Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)

“Aku merindukanmu.” Jonathan dengan lembut menyesap cuping telingaku.

Seluruh badanku mati rasa, dengan linglung berdiri di tempat semula, Jonathan membalikkan aku, menunduk kepala menciumku. Mungkin terlalu lama tidak mendapat sesama, begitu dirangsang oleh ciumannya yang sangat mendambakan itu, sel saraf yang di seluruh tubuhku seketika itu juga terangsang.

Aku tidak berhenti merespon ciumannya, lalu dengan alami tertidur di atas ranjang.

Pada saat tangan besar Jonathan satu persatu membukakan kancing yang di baju tidur aku, akal sehat aku membuat aku seketika itu juga bangun kembali, aku memegang tangan Jonathan, membesarkan sepasang mata dan menggelengkan kepala, “Tidak boleh, mesti waktu dua bulan, kalau pulih dengan tidak baik, ketika… … pada saatnya akan ada banyak masalah.”

Jonathan begitu dengar, semangat yang tinggi berkobar-kobar seketika itu juga menurun, dia jatuh di samping, dengan besar terengah-engah, berkata: “Perkataan kamu benar sedikit, aku benar-benar menahan sampai sangat sulit.”

Perkataan serius Jonathan itu membuat aku seketika itu juga ketawa bersuara, aku membalikkan badan, menimpa di badannya, menunduk melihatinya, tangan kecil dengan ringan memegang wajah gantengnya, bertanya: “Apa kamu tidak pernah berpikir untuk mengkhianati aku? ”

“Berkata jujur atau berkata bohong?” Jonathan menaiki alisnya dan bertanya.

“Tentu saja berkata jujur.”

“Tidak ada.” Jonathan menjawab, “Wanita-wanita itu tidak dapat masuk ke dalam pandanganku.”

Aku dengan curiga melihatinya, meskipun Jonathan tidak berpikir, rubah-rubah itu juga akan mengodanya, terutama Vivian.

Kalau ada satu suasana yang sangat bagus, ditambah musik yang romantis, berpikir lagi bermacam adegan dulu, pria sangat mudah terpesona oleh cinta pertamanya.

Hari ini karena masalah Vivian sudah bertengkar sampai tidak senang, sekarang aku tidak akan mungkin di saat ini pergi mengungkit nama perempuan itu.

Aku bangun, pindah dari badan Jonathan dan duduk baik, kancingnya mengancing dengan baik kemudian, berkata: “Aku balik kamar temenin Bernice, tunggu waktu tiba, aku akan memberi isyarat ke kamu.”

“Bagaimana mengisyaratkan?” Jonathan menahan badannya ke atas dan melihati aku.

Aku berpikir sejenak, terpikir satu kode rahasia, berkata: “Sesudah itu kalau aku bilang, suami, malam ayo mandi, itu ya itu… …” Alisku menaik, dengan samar-samar bersenyum.

“Senyumnya begitu murahan.” Jonathan dengan bercanda tertawa.

“Baiklah, kamu pikirkan kode rahasia.” Aku berwajah murung melihatinya.

“Aku tidak dapat memikirkannya, ikuti yang kamu bilang itu saja.” Jonathan tidak ada niat untuk memikirkan hal-hal yang membosankan ini, bagi pria, menangani urusan tanpa ragu-ragu baru gaya penanganan mereka.

Aku balik kamar, aku tidak tau tadi dengan Jonathan begitu apa sudah termasuk baikan.

Bernice masih kecil, begitu sampai tengah malam langsung bangun, kemudian tdak berhenti menyiksa aku, terkadang sampai langit terang, dia baru bisa tidur. Kesulitan membawa anak sudah diluar imajinasi aku.

Terpikir dulu mertua membawa Bella, apa juga seperti aku begitu lelah, dulu aku masih membencinya, sekarang membawa sendiri, menyadari melahirkan bayi dengan membesarkan bayi benar-benar berlainan sama sekali.

Pada saat fajar, aku tidur dengan meniarapkan badannya di pinggir ranjang, ketika Jonathan ingin mengendong aku ke atas ranjang, aku terkejut bangun, mengucek mata, melihat sebentar, bertanya: “Sudah pagi?”

“Satu malam tidak tidur lagi?” Jonathan mengusap rambut cantik aku dengan merasa sayang.

Aku memeluknya dengan merasa kesal hati, menangis dan berkata: “Aku sudah hampir tak tertahan lagi, lihat mata panda aku, tidak perlu gambar garis mata sudah cukup hitam.”

“Membiarkan Bibi Chang yang bawa saja.” Jonathan berkata dengan tidak menganggapnya serius.

“Bibi Chang juga sudah berumur, setiap hari lembur begini siapa yang dapat menahannya. Aku muda, badan masih bisa.” Setelah aku memaksakan diri selesai bicara, ujung mulut Jonathan telah mengeluarkan senyuman yang penuh arti.

“Ternyata kamu begitu memikirkan orang lain?” Jonathan dengan candaan bertanya.

“Istri kamu dari dulu selalu begitu baik hati.” Setelah aku menjawab, tiba-tiba terpikir masalah Christopher Mo, dalam hati muncul kesedihan yang ringan, dengan nada rendah berkata: “Jonathan, kamu pikirkan cara, bantulah abangku!”

“Aku akan menyerahkan semua hal kepada pengacara, mengenai akan bagaimana memutuskan, kamu lebih baik ada persiapan hati.” Jonathan dengan ringan berkata.

Aku bagaimana mungkin tidak tau kesalahan yang dilakukan Christopher Mo kali ini ada seberapa besar, dia tidak merasa bersalah dan tidak perbaiki itu membuat aku sedih berulang kali, tapi aku masih tidak ingin dia dipenjara.

Dulu keras kepala bilang mau lihat dia pergi mati, tapi benar-benar sampai di hari itu, aku pikir aku akan hancur.

Jonathan pergi ke kantor, aku setelah tidur sebentar, kurang lebih sudah pagi jam sepuluh lebih, setelah bangun cuci gosok, lalu pulang rumah ibunya.

Setelah aku membuka pintu, ipar perempuan dengan wajah putus asa melihati aku, berubah antusiasme sebelumnya , dengan dingin bertanya: “Buat apa kamu pulang?”

“Ipar perempuan, aku pulang melihat kamu.” Aku menjawabnya, sudah jelas merasakannya ini karena aku tidak dapat menyelamatkan Christopher Mo, dalam hati ipar perempuan sekarang sudah timbul kerenggangan denganku.

“Aku mana ada yang perlu dilihat, rumah tidak seperti rumah, lelaki juga tidak ada, hidup begini apa gunanya.” Gaya suara putus asa ipar perempuan membuat aku tidak tenang.

“Ipar perempuan, kamu berpikir jauh, ada masalah sudah terjadi, kita seharusnya dengan aktif menghadapinya.” Perkataan menghibur ini begitu keluar, sepasang mata ipar perempuan yang tajam dan galak melotot ke arahku.

“Christine Mo, kamu hanya sisa abang ini saja, kamu kenapa tidak dengan sepenuh hati menolongnya, kamu tau tidak abang kamu kalau masuk penjara, aku akan gila.” Ipar perempuan berlangkah-langkah mendekatiku.

Aku menelan air ludah, melihat depan mata yang rambutnya berantakan itu, perempuan yang pandangannya kabur, telah terkejut.

Perasaan ipar perempuan terhadap Christine Mo sudah diluar imajinasiku, aku benar-benar telah merendahkan seorang wanita yang mabuk cinta, semula Christine Mo begitu terhadapnya, dia masih memilih kembali ke sisi Christine Mo, aku sudah seharusnya mengerti hati ipar perempuan terhadap Christine Mo.

Tapi aku bisa berbuat apa, Christine Mo penyelundupan, tertangkap langsung di tempatnya, bukti orang dan bukti barang lengkap semua.

“Pengacara sudah sedang memikirkan cara untuk membantu Christine Mo.”

Ipar perempuan dengan muram bersenyum, “Aku tidak berharap lagi.”

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu