Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
Ujung mata Vivian muncul air mata, “tidak ada kamu, aku hidup sangat sengsara.”
Selesai berkata, sepasang mata dia dengan erat menatap aku, dia melihat aku, berkata: “nona Mo, nyawa aku sudah mau berakhir, mungkin sudah tidak bisa hidup sampai tiga bulan, apakah kamu boleh membiarkan Jonathan beberapa saat ini menemani aku?”
Mata dia yang ada air mata melihat aku, Jonathan membalikkan kepala juga melihat aku.
Aku sama seperti seorang bodoh berdiri saja, kemudian melihat, maksud Vivian adalah menyuruh aku meminjamkan suami aku selama tiga bulan untuk dia?
Aku sudah gila baru akan meminjamkan, dia mau mati pergi mati saja, aku tidak ada perasaan belas kasihan, aku ini adalah hati yang bermaksud dia pantas mati, adalah ingin melihat setiap orang ketiga yang merusak rumah tangga orang lain tidak ada hasil baik.
“Christine Mo tidak akan keberatan.” Jonathan ternyata sudah mewakili aku menyetujui, aku terkejut dua detik, ujung mulut sedikit gemetar, menjawab berkata: “benar, Jonathan saja sudah menyetujui, aku juga tidak ada alasan untuk menolak. Nona Ling, memelihara kesehatan dengan baik, akan panjang umur.”
Selesai berkata, aku dengan dingin membalikkan badan, ujung mulut yang terpaksa mengeluarkan sedikit senyuman disaat membalikkan badan segera menyimpan, menghilang kembali.
Jonathan Yi, kamu sudah memikirkan aku Christine Mo terlalu berlapang dada, aku sama sekali tidak akan menyetujui permohonan yang begitu tidak masuk akal, hati wanita terlalu sempit, tidak bisa menerima sedikit bekas.
Jika dalam hati kamu tidak bisa menaruhkan Vivian, ingin menemani dia, jika begitu kamu menemani dia dengan baik-baik.
Aku turun lantai bawah, mengangkat kepala melihat gedung tinggi rumah sakit itu, melihat kaca yang gedung lantai enam, aku membalikkan badan ingin pergi meninggalkan.
“Christine Mo……” Jonathan dibelakang aku teriak nama aku.
Aku membalikkan kepala, melihat dia, hanya melihat dia mendekat kemari, menjelaskan berkata: “Vivian penyakit jantung bawaan sejak lahir, tidak boleh marah, kali ini penyakit jantung kambuh, kondisi lebih parah lagi.”
“Tahu.” Aku dengan dingin menjawab, “jika tidak ada urusan, aku pulang.”
Selesai berkata, aku membalikkan badan, lengan tangan malah ditarik oleh Jonathan, “kamu seperti ini, sangat jelas adalah marah.”
Langkah kaki aku berhenti tiga detik ditempat semula kemudian, pelan-pelan membalikkan badan, melototi Jonathan, berkata: “apakah aku boleh marah? Apakah aku ada hak untuk marah? Kamu menemani dia melihat bintang, memasak untuk dia makan, sekarang masih mau menemani dia melewati waktu yang tersisa, kalian mau menciptakan romantis, aku tidak bisa mengurus, juga tidak sanggup mengurus, aku mundur keluar, apakah boleh?”
Aku semakin bicara semakin gairah, melempar lengan tangan, tidak ingin membiarkan Jonathan menarik.
“Kamu marah lagi.” Jonathan mengingatkan aku.
Aku disindir oleh perkataan dia dalam sejekap tenang kembali, aku gemetar mengangkat ujung mulut, menyindir berkata: “betul, aku terlalu licik, sudah marah lagi, Vivian adalah putri yang mulia, kamu pergi menghibur dia, pergi menjaga dia, tidak perlu mengurus wanita yang tidak masuk akal seperti aku ini.”
“Christine Mo……” Jonathan tetap menarik lengan tangan aku dengan erat, takut sekali melepas, aku akan seperti orang gila kabur keluar, mempengaruhi kota.
Dia lupa satu hal, aku Christine Mo adalah seseorang yang mengerti mengontrol diri sendiri, siapa yang bisa membuat aku gila, aku juga tidak akan tinggal diam terhadap pihak lawan.
“Lepaskan aku.” aku dengan keras teriak sekali.
“Suasana hati kamu terlalu gairah.” Jonathan tidak tenang berkata, “aku mengantar kamu pulang.”
“Tidak perlu.” Aku tidak terima niat baik dia, dia ingin menemani cinta pertama pergi saja, cinta pertama adalah sulit dilupakan, aku mengerti, aku sangat mengerti, cinta pertama dia masih adalah seseorang yang sangat kasihan, rupa orang cantik yang sakit-sakitan, sampai aku sebagai wanita ini kelihatan juga akan sakit hati, apalagi lelaki.
“Aku mengantar kamu.” Dia memaksa menarik aku, tidak peduli aku meronta-ronta bagaimana, dia menarik aku sampai keatas mobil dia, mengantar aku pulang keluarga Yi.
Turun mobil, aku tidak peduli naik kelantai atas, dia mengikuti dibelakang.
Aku berkata terhadap diri sendiri, kali ini aku pasti tidak akan mengalah, piagam wanita yang paling berlapang dada apa, membual apa, membawa aku pergi jalan-jalan apa, beberapa hal ini terhadap aku sudah tidak ada gunanya.
Aku masuk pintu kamar, melempar dengan kencang, Jonathan juga berjalan masuk, pulang sampai rumah, tidak ada ditempat umum, aku seperti kuda liar yang terlepas, tidak ada ikatan sama sekali.
“Kamu untuk apa kembali kamar, kamu tidak buru-buru pergi menemani nona Ling itu yang nyawanya hanya tinggal menghitung waktu.” Aku lumayan jahat, perkataan keluar dari mulut, sedikit pun juga tidak segan.
“Christine Mo, aku dengan Vivian hanya teman.” Jonathan melihat aku begitu gairah, takut aku akan terjadi sesuatu, tidak berani gampang meninggalkan. Aku tahu, satu sisi adalah cinta pertama, satu sisi adalah aku yang sedang hamil.
“Aku tidak peduli apakah kalian adalah teman, tidak ada urusan dengan aku, kamu saja sudah mewakili aku menyetujui menemani nona Ling, jika begitu kamu pergi saja, kamu masih mengurus aku untuk apa, cepatan pergi!” aku menunjuk pintu, dengan marah berteriak, air mata mengikuti ujung mata aku mengalir turun.
Mengapa setiap kali hari baru saja mau membaik, harus muncul beberapa orang beberapa masalah datang merusak semua yang ada.
Aku sudah terlalu pelit, aku sama sekali tidak mengizinkan dalam hidup Jonathan masih ada bayangan cinta pertama dia, dan dia ternyata mewakili aku menyetujui menemani Vivian, aku tidak bisa menerima.
Jonathan sudah berdiam, dia dibuat marah oleh sikap aku, tetapi dia malah menahan.
Dia selalu begini, atau tidak bicara, atau tidak berkata sangat banyak, aku tidak tahu pernikahan kami apakah benar-benar sudah masuk gang mati, benar-benar sangat lelah.
Dia menayangkan dengan lelah, aku berpura-pura juga lelah.
Aku pikir, jika bukan Bella dan anak didalam perut aku, aku mungkin akan ribut bercerai dengan Jonathan.
Tetapi dua kata bercerai ini aku tidak ingin berkata keluar dari dalam mulut aku, meskipun ribut separah apapun aku juga tidak berkata, karena anak.
“Kamu tenangkan diri sebentar, menjaga diri kamu sendiri.” Selesai berkata, Jonathan membuka pintu keluar, aku bisa mendengar suara menyetir mobil meninggalkan keluarga Yi.
Aku berdiri ditempat semula sangat lama, dengan lemah mengalir air mata.
Didalam hati Jonathan, posisi Vivian tidak salah duga lebih tinggi dibanding aku, lebih tinggi dari segalanya.
Dia dengan masa lalu dia ada sangat banyak keindahan, terlalu banyak cinta yang tertinggal pada usia muda, tidak seperti aku wanita yang tidak tahu malu.
Orang dengan orang adalah tidak boleh berbanding, aku ternyata berharap Jonathan bisa melupakan Vivian, aku benar-benar sangat lucu.
Aku pelan-pelan melap air mata diujung mata, membuka pintu kamar, turun lantai bawah, duduk ditengah ruang tamu, duduk dengan diam, waktu satu menit satu detik berlalu, aku malah tidak bisa merasakan kepergian dia.
Tiba-tiba sebuah suara yang kenal berbunyi, dengan senang berkata: “aku sudah pulang!”
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiRahasia Istriku
MahardikaMenunggumu Kembali
NovanBehind The Lie
Fiona LeeMy Superhero
JessiMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)