Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
Aku menatap wajah Jonathan dengan tenang lalu berkata, "Apakah kamu tahu kenapa Cynthia Ouyang tidak sengaja mendorong nenek? Karena aku pernah sengaja merekam percakapannya dengan Sean dengan pena perekam."
“Pena perekam apa?” Jonathan menatapku dengan bingung.
"Dulu aku merekam percakapan Sean. Sean dan Cynthia Ouyang pernah tidur bersama, dan Sean memiliki kelemahan Cynthia Ouyang di tangannya, karena nenek selalu merasa Cynthia Ouyang lebih baik daripada aku, aku merasa kesal dan memberikan pena perekam itu kepada nenek.” aku menceritakan kejadian dulu dengan perlahan-lahan.
Ekspresi wajah Jonathan semakin memburuk, dia berkata dengan suara keras, "Kenapa kamu tidak mengatakannya lebih awal?"
Aku terkejut melihat kemarahannya, lalu aku menatapnya dengan sedih dan berkata, "Aku ingin mengatakannya, tapi kamu tidak mendengarkan. Setelah kamu dan ibumu mendengarkan kata-kata Bibi Lee, kalian langsung yakin aku yang mendorong nenek."
Jonathan berbalik dengan marah, kedua tangannya memukul setir dengan keras, bunyi klakson mobil terdengar hingga ke kejauhan. Aku tahu dia sedang marah kepadaku, dan kebohongan Cynthia Ouyang membuatnya semakin marah.
Aku menjulurkan tangan dan menyentuh Jonathan dengan perlahan-lahan, lalu aku berkata dengan hati-hati, "Jonathan , jangan marah, aku minta maaf kepadamu, tidak seharusnya aku menyembunyikan hal ini darimu."
Jonathan memejamkan matanya, setelah diam cukup lama, dia membuka matanya dengan perlahan, dia menatapku, dan berkata: "Christine Mo, aku tidak marah kepadamu, aku hanya tidak menyangka ternyata kebenarannya ..."
Jonathan mendengus dengan dingin, lalu menggelengkan kepalanya, "Lupakan saja, jangan mengatakannya lagi."
Selesai berbicara, raut wajah Jonathan terlihat tidak berekspresi , lalu dia memegang setir dengan tenang.
Aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan saat ini, jelas-jelas dia sangat marah dan terkejut, tetapi dia menelan semua emosinya, apakah dia sedang bersabar?
Dia tidak melampiaskan emosinya? Aku memang masih tidak paham dengan Jonathan .
Jika aku adalah dia, aku akan mengambil pisau dapur, dan langsung pergi ke Kediaman Ouyang, untuk memanggil Cynthia Ouyang keluar, lalu mencincangnya. Tentu saja, ini hanya pemikiranku saja. Aku tidak berani melakukan hal yang melanggar hukum.
Diam-diam aku melirik Jonathan , setibanya di tempat parkir. Dia memarkir mobil dengan baik, lalu keluar dari mobil, dan membukakan pintu untukku.
"Lusa, Ibu dan beberapa teman Buddhisnya akan naik gunung untuk berdoa. Nanti, aku akan membawa Bella menemui ibumu." Jonathan selalu melakukan sesuatu dengan sistematis, dia jauh lebih baik dalam hal ini daripada aku.
Aku benar-benar curiga kadang-kadang dalam melakukan sesuatu aku sedikit tidak berpikir panjang dan terlalu gegabah. Jika aku bisa lebih bijaksana, aku tidak akan cekcok dengan ibu mertuaku. Sekarang jika pikirkan, saat bertemu dengan masalah lebih baik dipikirkan berulang kali dulu baru bertindak.
"Aku mengerti," jawab ku. Lalu aku bertanya, "Apakah malam ini kamu tinggal disini?"
“Pulang untuk menjaga Bella .” Selesai berbicara, Jonathan masuk ke dalam mobil, dan langsung pergi tanpa mengucapkan sampai jumpa kepadaku.
Aku mengerti suasana hatinya sedang buruk, meskipun dia berpura-pura baik-baik saja, tetapi dia sangat peduli dengan kematian nenek. Setelah dia mengetahui kebenaran ini, aku tidak tahu bagaimana dia akan berhubungan dengan keluarga Ouyang.
Mungkin dia akan pergi mencari Bibi Lee untuk mencari tahu kebenaran dulu, tapi ini hanya kesimpulanku saja.
Aku menekan tombol lift, dan naik ke atas. Sepanjang malam aku bergolek-golek di atas tempat tidur.
Aku hanya tahu waktu yang aku lalui sangat panjang dan menyedihkan. Dengan tidak mudah aku menjalani hari-hariku hingga lusa tiba. aku mendapatkan telepon dari Jonathan yang mengatakan dia sudah dalam perjalanan membawa Bella kemari, dan memintaku menunggunya di pintu masuk komplek.
Jonathan menjemputku bersama Bella , lalu kami pergi ke rumah ibu bersama-sama, Kemunculan Bella membawa banyak kebahagiaan bagi keluarga Mo. Kakak ipar sangat menyukai Bella , melihat sorot mata bahagia di matanya, aku mengerti dia sangat ingin memiliki anaknya sendiri.
Mulut Bella sangat manis, dia tidak berhenti memanggil paman dan bibinya.
Saat aku membawa Bella pergi menemui ibu, ibuku sudah bersiap untuk menyambut Bella, dia sudah mendengar suara riuh di luar, suasana yang hanya ada saat ada anak kecil.
“Bella, sini, biarkan nenek melihatmu.” ibu melambai dan menyuruh Bella lebih mendekat.
Tubuh kecil Bella bergerak menghampirinya, ibu melihat wajah kecil Bella sambil tersenyum, dia tidak berani menyentuhnya, setelah mengamatinya sebentar, dia berkata, "Mata dan hidungnya mirip dengan Jonathan, mulutnya mirip denganmu, jelek.
“Mulutku mana jelek.” Aku melihat ibuku sambil tersenyum, sejak kecil begitu dia membahas mulutku, dia selalu mengatakan arah bibirku terbalik. Saat orang lain tertawa bibir mereka mengarah ke atas, sedangkan aku mengarah ke bawah.
“Nenek, apakah kamu tidak enak badan?” Bella melangkah maju dan mengenggam tangan ibu yang penuh dengan keriput sambil bertanya dengan suara rendah.
Begitu mendengar suara Bella , pelupuk mata ibu sedikit memerah. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nenek sangat sehat, Bella benar-benar anak yang baik."
Tangan ibu menyentuh wajah kecil Bella dengan lembut dan penuh haru, tapi tiba-tiba terdengar suara yang keras dari luar, sepertinya Ibu Jonathan datang.
Aku terkejut dan langsung mengandeng tangan Bella untuk pergi membuka pintu. Aku melihat Ibu Jonathan menerobos masuk dan langsung menarik Bella sambil berkata dengan marah: "Seperti dugaanku, hari ini kelopak mataku tidak berhenti melompat. Tak ku sangka kalian membawa Bella pergi menemui orang yang sedang sekarat ini di saat aku sedang pergi berdoa, . "
“Ibu, tolong kendalikan ucapanmu.” Aku menahan semua amarahku dan memperingatkannya dengan suara rendah.
“Kenapa aku harus mengendalikannya?” Ibu Jonathan mendorongku, dia langsung melangkah maju, dan memaki ibuku: “Kamu sebagai orang tua benar-benar keterlaluan, jelas-jelas kamu tahu kamu akan segera mati, dan penyakitmu ini membawa sial, kamu marah berani membiarkan Christine Mo membawa Bella kemari. Kulit anak kecil masih rentan, kamar mu ini memiliki sangat banyak bakteri, kalian ... benar-benar berhati busuk. "
"Besanku ..." Ibu berusaha menopang tubuhnya untuk memberikan penjelasan.
"Jangan panggil aku besanmu. Christine Mo kalian sangat hebat. Kami Keluarga Yi tidak berani mengakui menantu seperti dia. Aku beritahukan kepadamu, jika terjadi sesuatu kepada Bella, aku tidak akan mengampuni keluarga kalian." Ibu Jonathan tidak memberi muka kepada siapa pun, Jonathan masuk dan mencoba menariknya, tetapi dia mendorongnya.
"Jonathan Yi , kamu dengarkan baik-baik, mulai hari ini, tanpa seizinku, kamu tidak boleh membawa Bella keluar, jika kamu berani membawanya pergi, aku akan mati dihadapanmu."
Melihat keributan yang di timbulkan oleh Ibu Jonathan, sekujur tubuh Ibuku gemetaran karena marah, wajahnya tiba-tiba berubah, bibirnya menjadi ungu kebiruan, "Christine ... Christine ..." Ibuku memanggil namaku dua kali, aku melangkah maju, ibuku mengenggam tanganku dengan kencang, lalu perlahan-lahan dia memejamkan matanya.
Ibu Jonathan melirik dengan sudut matanya lalu dia mencibir: "Siapa yang tidak bisa berpura-pura kasihan, baru berbicara dua kata saja sudah begini, berpura-pura untuk di lihat siapa?"
"Ibu ..." aku berteriak memanggilnya, tetapi dia tidak merespon. aku langsung menelepon 120, air mataku tidak terbendung lagi dan lansung bercucuran.
Melihat semua ini, Ibu Jonathan merasa situasi saat ini sangat tidak baik, jadi dia langsung membawa Bella pergi.
Ambulans datang dan membawa ibuku untuk diselamatkan. Ketika dia berada di dalam mobil ambulans, dia bangun sekali dan melihatku sambil tersenyum, air mata di sudut matanya mengalir. Aku berkata sambil mengenggam tangan ibuku dengan erat, aku memohon kepadanya untuk bertahan, aku masih belum membawanya pergi mengunjungi pegunungan dan sungai di tanah air jadi dia harus bertahan.
Aku tidak menyangka pertemuan Bella dengan neneknya hari ini menjadi pertemuan terakhir mereka.
Aku menangis dengan sedih di koridor UGD rumah sakit, seperti orang gila aku melepaskan diri dari pelukan Jonathan dan bergegas keluar dari rumah sakit dan pergi ke villa Keluarga Yi. Begitu aku sampai di ruang tamu, aku melihat Ibu Jonathan bermain dengan Bella seakan tidak terjadi apa-apa.
Aku menatap wanita tua di depanku, aku sangat sabar dengannya, tetapi karena anak dia membuat ibuku marah hingga meninggal.
Melihatku datang dalam keadaan marah, Ibu Jonathan langsung menyuruh pelayan membawa Bella pergi, setelah itu dia melangkah maju dan menatapku sambil berkata, "Ada apa?"
“Apakah perlu seperti ini?” Mataku memerah, aku menggertakkan gigiku dan menatap Ibu Jonathan dengan marah.
"Apa maksudmu?"
“Ibuku sudah mati, sekarang kamu sudah bahagia.” Hatiku sangat sakit, melihat ekspresi wajah Ibu Jonathan yang tenang, aku sangat ingin dia membayar nyawa ibuku.
"Aku tidak merasa bahagia ataupun tidak bahagia, ibumu mati apa hubungannya denganku. Terlebih dengan penyakitnya itu cepat atau lambat dia akan mati. Mati lebih cepat malah membuatnya lebih cepat terlepas dari penderitaan." Ketika Ibu Jonathan mengatakan seakan semua ini adalah hal yang lumrah, aku menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
Aku masih ingat saat pertama kali aku bertemu Ibu Jonathan, dia sangat lembut, tapi sekarang, kenapa dia berubah menjadi begitu picik dan jahat, ibuku tidak pernah memiliki masalah dengannya, kenapa dia bahkan tidak memiliki sedikitpun rasa empati.
Apakah karena aku, jadi dia memperlakukan ibuku seperti itu?
“Kamu tidak menyukaiku, kamu boleh membenciku, kenapa kamu harus mengatakan hal seperti itu di rumahku?” Aku menahan air mataku, mataku mati-matian membendung agar air mataku tidak keluar.
"Apa yang salah dengan ucapanku, jika kamu tidak diam-diam membawa Bella ke rumah ibumu, aku tidak akan pergi ke rumah ibumu." Ibu Jonathan menatapku dengan jijik, "Kamu tidak bisa menyalahkanku atas kematian ibumu, kalau kamu mau menyalahkan salahkan dirimu sendiri." "
Air mataku mengalir tanpa mengeluarkan suara, aku menarik napas, untuk menenangkan emosiku, "Ibu, ini terakhir kalinya aku memanggilmu dengan sebutan ini, tolong ingat, Bella adalah putriku, kamu tidak berhak merampas hak seorang ibu untuk bertemu dengan putrinya, Aku selalu menghormatimu dan menghargaimu, tetapi kamu menganggap rasa hormatku kepadamu sebagai rasa takutku terhadapmu, kalau begitu aku akan memberitahumu sekarang aku akan membawa Bella pergi dengan terbuka. "
“Kamu berani ?” Ibu Jonathan meneriakiku dengan keras, “Aku tidak akan membiarkanmu kecuali kalau aku mati.”
“Kalau begitu kamu pergi mati saja, kenapa kamu tidak pergi mati?” Aku berteriak seperti kehilangan akal, aku tidak tahu kenapa aku mengatakan kata-kata sekejam itu, tetapi wanita ini telah membuat ibuku marah hingga mati, seharusnya dia merasa bersalah, dan bukannya menidas orang dengan sombong seperti sekarang ini .
“Christine Mo, bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu kepada Ibu?” melihatku pergi dengan gegabah Jonathan yakin aku pasti pergi ke Kediaman Yi, tetapi dia tidak menyangka bergitu dia masuk dia mendengar aku mengatakan kata-kata seperti itu.
Aku meliriknya, sambil tertawa dengan sinis dan berkata, "Seperti yang kamu lihat, dan dengar, aku adalah wanita yang sangat kejam, aku tidak pernah mengatakan betapa baiknya diriku, kalian pikir aku akan diam saja membiarkan diriku ditindas?"
“Minta maaf kepada Ibu.” Jonathan melangkah maju dan mendorong lenganku dengan lembut.
"Baik, aku akan minta maaf kepada ibumu, tapi kamu harus meminta ibumu meminta maaf kepada ibuku." Aku menatap Jonathan Yi dengan serius, "Bisakah kamu melakukannya?"
Aku bisa mengalah, tetapi bukan mengalah tanpa syarat.
“Christine Mo, kenapa kamu begitu keras kepala?” Jonathan berkata dengan tidak berdaya, tatapan matanya penuh dengan ketidakberdayaan.
Aku tahu dia mencintai ibunya. Aku juga sama, aku juga mencintai ibuku. Awalnya aku mengira aku bisa menemani ibuku berjalan-jalan, meskipun hanya satu bulan, satu minggu, atau bahkan satu atau dua hari, tetapi aku tidak menyangka pada akhirnya ibuku meninggal dengan penyesalan.
“Jonathan Yi , kamu teruskan cintai ibumu!” Aku menertawakan diriku sendiri, sepertinya aku datang dengan garang, tapi pada akhirnya harus pergi dengan menundukkan kepala.
Saat aku berbalik dan hendak pergi. Jonathan mengenggam pergelangan tanganku dan bertanya, "Kamu mau pergi ke mana?"
Aku menunduk sambil tersenyum.
Novel Terkait
Dark Love
Angel VeronicaI'm Rich Man
HartantoInventing A Millionaire
EdisonBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Cold Wedding
MevitaLelaki Greget
Rudy GoldMy Perfect Lady
AliciaWaiting For Love
SnowMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)