Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)

Ujung mata Vivian muncul air mata, “tidak ada kamu, aku hidup sangat sengsara.”

Selesai berkata, sepasang mata dia dengan erat menatap aku, dia melihat aku, berkata: “nona Mo, nyawa aku sudah mau berakhir, mungkin sudah tidak bisa hidup sampai tiga bulan, apakah kamu boleh membiarkan Jonathan beberapa saat ini menemani aku?”

Mata dia yang ada air mata melihat aku, Jonathan membalikkan kepala juga melihat aku.

Aku sama seperti seorang bodoh berdiri saja, kemudian melihat, maksud Vivian adalah menyuruh aku meminjamkan suami aku selama tiga bulan untuk dia?

Aku sudah gila baru akan meminjamkan, dia mau mati pergi mati saja, aku tidak ada perasaan belas kasihan, aku ini adalah hati yang bermaksud dia pantas mati, adalah ingin melihat setiap orang ketiga yang merusak rumah tangga orang lain tidak ada hasil baik.

“Christine Mo tidak akan keberatan.” Jonathan ternyata sudah mewakili aku menyetujui, aku terkejut dua detik, ujung mulut sedikit gemetar, menjawab berkata: “benar, Jonathan saja sudah menyetujui, aku juga tidak ada alasan untuk menolak. Nona Ling, memelihara kesehatan dengan baik, akan panjang umur.”

Selesai berkata, aku dengan dingin membalikkan badan, ujung mulut yang terpaksa mengeluarkan sedikit senyuman disaat membalikkan badan segera menyimpan, menghilang kembali.

Jonathan Yi, kamu sudah memikirkan aku Christine Mo terlalu berlapang dada, aku sama sekali tidak akan menyetujui permohonan yang begitu tidak masuk akal, hati wanita terlalu sempit, tidak bisa menerima sedikit bekas.

Jika dalam hati kamu tidak bisa menaruhkan Vivian, ingin menemani dia, jika begitu kamu menemani dia dengan baik-baik.

Aku turun lantai bawah, mengangkat kepala melihat gedung tinggi rumah sakit itu, melihat kaca yang gedung lantai enam, aku membalikkan badan ingin pergi meninggalkan.

“Christine Mo……” Jonathan dibelakang aku teriak nama aku.

Aku membalikkan kepala, melihat dia, hanya melihat dia mendekat kemari, menjelaskan berkata: “Vivian penyakit jantung bawaan sejak lahir, tidak boleh marah, kali ini penyakit jantung kambuh, kondisi lebih parah lagi.”

“Tahu.” Aku dengan dingin menjawab, “jika tidak ada urusan, aku pulang.”

Selesai berkata, aku membalikkan badan, lengan tangan malah ditarik oleh Jonathan, “kamu seperti ini, sangat jelas adalah marah.”

Langkah kaki aku berhenti tiga detik ditempat semula kemudian, pelan-pelan membalikkan badan, melototi Jonathan, berkata: “apakah aku boleh marah? Apakah aku ada hak untuk marah? Kamu menemani dia melihat bintang, memasak untuk dia makan, sekarang masih mau menemani dia melewati waktu yang tersisa, kalian mau menciptakan romantis, aku tidak bisa mengurus, juga tidak sanggup mengurus, aku mundur keluar, apakah boleh?”

Aku semakin bicara semakin gairah, melempar lengan tangan, tidak ingin membiarkan Jonathan menarik.

“Kamu marah lagi.” Jonathan mengingatkan aku.

Aku disindir oleh perkataan dia dalam sejekap tenang kembali, aku gemetar mengangkat ujung mulut, menyindir berkata: “betul, aku terlalu licik, sudah marah lagi, Vivian adalah putri yang mulia, kamu pergi menghibur dia, pergi menjaga dia, tidak perlu mengurus wanita yang tidak masuk akal seperti aku ini.”

“Christine Mo……” Jonathan tetap menarik lengan tangan aku dengan erat, takut sekali melepas, aku akan seperti orang gila kabur keluar, mempengaruhi kota.

Dia lupa satu hal, aku Christine Mo adalah seseorang yang mengerti mengontrol diri sendiri, siapa yang bisa membuat aku gila, aku juga tidak akan tinggal diam terhadap pihak lawan.

“Lepaskan aku.” aku dengan keras teriak sekali.

“Suasana hati kamu terlalu gairah.” Jonathan tidak tenang berkata, “aku mengantar kamu pulang.”

“Tidak perlu.” Aku tidak terima niat baik dia, dia ingin menemani cinta pertama pergi saja, cinta pertama adalah sulit dilupakan, aku mengerti, aku sangat mengerti, cinta pertama dia masih adalah seseorang yang sangat kasihan, rupa orang cantik yang sakit-sakitan, sampai aku sebagai wanita ini kelihatan juga akan sakit hati, apalagi lelaki.

“Aku mengantar kamu.” Dia memaksa menarik aku, tidak peduli aku meronta-ronta bagaimana, dia menarik aku sampai keatas mobil dia, mengantar aku pulang keluarga Yi.

Turun mobil, aku tidak peduli naik kelantai atas, dia mengikuti dibelakang.

Aku berkata terhadap diri sendiri, kali ini aku pasti tidak akan mengalah, piagam wanita yang paling berlapang dada apa, membual apa, membawa aku pergi jalan-jalan apa, beberapa hal ini terhadap aku sudah tidak ada gunanya.

Aku masuk pintu kamar, melempar dengan kencang, Jonathan juga berjalan masuk, pulang sampai rumah, tidak ada ditempat umum, aku seperti kuda liar yang terlepas, tidak ada ikatan sama sekali.

“Kamu untuk apa kembali kamar, kamu tidak buru-buru pergi menemani nona Ling itu yang nyawanya hanya tinggal menghitung waktu.” Aku lumayan jahat, perkataan keluar dari mulut, sedikit pun juga tidak segan.

“Christine Mo, aku dengan Vivian hanya teman.” Jonathan melihat aku begitu gairah, takut aku akan terjadi sesuatu, tidak berani gampang meninggalkan. Aku tahu, satu sisi adalah cinta pertama, satu sisi adalah aku yang sedang hamil.

“Aku tidak peduli apakah kalian adalah teman, tidak ada urusan dengan aku, kamu saja sudah mewakili aku menyetujui menemani nona Ling, jika begitu kamu pergi saja, kamu masih mengurus aku untuk apa, cepatan pergi!” aku menunjuk pintu, dengan marah berteriak, air mata mengikuti ujung mata aku mengalir turun.

Mengapa setiap kali hari baru saja mau membaik, harus muncul beberapa orang beberapa masalah datang merusak semua yang ada.

Aku sudah terlalu pelit, aku sama sekali tidak mengizinkan dalam hidup Jonathan masih ada bayangan cinta pertama dia, dan dia ternyata mewakili aku menyetujui menemani Vivian, aku tidak bisa menerima.

Jonathan sudah berdiam, dia dibuat marah oleh sikap aku, tetapi dia malah menahan.

Dia selalu begini, atau tidak bicara, atau tidak berkata sangat banyak, aku tidak tahu pernikahan kami apakah benar-benar sudah masuk gang mati, benar-benar sangat lelah.

Dia menayangkan dengan lelah, aku berpura-pura juga lelah.

Aku pikir, jika bukan Bella dan anak didalam perut aku, aku mungkin akan ribut bercerai dengan Jonathan.

Tetapi dua kata bercerai ini aku tidak ingin berkata keluar dari dalam mulut aku, meskipun ribut separah apapun aku juga tidak berkata, karena anak.

“Kamu tenangkan diri sebentar, menjaga diri kamu sendiri.” Selesai berkata, Jonathan membuka pintu keluar, aku bisa mendengar suara menyetir mobil meninggalkan keluarga Yi.

Aku berdiri ditempat semula sangat lama, dengan lemah mengalir air mata.

Didalam hati Jonathan, posisi Vivian tidak salah duga lebih tinggi dibanding aku, lebih tinggi dari segalanya.

Dia dengan masa lalu dia ada sangat banyak keindahan, terlalu banyak cinta yang tertinggal pada usia muda, tidak seperti aku wanita yang tidak tahu malu.

Orang dengan orang adalah tidak boleh berbanding, aku ternyata berharap Jonathan bisa melupakan Vivian, aku benar-benar sangat lucu.

Aku pelan-pelan melap air mata diujung mata, membuka pintu kamar, turun lantai bawah, duduk ditengah ruang tamu, duduk dengan diam, waktu satu menit satu detik berlalu, aku malah tidak bisa merasakan kepergian dia.

Tiba-tiba sebuah suara yang kenal berbunyi, dengan senang berkata: “aku sudah pulang!”

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu