungguh berlebihan, hanya karena tidak ada pria di rumah keluarga Lu, hanya ada orang tua dan anak kecil, jadi dia menjadi semena-mena seperti ini.
Begitulah masyarakat sekarang, semakin kamu lemah maka kamu akan semakin ditindas.
"Tidak ingin pergi benar kan?" Aku menggunakan nada mengancam memelototi orang itu, "Baik, lebih baik kamu tidak kemana-mana, aku akan melapor ke polisi biar polisi yang menangani masalah ini."
Setelah berkata demikian, aku pun mengeluarkan ponselku, orang itu segera menyambar ponselku, dan berkata dengan galak kepadaku: "Wanita busuk, jangan berlebihan, jika bukan urusanmu, menjauhlah pergi."
"Bagaimana jika aku tidak mau pergi?" Aku menaikan alis, "Kamu tahu kelakuanmu sekarang? Kamu merebut ponselku dari tanganku, begitu banyak mata yang melihatnya, kamu tersangka dalam perampokan, jika aku melaporkanmu, kamu tidak akan bisa pergi kemana-mana."
Bola mata orang itu berputar, jelas sekali dia tampak gugup, dan segera melemparkan ponsel itu ke sofa, "Kamu punya karakter."
"Sekarang aku akan bicara dengan logika, Ardy Lu ditangkap, uang keluarganya semua telah diambil oleh Linda dan diberikan kepada adikmu, aku yakin kamu pasti sangat paham, uang Ardy Lu yang begitu banyak mengalir begitu saja ke dalam kantong adikmu, yakin kamu sebagai kakaknya juga pasti ikut menikmati kemanisan buah itu, mengetahui bahwa keluarga Lu merupakan keluarga yang kaya, jadi kamu menggunakan kematian adikmu untuk memeras uang dari sini?" Penjelasanku membuat orang itu bungkam dan gugup.
"Aku tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan?" Orang itu panik dan justru memperjelas dugaanku.
"Aku sarankan kalian cepat pergi dari rumah keluarga Lu, jangan mengganggu orang tua dan anak-anak, jika lain kali kalian berani berlebihan seperti ini, aku akan langsung melapor ke polisi, dan sepeser uang pun tidak akan diberikan kepada kalian, jika kalian punya bukti kuat kalian bisa melaporkannya dan mengurusnya lewat jalur hukum." Aku menunjuk ke arah pintu, dan berkata dengan keras: "Jika kalian masih tidak pergi, kalian bisa lupakan tentang uang yang kalian dapat."
Orang itu tampak ragu untuk sementara, kemudian memandang ke orang sekelilingnya seakan untuk meminta pendapat, lalu pergi begitu saja.
Begitu orang-orang itu pergi, keadaan ruang tamu seketika menjadi tenang, kedua anak kecil yang dikagetkan itu menangis di pojokan, Sandra Liu tergolek lemas di atas sofa dan berkata sambil menangis: "Dosa macam apa yang dilakukan oleh keluarga Lu? Hingga aku yang sudah lebih dari setengah abad ini mengalami hal seperti itu di masa tuaku."
"Tante, orang-orang itu sepertinya akan datang lagi, aku berpikir, meskipun kamu pindah rumah sekalipun, mereka akan membuat keributan di sekolah anak-anak, aku paham sekali dengan orang-orang seperti mereka, tujuan mereka hanya satu, uang." Aku berusaha menenangkan Sandra Liu, tapi kata-kata ku ini memberi tekanan baru baginya.
Sandra Liu menatapku tanpa tenaga dan berkata: "Uang dari mana, keluarga Lu sekarang seperti ini, aku seorang wanita tua, darimana aku bisa dapat uang untuk kuberikan kepada mereka?"
Aku terdiam, itu juga benar, Ardy Lu ditangkap, Linda terbaring di kasur rumah sakit, meskipun di keluar dari rumah sakit sekali pun, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa.
Orang-orang itu pasti akan datang lagi, bagaimanapun caranya masalah itu harus bisa diselesaikan, jika tidak orang tua dan anak-anak ini tidak akan merasa tenang setiap harinya.
"Masalah uang biar aku yang memikirkan caranya, kamu dan anak-anak tutuplah pintu rapat-rapat, jika ada masalah apa pun, segera lapor ke polisi, atau telepon aku." Aku mengambil ponselku yang ada di sofa, dan memberikan nomor telepon ku kepada Sandra Liu.
Sandra Liu menggenggam tangan ku dengan erat, air mata bergulir di pipinya sembari dia berkata: "Christine Mo, apa kamu menyalahkanku? Kamu menantu yang begitu baik, dan waktu itu aku memperlakukanmu seperti itu?"
"Tante, tidak perlu membahas masalah yang sudah lama berlalu." Semakin dia bicara, semakin muak aku mendengarnya. Sebenarnya aku harus berterimakasih kepadanya, jika bukan karena perlakuan buruknya kepadaku, aku yakin aku tidak akan bercerai dengan Ardy Lu dengan begitu mulusnya.
Aku menenangkan Sandra Liu, dan membantunya menenangkan anak-anak baru kemudian pergi dari situ.
Saat berjalan keluar dari rumah keluarga Lu, aku memijat pelipisku, aku membodohkan diriku sendiri, mengapa harus ikut campur urusan orang, mengapa harus pergi mengurus masalah keluarga Lu.
Uang, lagi-lagi uang.
Aku menyetir mobil dengan lesu, hatiku tidak bisa tenang, aku pun pergi ke sisi sungai kota F, menghirup udara dalam-dalam, melihat ke ketenangan danau, saat ada banyak tekanan, ingin rasanya aku berteriak dengan suara keras.
Tapi aku tidak berani, takut ditangkap oleh orang karena dianggap gila
Aku duduk diam di sisi sungai, angin sepoi-sepoi menerpa rambut panjangku hingga tertiup ke wajahku, dan menutupi pandanganku.
"Christine Mo?" Terdengar suara tidak asing dari belakangku.
Aku berbalik perlahan, dan melihat ke arahnya, ternyata Refaldy Ying.
Dan melihatnya berjalan mendekat sambil menunduk menatapku lalu berkata: "Tadi aku memperhatikanmu untuk cukup lama, tidak berani datang dan sembarang memanggil, takut salah orang."
Aku mengernyitkan dahi, dan bertanya tak mengerti: "Mengapa?"
"Rambutmu berantakan sekali, seperti orang gila." Refaldy Ying tertawa tergelak.
Aku terus menerus menikmati hembusan angin, tidak memperhatikan angin itu meniup memberantakan rambut, mendengarnya berkata demikian, aku pun segera menggunakan jari-jariku untuk menyisir rambut.
"Bercanda, rambutnya tidak berantakan." Refaldy Ying yang melihatku panik segera meluruskannya, tanpa bercanda.
Aku meliriknya tanpa ekspresi, dan sorot mataku kembali menatap ke danau yang tenang, lalu berkata: "Aku tidak ada niat untuk bercanda denganmu, siapa yang pemalas sepertimu, setiap hari hanya bermain-main."
"Bagaimana kamu tahu aku pemalas?" Refaldy Ying bertanya heran.
"JIka bukan pemalas, mengapa kamu ada waktu untuk berdiri di sini?" Aku bukannya ingin menyerang Refaldy Ying, tapi yang kukatakan ini adalah kenyataan, sekarang ini jam kerja, semuanya sedang bekerja mati-matian, punya waktu untuk berada di sisi sungai lama-lama hanyalah pemalas dan pensiunan, jika tidak juga orang sepertiku ini yang seorang ibu rumah tangga.
"Kamu benar-benar salah, aku sekarang ini sedang menjadi pemimpin tour untuk tamu luar negeri, menjadi penerjemah, aku menguasai enam bahasa, orang yang mencariku harus mengantri." Refaldy berkata dengan penuh rasa percaya diri kekpadaku sambil tertawa.
Mendengarnya berpendidikan tinggi, aku tiba-tiba merasa aku lah yang pemalas, pemalas yang menunggu kematian dengan tidak berguna.
Perasaan di hatiku menjadi semakin berat, aku pun tertawa parau dan berkata: "Bagus sekali."
Memiliki pekerjaan itu sungguh bagus, memiliki pekerjaan yang disukai diri sendiri itu lebih bagus, dan aku, satu-satunya pekerjaan yang kulakukan adalah menjadi wanita Jonathan dan ibu anak-anak dengan baik-baik.
Meskipun kehidupan seperti ini sangat penuh, tapi selalu ada sebuah penyesalan yang tertinggal.
"Kenapa, suasana hati sedang buruk?" Pengamatan Refaldy sungguh cermat, dia bertanya dengan suara pelan.
Aku mengangguk, ada orang yang diajak bicara juga bagus, aku pun menceritakan masalah tentang Ardy Lu kepada Refaldy Ying. Setelah dia selesai mendengarkan, dia juga merasa aku terlalu ikut campur.
"Kamu juga merasa bahwa aku harus melihat keluarga Lu menjalani kehidupan dengan lebih tragis adalah apa yang harus aku lakukan?" Aku tidak mengerti.
Novel Terkait
My Secret Love
Fang FangLove In Sunset
ElinaSee You Next Time
Cherry BlossomMy Perfect Lady
AliciaAdore You
ElinaIstri ke-7
Sweety GirlI'm Rich Man
HartantoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)