Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 136 Kembali Single (2)

Saat berada dalam taksi, aku tidak dapat mengontrol air mataku.

Aku tidak pulang ke rumah, melainkan mencari pekerjaan kemana-mana. Menjelang malam, aku masuk ke dalam klub. Di tempat yang kerlap-kerlip dan berisik, aku duduk di bar. Aku memanggil bir dan minum dari awal sampai akhir.

Aku tidak pernah tahu kalau aku bisa minum sebanyak ini. Aku ingin membuat tubuhku mati rasa, tapi tidak disangka otakku malah dipenuhi dengan bayangan si brengsek Jonathan.

Aku ingin mabuk, tapi tidak bisa. Melihat pria dan wanita yang berjalan bolak-balik, kepalaku terasa berat dan aku menahannya dengan tanganku.

"Christine?" tiba-tiba ada seorang pria tinggi besar yang menoleh ke arahku dan memanggil namaku.

Aku menyipitkan mata dengan kabur, menoleh ke arahnya, lalu bertanya dengan agak mabuk, "Siapa kamu? Pria yang datang ke klub seperti ini bukanlah pria baik. Apakah kamu ingin menggodaku?"

"Coba lihat jelas siapa aku?" pria itu melambaikan tangan di depan wajahku.

Aku ingin menggelengkan kepala, membuat pandanganku berubah lebih jelas sedikit, tapi kepalaku terlalu pusing. Aku pun langsung berkata dengan kesal, "Aku tidak kenal kamu, pergi sana."

"Aku adalah David Chen. Dulu kita adalah rekan kerja di perusahaan logistik. Masih ingat tidak?" setelah David Chen mengenalkan diri, aku tersenyum lebar.

"Oh, bocah yang mengendarai keledai kecil." aku tertawa kencang tanpa image sama sekali.

"Ingatanmu lumayan, sudah minum sebanyak ini masih bisa mengingatku." David Chen duduk di sebelahku. Aku tidak terlalu mempedulikannya, hanya melanjutkan minum bir. Minum satu gelas demi satu gelas, lalu bersendawa kencang dan air mataku mengalir turun.

Ketika sekali lagi mengisi penuh gelas dengan bir dan baru mau minum, David Chen menghentikanku dan berkata dengan ekspresi serius, "Kamu tidak boleh minum lagi, kalau minum lagi akan ada masalah."

"Masalah apa?" aku jelas-jelas tahu tapi masih bertanya, "Aku sudah cerai, sudah single, meskipun ada masalah juga normal." selesai berkata, aku lalu menangis dan tersenyum lagi.

"Aku antar kamu pulang." saat David Chen memapah tubuhku berdiri, kakiku lemas dan langsung jatuh ke tubuhnya. Meskipun tubuhku tidak bertenaga, tapi aku masih lumayan sadar.

Aku tidak memberontak, hanya membiarkan David Chen membantuku berjalan keluar dari klub.

Udara di luar klub sangat segar. Dibandingkan dengan udara sesak disertai asap rokok, setelah angin segar bertiup, kepalaku tidak sepusing tadi lagi.

Tiba-tiba, aku ingin muntah, jadi aku dengan cepat mendorong David Chen dan langsung berjongkok di samping untuk muntah.

David Chen menghampiri dan membantuku menepuk-nepuk punggung, membuat aku merasa lebih nyaman.

Setelah muntah, memang tubuhku terasa jauh lebih ringan. Aku mencoba bangun dengan oleng, lalu menatap David Chen yang ada di sebelahku dan bertanya sambil tersenyum datar, "Kenapa kamu bisa ada di klub?"

"Hari ini temanku menraktir makan. Tidak disangka malah bertemu denganmu." David Chen memegang belakang kepalanya dan tersenyum malu ke arahku.

"Benar-benar bodoh." aku mengejeknya tanpa sadar dan membalikkan badan. Di saat akan berjalan, kakiku terasa lemas dan sudah akan jatuh, untungnya David Chen menopangku di saat yang tepat.

"Kamu sudah minum begitu banyak, aku antar kamu pulang saja!" setelah David Chen selesai berkata, aku tertawa.

"Apa masih menggunakan keledai kecil di rumahmu yang lemah itu?"

David Chen menggelengkan kepala. Dia memapahku masuk ke dalam parkiran. Ketika aku melihat pintu mobil Mercedes Benz di hadapanku, David Chen memapahku masuk dan aku langsung menolak.

"Aku tidak duduk di mobil kotor." meskipun aku sedikit pusing, tapi aku masih bisa membedakan yang baik dan buruk. David Chen adalah seorang karyawan. Dalam beberapa tahun ini, mana mungkin bisa mempunyai mobil Mercedes Benz.

"Mobil tidak kotor kok." David Chen tidak mengerti maksudku dan menjelaskan dengan serius.

"Bukannya bilang mobilmu kotor atau tidak, maksudku adalah mobil 'kotor'." aku menunjuk mobil dan sekali lagi berkata.

"Mobil kotor?" David Chen menatapku dengan bingung, "Mananya yang kotor? Coba kamu jelaskan?"

Aku benar-benar dibuat kesal oleh pria yang bodoh ini. Aku menarik napas dalam dan menjelaskan lagi, "Aku curiga mobil ini asalnya dari tempat tidak benar. Aku tidak boleh masuk."

Selesai berkata, David Chen terdiam lama lalu tertawa.

"Aku mengerti kotor yang mana."David Chen tersenyum bodoh. Dia menatapku dengan lucu dan bertanya, "Bisa kamu beritahu aku, bagaimana mata besarmu ini melihat kalau mobilku adalah mobil kotor?"

"David, kamu seorang karyawan, meskipun tidak makan dan tidak minum, dalam beberapa tahun juga tidak mungkin bisa mendapatkan begitu banyak uang. Apakah kamu telah melakukan suatu hal yang jahat?" aku menelan air liur, lalu bersendawa lagi.

"Hari ini kamu sudah minum terlalu banyak. Lain hari aku baru jelaskan padamu. Aku antar kamu pulang dulu." David Chen mendekat, lalu menekan kepalaku, ingin memasukkanku ke dalam mobil.

Aku memberontak sebentar, tidak tahu kekuatan dari mana, aku seketika mendorongnya dan berlari. Setelah berlari beberapa langkah, aku terkejar oleh David Chen. Dia menarikku dan bertanya, "Christine, kamu mau pergi kemana?"

"Aku tidak mau pergi denganmu." efek bir mulai muncul, tubuhku terasa sangat tidak enak. Lambungku terasa seperti diaduk-aduk. Aku ingin memesan taksi, ingin pulang ke rumah.

"Kamu minum sampai seperti ini, sangat berbahaya di luar seorang diri." David Chen tidak mempedulikan pemberontakanku, hanya menarikku kembali ke mobil.

Aku sambil menangis, sambil berteriak, benar-benar kehilangan kendali.

Tiba-tiba di hadapanku muncul seseorang yang familiar. Mungkin aku yang salah lihat. Bisa-bisanya aku melihat Jonathan yang berada di kejauhan, sambil menatapku dengan wajah masam.

David Chen berhenti. Aku menatap Jonathan dan tersenyum padanya.

Jonathan menghampiriku, lalu merebutku dari tangan David Chen.

"Siapa kamu?" David Chen bertanya dengan bingung.

"Suami Christine." jawaban Jonathan membuat aku yang mabuk bengong.

Aku berjalan ke hadapan Jonathan, lalu menggoyang-goyangkan jari telunjuk dan berkata, "Tidak, aku tidak mempunyai suami. Aku adalah seorang wanita single."

"Iya, meskipun suami, itu juga mantan suami." David Chen berani-beraninya berkata seperti ini di hadapan Jonathan. Jadi belum sempat tersadar, David Chen sudah mendapat tonjokkan.

Sedangkan aku ditarik pergi oleh Jonathan.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa aku sedang bermimpi? Kenapa Jonathan bisa ada di sini? Apa dia tidak rela aku pergi, ingin kembali dan rujuk denganku?

Rujuk?

Bagaimana mungkin. Tadi pagi baru bercerai, dan besok sudah rujuk?

Memangnya dia kira biro urusan sipil milik Keluarga Yi?

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu