Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati

Aku menatap wajah Jonathan dengan tenang lalu berkata, "Apakah kamu tahu kenapa Cynthia Ouyang tidak sengaja mendorong nenek? Karena aku pernah sengaja merekam percakapannya dengan Sean dengan pena perekam."

“Pena perekam apa?” ​​Jonathan menatapku dengan bingung.

"Dulu aku merekam percakapan Sean. Sean dan Cynthia Ouyang pernah tidur bersama, dan Sean memiliki kelemahan Cynthia Ouyang di tangannya, karena nenek selalu merasa Cynthia Ouyang lebih baik daripada aku, aku merasa kesal dan memberikan pena perekam itu kepada nenek.” aku menceritakan kejadian dulu dengan perlahan-lahan.

Ekspresi wajah Jonathan semakin memburuk, dia berkata dengan suara keras, "Kenapa kamu tidak mengatakannya lebih awal?"

Aku terkejut melihat kemarahannya, lalu aku menatapnya dengan sedih dan berkata, "Aku ingin mengatakannya, tapi kamu tidak mendengarkan. Setelah kamu dan ibumu mendengarkan kata-kata Bibi Lee, kalian langsung yakin aku yang mendorong nenek."

Jonathan berbalik dengan marah, kedua tangannya memukul setir dengan keras, bunyi klakson mobil terdengar hingga ke kejauhan. Aku tahu dia sedang marah kepadaku, dan kebohongan Cynthia Ouyang membuatnya semakin marah.

Aku menjulurkan tangan dan menyentuh Jonathan dengan perlahan-lahan, lalu aku berkata dengan hati-hati, "Jonathan , jangan marah, aku minta maaf kepadamu, tidak seharusnya aku menyembunyikan hal ini darimu."

Jonathan memejamkan matanya, setelah diam cukup lama, dia membuka matanya dengan perlahan, dia menatapku, dan berkata: "Christine Mo, aku tidak marah kepadamu, aku hanya tidak menyangka ternyata kebenarannya ..."

Jonathan mendengus dengan dingin, lalu menggelengkan kepalanya, "Lupakan saja, jangan mengatakannya lagi."

Selesai berbicara, raut wajah Jonathan terlihat tidak berekspresi , lalu dia memegang setir dengan tenang.

Aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan saat ini, jelas-jelas dia sangat marah dan terkejut, tetapi dia menelan semua emosinya, apakah dia sedang bersabar?

Dia tidak melampiaskan emosinya? Aku memang masih tidak paham dengan Jonathan .

Jika aku adalah dia, aku akan mengambil pisau dapur, dan langsung pergi ke Kediaman Ouyang, untuk memanggil Cynthia Ouyang keluar, lalu mencincangnya. Tentu saja, ini hanya pemikiranku saja. Aku tidak berani melakukan hal yang melanggar hukum.

Diam-diam aku melirik Jonathan , setibanya di tempat parkir. Dia memarkir mobil dengan baik, lalu keluar dari mobil, dan membukakan pintu untukku.

"Lusa, Ibu dan beberapa teman Buddhisnya akan naik gunung untuk berdoa. Nanti, aku akan membawa Bella menemui ibumu." Jonathan selalu melakukan sesuatu dengan sistematis, dia jauh lebih baik dalam hal ini daripada aku.

Aku benar-benar curiga kadang-kadang dalam melakukan sesuatu aku sedikit tidak berpikir panjang dan terlalu gegabah. Jika aku bisa lebih bijaksana, aku tidak akan cekcok dengan ibu mertuaku. Sekarang jika pikirkan, saat bertemu dengan masalah lebih baik dipikirkan berulang kali dulu baru bertindak.

"Aku mengerti," jawab ku. Lalu aku bertanya, "Apakah malam ini kamu tinggal disini?"

“Pulang untuk menjaga Bella .” Selesai berbicara, Jonathan masuk ke dalam mobil, dan langsung pergi tanpa mengucapkan sampai jumpa kepadaku.

Aku mengerti suasana hatinya sedang buruk, meskipun dia berpura-pura baik-baik saja, tetapi dia sangat peduli dengan kematian nenek. Setelah dia mengetahui kebenaran ini, aku tidak tahu bagaimana dia akan berhubungan dengan keluarga Ouyang.

Mungkin dia akan pergi mencari Bibi Lee untuk mencari tahu kebenaran dulu, tapi ini hanya kesimpulanku saja.

Aku menekan tombol lift, dan naik ke atas. Sepanjang malam aku bergolek-golek di atas tempat tidur.

Aku hanya tahu waktu yang aku lalui sangat panjang dan menyedihkan. Dengan tidak mudah aku menjalani hari-hariku hingga lusa tiba. aku mendapatkan telepon dari Jonathan yang mengatakan dia sudah dalam perjalanan membawa Bella kemari, dan memintaku menunggunya di pintu masuk komplek.

Jonathan menjemputku bersama Bella , lalu kami pergi ke rumah ibu bersama-sama, Kemunculan Bella membawa banyak kebahagiaan bagi keluarga Mo. Kakak ipar sangat menyukai Bella , melihat sorot mata bahagia di matanya, aku mengerti dia sangat ingin memiliki anaknya sendiri.

Mulut Bella sangat manis, dia tidak berhenti memanggil paman dan bibinya.

Saat aku membawa Bella pergi menemui ibu, ibuku sudah bersiap untuk menyambut Bella, dia sudah mendengar suara riuh di luar, suasana yang hanya ada saat ada anak kecil.

“Bella, sini, biarkan nenek melihatmu.” ibu melambai dan menyuruh Bella lebih mendekat.

Tubuh kecil Bella bergerak menghampirinya, ibu melihat wajah kecil Bella sambil tersenyum, dia tidak berani menyentuhnya, setelah mengamatinya sebentar, dia berkata, "Mata dan hidungnya mirip dengan Jonathan, mulutnya mirip denganmu, jelek.

“Mulutku mana jelek.” Aku melihat ibuku sambil tersenyum, sejak kecil begitu dia membahas mulutku, dia selalu mengatakan arah bibirku terbalik. Saat orang lain tertawa bibir mereka mengarah ke atas, sedangkan aku mengarah ke bawah.

“Nenek, apakah kamu tidak enak badan?” Bella melangkah maju dan mengenggam tangan ibu yang penuh dengan keriput sambil bertanya dengan suara rendah.

Begitu mendengar suara Bella , pelupuk mata ibu sedikit memerah. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nenek sangat sehat, Bella benar-benar anak yang baik."

Tangan ibu menyentuh wajah kecil Bella dengan lembut dan penuh haru, tapi tiba-tiba terdengar suara yang keras dari luar, sepertinya Ibu Jonathan datang.

Aku terkejut dan langsung mengandeng tangan Bella untuk pergi membuka pintu. Aku melihat Ibu Jonathan menerobos masuk dan langsung menarik Bella sambil berkata dengan marah: "Seperti dugaanku, hari ini kelopak mataku tidak berhenti melompat. Tak ku sangka kalian membawa Bella pergi menemui orang yang sedang sekarat ini di saat aku sedang pergi berdoa, . "

“Ibu, tolong kendalikan ucapanmu.” Aku menahan semua amarahku dan memperingatkannya dengan suara rendah.

“Kenapa aku harus mengendalikannya?” Ibu Jonathan mendorongku, dia langsung melangkah maju, dan memaki ibuku: “Kamu sebagai orang tua benar-benar keterlaluan, jelas-jelas kamu tahu kamu akan segera mati, dan penyakitmu ini membawa sial, kamu marah berani membiarkan Christine Mo membawa Bella kemari. Kulit anak kecil masih rentan, kamar mu ini memiliki sangat banyak bakteri, kalian ... benar-benar berhati busuk. "

"Besanku ..." Ibu berusaha menopang tubuhnya untuk memberikan penjelasan.

"Jangan panggil aku besanmu. Christine Mo kalian sangat hebat. Kami Keluarga Yi tidak berani mengakui menantu seperti dia. Aku beritahukan kepadamu, jika terjadi sesuatu kepada Bella, aku tidak akan mengampuni keluarga kalian." Ibu Jonathan tidak memberi muka kepada siapa pun, Jonathan masuk dan mencoba menariknya, tetapi dia mendorongnya.

"Jonathan Yi , kamu dengarkan baik-baik, mulai hari ini, tanpa seizinku, kamu tidak boleh membawa Bella keluar, jika kamu berani membawanya pergi, aku akan mati dihadapanmu."

Melihat keributan yang di timbulkan oleh Ibu Jonathan, sekujur tubuh Ibuku gemetaran karena marah, wajahnya tiba-tiba berubah, bibirnya menjadi ungu kebiruan, "Christine ... Christine ..." Ibuku memanggil namaku dua kali, aku melangkah maju, ibuku mengenggam tanganku dengan kencang, lalu perlahan-lahan dia memejamkan matanya.

Ibu Jonathan melirik dengan sudut matanya lalu dia mencibir: "Siapa yang tidak bisa berpura-pura kasihan, baru berbicara dua kata saja sudah begini, berpura-pura untuk di lihat siapa?"

"Ibu ..." aku berteriak memanggilnya, tetapi dia tidak merespon. aku langsung menelepon 120, air mataku tidak terbendung lagi dan lansung bercucuran.

Melihat semua ini, Ibu Jonathan merasa situasi saat ini sangat tidak baik, jadi dia langsung membawa Bella pergi.

Ambulans datang dan membawa ibuku untuk diselamatkan. Ketika dia berada di dalam mobil ambulans, dia bangun sekali dan melihatku sambil tersenyum, air mata di sudut matanya mengalir. Aku berkata sambil mengenggam tangan ibuku dengan erat, aku memohon kepadanya untuk bertahan, aku masih belum membawanya pergi mengunjungi pegunungan dan sungai di tanah air jadi dia harus bertahan.

Aku tidak menyangka pertemuan Bella dengan neneknya hari ini menjadi pertemuan terakhir mereka.

Aku menangis dengan sedih di koridor UGD rumah sakit, seperti orang gila aku melepaskan diri dari pelukan Jonathan dan bergegas keluar dari rumah sakit dan pergi ke villa Keluarga Yi. Begitu aku sampai di ruang tamu, aku melihat Ibu Jonathan bermain dengan Bella seakan tidak terjadi apa-apa.

Aku menatap wanita tua di depanku, aku sangat sabar dengannya, tetapi karena anak dia membuat ibuku marah hingga meninggal.

Melihatku datang dalam keadaan marah, Ibu Jonathan langsung menyuruh pelayan membawa Bella pergi, setelah itu dia melangkah maju dan menatapku sambil berkata, "Ada apa?"

“Apakah perlu seperti ini?” Mataku memerah, aku menggertakkan gigiku dan menatap Ibu Jonathan dengan marah.

"Apa maksudmu?"

“Ibuku sudah mati, sekarang kamu sudah bahagia.” Hatiku sangat sakit, melihat ekspresi wajah Ibu Jonathan yang tenang, aku sangat ingin dia membayar nyawa ibuku.

"Aku tidak merasa bahagia ataupun tidak bahagia, ibumu mati apa hubungannya denganku. Terlebih dengan penyakitnya itu cepat atau lambat dia akan mati. Mati lebih cepat malah membuatnya lebih cepat terlepas dari penderitaan." Ketika Ibu Jonathan mengatakan seakan semua ini adalah hal yang lumrah, aku menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

Aku masih ingat saat pertama kali aku bertemu Ibu Jonathan, dia sangat lembut, tapi sekarang, kenapa dia berubah menjadi begitu picik dan jahat, ibuku tidak pernah memiliki masalah dengannya, kenapa dia bahkan tidak memiliki sedikitpun rasa empati.

Apakah karena aku, jadi dia memperlakukan ibuku seperti itu?

“Kamu tidak menyukaiku, kamu boleh membenciku, kenapa kamu harus mengatakan hal seperti itu di rumahku?” Aku menahan air mataku, mataku mati-matian membendung agar air mataku tidak keluar.

"Apa yang salah dengan ucapanku, jika kamu tidak diam-diam membawa Bella ke rumah ibumu, aku tidak akan pergi ke rumah ibumu." Ibu Jonathan menatapku dengan jijik, "Kamu tidak bisa menyalahkanku atas kematian ibumu, kalau kamu mau menyalahkan salahkan dirimu sendiri." "

Air mataku mengalir tanpa mengeluarkan suara, aku menarik napas, untuk menenangkan emosiku, "Ibu, ini terakhir kalinya aku memanggilmu dengan sebutan ini, tolong ingat, Bella adalah putriku, kamu tidak berhak merampas hak seorang ibu untuk bertemu dengan putrinya, Aku selalu menghormatimu dan menghargaimu, tetapi kamu menganggap rasa hormatku kepadamu sebagai rasa takutku terhadapmu, kalau begitu aku akan memberitahumu sekarang aku akan membawa Bella pergi dengan terbuka. "

“Kamu berani ?” Ibu Jonathan meneriakiku dengan keras, “Aku tidak akan membiarkanmu kecuali kalau aku mati.”

“Kalau begitu kamu pergi mati saja, kenapa kamu tidak pergi mati?” Aku berteriak seperti kehilangan akal, aku tidak tahu kenapa aku mengatakan kata-kata sekejam itu, tetapi wanita ini telah membuat ibuku marah hingga mati, seharusnya dia merasa bersalah, dan bukannya menidas orang dengan sombong seperti sekarang ini .

“Christine Mo, bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu kepada Ibu?” melihatku pergi dengan gegabah Jonathan yakin aku pasti pergi ke Kediaman Yi, tetapi dia tidak menyangka bergitu dia masuk dia mendengar aku mengatakan kata-kata seperti itu.

Aku meliriknya, sambil tertawa dengan sinis dan berkata, "Seperti yang kamu lihat, dan dengar, aku adalah wanita yang sangat kejam, aku tidak pernah mengatakan betapa baiknya diriku, kalian pikir aku akan diam saja membiarkan diriku ditindas?"

“Minta maaf kepada Ibu.” Jonathan melangkah maju dan mendorong lenganku dengan lembut.

"Baik, aku akan minta maaf kepada ibumu, tapi kamu harus meminta ibumu meminta maaf kepada ibuku." Aku menatap Jonathan Yi dengan serius, "Bisakah kamu melakukannya?"

Aku bisa mengalah, tetapi bukan mengalah tanpa syarat.

“Christine Mo, kenapa kamu begitu keras kepala?” Jonathan berkata dengan tidak berdaya, tatapan matanya penuh dengan ketidakberdayaan.

Aku tahu dia mencintai ibunya. Aku juga sama, aku juga mencintai ibuku. Awalnya aku mengira aku bisa menemani ibuku berjalan-jalan, meskipun hanya satu bulan, satu minggu, atau bahkan satu atau dua hari, tetapi aku tidak menyangka pada akhirnya ibuku meninggal dengan penyesalan.

“Jonathan Yi , kamu teruskan cintai ibumu!” Aku menertawakan diriku sendiri, sepertinya aku datang dengan garang, tapi pada akhirnya harus pergi dengan menundukkan kepala.

Saat aku berbalik dan hendak pergi. Jonathan mengenggam pergelangan tanganku dan bertanya, "Kamu mau pergi ke mana?"

Aku menunduk sambil tersenyum.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu