Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 201 Alat Keamanan Diri
“Tidak ada apa-apa ?" Aku segera bereaksi dan tersenyum pada Jonathan.
Sepertinya Jonathan sudah mulai mencurigai, dia bukanlah orang bodoh, bagaimana mungkin dia tidak tahu perilaku Charles Ouyang, lalu dia segera bertanya : "Apakah dia melakukan sesuatu kepadamu ?"
Aku terkejut dan langsung menggelengkan kepala, "Tidak."
"Berbohong lagi." Jonathan langsung bisa menebak isi pikiranku. Setiap kali aku panik, aku langsung berdiri tegak dan menggelengkan kepala dengan cepat, kebiasaan ini sulit diubah. Aku rasa mungkin aku bisa mengatasi kebiasaan ini ketika aku benar-benar ingin menyembunyikan sesuatu.
"Sudahlah, aku akan pergi bekerja." Aku tidak ingin membicarakan hal yang tidak menyenangkan pada saat bekerja.
Baru saja ingin beranjak pergi, Jonathan memberiku tugas lain. Dia mengatakan bahwa istri dari klien Italia waktu itu akan datang mengunjungi Kota F, dan Jonathan memintaku untuk menemani istri dari klien Italia tersebut.
Aku memandang Jonathan dengan tak berdaya dan berbalik bertanya : "Apakah aku terlihat seperti seorang yang memiliki banyak waktu luang ?"
Dia menggelengkan kepala, "Orang sibuk, orang yang sangat sibuk."
"Jadi orang sibuk harus menemani orang yang memiliki banyak waktu luang ?" Aku mengerutkan kening, aku tahu bahwa jika aku terus mengomel, itu juga tidak akan mengubah keputusan Jonathan, tetapi aku senang bisa mengomelnya.
Keesokan harinya aku pergi ke bandara untuk menjemput istri tamu tersebut. Aku tidak menyangka bahwa istri dari orang asing waktu itu adalah orang Tiongkok, bahkan dia adalah seorang wanita yang cantik.
Ketika dia melihatku, dia menyapaku dengan sangat ramah. Aku bertanya kepadanya apakah dia bisa berbahasa mandarin, dia menjawab bisa.
Aku akhirnya mengerti mengapa kali ini Jonathan tidak menggunakan penerjemah, dia mengatur semuanya dengan sangat baik.
Ketika aku mengantar tamu ini untuk check-in ke hotel, dia mengatakan sesuatu kepadaku saat dalam perjalanan : "Aku mendengar bahwa Hotel Imperial di Kota F sangat bagus, aku ingin tinggal di lantai tertinggi hotel tersebut untuk melihat pemandangan indah seluruh Kota F."
Hotel Imperial lagi ? Aku selalu memiliki firasat buruk setiap kali pergi ke sana.
"ANGEL, sebenarnya ada banyak hotel yang bagus di kota F, mengapa kamu harus...." ANGEL langsung menyela pembicaraanku.
"DEAR, aku sudah memeriksa informasinya sebelum aku berpergian, hotel Imperial adalah hotel yang terbaik." ANGEL sangat keras kepala, mungkin karena pengaruh telah tinggal lama di luar negeri.
Aku tidak membantah keinginannya, jika dia ingin tinggal di sana, maka biarkanlah dia tinggal di sana.
Mobilku mulai melaju perlahan di jalan, aku membawanya ke hotel untuk beristirahat sejenak. Setelah check-in, aku memberitahu ANGEL bahwa aku akan menjemputnya besok pagi dan akan membawanya pergi berjalan-jalan.
Ketika aku berbalik badan dan bersiap untuk pergi, ANGEL menghentikanku dan memberiku sebotol kecil yang sangat indah, aku memandangnya dengan bingung dan bertanya : "Apa ini ?"
"Alat keamanan diri."
"Untuk apa kamu memberiku ini ?" Aku semakin bingung.
"Kamu perlu ini karena kamu sangat cantik, aku masih memiliki banyak botol di sini, dan satu untuk kamu." Ekspresi ANGEL sangat serius hingga membuatku malu menolaknya.
"Baiklah, terima kasih." Setelah aku mengucapkan terima kasih, aku membiarkannya berisitirahat dengan baik supaya besok memiliki energi untuk pergi berjalan-jalan.
Setelah aku mengucapkan selamat tinggal, aku pergi meninggalkan ruangannya dan naik lift. Baru saja turun sekitar tujuh lantai, pintu lift terbuka, dan seorang wanita yang terbalut selimut berlari masuk ke dalam lift, mulutnya dipukuli hingga berdarah, dan rambutnya berantakan seperti sarang burung.
Ketika pintu lift hendak ditutup, sebuah tangan besar tiba-tiba menahan pintu lift dan pintu lift dibuka paksa oleh tangan besar itu. Aku melihat dan ternyata itu adalah Charles Ouyang, dia bergegas keluar hanya dengan mengenakan celana dalam.
"Dasar murahan...." Belum selesai dia berbicara, dia melihatku dan langsung tertawa ironis sambil berkata : "Mengapa kemanapun aku pergi selalu bertemu denganmu ?"
Seharusnya aku yang menanyakan kalimat ini. Sudah kutebak bahwa akan ada hal-hal buruk yang terjadi di Hotel Imperial, ternyata hal buruk yang terjadi adalah bertemu dengan orang yang tidak benar seperti dia.
Aku tidak ingin merespon pertanyaannya, dan tidak ingin peduli dengan wanita yang bersedia ke tempat ini untuk melakukan hal tak tahu malu dengan Charles Ouyang.
Charles Ouyang melangkah maju, mengulurkan tangannya dan menjambak rambut panjang wanita itu serta menariknya dengan paksa. Ketika wanita itu mengeluarkan suara, aku terkejut dan segera menatap wanita malang itu dan bertanya dengan kaget : "Vivian ?"
Vivian tidak berani mengangkat kepalanya, dan semakin rendah menundukkan kepalanya, serta menarik semakin erat selimut yang terbalut ditubuhnya itu.
Pada saat ini, Charles Ouyang meledek dan berkata dengan sembrono : "Ternyata kamu mengenalinya, kamu memiliki penglihatan yang bagus, masih bisa mengenalinya meskipun sudah dipukuli seperti ini, Hei marga Mo, kamu hebat."
Dia masih bisa tertawa setelah memukuli seorang wanita hingga seperti ini, aku menatap Charles Ouyang dengan tatapan dingin dan memarahinya : "Apakah kamu masih seorang laki-laki ?"
Vivian menangis sambil menundukkan kepala, rambutnya yang berantakan itu menutupi wajahnya.
"Apa urusanmu ? Dia adalah wanita Jonathan Yi dan wanita ayahku, sekarang adalah giliranku untuk mempermainkannya." Selesai berbicara, dia berusaha menarik keluar Vivian dengan kuat.
Vivian menolaknya, selimut di tubuhnya jatuh, dia telanjang, tampak tak berdaya dan terus ditarik.
Awalnya aku mengatakan pada diriku sendiri untuk tidak mencampuri urusan orang lain, tetapi ketika aku melihat martabat wanita itu diremehkan dan senyum nakal Charles Ouyang, membangkitkan amarahku.
Vivian akhirnya meminta bantuan.
Ketika pintu lift hendak ditutup, sepasang matanya yang tak berdaya itu berhadapan dengan mataku, air matanya yang mengalir keluar dan luka di wajahnya itu membuat hatiku tersentuh. Akhirnya aku bergegas keluar sebelum pintu lift tertutup.
"Charles Ouyang, lepaskan Vivian." Aku berteriak keras.
Teriakkanku menghentikan langkah Charles Ouyang, mata nakalnya menatapku dan berkata : "Baik, aku akan melepaskannya, tetapi kamu harus menemaniku."
Aku membungkukkan badan dan mengambil selimut yang terjatuh di lantai. Aku melangkah maju dan membungkus tubuh Vivian, "Lepaskan dia, semuanya akan mudah dibicarakan."
Vivian menatapku dengan penuh rasa terima kasih.
Charles Ouyang menatapku dengan bingung dan bertanya : "Hei yang bermarga Mo, apakah kamu tahu siapakah wanita ini ? Dia adalah cinta pertama suamimu, kekasih ayahku. Wanita murahan seperti dia harus diperlakukan dengan cara yang lebih kejam, apakah kamu bersedia menemaniku demi dia ?"
"Bukan demi dia." Aku menyambut tatapan Charles Ouyang dan melangkah maju mendekatinya, "Yang kamu siksa bukanlah tubuh Vivian, melainkan martabat seorang wanita. Jika kamu ingin bersenang-senang, kamu bisa bersenang-senang dengan cara yang lebih bagus, mengapa kamu menyiksanya seperti ini ?"
"Karena dia murahan." Mata Charles Ouyang melebar dan menatapku dengan tidak puas, "Wanita murahan harus disiksa."
"Lepaskan dia, aku akan menemanimu." Aku berpura-pura tenang, tetapi sebenarnya aku sangat ketakutan, aku sedikit curiga dengan IQ aku, mengapa aku harus mencampuri urusan semacam ini.
Aku melihat Charles Ouyang melepas tangannya, dan Vivian segera bersembunyi di belakangku, meraih bajuku.
"Mari kita ke kamar." Charles Ouyang menatapku dengan nakal, "Apakah aku harus menggendongmu masuk ke dalam kamar atau kita lakukan saja di sini."
"Charles Ouyang, aku ingat bahwa sepertinya kamu selalu ingin mengambil keuntungan dariku, tetapi kamu selalu tidak berhasil mendapatkannya, aku rasa hari ini kamu juga tidak akan berhasil." Aku tersenyum tipis.
"Apakah kamu pikir aku tidak bisa menaklukkanmu ?" Charles Ouyang sudah mengetahui caraku menghadapinya pada waktu lalu dan dia pasti sudah mengantisipasi. Ada sebuah pepatah mengatakan "kebetulan".
Aku masih merasa bahwa itu tidak berguna ketika ANGEL memberikanku sebotol alat keamanan diri, dan sekarang aku merasa itu sangat berguna.
"Aku ingin memberimu sesuatu, tolong buka matamu lebar-lebar." Aku mengangkat alisku dan sengaja memberi senyuman yang lembut.
Ternyata Charles Ouyang sangat patuh terhadap perkataanku, dia menatapku dengan mata lebar, aku menyemprotkan sebotol alat kemanan diri itu ke matanya dan dia langsung berteriak kesakitan. Aku menarik Vivian dan menekan tombol lift dengan kecepatan tercepat, lalu masuk dan meninggalkan Charles Ouyang.
Ketika pintu lift tertutup, aku mendengar Charles Ouyang berteriak : "Hei marga Mo, tunggu pembalasanku, aku bersumpah, suatu hari, kamu akan membayar harga atas perbuatanmu hari ini."
Setelah memasuki lift, aku melepaskan tangan Vivian dan berdiri di samping.
"Nona Mo, terima kasih." Vivian berkata dengan suara tercekat. Ketika dia melihatku tidak berbicara, dia berkata lagi : "Tasku, ponselku, dan kartu bank semuanya ada di lantai atas...."
Aku melirik ke arahnya dan bertanya : "Apakah kamu ingin aku membantumu mengambil semua barang-barangmu di lantai atas ?"
Dia segera menggelengkan kepalanya dan menjawab : "Aku tidak bermaksud seperti itu."
Aku menatapnya dengan tatapan tajam, "Kamu harus mengerti, jika bukan karena kebetulan aku melihat kejadian yang mengerikan ini, aku tidak akan peduli sama sekali. Karena semua ini adalah akibat dari perbuatanmu sendiri. Ketika kamu mempermainkan para pria, kamu harus tahu bahwa suatu hari para pria tersebut akan mempermainkanmu juga."
Vivian terdiam, bibirnya mengencang dan menangis dengan sedih, "Jika nasibku sebaik kamu, haruskah aku menjual diri ?"
Kalimat ini menghantamku, nasib sangat bisa mempermainkan orang. Nasib telah mempermainkan wanita ini, dan aku telah melukai hati wanita ini. Aku terdiam, dan suasana hatiku terasa rumit.
"Tidak perlu naik ke atas, buatlah kartu baru dan belilah ponsel baru. Aku tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi setelah naik ke atas, jadi aku tidak akan mengambil resiko ini." Aku menjawab dan Vivian mengangguk.
"Aku tahu, aku ingin kamu membelikanku sebuah pakaian, aku tidak bisa keluar dengan keadaan seperti ini."
Aku menyadari bahwa aku baru saja berbicara terlalu cepat dan lupa memperhatikan keadaannya. Memang benar, cuaca begitu dingin, tidak mungkin membiarkan dirinya keluar dengan bungkusan selimut dan tanpa alas kaki.
Aku membawa Vivian ke tempat parkir, membawanya keluar dari hotel Imperial, kemudian membelikannya pakaian dan sepatu untuknya.
Ketika aku melihat jelas wajah Vivian, aku benar-benar terkejut oleh luka di wajahnya itu.
Dia tersenyum malu kepadaku dan berkata : "Terima kasih."
Hatiku tersentuh dan menggelengkan kepala : "Tidak perlu berterima kasih, mungkin ini sudah ditakdirkan Tuhan untuk membiarkanku menolongmu."
Siapa yang dapat mengira bahwa baru saja seseorang memberiku sebotol alat keamanan diri, dan langsung terpakai.
"Apakah kamu ada waktu, bisakah kamu menemaniku minum secangkir kopi sebelum pergi ?" Vivian menatapku dengan ragu-ragu dan suaranya bercampur dengan kesedihan. Awalnya aku ingin kembali ke kantor, namun setelah mendengar suaranya itu, aku langsung menyetujuinya.
Kita duduk di sebuah kafe terdekat, dia sedikit terganggu dengan pandangan orang lain di sekitarnya. Aku mengerti mengapa dia selalu menutupi wajahnya, wajahnya telah dilukai seperti ini, tentu saja dia akan memperhatikan penampilannya sendiri.
Aku memulai bertanya kepadanya : "Kenapa kamu memiliki hubungan dengan Charles Ouyang ?"
"Dia mencariku." Vivian menjawab.
"Dia mencarimu, dan kamu langsung menemuinya ?" Aku terkejut.
Vivian menggelengkan kepala, "Dia mengatakan kepadaku bahwa kak Frederik ingin menemuiku di hotel Imperial. Awalnya aku mencurigainya, tetapi karena berpikir bahwa dia adalah putranya Kak Frederik, maka aku tidak begitu mengantisipasinya."
"Apakah kamu sudah pisah dengan Frederik Ouyang ?" Aku menebak.
Vivian mengangguk, "Sudah pisah, dia berpisah denganku tanpa alasan. Ketika dia mencintaiku, dia menganggapku sebagai orang kesayangannya, ketika dia tidak mencintaiku lagi, dia menganggapku seperti sampah. Aku tidak bisa menerima perlakuannya terhadapku, aku pergi ke Hotel Imperial untuk bertanya dengan jelas kepadanya, dia menganggapku seperti apa ?"
Aku menatap Vivian dengan tatapan tak berdaya, aku tidak tahu harus menggunakan kata-kata apa untuk mendeskripsikan suasana hatiku saat ini.
Novel Terkait
Love Is A War Zone
Qing QingHei Gadis jangan Lari
SandrakoLove and Trouble
Mimi XuCinta Yang Tak Biasa
WennieHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)